Kedudukan KPP Bandung Cicadas merupakan pelaksana Direktorat Jenderal Pajak di bidang pelayanan perpajakan. Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung mengacu pada misi Direktorat Jenderal Pajak, sehingga misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas adalah. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas yang membidangi bagian lain.
Pejabat Fungsional Pemeriksa mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan jabatannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan bagian pemeriksaan. Pejabat Fungsional Penilai mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan jabatannya. Tujuan keseluruhan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cicadas Bandung adalah memberikan pelayanan publik yang baik kepada wajib pajak dengan memenuhi segala kebutuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Melaksanakan operasional perpajakan di bidang pengolahan data informasi, administrasi perpajakan, pelayanan, penagihan, pengawasan dan konsultasi, serta pemeriksaan terhadap Wajib Pajak. Melaksanakan kegiatan penyuluhan perpajakan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaksanaan dan kepatuhannya. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif untuk menjawab rumusan masalah bagaimana mendeskripsikan pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan, tarif pajak, mekanisme pembayaran pajak dan kepatuhan wajib pajak UMKM sebagai upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak UMKM di kota Bandung.
Pengetahuan perpajakan, sosialisasi pajak, tarif pajak, mekanisme pembayaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di kota bandung secara parsial maupun simultan.
Desain Penelitian
Berdasarkan proses penelitian pada Gambar III.2 maka desain dalam penelitian ini menurut (Sugiyono, 2018) dapat dijelaskan sebagai berikut. Setiap penelitian selalu dimulai dari suatu masalah, namun dalam penelitian kuantitatif masalah yang diajukan peneliti harus jelas. Maka diperlukan sumber data teoritis yang relevan atau penelitian terdahulu yang digunakan untuk menjawab sementara pertanyaan dalam rumusan masalah.
Membuat hipotesis, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah dengan menggunakan suatu teori, yang kemudian akan diverifikasi secara empiris. Jika populasinya sangat besar dan peneliti mempunyai keterbatasan waktu, dana, dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian sosial biasanya belum ada sehingga peneliti harus membuat atau mengembangkan sendiri agar instrumen tersebut dapat dipercaya maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya.
Setelah instrumen diuji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Karena penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti wajib memberikan saran agar masalah dapat dipecahkan.
Operasional Variabel
Pengetahuan perpajakan sebagai variabel pertama (X1), yaitu informasi yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk bertindak, mengatur strategi perpajakan dan mengambil keputusan dalam kaitannya dengan penerimaan hak dan pemenuhan kewajibannya sebagai Wajib Pajak sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban di daerah. . perpajakan (Ilhamsyah, dkk., 2016). Sosialisasi perpajakan sebagai variabel kedua (X2), yaitu mempelajari suatu nilai, norma dan pola perilaku yang diharapkan oleh sebagian masyarakat sebagai bentuk reformasi agar menjadi organisasi yang efisien dan efektif (Ananda, dkk, 2015). Tarif pajak sebagai variabel ketiga (X3), yaitu persentase (%) atau besarnya (Rupiah) pajak yang terutang oleh wajib pajak menurut dasar pengenaan pajak atau objek pajak (Ananda et al., 2015).
Mekanisme pembayaran pajak sebagai variabel keempat (X4) merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pembayaran pajak (Yusro & Kiswanto, 2014) 2. Kepatuhan Wajib Pajak sebagai variabel terikat (Y) merupakan faktor penting dalam realisasi target penerimaan pajak (Mulyanti & Sunardjo , 2019). Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan indikator, serta skala variabel yang terlibat dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat statistik dapat dilakukan dengan benar.
Untuk dijadikan acuan dalam penelitian yang dilakukan dan dapat diukur untuk pengolahan data selanjutnya maka dilakukanlah penelitian. Pajak (X1) Pengetahuan perpajakan merupakan informasi yang menjadi landasan bagi Wajib Pajak yang digunakan untuk bertindak, menetapkan strategi. Sosialisasi Pajak (X2) Sosialisasi merupakan pembelajaran suatu nilai, norma dan pola perilaku yang diharapkan oleh sebagian masyarakat sebagai bentuk reformasi agar menjadi organisasi yang efektif dan efisien.
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan indikator dan skala variabel terkait dalam penelitian agar pengujian hipotesis dengan alat statistik dapat dilakukan dalam skala besar. Skala yang digunakan dalam mengoperasionalkan variabel-variabel pada Tabel III.1 menggunakan skala ordinal karena data yang digunakan mempunyai tingkatan berganda dan angka yang lebih tinggi mengandung perbedaan (bukan perbedaan yang sama). Dalam variabel operasional ini, seluruh variabel diukur dengan ukuran berupa kuesioner yang sesuai dengan pernyataan tipe Likert.
Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial.
Sumber Data
Populasi dan Sampel A. Populasi Penelitian
Sampel Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Rancangan Analisis Data dan Hipotesis A. Uji Validasi dan Reliabilitas
- Uji Validitas Instrumen
- Uji Reliabilitas Instrumen
Teknik pengumpulan data merupakan langkah terpenting dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada wajib pajak UMKM di kota Bandung.
Observasi dalam penelitian ini yaitu peneliti yang melakukan survey atau observasi langsung terhadap objek penelitian pada UKM yang ada di kota bandung. Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk dijawab oleh responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efektif apabila peneliti mengetahui secara pasti variabel-variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang dapat diharapkan dari responden (Sugiyono, 2018).
Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan media internet sebagai pencarian informasi mengenai teori dan jurnal yang memuat data dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk mencari website dan website yang memberikan informasi sebelumnya mengenai permasalahan dalam penelitian dan teori-teori yang mendukung penelitian yang dilakukan. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian merupakan hal yang paling penting untuk meningkatkan efisiensi proses pengumpulan data.
Uji validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi dengan analisis butir, yang dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total. Jika ada item yang tidak memenuhi persyaratan, maka tidak akan diselidiki lebih lanjut. Syarat yang harus dipenuhi adalah harus memenuhi kriteria, jika r ≥ 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid.
Instrumen yang andal adalah instrumen yang memberikan data yang sama bila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach yang merupakan koefisien yang paling umum digunakan untuk menilai konsistensi internal (Sugiyono, 2017). Apabila dalam suatu eksperimen instrumen tersebut valid dan reliabel, maka dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
Analisis Data
- Analisis Deskriptif
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Analisis Koefisien Korelasi
- Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) a. Analisis Koefisien Determinasi Simultan
Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara hasil aktual dan hasil ideal diklasifikasikan pada Tabel III.3 sebagai berikut. Pedoman yang digunakan untuk menentukan multikolinearitas menurut Sugiyono & Susanto adalah jika nilai VIF suatu variabel > 10 dan hal ini akan terjadi jika R2 melebihi 0,90 maka variabel tersebut dikatakan berkorelasi tinggi (collinear). Pengujian korelasi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan, tarif pajak dan mekanisme pembayaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi antar variabel skala interval atau rasio.
Koefisien determinasi parsial digunakan untuk mencari besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara parsial. Pajak dan Mekanisme Pembayaran Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Secara Parsial Atau Sekaligus. Uji-t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis sebagian untuk menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
H1 = H0 : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Kota Bandung. Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Kota Bandung. H2 = H0 : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di kota Bandung.
Ha : β ≠ 0 Sosialisasi perpajakan berpengaruh kuat terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di kota Bandung. H3 = H0 : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tarif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di Kota Bandung. Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara tarif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di kota Bandung.
H4 = H0 : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara mekanisme pembayaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di kota Bandung. Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara mekanisme pembayaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di kota Bandung. Uji F (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hipotesis simultan antara pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan, tarif pajak dan mekanisme pembayaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM di kota Bandung. Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan perpajakan, sosialisasi perpajakan, tarif pajak dan mekanisme pembayaran pajak terhadap kepatuhan wajib pajak UKM di kota Bandung.