BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan
PT Daese Garment adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan pakaian jadi dengan hasil produk diajukan untuk diekspor ke negara seperti Jepang, Korea Amerika, dan Eropa. PT Daese Garmin merupakan perusahaan dengan bentuk usaha perseoran terbatas (PT).
PT Daese Garment didirikan pada 15 Maret 1988, joint venture dengan Segye Corporation (Daewoo Group), Korea. Selama pertumbuhannya, usaha patungan ini berakhir pada 1992 dan perusahaan induk, Metro Group, mengambil alih manajemen sepenuhnya sejak saat ini, beralamat di Jalan Ibrahim Adjie No.90 Kiaracondong Bandung. Dengan produksi utama adalah blazer, coat, dan pants. PT Daese Garmin dibangun di atas tanah seluas 58.000 m2 dan memiliki luas bangunan seluas 20.000 m2 . Dengan jumlah karyawan sebanyak 6000 orang, dan dengan kapasitas produksi sebanyak 170.000 pcs blazer dan 170.000 pcs pants dalam satu bulan.
Untuk memproduksi produk tersebut, perusahaan menggunakan bahan dan asesoris dan bahan lainnya yang diimpor dari beberapa negara, seperti India, Hong Kong, Korea, ShangHai, Canada, USA, dll.
Struktur Organisasi Divisi Cwh (Gudang) dan Fungsi
Gambar III.1 Struktur Organisasi Divisi Gudang PT Daese Garmin
Berikut ini adalah fungsi dan wewenang dari tiap bagian yang terdapat pada struktur organisasi PT Daese Garmin pada divisi gudang persediaan bahan baku, antara lain:
A. Kepala CWH (Gudang)
Merupakan penanggungjawab atas jalannya perusahaan.
Tugasnya:
1. Mengawasi jalannya kegiatan gudang secara umum.
2. Penanggungjawab resiko atas keuntungan maupun kerugian yang dialami perusahaan, karena gudang merupakan salahsatu investasi perusahaan dalam bentuk bahan mentah.
3. Mengambil keputusan yang bersifat penting.
4. Memimpin rapat perusahaan
5. Mengontrol kedisiplinan seluruh karyawan.
B. Wakil Kepala CWH (Gudang)
Merupakan wakil pimpinan yang bertanggung jawab terhadap operasional gudang sehari-hari. Mempimpin serta membawahi bagian bagian dalam perusahaan.
Tugasnya:
1. Bertanggung jawab terhadap operasional perusahaan sehari-hari.
2. Mengawasi jalannya kegiatan operational sesuai prosedur serta ketetapan perusahaan yang berlaku.
3. Menjadi Jembatan antara kepala operasional dengan kepala gudang.
4. Menyusun, melaksanakan, dan meningkatkan jumlah, serta penggunaan sarana dan prasarana perusahaan.
5. Memimpin rapat perusahaan saat kepala gudang tidak dapat hadir 6. Mengontrol kedisiplinan seluruh karyawan.
7. Mengesahkan dan mengirim laporan perusahaan kepada kepala gudang.
C. Kepala Administrasi
Merupakan kepala bagian yang mengatur seluruh kegiatan administrasi, pembukuan, serta pelaporan penerimaan barang diperusahaan yang membawahi bagian administrasi lainnya seperti:
1. Follow Up Tugasnya:
a. Sebagai penghubung komunikasi antara departemen gudang dengan departemen lain seperti sales, purchasing, dan produksi.
b. Sebagai pemeriksa surat jalan intern maupun ekstern dari depertemen gudang.
c. Sebagai controler setiap permintaan barang dari produksi ke gudang (khususnya terhadap IPB yang bermasalah).
d. Sebagai pusher setiap permintaan barang urgent.
2. Admin Laporan Harian Tugasnya:
a. Menerima surat jalan dan packinglist dari sekuriti yang menerima barang dan dokumen dari ekspedisi.
b. Menandai packinglist dengan cap tanggal kedatangan, nama buyer, dan alokasi mills.
c. Menginput data barang masuk sesuai dengan surat jalan dan packinglist yang telah diberi tanda kedalam program Microsoft Excel.
d. Mendistribusikan laporan yang telah dibuat sebelumnya kepada departemen lain (IDS, PCH, CTC, Sales, PPC) melalui e-mail.
e. Mengeprint atau mencetak data laporan harian dan mendistribusikannya ke bagian operational cutting, sewing, finishing, dan qc.
f. Mendistribusikan packinglist dan surat jalan ke bagian operasional cutting, sewing, dan finishing.
3. Admin BPBE Tugasnya:
a. Menerima surat jalan dan packinglist dari operational pengecekan.
b. Mengecek kelengkapan packinglist hasil pengecekan dari operasional.
c. Menginput data barang masuk yang telah selesai dicek oleh bagian opersional sesuai aktual barang yang diterima.
d. Mencetak voucher BPBE yang telah dibuat.
e. Mendistribusikan voucher BPBE yang telah dicetak
4. Admin Penerimaan IPB (Intruksi Pengiriman Barang) Tugasnya:
a. Menerima IPB atau Intruksi Penerimaan Barang dari produksi yang berupa form dengan kolom peminta barang , item, kuantiti diminta dan kolom disetujui.
b. Menandai item yang diminta dengan kuantiti yang tersedia di stok komputer.
c. Mendistribusikan IPB kepada bagian operasional sesuai dengan kategori permintaan barang (cutting, sewing, finishing).
d. Mengembalikan IPB yang dicancel jika ada barang yang tidak jadi diminta kepada bagian administrasi Cutting Central atau produksi.
5. Admin SJI/SJE Tugasnya:
a. Menerima form IPB atau Intruksi Pengiriman Barang dari produksi.
b. Menginput jumlah kuantiti yang disetujui untuk dikeluarkan ke produksi untuk SJI (Surat Jalan Intern) dan kepada supplier untuk SJE (Surat Jalan Ekstern) kedalam program perusahaan.
c. Mengeprint atau mencetak voucher SJI yang diserahkan kepada administrasi produksi sebagai bukti pengeluaran barang dari gudang ke produksi.
6. Arsip Tugasnya:
a. Menerima voucher BPBE, SJI/SJE, dan surat jalan maupun packinglist yang telah selesai proses.
b. Merapikan voucher-voucher serta surat jalan atau packinglist sesuai dengan tanggal , sub material , dan buyer.
c. Mendistribusikan arsip ke departemen lain yang membutuhkan.
d. Menyimpan arsip dokumen gudang sesuai bulan dan tahun yang telah dan masih berjalan.
D. Kepala Staff QC (Quality Control)
Bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan quality control yang membawahi bagian yaitu:
1. Admin QC Tugasnya:
a. Melaporkan laporan hasiil QC kain di gudang kepada departemen lain di luar gudang seperti sales dan ctc.
b. Membuat laporan AER (Abnormal Event Report) atau laporan kain yang bermasalah yang dikirim dari supplier, adapun masalahnya seperti kaim cacat, kotor atau berlubang. Laporan diserahkan kepada departemen Purchasing untuk kemudian dilaporkan ke supplier untuk klaim penggantiannya.
2. Operasional QC Tugasnya:
a. Mengecek kain yang datang dari supplier secara kualitas sesuai dengan standart kelayakan kain yang diberlakukan oleh pihak buyer.
b. Mengkategorikan warna kain kedalam beberapa lot, yaitu jenis kain dan warna yang sama, namun shading yang berbeda. Pengkategorian warna kain ini bertujuan agar produk yang dihasilkan konsisten dalam hal warna.
E. Kepala Staff Sponging
Bertanggung jawab atas kegiatan sponging yaitu suatu treatment untuk bahan baku kain untuk direlaksasikan sebelum diproses produksi. Adapun kepala staff sponging membawahi bagian-bagian berikut:
1. Administrasi Sponging Tugasnya:
a. Mencatat data kain dalam proses sponging b. Mencatat data kain yang telah selesai disponging
2. Operasional Sponging Tugasnya:
a. Memasukkan kain kedalam mesin sponging dengan suhu yang telah ditentukan.
b. Merelaksasi kain dengan cara mendiamkan hasil sponging dalam rak khusus sehigga suhunya menurun dalam waktu beberapa jam.
c. Menggulung kain yang telah direlaksasi dalam cone.
F. Kepala Staff Cutting atau Piece Goods
Bertugas sebagai penanggung jawab operasional divisi cutting yang khusus memegang bahan baku kain, yang membawahi bagian:
1. Operasional Cutting Tugasnya:
a. Membongkar muatan kontainer import yang disaksikan oleh pengawas, sekuriti, dan ekspedisi.
b. Mencocokkan kuantiti kolian barang yang diterima dengan packinglist dari supplier secara global (tidak detail).
c. Menaruh barang di yellow area (tempat penyimpanan barang sementara) untuk kemudian dicek barang secar detail yaitu dari item, warna, dan kuaniti.
d. Menata barang yang telah sesuai dicek dengan packinglist di tempat green area (tempat penataan barang yang telah selesai pengecekan) , yaitu tempat barang yang tidak bermasalah dan siap dikirim ke produksi sesuai dengan permintaan.
e. Menerima IPB (Intruksi Pngiriman Barang) dari administrasi gudang lalu dipelajari dahulu permintaan IPB tersebut.
f. Melayani IPB sesuai dengan item dan kuantiti yang diminta.
g. Menyerahkan IPB yang telah diisi kuantiti yang disetujui kepada administrasi gudang untuk kemudian dibuat SJI.
h. Mengirim barang yang telah melalui pengawas dan sekuriti.
i. Membuat kartu stok manual.
G. Kepala Staff Sewing dan Finishing
Bertanggung jawab atas kegiatan pada divisi sewing dan finishing , yaitu bagian khusus pemegang bahan baku asesoris seperti kancing, benang, label dan price ticket, dan membawahi divisi berikut:
1. Operasional Sewing dan Finishing Tugasnya:
a. Mengecek barang masuk dari supplier bredasarkan surat jalan atau packinglist.
b. Menata barang yang telah selesai pengecekan.
c. Menyerahkan packinglist pengecekan kepada adiminstrasi gudang.
d. Menerima IPB dari administrasi gudang.
e. Melayani IPB sesuai dengan item dan kuantiti yang diminta.
f. Melakukan serah terima barang dengan administrasi produksi.
g. Menyerahkan IPB kepada administrasi gudang untuk dibuat SJI.
h. Membuat kartu stok manual.
Aktivitas/Kegiatan Perusahaan
PT. Daese Garmin adalah perusahaan yang berjalan di bidang industri garmin, dimana produk yang dihasilkan berdasarkan dengan permintaan dan kesepakatan dari konsumen baik dari waktu penyelesaian pembuatan maupun dari
style produk yang konsumen inginkan. Dengan jumlah karyawan sebanyak 6000 orang, PT Daese Garmin mempunyai kapasitas produksi sebanyak 170.000 pcs blazer dan 170.000 pcs pants dalam satu bulan.
Beberapa jenis produk yang dihasilkan oleh PT Daese Garmin adalah:
A. Blazer
Blazer atau jas adalah produk yang paling banyak dipesan oleh konsumen, baik itu blazer untuk pakaian formal maupun sebagai seragam sekolah. Mayoritas konsumen untuk produk ini adalah model blazer untuk laki-laki.
B. Sport Coat
Sportcoat adalah yang paling variatif dari ketiganya, dari ragam bahan, tekstur, motif, potongan, warna, dan sebagainya. Hampir tidak ada batasan dari sebuah sports jacket. Desainnya pun bisa bermacam-macam.
C. Vest
Vest atau rompi merupakan pelapis blazer atau setelan luaran lainnya yang dapat diproduksi terpisah atau menjadi satu set dengan kemeja dan celana.
D. Men’s pant
Men’s pant atau celana laki-laki ini yang dapat diproduksi tersendiri maupun setelan dengan vest dan blazer sesuai permintaan buyer. Hampir seluruh buyer di Eropa dan Amerika yang memesan produk ini.
Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2013:1) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris artinya cara-cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia.
Sehingga orang lain dapat mngamati dan mengetahui cara-cara yang akan digunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya yang terjadi mengimplementasikannya dengan tepat. Metode verifikatif digunakan sebagai pembanding antar variabel.
Metode kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada analisis data-data numerik (angka). Diambil dari penelitian tersebut, untuk menemukan kejadian- kejadian dan hubungan-hubungan antar variabel.
Desain Penetilian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan rumusan masalah deskriptif dan verifikatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2013:2) adalah suatu metode untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Pengertian pendekatan deskriptif menurut Sugiyono (2013:53) adalah metode yang digunakan untuk mencari jawaban dari rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap kebenaran variabel baik hanya pada satu variabel atau lebih. Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk mengetahui bagaimana Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku dan Kelancaran Proses Produksi di Perusahaan Manufaktur PT Dease Garmin Bandung.
Pengertian metode pendekatan verifikatif menurut Sugiyono (2013:55) merupakan pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan pengertian di atas maka penelitian ini menggunakan metode verifikatif karena berladasan pada tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku terhadap Kelancaran Proses Produksi di Perusahaan Manufaktur PT Dease Garmin Bandung. Desain penelitian secara kuantitatif dapat digunakan pada gambar berikut ini:
Sumber: Sugiyono (2015:53)
Gambar III.2 Desain Penelitia Secara Kuantitatif
Dalam penelitian kualintatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas terlebih dahulu. Menurut Tuckman (Sugiyono, 2015:53) setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian merupakan hal yang paling sulit didalam proses penelitian. Adapun penjelasan mengenai kerangka penelitian di atas adalah sebagai berikut:
Langkah ke-1, rumusan masalah merupakan suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dengan pertanyaan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
Langkah ke-2, landasan teori ini perlu ditegakan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan sekadar perbuatan coba-coba. Adanya landasan teori merupakan ciri bahwa penelitian ini cara ilmiah untuk mendapatkan data, Teori yang digunakan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk penyusunan instrument selanjutnya.
Langkah ke-3, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan harus didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Bila dilihat dari eksplanasinya, bentuk penelitian hipotesis yaitu hipotesis deskripsi (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan). Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap masalah komparatif (variabelnya sama tetapi populasi dan samplenya berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda). Hipotesis
asosiatif adalah jawaban semnetara terhadap masalah sosiatif (yang menanyakan antara dua variabel atau lebih).
Langkah ke-4, hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara, selanjutnya harus dibuktikan kebenarannya dengan pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi dan angket. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang dilakukan oleh peneliti. Agar instrumen dapat dipercaya, maka harus diuji validitas dan reabilitasnya.
Langkah ke-6, setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan, kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yang terkumpul. Apabila rumusan masalah ada lima, maka kesimpulannya juga ada lima. Peneliti juga harus memberikan saran- saran tersebut diharapkan masalah dapat terpecahkan berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian.
Operasionalisasi Variabel
Variabel dalam penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diciptakan peneliti untuk dipelajarisehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2015:63). Dalam penelitian ini variabel-variabel operasional yang akan diteliti yaitu:
1. Variabel independen sering disebut variabel stimulus, predictor, antecedent.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adala variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah perubahan atau timbulnya variabel dependen atau terikat Sugiyono (Sugyono, 2015:64).
Variabel independen: Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku. Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku menurut La Midjan dan Susanto (2015) merupakan salah satu cara untuk menyajikan suatu informasi mengenai persediaan bahan baku kepada pihak manajemen di dalam suatu perusahaan dan berperan penting dalam mencapai tujuannya.
2. Variabel dependen sering disebut dengan variabel output, krteris, konsikuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut degan variabel terikat. Variabel terikat merupakan varabel yang dipengaruhi atau menjadi akiba, karena adanya variabel bebas Sugiyono (Sugiyono, 2015:64). Variabel dependen:
Kelancaran Proses Produksi. Menurut Zulian Yamit dalam (Yamit, 2011:123) definisi proses produksi adalah: “Proses produksi didefinisikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna,
Sebagai pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel III.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku (X)
Menurut La Midjan dan Susanto (2015) merupakan salah satu cara untuk menyajikan suatu informasi mengenai persediaan bahan
1. Sumber daya manusia 2. Peralatan
3. Formulir 4. Catatan 5. Prosedur
Ordinal
Variabel Konsep Indikator Skala baku kepada pihak
manajemen di dalam suatu perusahaan dan berperan penting dalam mencapai tujuannya.
6. Laporan
Kelancaran Proses Produksi (Y)
Menurut Zulian Yamit (Yamit, 2011:123) proses produksi didefinisikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta
peralatan untuk
menghasilkan produk yang berguna
a. Tercapainya unsur- unsur Kelancaran proses produksi
1. Penyusunan rencana produksi dan operasi 2. Perencanaan dan
pengendalian
persediaan dan pengadaan bahan 3. Pemeliharaan atau
perawatan mesin dan peralatan
4. Pengendalian mutu 5. Manajemen tenaga
kerja
b. Tercapainya pengendalian internal proses produksi
Ordinal
Variabel Konsep Indikator Skala 1. Terdapat organisasi
intern yang memadai 2. Terdapatnya
pencatatan, prosedur, metode dan pelaporan dalam proses produksi 3. Terdapat standar atau
norma dan budget dalam pemakaian bahan, jam kerja dan jam mesin berikut hasil produksinya
4. Terdapat pengawasan atas proses produksi yang sedang berjalan (on the job control) maupun hasil akhir 5. Terdapat bagaian
inspection dan quality control.
Sumber Data
Sumber data penelitin ini adalah data primer. Data primer yang diperoleh melalui kuesioner kepada Pegawai Perusahaan Manufaktur PT Dease Garmin Bandung. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Data kualitatif ialah data yang tidak dapat di ukur dengan skala numerik (Kuncoro, 2011:145). Sedangkan Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka-angka (Priyanto 2012). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner yang kemudian dikuantitatifkan dengan melakukan proses pembobotan selain itu ditransformasi menjadi data interval.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian, dimana penulis tertarik untuk mempelajarinya atau menjadikannya objek penelitian. Populasi yang peneliti ambil untuk penelitian ini adalah Pegawai bagian produksi dan PPC di Perusahaan Manufaktur PT Dease Garmin Bandung sehingga populasi sebanyak 32 orang.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dapat merepresentasikan karakteristik populasi sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2014:62) meyatakan bahwa “sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang diwakili oleh populasi. Besarnya sampel dapat ditentukan secara statistik maupun melalui estimasi penelitian”. Jenis sampling yang digunakan adalah non-probability sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
didapat dengan teknik pengambilan sampel (teknik sampling) nonprobability sampling dengan sampling jenuh. Peneliti menggunakan teknik sampling ini karena jumlah populasi sebanyak 32 orang. Menurut Riduwan (2013:64) sampling jenuh ialah pengambilan sempel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Arikunto (2016:134) mengemukakan apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sehingga dalam penelitian ini, sampel untuk penelitian ini adalah 32 Pegawai bagian produksi dan PPC pada Perusahaan Manufaktur PT Dease Garmin Bandung.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Kepustakaan
Dalam studi kepustakaan ini penulis mengumpulkan dan mempelajari berbagai teori dari konsep dasar yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Teori dan konsep tersebut penulis peroleh dengan cara menelaah berbagai macam bacaan seperti buku, jurnal, dan bahan bacaan lainnya.
2. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (Sugiyono, 2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
3. Kuesioner
Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT Daese Garmin bagian produksi dan PPC. Untuk setiap pilihan jawaban dari kuisioner tersebut diberikan skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pertanyaan (positif), atau tidak mengandung pertanyaan (negative).
Tabel III.2
Tabel Scoring Untuk Jawaban Kuisioner
No. Jenis Jawaban Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Cukup Baik 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Rancangan Analisis dan Hipotesis
A. Pengujian Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas Instrumen
Metode uji validitas dalam penelitian kali ini adalah dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total (Priyatno,
2012:90). Koefisien korelasi item-total dengan Bivariate Pearson dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
r : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y n : jumlah subyek
ΣX : jumlah skor item
ΣY : jumlah skor total seluruh item Σ XY : jumlah perkalian x dan y X ² : kuadrat dari x
Y² : kuadrat dari y
Untuk mempermudah pengujian data, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Pengujian dilakukan menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Jika r hitung ≥ r tabel, maka bisa disimpulkan bahwa item pertanyaan yang diuji valid, dan sebaliknya.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merujuk suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang diinginkan dapat dipercaya (diandalkan) sebagai alat pengumpul data serta mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan. Instrumen yang baik tidak bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan kenyataan. Apabila datanya benar, maka meskipun dilakukan pengujian berulang kali, hasil yang diperoleh tetap sama.
Teknik pengukuran reliabilitas yang dipakai dalam penelitian kali ini adalah teknik Cronbach. Teknik ini biasa digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya memiliki rentangan antara beberapa nilai (bukan 0 atau 1 dan bukan ya atau tidak). Rentang nilai (skala) yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah antara 1 sampai 5. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Umar, 2013:90) :
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen Σ σb² : jumlah varian butir σt² : varian total
k : banyaknya butir pertanyaan
Menurut Priyatno (2012: 98), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
B. Analisis Data
Data yang dideskripsikan merupakan variabel-variabel dependent dan independent dalam penelitian yaitu Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku dan Kelancaran Proses Produksi pada Perusahaan Manufaktur PT Dease Garmin Bandung yang diperoleh berdasarkan tanggapan responden yang ada dalam kuesioner. Gambaran data tanggapan responden dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap setiap indikator variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti,
dilakukan kategorisasi terhadap skor tanggapan responden. Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan analisis dengan langkah langkah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu pemeriksaan kuesioner yang telah di isi oleh responden dikumpulkan kembali untuk dilakukan pemeriksaan menyangkut pengisian kelengkapan angket menyeluruh.
b. Coding, Yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap item berdasarkan ketentuan yang ada untuk memudahkan menganalisa data.
c. Tabulating, yaitu dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam table rekapitulasi secara lengkap. Membuat tabulasi adalah dengan memasukan data kedalam tabel dan mengukur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan perhitungan interval untuk menentukan panjang kelas interval. Menentukan panjang kelas interval digunakan rumus sebagai berikut:
Dimana :
P = Panjang kelas interval
Rentang = Data terbesar data terkecil
Banyak Kelas = 5
Adapun kriteria skor yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Tabel III.3
Kriteria Kategori Penilaian Nilai Rata-rata Hitung Kategori
1.00 – 1.80 Tidak Baik
1.81 – 2.60 Kurang Baik
2.61 – 3.40 Cukup
3.41 – 4.20 Baik
4.21 – 5.00 Sangat Baik
C. Analisis Regresi Sederhana
Data primer lain berupa kuesioner yang diisi oleh para responden akan diolah menggunakan Analisis Regresi Sederhana. Model regresi digunakan untuk mengasumsikan bahwa terdapat hubungan linear antara variabel Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku dan Kelancaran Proses Produksi. Adapun bentuk umum persamaan analisis regresi sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = β0 + β1X +e Dimana:
Y = Kelancaran Proses Produksi β0 = konstanta regresi
β1 = koefisien regresi X
X = Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
e = faktor pengganggu
Sebelum dilakukan pengujian analisis regresi maka diperlukan pengujian asumsi klasik dengan model uji sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mencari tahu apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013:160). Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara statistik melalui uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan bantuan SPSS Statistics 21 For Windows. Jika nilai probabilitas signifikan K-S ≥ 5% atau 0,05, maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2013:164).
b. Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapatdilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan
sumber X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di- strandardized. Dasar Analisis:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Linearitas
Uji linieritas bertujuan untuk menguji apakah keterkaitan antara dua variabel yang bersifat linier. Perhitungan linieritas digunakan untuk mengetahui prediktor data peubah bebas berhubungan secara linier atau tidak dengan peubah terikat. Pengujian dapat dilakukan pada program SPSS (Statistical Product and Service Solution) for windows dengan menggunakan test for linearity pada taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujiannya adalah kelinieran dipenuhi oleh data jika atau angka signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 menunjukkan kelinieran terpenuhi.
D. Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Cara menghitung koefisien determinasi yaitu dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (R) kemudian dikalikan 100%. Dalam output SPSS, koefisien determinasi dalam model regresi berganda dapat dilihat pada tabel Model Summary yaitu Adjusted R Square.
Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil atau mendekati nol menunjukkan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati angka satu menunjukkan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).
E. Pengujian Hipotesis
Uji signifikasi atau uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2013: 187) Keterangan:
: Koefisien Regresi
: Standar Deviasi dari Koefiesien Regresi
Adapun ketentuan pengujiannya yaitu nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan taraf signifikansi 5%. Apabila nilai t hitung > nilai t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima atau variabel independen secara individual memengaruhi variabel dependen, apabila t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau variabel independen secara individual tidak memengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
Dalam output SPSS, uji t dapat dilihat pada tabel Coefficients. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen dengan cara membandingkan nilai probabilitas pada kolom Sig.
Kriteria pengujian untuk uji t adalah:
1. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependen secara parsial.
2. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak atau variabel independen tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen secara parsial.