• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Ketua dewan bertugas membantu bupati dalam memimpin dan melaksanakan fungsi penunjang urusan negara yang menjadi kewenangan daerah di bidang keuangan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang pengelolaan dan kekayaan daerah serta tugas pembantuan. Sekretaris, yang bertugas membantu direktur badan dalam menangani administrasi administrasi, pencatatan, kepegawaian, keuangan, peralatan dan tata graha badan, penyusunan program dan perencanaan program badan, organisasi dan pengelolaan badan. Kepala Bagian Anggaran mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan pedoman teknis di bidang anggaran.

Kepala Bagian Akuntansi mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam pelaksanaan kebijakan dan penyusunan petunjuk teknis di bidang penilaian, akuntansi, dan pelaporan. Kepala Divisi Wilayah Perbendaharaan dan Kas mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam melaksanakan kebijakan, menyiapkan bahan petunjuk teknis, melakukan pengelolaan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian di bidang pengelolaan kas dan perbendaharaan. Kegiatan Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bandung merupakan tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.

Tugas pokok Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bandung adalah menyelenggarakan atau melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian, serta peningkatan kerja sebagai upaya meningkatkan optimalisasi pengelolaan pendapatan dan keuangan daerah. .

Gambar III.1  Struktur Organisasi  B. Fungsi
Gambar III.1 Struktur Organisasi B. Fungsi

Metode Penelitian

Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan perencanaan dan perancangan, agar penelitian tersebut memuat langkah-langkah sistematis yang akan dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian. Menurut (Sugiyono, 2015), desain penelitian adalah suatu rencana penelitian yang memuat langkah-langkah sistematis yang akan diikuti peneliti dalam melakukan penelitiannya. Setiap penelitian selalu bermula dari suatu masalah, dalam penelitian kuantitatif masalah yang diajukan peneliti harus jelas, setelah masalah teridentifikasi dan dibatasi barulah masalah dirumuskan.

Maka yang diperlukan adalah sumber data teoritis atau penelitian terdahulu yang relevan yang dapat digunakan untuk memberikan jawaban sementara atas pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah. Menyusun hipotesis, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah dengan bantuan suatu teori, yang kemudian dibuktikan secara empiris. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ilmu sosial biasanya belum ada sehingga peneliti harus membuat atau mengembangkan sendiri.Untuk dapat dipercaya instrumen tersebut harus diperiksa validitas dan reliabilitasnya.

Setelah instrumen diuji validitas dan reliabilitasnya, maka instrumen dapat digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti.

Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan judul penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu: “Analisis Pengendalian Internal, Kompetensi dan Locus of Control Terhadap Tren Kecurangan Akuntansi”. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya atau terjadinya suatu variabel terikat (terkait). Pengendalian internal sebagai variabel pertama (X1) merupakan proses yang dilakukan untuk memberikan keyakinan yang cukup mengenai pencapaian keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum, efektivitas dan efisiensi operasional (Fajar, 2017).

Kompetensi sebagai variabel kedua (X2) kompetensi sumber daya manusia adalah individu yang mempunyai kemampuan untuk mencapai kinerja yang tinggi dalam pekerjaan yang digelutinya (Utama, 2017). Locus of control sebagai variabel ketiga (X3) locus of control merupakan variabel utama yang menjelaskan perilaku manusia dalam organisasi. Locus of control adalah sejauh mana individu percaya bahwa hasil (peristiwa yang terjadi dalam hidupnya bergantung pada perilaku atau karakteristik pribadinya (Rotter, 1996) dalam (Respati, 2011). Sugiyono, 2017) menentukan variabel terikat sebagai hasil, kriteria , variabel berikutnya.

Kecenderungan melakukan kecurangan akuntansi (Y) merupakan jenis perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk mendapatkan sesuatu dengan cara menipu (Damanik, 2016). Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator dan rentang variabel yang terkait dalam penelitian agar pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan baik dengan menggunakan alat statistik. Variabel operasional diterapkan yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan dan dapat diukur untuk pengolahan data selanjutnya.

Kompetensi merupakan kapasitas yang ada pada diri seseorang yang dapat memungkinkan orang tersebut memenuhi apa yang diinginkannya. Fraud adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau memberikan laporan palsu kepada pihak lain) yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa nilai atau skor yang diolah dari hasil tanggapan responden yang menjawab pernyataan yang dibagikan kepada pegawai Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bandung.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dihasilkan dari tanggapan responden terhadap kuesioner yang diberikan.

Tabel III.1  Operasional Variabel
Tabel III.1 Operasional Variabel

Populasi dan Sampel A. Populasi Penelitian

Sampel Penelitian

  • Teknik Pengumpulan Data
  • Rancangan Analisis Data dan Hipotesis A. Uji Validitas dan Reliabilitas
  • Uji Validitas Instrumen
  • Uji Realibilitas Instrumen

Dari pengertian yang telah dijelaskan maka penduduk bukan hanya manusia saja, tetapi juga benda dan benda alam lainnya. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika ingin melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti, dan juga jika peneliti ingin mengetahui sesuatu dari responden secara lebih mendalam dan jumlah responden sedikit. Teknik pengumpulan data ini didasarkan pada laporan diri, atau setidaknya berdasarkan pengetahuan dan/atau keyakinan pribadi.

Bahwa penafsiran subjek terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti sama dengan yang dimaksudkan peneliti. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan responden serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efektif jika peneliti mengetahui secara pasti variabel yang akan diukur dan apa yang diharapkan dari responden.

Sugiyono, 2017) observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri khusus dibandingkan dengan teknik lainnya yaitu wawancara dan angket. Teknik pengumpulan data observasi digunakan apabila penelitian menyangkut perilaku manusia, proses kerja, fenomena alam dan jumlah yang diamati tidak terlalu banyak. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian sangat penting dalam meningkatkan efisiensi proses pengumpulan data.

Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2015). Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini merupakan teknik yang paling banyak digunakan, dan item mempunyai korelasi positif dengan kriteria (skor total) dan korelasi tinggi yang menunjukkan bahwa item tersebut juga mempunyai validitas yang tinggi (Sugiyono, 2014). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik korelasi bertujuan untuk mengetahui validitas setiap item, jika korelasinya tinggi maka menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi.

Syarat yang harus dipenuhi adalah kriteria harus terpenuhi jika r ≥ 0,3 maka butir soal dinyatakan valid. Apabila instrumen ini valid dan reliabel ketika diuji maka dapat digunakan untuk pengukuran pengumpulan data.

Analisis Data

  • Analisis Deskriptif
  • Analisis Verifikatif
  • Analisis Linear Berganda
  • Analisis Koefisien Korelasi
  • Analisis Koefisien Determinasi (R 2 )

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengilustrasikan data yang dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud menarik kesimpulan atau generalisasi yang berlaku umum (Sugiyono, 2017). Berdasarkan (Sugiyono, 2017) skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyusun tabel distribusi frekuensi, setelah itu nilai (skor) jawaban responden terhadap masing-masing variabel penelitian dikategorikan menurut rangkingnya, berdasarkan persentase total skor jawaban responden dan perbandingan antar variabel. skor aktual dan skor ideal.

Analisis verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis yang timbul dari penelitian deskriptif dengan perhitungan statistik sehingga diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa hipotesis ditolak atau diterima. Pengujian pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan analisis korelasi dan regresi adalah menguji apakah model yang digunakan mewakili atau mendekati kenyataan yang ada. Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan harus memenuhi uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah residu berdistribusi normal atau tidak, karena model regresi yang baik adalah residu berdistribusi normal. Pedoman nilai Tolerance dan Inflation Factor (VIF) yang digunakan untuk menentukan multikolinearitas menurut (Sugiyono, 2015) adalah jika nilai VIF suatu variabel melebihi angka 10 dan hal ini terjadi jika R2 sebesar 0,90 maka variabel tersebut dikatakan A. Model regresi yang memenuhi syarat adalah model yang varians residual dari pengamatan yang satu ke pengamatan berikutnya tetap sama atau disebut homoskedastisitas.

Sugiyono, 2015) menyatakan bahwa “Korelasi merupakan salah satu asumsi dalam model regresi linier.” Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kondisi serial pada persamaan regresi antar variabel pengganggu. Sugiyono, 2017) “Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel terikat (kriteria), bila dua atau lebih variabel bebas dimanipulasi sebagai faktor prediktornya ( meningkat) dan nilainya menurun)." Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk menguji apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara simultan atau parsial.

Tujuan pengujian korelasi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengendalian internal, kompetensi dan locus of control terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi antar variabel skala interval atau rasio. Interpretasikan rasio korelasi atau seberapa besar pengaruh variabel dependen dengan menggunakan pedoman interpretasi nilai r koefisien korelasi yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tujuan dari koefisien determinasi (R2) adalah untuk mengukur sejauh mana analisis koefisien determinasi (Kd) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen.

Koefisien determinasi parsial digunakan untuk mencari besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam plot.

Tabel III.2         Pernyataan Skala Likert
Tabel III.2 Pernyataan Skala Likert

Rancangan Uji Hipotesis

Menguji hipotesis deskriptif tentang tren penipuan akuntansi Kriteria untuk menentukan hipotesis deskriptif dapat dilihat dalam suatu kontinum. Uji-t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial untuk menunjukkan pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. H1 = H0 : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengendalian Internal terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi di Kabupaten Bandung.

Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengendalian Internal terhadap tren Kecurangan Akuntansi di Kabupaten Bandung. H3 = H0 : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara locus of control terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi Ha : β ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara locus of control terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%, karena dianggap cukup mewakili hubungan antar variabel yang diteliti, dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian.

Rumus pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: r = Koefisien korelasi r2= Koefisien determinasi n = banyaknya periode d. Kriteria pengujian. a.. a) tℎ>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka Ho ditolak (signifikan).

Referensi

Dokumen terkait