• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM TENAGA LISTRIK DI UTILITIES 05/50/500

N/A
N/A
ZUHALPI PURWOKO 1

Academic year: 2023

Membagikan "SISTEM TENAGA LISTRIK DI UTILITIES 05/50/500"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

34 BAB III

SISTEM TENAGA LISTRIK DI UTILITIES 05/50/500

Dalam memenuhi kebutuhan energi listrik kilang Pertamina RU IV Cilacap membangun unit pembangkit tenaga listriknya sendiri. Hal ini disebabkan karena kilang Pertamina RU IV Cilacap membutuhkan energi listrik secara kontinyu dan handal, sedangkan PLN tidak mampu menjamin kontinyuitas dan kehandalan penyaluran tenaga listrik ke kilang Pertamina RU IV Cilacap ini.

Untuk mendukung hal ini, diperlukan suatu unit (section) khusus yang menyediakan pembangkitan tenaga listrik di kilang Pertamina RU IV Cilacap agar terjaga mutu dan kualitas tenaga listrik sehingga mampu menjamin keberlangsungan kebutuhan tenaga listrik secara kontinyu bagi proses produksi.

Unit yang salah satu tugasnya menyediakan tenaga listrik untuk operasional kilang dan sekitarnya adalah unit Utilities.

3.1. Utilities Section

Pengertian Utilities adalah semua bahan/media/sarana yang dibutuhkan untuk menunjang operasi pengolahan kilang seperti: tenaga listrik, tenaga uap, air pendingin, air bersih, udara bertekanan, bahan bakar dan air baku sehingga kilang dapat memproduksi BBM dan NBM dan Petrokimia.

Pengadaan sistem Utilities dalam industri, khususnya untuk operasional kilang minyak dan petrokimia di Pertamina selama ini selalu diusahakan sendiri, mengingat pemenuhan kebutuhan secara kontinyu dan handal yang diperlukan belum dapat diperoleh dari sumber lain.

Didalam pengoperasiannya Utilities harus handal, karena bila terjadi kegagalan, tidak saja akan mengakibatkan kehilangan produksi kilang berupa BBM, NBM dan Petrokimia, tetapi juga dapat menimbulkan kerusakan peralatan operasi, katalis bahkan juga dapat menimbulkan bahaya kebakaran.

Kehandalan adalah kemampuan dan ketersediaan sistem ketenagaan dalam periode waktu tertentu secara terus menerus dalam memasok kebutuhan energi baik itu tenaga listrik, tenaga uap, bahan bakar minyak/gas dan udara bertekanan/angin

(2)

35 instrumen untuk menunjang operasi kilang beserta fasilitas penunjangnya dalam setiap kondisi baik itu start up, stop, normal atau emergency.

Konsekuensi dari kehandalan tersebut adalah standar dari reliability dan avaibility untuk peralatan utama di Utilities Section lebih tinggi dibandingkan dengan unit/section operasi lainnya.

Sebagai acuan misalnya dalam Pertamina Engineering Code Practice Standard, CP 17 part 3 dikatakan: Sistem pembangkit tenaga listrik harus mampu melayani beban dalam keadaan satu generator yang terbesar tidak beroperasi dan satu generator besar lainnya trip.

Utilities bersifat operasional, sehingga pelaksanaan semua pekerjaan harus sesuai dan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan susunan Tata Kerja Individu (TKI) yang telah dibakukan dan masih berlaku. SOP dan TKI ini harus di review dan dibahas kembali apabila ada perubahan atau modifikasi terhadap cara operasional maupun teknis.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik di kilang Pertamina RU IV Cilacap, terdapat 8 buah pembangkit yang berada di area Utilities. Sistem pembangkit ini dibagi menjadi 4 area operasi, yaitu:

3.1.1. Area 50 (UTILITIES I)

Dibangun pada tahun 1973 dan mulai dipakai tahun 1976 menunjang operasi FOC I, LOC I, ITP/OFF SITE dan UTILITIES I, terpasang 3 unit pembangkit dengan kapasitas generator masing-masing 8 MW.

Unit Tag Number Jumlah Kapasitas

Utilities I (Area 50) 51 G 1/2/3 3 unit @ 8 MW

3.1.2. Area 05 (UTILITIES II)

Dibangun pada tahun 1980 dan mulai digunakan tahun 1983 untuk menunjang operasi FOC II, LOC II, OFF SITE dan UTILITIES II, terpasang 3 unit pembangkit dengan kapasitas generator masing-masing 20 MW.

Unit Tag Number Jumlah Kapasitas

Utilities II (Area 05) 051 G 101/102/103 3 unit @ 20 MW

(3)

36 3.1.3. UTILITIES KPC (Paraxylene)

Sebagian besar untinya terletak di UTILITIES I mulai dioperasikan pada tahun 1990 khusus menunjang operasi kilang Paraxylene. Terpasang 1 unit pembangkit dengan kapasitas generator masing-masing 20 MW.

Unit Tag Number Jumlah Kapasitas

Utilities KPC 51 G 201 1 unit 20 MW

3.1.4. Area 500 (UTILITIES IIA)

Mulai beroperasi tahun 1998 dengan penambahan sarana terbatas, dirancang khusus untuk menunjang operasi Debottlenecking kilang Cilacap, terpasang 1 unit pembangkit dengan kapasitas generator 8 MW dan 1 unit pembangkit dengan kapasitas generator 20 MW.

Unit Tag Number Jumlah Kapasitas

Utilities IIA (Area 500) 510 G 301 1 unit 8 MW

Jadi total kapasitas pembangkitan jika 8 unit pembangkit tersebut bekerja secara maksimal adalah 112 MW. Selain kedelapan unit tersebut, terdapat 1 unit diesel generator emergency di area 50 dengan kapasitas 500 kW dan 1 unit diesel generator emergency di area KPC dengan kapasitas 320 MW. Sedangkan untuk cadangan sistem kebutuhan tenaga listrik di perumahan, terdapat 9 unit diesel generator yang tersebar di komplek perumahan Pertamina RU IV Cilacap.

Pada saat pengembangan kilang dari tahun 1973 sampai tahun 1998 agar kehandalan dan fleksibilitas operasi Utilities terjamin, sebagian besar sistimnya terintegrasi artinya sistim Utilities antara UTL I, UTL PX, UTL II dan UTL IIA bisa saling menunjang sehingga bisa diartikan suatu sistim yang terintegrasi dan merupakan satu kesatuan.

Dalam memenuhi kebutuhan kilang Cilacap maka Utilities Pertamina RU IV secara operasional memiliki unit-unit kerja yaitu:

Unit Nama Unit

Unit 51/051/510 : Unit Pembangkit Tenaga Listrik Unit 52/052/520 : Unit Pembangkit Tenaga Uap Unit 53/053/530 : Unit Distribusi Air Pendingin Unit 54/054 : Unit Pengadaan Air Bersih

(4)

37 Unit 56/056/560 : Unit Air Instrument System

Unit 57/057 : Unit Distribusi Bahan Bakar Cair dan Gas Unit 63/063/630 : Unit Pengadaan Air Baku

3.2. Proses Pembangkitan Tenaga Listrik

Kilang Pertamina RU IV Cilacap menggunakan pembangkit tenaga listrik dengan penggerak mula turbin uap atau disebut Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Proses konversi energi pada PLTU umumnya melewati beberapa tahap, yaitu:

 Energi panas bahan bakar dikonversikan menjadi energi potensial steam oleh boiler.

 Energi potensial steam dikonversikan menjadi energi putaran oleh turbin.

 Energi putaran dikonversikan menjadi energi listrik oleh generator.

Sistem PLTU di Pertamina RU IV Cilacap memiliki beberapa proses didalam pembangkitan tenaga lsitriknya antara lain sebagai berikut:

Gambar 3.1 Proses pembangkitan PLTU Pertamina RU IV Cilacap

(5)

38 3.2.1. Raw Water Intake

Raw water diambil dari Sungai Donan yang bersifat tawar dengan spesifikasi tertentu, air tersebut tidak langsung digunakan terlebih dahulu ditampung di unit penampungan. Setelah ditampung digunakan untuk air umpan SWD dan digunakan untuk media pendinginan condenser.

Gambar 3.2 Tanki Air Laut

Air umpan untuk unit ini diambil dari air Sungai Donan menggunakan 8 buah pompa seperti yang di tunjukan oleh tabel.

Unit Tag Number Jumlah Kapasitas

Utilities I (Area 50) 63 P 1 A/B/C 3 unit @ 3600 m³/jam Utilities II (Area 05) 063 P 101 A/B/C 3 unit @ 7900 m³/jam Utilities KPC 063 P 201 1 unit 7900 m³/jam Utilities IIA 063 P 301 1 unit 7900 m³/jam

Tabel 3.1 Pompa Raw Water

Gambar 3.3 Pompa Raw Water

(6)

39 3.2.2. SWD (Sea Water Desalination)

Unit yang merubah air laut/payau menjadi air tawar dengan proses evaporasi, produk water yang dihasilkan mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

Conductivity : < 25 mhos

Hardness : < 1 ppm

SWD terdiri dari beberapa komponen antara lain:

Brine heater berfungsi untuk memanaskan air umpan sampai temperature set point (tertentu).

Evaporator condenser berfungsi untuk menguapkan air umpan dan mengkondensasikan uap menjadi air tawar.

 Tipe evavorator yang paling umum adalah yang menggunakan tabung-tabung pemanasan yang dialiri oleh uap dari turbin. Uap air yang dipanaskan itu kemudian diembunkan menggunakan air ketel sebagai media pendinginanya

 Vacum berfungsi untuk memvakumkan dengan tujuan agar pada temperature serendah mungkin tetap terjadi penguapan.

 Sistem injek bahan kimia berfungsi untuk memompakan bahan kimia dengan tujuan untuk mencegah terjadinya scale dan foaming pada saat proses evaporasi di SWD.

Produk dari unit Sea Water Desalination (SWD) ini di gunakan untuk:

 Sebagian besar sebagai air umpan boiler.

 Sebagai jacket water untuk pendingin sistem minyak pelumas pada rotating equipment.

 Sebagai media pencampur bahan kimia untuk keperluan proses.

Utilities Pertamina RU IV Cilacap memiliki 8 buah unit SWD seperti yang ditunjukan pada tabel.

Unit Tag Number Jumlah Kapasitas

Utilities I (Area 50) 54 WS 1/2/3 3 unit @ 45 ton/jam

54 WS 201 1 unit @ 45 ton/jam

Utilities II (Area 05) 054 WS 101/102/103/105 4 unit @ 90 ton/jam Tabel 3.2 Sea Water Desalination

(7)

40 Gambar 3.4 SWD (Sea Water Desalination)

Gambar 3.5 Tanki BFW (Boiler Feed Water)

3.2.3. Softening

Softener merupakan alat yang berfungsi untuk menghilangkan unsur-unsur Fe, Mg dan Ca yang terkandung di dalam feed water. Prinsip kerja dengan cara pertukaran ion, yang dilakukan dengan melewatkan feed water pada tangki yang berisi rasim amberlite, berfungsi sebagai pengikat ion-ion Fe, Mg, Ca sehingga air yang dihasilkan memiliki kadar Fe, Mg dan Cs yang rendah. Karena saluran di buat 3 pipa secara parallel maka softener berjumlah 3. Hasil dari proses pada softener kemudian masuk ke feed water pump untuk dipompa ke deaerator.

(8)

41 Gambar 3.6 Softening

3.2.4. Deaerator

Udara, oksigen, karbon dioksida, dan gas lain yang terlarut dalam air dibebaskan dengan piranti mekanisme yang disebut deaerator. Deareator digunakan untuk menyediakan feed water pada temperature yang tinggi.

Gambar 3.7 Deaerator

3.2.5. Preheater

Sebelum masuk ke boiler, air ketel ini dipanaskan secara bertingkat agar, suhunya mendekati suhu air dalam boiler, pada alat pemanas yang disebut preheater air ketel dipanasi menggunakan uap yang dikeluarkan dari turbin. Sistem ini menyebabkan kebutuhan akan volume kondeser lebih kecil, tanpa kehilangan

(9)

42 panas dari uap yang beredar. Jika dilewatkan ke kondenser, uap tersebut sempat melakukan kerja pada turbin, tetapi jika diambil untuk memanasi air ketel, pemanasnya dipakai untuk mengurangi bahan bakar.

Gambar 3.8 Preheater

3.2.6. Economizer

Gas-gas hasil pembakaran meninggalkan permukaan konveksi boiler dengan masih membawa banyak energi panas, pada suhu diatas suhu jenuh uap.

Sebagian dari energi ini dapat dimanfaatkan panas economizer, untuk memanaskan air ketel menjelang masuk ke drum boiler.

Economizer modern terbuat dari pipa-pipa baja agar tahan terhadap tekanan tinggi dan terpasang sebagai bagian integral dari steam generator. Suhu terendah tidak boleh kurang dari titik embun untuk menghindarkan korosi yang disebabkan oleh gas-gas yang merusak pada sisa pembakaran.

Gambar 3.9 Economizer

(10)

43 3.2.7. Boiler

Boiler biasanya berbentuk bejana tertutup yang terbuat dari beja. Fungsinya adalah untuk mentransferkan panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar kepada air dan akhirnya air tersebut berubah menjadi uap atau steam. Bahan bakar yang digunakan oleh boiler adalah HFO (Heavy Fuel Oil), HGO (Heavy Gas Oil).

Water tube boiler merupakan jenis boiler yang mengalirkan fluida ke dalam tube-tube untuk dipanaskan dengan api yang berada di luar tube tersebut. Boiler ini banyak diguanakan untuk membangkitkan steam yang memiliki tekanan tinggi seperti yang diguanakan untuk pembangkit listrik. Boiler yang ada diarea ini merupakan tiper boiler water tube, karena sesuai dengan fungsi utamanya untuk menghasikan steam bertekanan tinggi untuk menggerakkan generator.

Uap (steam) yang dihasilkan boiler berdasarkan tekanannya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Uap bertekanan tinggi (High Pressure Steam = HP steam) dengan tekanan 60 kg/cm2 dengan suhu 460 oC, digunakan sebagai penggerak turbin generator.

2. Uap bertekanan menengah (Medium Pressure Steam = MP steam) dengan tekanan 18 kg/cm2 dengan suhu 330 oC, digunakan sebagai penggerak pompa- pompa turbin, kompresor.

3. Uap bertekanan rendah (Low Pressure Steam = LP steam) dengan tekanan 3,5 kg/cm2 dengan suhu 220 oC, dikondensatkan.

Gambar 3.8 Boiler

(11)

44 3.2.8. Turbin Uap

Tubin uap merupakan unit yang digunakan sebagai penggerak mula (primemover) generator di kilang Pertamina RU IV Cilacap baik di area Utilities 05, Utilities 50 maupun Utilities 500 masing-masing terdapat 8 unit turbin uap.

Karakteristik dari semua tubin pada dasarnya sama yaitu bekerja pada dua kondisi operasi yaitu: operasi full condensing dan sistem operasi extraction.

 Turbin beroperasi secara full condensing

Uap bertekanan tinggi (HP steam) dari boiler masuk ke turbin melalui HP valve turbin. HP steam ini masuk mengerakkan sudu-sudu turbin, dan keluar berubah menjadi uap yang bertekanan rendah dengan temperature ±50oC, kemudian masuk ke kondensor. Dengan media air laut sebagai pendingin, uap tersebut dirubah menjadi air condensate.

 Turbin bekerja secara extraction

Uap bertekanan tinggi (HP steam) dari boiler masuk ke turbin melalui HP valve turbin. Setelah menggerakkan ketiga sudu-sudu turbin, sebagian uap keluar melalui sisi extraction steam dengan tekanan 18 kg/cm2 dengan temperature 330oC dan sebagian lagi keluar menjadi uap bertekanan rendah yang kemudian menuju kondensor.

Uap yang keluar dari turbin pada saat turbin beropersi secara extraction yang bertekanan 18 kg/cm2 disebut MP steam dan digunakan untuk proses produksi kilang antara lain pada unit-unit pompa-pompa turbin dan kompresor.

(12)

45 Gambar 3.9 Turbin Generator

Adapun data-data teknis turbin uap yang ada di Utilities section kilang Pertamina RU IV Cilacap adalah sebagai berikut :

Data turbin di area 50 dan area 500, jumlah terpasang 4 unit turbin:

Manufacture: Elliot-USA

Model : 12 SNC-11, 12 stage

System : Extraction/ Full Condensing

Capasity : 8 MW

Speed  : 3.000 rpm

Over speed trip : 3.300 rpm

Inlet Press : 60 kg/cm2

Inlet Temperature : 460 oC

Extraction : 18 kg/cm2

Data turbin di area 05 dan area 500, jumlah terpasang 4 unit turbin:

Manufacture: Turbo Dyne – USA

Frame : VX4B VCXZY3

System : Extraction/Full Condensing

Capasity : 20 MW

Speed : 3.000 rpm

Over speed trip : 3.300 rpm

Inlet press : 62 kg/cm2

Inlet temperature : 460 oC

Exteaction : 19,8 kg/cm2

3.2.9. Generator

Generator yang digunakan di kilang Pertamina RU IV Cilacap adalah generator dengan tipe Synchronus Generator TEWAC-Brushless Excitation, dimana sistem penguatnya tanpa menggunakan sikat (brushless). Stator berfungsi

(13)

46 sebagai tempat penghantar, tegangan output berasal dari stator dan rotor berfungsi sebagai penghasil medan magnet pada umumnya jenis ini sering digunakan.

Secara umum konstruksi generator di bagi menjadi 3 bagian :

 Stator, merupakan bagian mesin yang diam (static) dan berbentuk silindris.

 Rotor, merupakan bagian dari mesin yang berputar (rotate), juga berbentuk silinder.

 Celah udara, merupakan ruangan antara stator dan rotor.

Adapun spesifikasi dari generator yang ada di kilang Pertamina RU IV Cilacap adalah:

Data generator di area 50 dan area 500, jumlah terpasang 4 unit generator:

Synchronus Generator TEWAC-Brushless Excitation

Manufacture: Electrical Machinery MFG.

COMPANY

Capacity : 10.000 kVA

Voltage : 13.800 Volt

Current : 418 Ampere

Power Factor : 0,8

Phase : 3

Speed : 3.000 rpm

Cycle : 50 Hz

Temp. rise of arm. winding : 60,1 o C Temp. rise of field winding : 85 oC

Excitation field volt : - Excitation field current : -

Phase sequence : 1-3-2

Data generator di area 05 dan area 500, jumlah terpasang 4 unit generator:

Synchronus Generator TEWAC-Brushless Exitation

Manufacture : M.C. Graw-Edison COMPANY

Capacity : 25.000 kVA

Voltage : 13.800 Volt

Current : 1.046 Ampere

Power Factor : 0,8

Phase : 3

Speed : 3.000 rpm

Cycle : 50 Hz

Temp. rice of arm. Winding : 70 oC Temp. rice of field winding : 85 oC

(14)

47 Excitation field volt : 45 Volt

Excitation field current : 9,8 Amphere

Phase sequence : 1-3-2

Rotation : Continous

Dengan mempertimbangkan kondisi tempat yang merupakan kilang minyak yang sangat sensitive terhadap kebakaran, maka generator di kilang Pertamina RU IV Cilacap menggunakan generator dengan kontruksi Totally Enclose Water Air Cooled (TEWAC). Dengan sistem tersebut, diharapkan apabila terjadi percikan bunga api yang terjadi akibat short circuit di dalam kumparan tidak akan keluar dari frame generator.

Stator Generator

Rotor Generator

(15)

48 Gambar 3.12 Generator

3.3. Sistem Interkoneksi

Untuk meningkatkan kehandalan sistem tenaga listrik, maka dilakukan interkoneksi pada ketiga area unit pembangkit tenaga listrik melalui transformator yang disebut TIE Transformer. TIE Transformer pada prinsipnya sama dengan trafo isolasi, yaitu sebuah trafo dimana antara kedua sisi kumparan memiliki jumlah lilitan yang sama sehingga rating tegangannya sama. Interkoneksi dengan TIE Transformer bertujuan untuk mengisolir ganguan yang terjadi pada salah satu sistem pembangkit sehingga tidak mempengaruhi sistem pembangkit yang lain.

Gambar 3.13 Oneline Diagram Interkoneksi

(16)

49 Tipe TIE Transformer yang digunakan adalah “Type Out Dooron Load Tap Changer” dengan kapasitas 16 MVA, rating tegangan 13,8 kV/13,8 kV dengan hubungan kumparan delta-delta.

Data teknis dari TIE Transformer:

Manufacture : Osaka Transformer CO. Ltd. – Japan

Rating : 16 MVA

Phase : 3

Frequency : 50 Hz

Class : OA

Voltage Rating HV : 13.800 V Voltage Rating LV : 13.800 V Current Rating HV : 669 A Current Rating LV : 669 A Basic Impulse Level HV Wind : 110 kV Basic Impulse Level LV Wind : 110 kV

Impedance : 13,3

Temp. Rise Oil : 550 C

Temp. Rise Wind : 550 C

Gambar 3.14 TIE Transformator

3.4. Sistem Distribusi Tenaga listrik

Sistem distribusi tenaga listrik adalah suatu sistem yang menyalurkan tenaga listrik dari unit pembangkit sampai ke beban. Secara umum klasifikasi sistem distribusi tenaga listrik di kilang Pertamina RU IV Cilacap.

Bagian-bagian sistem distribusi tenga listrik dibagi menjadi:

(17)

50 3.4.1. Jaringan Distribusi Utama

Tenaga listrik yang dibangkitkan masing-masing turbine generator dengan tegangan 13.800 Volt di salurkan ke machine bus melalui Circuit Breaker yang dinotasikan generator breaker (52-XX), tiap-tiap turbine generator mempunyai satu unit machine bus. Untuk dapat bekerja serempak/paralel turbine generator, masing-masing machine bus dihubungkan ke transfer bus melalui TIE breaker (52- TBXX) dan Circuit Breaker (52-XX) dimana TIE breaker dan Circuit Breaker tersebut saling inter lock untuk tujuan keamanan sewaktu repair atau inspeksi. Tiap power plant mempunyai satu unit transfer bus, yang berfungsi sebagai penghubung antar generator dan antar plant dengan melalui TIE breaker dan TIE transformer.

Circuit Breaker akan menutup (terhubung) bila dioperasikan close secara manual, bila dioperasikan open akan terbuka secara manual dan secara automatic bila relay pengaman bekerja mendeteksi adanya gangguan pada circuit atau instalasi yang diproteksi.

Pada machine bus selain tersambung dengan generator dan transfer bus, tersambung juga beberapa out going feeder (umpan) melalui Circuit Breaker (52- XX) yang menuju substation yang berlokasi di unit/area pemakai. Masing-masing substation mendapat umpan dari machine bus yang berbeda, dengan maksud bila salah satu mengalami gangguan atau dimatikan untuk tujuan tertentu substation tetap mendapat tenaga listrik dari sumber lainnya. Sistem distribusi ini disebut dengan Secondary Selective Radial Double Feeder, dimana pada sistem 3, 45 KV di SS dilengkapi dengan TIE breaker.

Gambar 3. 15 Jalur distribusi utama

(18)

51 3.4.2. Jaringan Distribusi Sekunder

Tegangan distribusi yang dipakai adalah 13.800 Volt, 3.450 Volt dan 400 Volt/220 Volt. Di substation tenaga listrik dengan tegangan 13.800 Volt yang didapat dari machine bus di power plant diturunkan menjadi 3.450 Volt melalui unit transformer. Dengan melalui Circuit Breaker 3.450 Volt tenaga listrik dari sekunder transformer dipakai sebagai incoming switch gear, kemudian mensupply daya ke beban berupa Motor Control Centre (MCC) 3.450 Volt dan pemakaian lainnya.

Antara switchgear 3.450 Volt yang satu dengan lainnya dipasang TIE breaker yang dalam normal operasinya terbuka. TIE breaker akan dioperasikan tertutup/ close apabila terjadi gangguan pada salah satu incoming feeder atau untuk tujuan lain seperti inspeksi atau perbaikan, pada kondisi ini beban yang ada dilayani hanya dengan satu feeder.

Pemakai/ beban dengan tegangan 380 Volt/220 Volt dilayani dari switchgear dan MCC 400 Volt yang mendapat supply dari transformer 3.450 V/400 V. Beban ini berupa motor-motor 380 V, heater, rectifier/ charger, power control/

UPS, AC (mesin pendingin ruangan), lampu penerangan dan beberapa beban lainnya, dengan pengambilan secara langsung ke switchgear / MCC atau melalui panel (power panel/lighting panel).

Berdasarkan sifat penting dan tidaknya suatu beban, terkait dengan operasi, jenis beban yang ada dapat dikelompokkan sebagai berikut.

 Beban vital, dimana jika mengalami kegagalan sumber daya listrik dapat menyebabkan terhentinya operasi kilang, biasanya jenis beban ini mempunyai duplikasi yang lengkap.

 Beban essensial, jika mengalami kegagalan sumber daya listrik atau mengalami kerusakan maka kontinuitas operasi, kualitas dan kuantitas produksi menjadi terganggu. Duplikasi jenis beban ini lengkap atau tidak tergantung dari pertimbangan ekonominya.

 Beban non essensial, merupakan beban-beban selain dua kelompok jenis beban tersebut diatas.

(19)

52 Gambar 3.16 Primery Distribusi

Gambar 3.17 Secondary Distribution

Referensi

Dokumen terkait