• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB III - Spada UNS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN GARAM MEJA

Disusunoleh : KELOMPOK 3

AYUNI NINDIA PUTRI : K3317014 FITRIA NURAINI : K3317032 ILHAM MAULANA SULAEMAN : K3317038 MUH. ARI PURNAMA ALI : K3317078

KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2020

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Garam Meja

Indonesia merupakan negara yang sebagian wilayah merupakan lautan namun sayangnya potensi tersebut belum dioptimalkan. Hanya beberapa komoditas yang dimanfaatkan seperti transportasi,perikanan, pariwisata dan sebagainya tapi mengapa belum banyak yang menyentuh potensi air laut itu sendiri. Padahal begitu berlimpahnya sumberdaya mineral yang ada di laut seperti garam, ada bermacam- macam garam disana.

Produksi garam di Indonesia pada umumnya masih kotor, harganya dari tambak sudah cukup mahal sekitar Rp 500/kg, demikian demikian juga garam beryodium sekitar Rp 1000/kg pada umummnya produk tersebut masih kotor.

Pada kenyataannya Industri yang membutuhkan garam(NaCl) seperti Industri Soda Indonesia Waru tidak menggunakan garam produk dalam negeri dengan alasan harga juga kualitasnya. mereka malah impor dari Australia, mengapa?

padahal begitu berlimpahnya air laut dinegeri kita. Bagaimana kita harus membangaun negeri ini? minimal kita harus bangkit dengan membangaun diri sendiri dengan mengais peluang ditengah persaingan yang semakin global.

Perdagangan garam NaCl di negeri kita sebenarnya sangat menjanjikan, bahan tersebut di konsumsi hampir semua orang berupa garam beryodium, dari anak kecil sampai orang dewasa, Bagaimana caranya meraih peluang di tengah persaingan?

Kita tidak perlu meniru apa yang sudah dilakukan para petani garam ! kita harus mampu melakukan perbaikan kualitas serta manajemen, sehingga layak bernilai usaha/bisnis.

1. Pengertian Garam

Garam mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C.

Garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) yang merupakan padatan

(3)

kristal berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis dan apabila mengandung MgCl2 menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai bumbu penting untuk makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH ( bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk ), sebagai zat pengawet.

A. Sumber dan Jenis Garam a. Sumber Garam

Sumber garam yang didapat dialam berasal dari : 1. Air laut, air danau asin (3% NaCl)

Yang bersumber air laut terdapat di Mexico, Brazilia, RRC, Australia dan Indonesia yang mencapai ± 40 %. Adapun yang bersumber dari danau asin terdapat di Yordania (Laut Mati), Amerika Serikat (Great Salt Lake) dan Australia yang mencapai produksi ± 20 % dari total produk dunia.

2. Deposit dalam tanah, tambang garam (95-99% NaCl)

Terdapat di Amerika Serikat, Belanda, RRC, Thailand, yang mencapai produksi ± 40 % total produk dunia.

3. Sumber air dalam tanah

Sangat kecil, karena sampai saat ini dinilai kurang ekonomis maka jarang (sama sekali tidak) dijadikan pilihan usaha. Di Indonesia terdapat sumber air garam di wilayah Purwodadi, Jawa Tengah (Burhanuddin, 2001)

4. Larutan garam alamiah (20-25% NaCl)

Dari jumlah 41 ton produksi garam d USA bersumber pada batuan garam (30%), larutan garam alamiah (56%) dan air laut (14%), sedangkan pemakaiannya adalah : 50% untuk pembuatan NaOH, 6% untuk pembuatan Na2CO3, 21% untuk dipakai d jalan raya dan 3% sebagai bahan pengawet dan makanan.

b. Jenis garam

1. Garam Industri

Garam industri yaitu jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97 % dengan kandungan impurities (sulfat, magnesium dan kalsium serta kotoran lainnya) yang sangat kecil. Kegunaan garam industri antara lain untuk industri

(4)

perminyakan, pembuatan soda dan chlor, penyamakan kulit dan pharmaceutical salt.

2. Garam Konsumsi

Garam konsumsi merupakan jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97 % atas dasar bahan kering (dry basis), kandungan impuritis (sulfat, magnesium dan kalsium)sebesar 2%, dan kotoran lainnya (lumpur, pasir) sebesar 1% serta kadar air maksimal sebesar 7%. Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga, industri makanan, industri minyak goreng, industri pengasinan dan pengawaten ikan .

3. Garam Pengawetan

Jenis garam ini biasa ditambahkan pada proses pengolahan pangan tertentu. Penambahan garam tersebut bertujuan untuk mendapatkan kondisi tertentu yang memungkinkan enzim atau mikroorganisme yang tahan garam (halotoleran) bereaksi menghasilkan produk makanan dengan karakteristik tertentu. Kadar garam yang tinggi menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan terhadap garam akan mati. Kondisi selektif ini memungkinkan mikroorganisme yang tahan garam dapat tumbuh. Pada kondisi tertentu penambahan garam berfungsi mengawetkan karena kadar garam yang tinggi menghasilkan tekanan osmotik yang tinggi dan aktivitas air rendah. Kondisi ekstrim ini menyebabkan kebanyakan mikroorganisme tidak dapat hidup.

Pengolahan dengan garam biasanya merupakan kombinasi dengan pengolahan yang lain seperti fermentasi dan enzimatis. Contoh pengolahan pangan dengan garam adalah pengolahan acar (pickle), pembuatan kecap ikan, pembuatan daging kering, dan pembuatan keju.

4. Garam Dapur

Garam dapur/laut dibuat melalui penguapan air laut, dengan proses sederhana, dan meninggalkan sejumlah mineral dan elemen lainnya (tergantung sumber air). Jumlah mineral yang tidak signifikan menambah cita rasa dan warna pada garam laut. Sehingga, tekstur garam laut di pasaran lebih bervariasi. Beberapa diantaranya lebih kasar, namun ada juga yang lebih halus. Garam jenis ini mengandung ± 0,0016% yodium.

Komposisi rata-rata garam dapur (menurut standar SNI) yaitu:

- NaCl = minimal 94,9 % - Air (H2O) = maksimal 5 %

(5)

- Iodium = 30- 80 mg /kg sebagai KIO3

- Fe2O3 = maksimal 100 mg/kg

- Ca dan Mg = maksimal 1 % dihitung sebagai Ca - SO4= maksimal 2%

- Bagian yang tidak larut dalam air = maksimal 0,5%

Ciri-ciri garam dapur :

- Garam dapur dibuat melalui proses sederhana dari penguapan atau evaporasi air laut, sehingga dianggap sebagai garam yang paling alamiah dengan tekstur yang lebih kasar.

- Mengandung yodium dalam jumlah yang sedikit.

5. Garam Meja

Berbeda dengan garam laut, garam meja ditambang dari cadangan garam di bawah tanah. Proses pembuatan garam meja lebih berat untuk menghilangkan mineral dan biasanya mengandung aditif untuk mencegah penggumpalan. Kebanyakan dari garam meja di pasaran telah ditambahkan yodium, nutrisi penting yang terjadi secara alami dalam jumlah kecil dalam garam laut. Garam ini bebas yodium, Mg, Ca dan K2.

Garam meja merupakan hasil tambang dari dalam tanah, dan diproses secara lebih rumit untuk menghilangkan mineral lain yang ikut dalam proses penambangan tersebut. Teksturnya lebih halus sehingga lebih mudah larut dalam air, biasanya diberi tambahan zat adiktif untuk mencegah penggumpalan dan tambahan zat gizi lain agar komposisinya menyerupai garam air laut.

Perbandingan Garam Dapur dan Garam Meja

Garam dapur dan garam meja memiliki nilai gizi yang sama, dan secara kimiawi juga mengandung NaCl (sodium klorida) dalam jumlah yang sama pula. Atau dengan kata lain baik garam meja ataupun garam dapur memiliki kadar sodium dan kadar klorida yang sama. Kandungan kedua mineral ini di dalam garam dapur/laut pun tidak ada bedanya dengan garam meja. Namun, secara komersial, garam dapur/laut lebih alami dan lebih menyehatkan dibandingkan garam meja. Jadi, perbedaan utama garam dapur/

laut dengan garam meja terletak pada rasa, tekstur dan proses pembuatannya, bukan pada campuran zat kimianya.

(6)

B. Manfaat Garam

1. Minuman kesehatan.

Produk minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk minuman untuk mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar bersama keringat dari tubuh selama proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang berat. Pada umumnya produk-produk minuman kesehatan selain mengandung pemanis dan zat aktif, juga mengandung mineral-mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium (Na+), kalium (K+), magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), karbonat - bikarbonat (CO32- dan HCO32-), dan klorida (Cl).

2. Garam mandi.

Garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan mandi yang terdiri dari campuran garam NaCl dengan bahan kimia anorganik lain yang mudah larut, kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin juga senyawa enzim. Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek pewarnaan air, kebugaran, kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air. Komponen utama garam mandi adalah garam NaCl yaitu sekira 90% - 95%.

Kegunaan garam mandi secara umum sangatlah beraneka ragam, di antaranya adalah untuk membersihkan tubuh saat berendam, menumbuhkan suasana relaks, menurunkan rasa stres, dan sebagai sarana refreshing. suasana relaks terutama akibat adanya campuran pewangi yang dipercaya dapat memengaruhi emosi serta suasana hati secara signifikan. Sedangkan fungsi khusus di bidang kesehatan terutama karena adanya garam NaCl adalah untuk melenturkan otot yang tegang, mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala inflamasi (peradangan), serta menyembuhkan infeksi. Untuk fungsi kecantikan, garam mandi antara lain dapat membantu menghaluskan kulit (cleansing), memacu pertumbuhan sel kulit sekaligus meremajakannya (rejuvenating).

3. Garam konsumsi.

Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk pemberantasan gangguan akibat kekurangan iodium (gaki), yaitu dengan proses fortifikasi (penambahan) garam menggunakan garam iodida atau iodat seperti KIO3, KI, NaI,

(7)

dan lainnya. Pemilihan garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam merupakan bumbu dapur yang pasti digunakan di rumah tangga, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan dalam industri pangan, sehingga diharapkan keberhasilan program gaki akan tinggi. Selain itu, didukung sifat kelarutan garam yang mudah larut dalam air, yaitu sekira 24 gram/100 ml.

4. Cairan Infus

Dikenal beberapa jenis cairan infus yaitu cairan infus glukosa 5%, cairan infus NaCl 0,9 % + KCl 0,3% atau KCl 0,6%, cairan infus natrium karbonat dan cairan infus natrium laktat. Cairan infus NaCl adalah campuran aquabidest dan garam grade farmasetis yang berguna untuk memasok nutrisi dan mineral bagi pasen yang dirawat di rumah sakit.

5. Sabun dan sampo.

Sabun dan sampo merupakan bahan kosmetik yang digunakan untuk keperluan mandi dan mencuci rambut, garam NaCl merupakan satu bahan kimia di antara beberapa komposisi bahan dalam pembuatan sabun dan sampo.

6. Cairan dialisat.

Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit (antara lain garam NaCl) dan glukosa grade farmasi yang membantu dalam proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal. Seperti diketahui pasen gagal ginjal diharuskan mengganti darah atau proses cuci darah dalam periode tertentu. Dalam proses pencucian darah tersebut darah yang akan 'dibersihkan' akan dilewatkan pada suatu alat membran (hemodialisis) dalam media cairan dialisat. Dalam dialiser ini darah dibersihkan, 'sampah-sampah' metabolisme secara kontinyu menembus membran dan menyeberang ke kompartemen dialisat.

7. Penyedap rasa

Garam NaCl merupakan ingredient yang paling banyak digunakan di industri pengolahan daging untuk proses pengawet.

(8)

BAB II

BAHAN DAN ALAT A. BAHAN

Nama Bahan Jumlah Gambar

Garam dapur 100 gram

Air Bersih 300 mL

B. ALAT

Alat Jumlah Gambar

Panci email/cawan porselin

1

(9)

Gelas Beker 1

Batang Pengaduk 1

Kain penyaring 1

Kompor listrik 1

(10)

BAB III

CARA MEMBUAT GARAM MEJA

1. BaganKerja

BaganKerja

Melarutkan garam dapur dalam air sambil mengaduk sampai semuanya larut

Menyaring setelah semuanya larut, menambahi

(11)

tapisannya dengan natrium fosfat/natrium karbonat yang dilarutkan dalam air, sambil mengaduknya

↓ Menyaring endapan yang terjadi

Menguapkan tapisan terakhir ini dalam panci email sampai airnya habis menguap, sehingga tersisa Kristal- kristal garam (selama proses penguapan, api diusahakan agar tidak terlalu besar dan sering seringdiaduk)

Menumbuk kristal-kristal garam setelah kering sampai halus

Menyimpan dalam toples atau kantung-kantung plastik

2. Langkah-Langkah N

o Cara kerja Foto Hasilpengamatan

1 .

Melarutkan garam dapur dalam air sambil mengaduk sampai

semuanya larut

Garam dapur larut dalam air

(12)

2 .

Menyaring setelah semuanya larut, menambahi tapisannya dengan natrium fosfat/natrium karbonat yang dilarutkandalam air, sambilmengaduknya

Filtrate menjadi bening setelah disaring

3 .

Menyaring endapan yang terjadi Diperoleh filtrate bening, dengan endapan Kristal garam

4 .

Menguapkan tapisan terakhir ini dalam panci email sampai airnya habis menguap, sehingga tersisa Kristal-kristal garam (selama proses penguapan, api diusahakan agar tidak terlalu besar dan sering sering diaduk)

Diperoleh kristal- kristal garam,

5 .

Menumbuk kristal-kristal garam setelah kering sampai halus

Garam menjadi putih halus

6 .

Menyimpan dalam toples atau kantung-kantung plastik

Garam menjadi awet setelah disimpan

(13)

BAB IV.

Analisis Usaha Garam Meja

Setiap usaha memerlukan persiapan dan perencnaan kegiatan yang matang, terutama dalam segi pemasarannya.Rencana pembuatan garam meja dapat disusun sebagai berikut:

1. Nama Produk : garam meja

2. Jumlah produksi : 40 kg per hari 3. Harga garam meja : Rp15.000,00 per kg 4. Kebutuhan bahan baku garam dapur 50 kg

5. Periode produksi 1 bulan = 25 hari kerja

Dengan demikian, biaya produksi dan keuntungan dalam satu bulan dapat dihitung sebagai berikut.

A. Pemasukan

Hasil penjualan garam meja per bulan : 25 x 40 x Rp15.000,00 = Rp15.000.000,00 B. PembelianPeralatan

1. Kompor gas Rp200.000,00 2. Panci besar Rp150.000,00 3. Kains aring Rp5.000,00 4. Pengaduk Rp10.000,00 5. Baskom Rp10.000,00 Rp375.000,00

Catatan :diperkirakan umur teknis peralatan satu tahun, sehingga nilai penyusutan tiap bulana dalah

Rp375.000,00 : 12 = Rp31.250,00

(14)

C. Pengeluaran

1. Penyusutan alat Rp31.250,00 2. Garam dapur

25 x 50 x Rp2.000,00 Rp2.500.000,00 3. Natrium Fosfat

25 x 1 kg x Rp6.000,00 Rp150.000,00 4. Gas

25 x 1 x Rp20.000,00 Rp500.000,00 5. Tenaga kerja

25 x 1 x Rp50.000,00 Rp1.250.000,00 Rp3.306.250,00 D. Keuntungan

1. Pemasukan Rp15.000.000,00

2. Pengeluaran Rp3.306.250,00

3. Keuntungantiapbulan Rp11.693.750,00 E. Foto Label danProduk

1. Label

(15)

2. Produk

DAFTAR PUSTAKA

Adshead, Samuel A.M (1992), Salt and Civilization, New York : MacMillan,

Ariani, Sri Retno, dkk. (2020). Modul Praktikum Prakarya Kimia. Surakarta:

Laboratorium Kimia FKIP UNS

Arsyad, M.N. (2001). Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta:Gramedia

Kus Sri Martini dan Sri Retno Dwi Ariani. (2011), Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari, Surakarta:UNS Press

Multhauf, Robert P (1978), Neptune's Gift. London: Johns Hopkins,

Purbani Dini (2005), Proses Pembentukan Kristalisasi Garam. Pusat Riset Wilayah Laut Dan Sumber Daya Non Hayati. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan: Departemen Kelautan Dan Perikanan

(16)

LAMPIRAN

A. JAWABAN PERTANYAAN

1. Apakah penyebab garam dapur mudah basah dan rasanya sedikit pahit?

Jawab:Garam dapur mudah basah dan berasa sedikit pahit karena adanya natrium benzoat/natrium fosfat .

2. Apakah fungsi dari natrium fosfat/natrium karbonat?

Jawab: Fungsi natrium karbonat/natrium fosfat adalah sebagai pengikat zat-zat pengotor

3. Sebutkan keuntungan dari pembuatan garam meja!

Jawab:

a. Garam lebih putih, bersih, dan halus.

b. Tahan lama.

c. Tidak terasa pahit.

4. Hitunglah analisis usaha dari usaha pembuatan garam meja!

Jawab:

A. Pemasukan

(17)

Hasil penjualan garam meja per bulan : 25 40 x Rp15.000,00 = Rp15.000.000,00 B. Pembelian Peralatan

1. Kompor gas Rp200.000,00 2. Panci besar Rp150.000,00 3. Kain saring Rp5.000,00 4. Pengaduk Rp10.000,00 5. Baskom Rp10.000,00 Rp375.000,00

Catatan :diperkirakan umur teknis peralatan satu tahun, sehingga nilai penyusutan tiap bulan adalah

Rp375.000,00 : 12 = Rp31.250,00 C. Pengeluaran

1. Penyusuta nalat Rp31.250,00

2. Garam dapur

25 x 50 x Rp2.000,00 Rp2.500.000,00 3. Natrium Fosfat

25 x 1 kg x Rp6.000,00 Rp150.000,00 4. Gas

25 x 1 x Rp20.000,00 Rp500.000,00 5. Tenaga kerja

25 x 1 x Rp50.000,00 Rp1.250.000,00 Rp3.306.250,00 D. Keuntungan

(18)

a. Pemasukan Rp15.000.000,00

b. Pengeluaran Rp3.306.250,00

c. Keuntungantiapbulan Rp11.693.750,00

Referensi

Dokumen terkait