• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV "

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Berdasarkan Tabel 17 skor postur pekerja kelompok B 1 pada proses pengelasan terlihat lengan atas pekerja berada pada sudut 36o, sehingga skor akhir yang diperoleh pada postur lengan atas adalah 2. Berdasarkan Tabel 19 di atas, dapat dilihat bahwa skor A yang diperoleh adalah 7 dan skor yang diperoleh B adalah 2. Berdasarkan Tabel 22, skor postur pekerja Kelompok B 2 pada proses pemahatan marmer terlihat bahwa lengan atas pekerja adalah dengan sudut 39o, sehingga skor akhir untuk pose lengan atas adalah 2.

Berdasarkan tabel 24 di atas dapat diketahui bahwa skor A yang diperoleh adalah 8 dan skor B yang diperoleh adalah 4. Berdasarkan tabel 27 skor sikap pekerja kelompok B 1 saat menggergaji besi dapat diketahui bahwa lengan berada pada sudut 69o, sehingga skor akhir postur lengan atas adalah 3. Berdasarkan Tabel 29 di atas, terlihat skor A yang diperoleh adalah 8 dan skor B adalah 5.

Berdasarkan gambar 31 nilai beban yang dialami pekerja 4 pada proses pencelupan terlihat bahwa beban yang diterima pekerja sama dengan. Berdasarkan Gambar 38, nilai beban yang dialami pekerja 4 pada proses pemolesan terlihat bahwa beban yang diterima pekerja sama dengan. Berdasarkan Tabel 37, hasil postur pekerja Kelompok B 4 proses pemolesan dapat diketahui bahwa lengan atas pekerja berada pada sudut 25o, sehingga hasil akhir yang diperoleh pada postur tungkai atas adalah 2 .

Tabel 42 menunjukkan bahwa skor postur pekerja Kelompok B adalah 5 pada proses pengamplasan, lengan atas pekerja membentuk sudut 51o, sehingga skor akhir postur lengan atas adalah 3.

NIOSH Lifthing Equation

Perancangan Fasilitas Kerja

Usulan perbaikan metode REBA

  • Simulasi penggunaan Alat bantu metode REBA
  • Perbandingan Sebelum dan Sesudah Usulan Fasilitas Kerja

Berdasarkan tabel 45 di atas, untuk merancang alat meja diperlukan data antropometri Indonesia yaitu tinggi siku (TS) untuk menentukan tinggi meja, dimensi yang digunakan adalah 95,65 cm. Data antropometri yang digunakan dalam perancangan table work tool untuk proses pemotongan marmer di stasiun pemotongan adalah. Berdasarkan tabel 47 di atas untuk merancang alat meja diperlukan data antropometri Indonesia yaitu tinggi siku (TS) untuk menentukan tinggi meja, dimensi yang digunakan adalah 95,65 cm.

Berikut ini adalah persentil yang digunakan dalam perancangan alat bantu meja berdiri, yaitu. Data antropometri yang digunakan dalam perancangan table work tool untuk proses pemotongan besi di stasiun pemotongan adalah. Berdasarkan tabel 49 diatas diperlukan data antropometri Indonesia untuk perancangan alat kerja meja yaitu tinggi siku (TS) untuk menentukan tinggi meja maka ukuran yang digunakan adalah 95,65 cm.

Berikut adalah persentil yang digunakan pada perancangan alat tableware untuk proses pemotongan besi sambil berdiri yaitu. Berdasarkan tabel 51 di atas, untuk merancang meja alat kerja diperlukan data antropometri Indonesia yaitu tinggi siku (TS) untuk menentukan tinggi meja, dimensi yang digunakan adalah 95,65 cm. Berdasarkan Gambar 58 di atas, dimensi yang digunakan dalam perhitungan tabel persentil alat kerja, selanjutnya digunakan persentil.

Berdasarkan Tabel 53 di atas, untuk merancang alat kerja meja diperlukan data antropometri Indonesia yaitu tinggi siku (TS) untuk menentukan tinggi meja, dimensi yang digunakan adalah 95,65 cm. Berdasarkan Gambar 60 diatas, dimensi yang digunakan adalah dari perhitungan table tool persentil, persentil yang digunakan oleh. Berdasarkan Tabel 55 di atas, untuk merancang alat kerja meja diperlukan data antropometri Indonesia yaitu tinggi siku (TS) untuk menentukan tinggi meja, dimensi yang digunakan adalah 95,65 cm.

Berikut adalah hasil simulasi table helper pada cutting station yaitu. Berikut adalah hasil simulasi table tools yang diberikan pada proses pemotongan marmer. Berikut adalah hasil simulasi alat meja pada stasiun pemotongan besi yaitu.

Proses pemotongan marmer sebelum menggunakan table tools diberi skor REBA 11 dan sesudah 3. Proses pemotongan besi sebelum menggunakan table tools diberi skor REBA 11 dan sesudah 3.

Usulan Perbaikan Metode NIOSH Lifting Equation

  • Perhitungan NIOSH Lifting Equation Setelah Perbaikan

Berdasarkan Tabel 68 perbandingan sebelum dan sesudah usulan fasilitas kerja berupa alat bantu kerja meja di atas, diketahui bahwa proses pengelasan sebelum penggunaan alat bantu meja mencapai skor REBA 9 dan sesudah 3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usulan fasilitas kerja berupa meja dapat mengurangi terjadinya dislokasi resiko muskuloskeletal bagi operator. Berdasarkan Tabel 69 di atas, untuk merancang alat bantu kerja troli diperlukan data antropometri Indonesia yaitu lebar tas untuk menentukan ukuran lebar troli dan panjang pegangan troli dengan dimensi 50 cm.

Panjang lengan atas digunakan untuk menentukan jarak antara pegangan troli dengan troli dengan dimensi 32,04. Berdasarkan Tabel persentil 70 di atas, persentil alat gerobak yang digunakan setelah perhitungan menggunakan standar deviasi lebar gerobak dan pegangan gerobak yaitu 95% dengan ukuran yang digunakan 50 cm. Berdasarkan tabel 71 diatas untuk alat bantu troli didapatkan tinggi troli 95,65 cm, panjang alas troli 85 cm, lebar troli 65 cm, pegangan troli 4,77 cm , panjang gagang troli (antara gagang troli dan alas troli) adalah 32,04 cm.

Berdasarkan Gambar 107, alat troli diatas merupakan alat yang disarankan untuk metode NIOSH Lifting Equation karena didapatkan hasil perhitungan RWL dan LI untuk posisi awal dengan nilai RWL 9,609 dan LI 5,203. Hal ini dikarenakan pengangkatan dilakukan secara manual pada material handling dan beban yang diangkat termasuk dalam kategori berat yaitu 50 kg. Berikut perhitungan metode perbandingan lampu NIOSH dengan cara menghitung nilai RWL dan LI setelah dilakukan perbaikan dengan alat troli yang disarankan yaitu.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terjadi pada informan dua dan tiga , ketika anak tersebut mengalami cacat tubuh dan anak terlalu bergantung pada orang dewasa (Solihin, 2004). Hal ini di dukung