Harga dasar produksi Batik Putri Warna Alami adalah sepertiga dari harga jual. Usaha batik yang didirikan oleh Ibu Puteri ini berbeda dengan batik yang sudah ada sebelumnya, dimana batik yang dihasilkan berasal dari alam, bukan dari bahan kimia. Oleh karena itu proses pembuatan Batik Warna Alami memerlukan proses yang sangat hati-hati dalam setiap langkahnya, karena bahan yang digunakan menggunakan pewarna alami yang tentunya sangat berbeda dengan pewarna kimia yang bisa dikatakan lebih tahan dan kuat.
Dan biasanya proses pembuatan canting memakan waktu yang cukup lama, hampir berminggu-minggu dibandingkan dengan cara pembuatan pola lainnya. Yang kedua adalah Canting Cap, jika dibandingkan dengan Canting, proses stempel canting rata-rata lebih cepat karena disini menggunakan sejenis cetakan stempel yang diolah menjadi sebuah pola. Pencelupan dapat dilakukan dengan 2 cara, pertama pencelupan dapat dilakukan dengan teknik celup, sesuai dengan namanya teknik pencelupan dilakukan dengan cara mencelupkan kain bermotif menggunakan drum ke dalam bak yang kemudian diisi dengan pewarna alami pilihan kemudian membilas kain menggunakan pewarna dengan cara membasahi dan meratakannya dengan tangan, proses ini dilakukan selama kurang lebih 10-20 menit hingga pewarna meresap dan warna dasar kain berubah, barulah proses pewarnaan berhasil dilakukan. keluar. Proses pencelupan yang kedua dilakukan dengan cara dioles, kata dabbing sendiri mempunyai arti mencuci atau melukis pada kain.
Kain yang ingin diwarnai digantung pada tali dan diregangkan, setelah itu diwarnai sesuai pola yang diinginkan dengan kuas dan cat warna natural. Berbagai batuan alam digunakan dalam proses ini dan setiap batuan memiliki fungsinya masing-masing. Dalam proses ini perlu diperhatikan agar kain yang akan dijemur tidak langsung terkena terik matahari, karena kain yang digunakan sangat sensitif terhadap penggunaan pewarna alami sehingga dikhawatirkan akan luntur atau terlihat. garis-garis.
![Gambar 4.6 Bandana Gambar 4.7 Kalung](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/10860528.0/3.892.190.753.180.1106/gambar-4-6-bandana-gambar-4-7-kalung.webp)
Analisis Data
Ibu Putri Merdekawati dikenal sebagai sosok yang sadar dan peduli terhadap lingkungan. Saya pernah mendengar bahwa batik berwarna alami itu rumit, memakan waktu lama dan sulit pembuatannya, serta belum banyak orang yang mengetahuinya. Dari jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat Ibu Putri memulai usaha Batik Warna Natural, yang membuat Batik Warna Natural hanya rekan rekannya saja.
Bu Putri juga menilai batik berwarna natural itu ribet, lama, susah pembuatannya, belum banyak yang tahu. Dan Ibu Putri belum mengetahui secara detail tentang aspek-aspek Usaha Batik Warna Natural, baik teknis pembuatannya maupun aspek produksinya. Dari jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat memulai usaha Batik Warna Natural, Ibu Putri mengalami kendala.
Serta pelatih atau guru yang mengajarkan pelajaran dasar membatik dan melukis, bukan tentang Batik dengan warna alam. Selain itu informasi mengenai formulasi dan takaran yang tepat dalam pembuatan Batik Warna Natural. Dan juga pembatasan mengenai bahan baku. Jika harga dolar naik, maka harga kain mori sebagai bahan bakunya dipastikan ikut naik. Dari jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa penasihat bisnis mempunyai keinginan yang berbeda dengan Ibu Putri.
Namun berbeda dengan Ibu Putri yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan. Tapi berbeda dengan orang-orang dari luar negeri, mereka lebih berpikiran terbuka tentang pakaian yang terbuat dari warna-warna alami.” Nyonya. Putri tertarik dengan bisnis Batik Warna Natural karena bisnis ini merupakan bisnis yang unik.
Bu Putri mengatakan masyarakat di luar negeri lebih terbuka terhadap bahan-bahan yang berasal dari alam. Dan Bu Putri tidak menyadari potensi bisnis ramah lingkungan karena dia tidak mengenal siapa pun yang sukses di bidang tersebut. 5. “Pemerintah hanya membantu sejumlah dana, namun ada biaya tambahan yang harus ditanggung Bu Putri untuk memulai usaha ini.
Dari jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintah hanya membantu sejumlah uang saja namun ada biaya tambahan yang harus ditanggung Ibu Putri untuk memulai usaha ini.
Pembahasan
Lack Of Information
Selain itu Ibu Putri juga menemui kendala dalam bidang pekerjaannya yaitu Ibu Putri kesulitan dalam mencari tenaga kerja yang berkualitas di bidang pendampingan. Sebelum memulai, Ibu Putri hanya membandingkan warna antara batik berwarna alami dan batik berbahan kimia. Misalnya warna merah pada batik alam tidak seperti yang biasa kita lihat (merah cerah atau merah bata).
Sebab, bahan baku pewarna alami tidak mudah beradaptasi dengan warna merah yang seharusnya. Selain itu, Bu Putri juga belum mengetahui cara pembuatan batik, bahan apa yang digunakan. Karena minimnya informasi mengenai hal tersebut, Bu Putri menganggap batik warna alam adalah batik yang rumit dan sulit dibuat.
Dan karena belum banyak yang mengetahuinya, Bu Putri mengira biayanya mahal sehingga batik akan dijual dengan harga tinggi.
Business Advisers‟ Limited Knowledge And Willingness
Penasihat bisnis yang berasal dari inkubator bisnis Aksi Semarang Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tidak menjelaskan bagaimana cara berbisnis ramah lingkungan, bagaimana memulai bisnis batik dengan warna natural. Pengetahuan yang didapat dari para penasihat bisnis sangat kurang sehingga pada saat itu Ibu Putri belum mengetahui bagaimana cara memulai bisnis yang ramah lingkungan. Adapun keinginan para penasihat bisnis juga berbeda dengan keinginan Ibu Putri, walaupun tidak semua, namun ada beberapa.
Penasihat bisnis mengajarkan bahwa bisnis harus dikembangkan agar pada akhirnya dapat mengembalikan modal dan menghasilkan keuntungan. Ibu Putri mengatakan Batik Warna Natural fokus pada pelestarian lingkungan dan sosial masyarakat. Hal ini didasari saat melihat ada pabrik kimia yang membuat produk yang membuat anak kecil sakit.
Kata Ibu Putri: Kalau hanya memikirkan keuntungan, pemilik usaha akan stres jika keuntungannya turun. Namun hal tersebut tidak terjadi jika ia mengutamakan nilai (nilai sosial bagi masyarakat atau alam).
Lack Of Awareness
Definisi variabel tersebut menjelaskan bahwa pada kurangnya kesadaran akan adanya 2 poin penting dalam hambatan tersebut, yaitu minimnya jumlah eco-entrepreneur dan kesadaran akan potensi perusahaan yang ramah lingkungan. Dalam hal ini kendala yang dihadapi oleh Ibu Putri sesuai dengan teori Schick, Marxen dan Freimann (2002) bahwa karena jumlah eco-entrepreneur yang minim maka Ibu Putri tidak mengetahui cara dan proses produksi di alam. pewarna Batik. Hal ini dirasakan sendiri oleh Ibu Puteri, karena sesama pengusaha terkadang mempunyai motif bisnis yang berbeda-beda.
Meski jumlah Ecopreneurnya minim, Ny. Putri terus mengembangkan usaha batik ramah lingkungan, ia menyatakan ketertarikannya terhadap usaha ini didasari karena usaha batik warna alam merupakan usaha yang unik, yaitu batik yang dibuat bukan dari bahan kimia melainkan dengan pewarna alami. Selain itu, Ny. Putri tertarik pada peluang pasar, dimana peluang pasar terhadap sesuatu yang bernilai terbuka lebar. Dan Ny. Putri belum menyadari potensi bisnis ramah lingkungan karena ia tidak mengenal siapa pun yang sukses di bidang tersebut.
Ibu Puteri hanya menyadari bahwa dirinya harus menjaga lingkungan dan meminimalisir dampak bahan kimia terhadap alam agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi manusia. Namun hal itu tidak terjadi pada Batik Puteri, karyawan atau pengunjung yang masuk dengan leluasa atau tidak perlu menggunakan alat pelindung diri. Dalam hal ini, kendala yang dialami Ibu Putri sejalan dengan teori Schick, Marxen, dan Freimann (2002) yang menyatakan bahwa peran pemerintah dalam membantu mendorong bisnis ramah lingkungan masih sangat kurang.
Hal ini menjadi kendala, karena pemerintah belum pernah melakukan sosialisasi atau edukasi mengenai pentingnya usaha ramah lingkungan. Faktor tersebut menjadi kendala bagi Ibu Puteri karena konsumen yang tidak mengetahui dan tidak sadar akan bahan kimia berbahaya tidak akan berpikir untuk mengubah alam. Maka Bu Puteri berusaha keras dan berusaha menjadikan usaha ini ramah lingkungan.
Sebab, pemerintah hanya membantu sejumlah dana dan ada biaya tambahan yang harus ditanggung Bu Putri untuk memulai usaha ini. Selain itu, jika harga dolar naik maka harga bahan baku kain juga ikut naik karena Batik Puteri menggunakan kain katun premium (mori linen) sehingga berdampak pada keuntungan usaha.
Hambatan Di Luar Teori
Fragile
Karena proses produksinya yang manual tidak menggunakan mesin, berbeda dengan pabrik batik kimia yang menggunakan mesin canggih, semuanya manual sehingga membuat proses produksinya memakan waktu lama. Proses pewarnaan membutuhkan proses yang berulang-ulang, berbeda dengan proses pembuatan bahan kimia. Dan juga proses pewarnaannya seringkali tidak stabil karena berbagai faktor yaitu umur tanaman, asam basa, kadar air, dll. Selain itu proses pengecorannya juga terasa lama, bisa memakan waktu hingga 2 minggu untuk menyelesaikan 1 kain. Nah yang terakhir dalam proses penghilangan warnanya juga ada kendala dimana wax/wax tersebut terkadang sulit dihilangkan dan harus diulang kembali.
Proses pengeringan
Proses Ecoprint
Solusi Untuk Mengatasi Hambatan 1. Lack of information
Jika kurang informasi, maka yang dilakukan Ibu Putri adalah bertanya kepada ahli batik atau orang-orang yang sudah lebih dulu merintis usaha batik, hingga mengajak seorang guru untuk ikut serta dalam proses membatik, hingga akhirnya ia mulai mempraktekkannya sendiri. Ibu Putri juga sering mencoba browsing bisnis batik alam di Internet. Namun karena kegigihannya, ia mencobanya sendiri berulang kali, dengan memperhatikan takaran dan bahan yang dibutuhkan.
Ibu Putri juga melakukan studi banding di tiga kota yaitu Solo, Yogya dan Pekalongan, dimana menurut Ibu Putri ketiga kota tersebut merupakan kota batik tua yang ada di Indonesia. Dalam hal Keterbatasan Pengetahuan dan Kemauan Penasihat Bisnis, Ibu Putri mencoba mencari tahu sendiri ilmunya di luar penasihat bisnis, seperti Googling, Dinas Lingkungan Hidup dan SUCOFINDO. Putri mencoba menjelaskan kepada penasihat bisnisnya bahwa tujuan utamanya menciptakan bisnis ini bukan hanya untuk mencari keuntungan semata, melainkan karena bisnis ini juga sadar akan aspek lingkungan.
Lack Of Awareness
Dalam hal pendanaan publik terbatas, untuk mengurangi biaya, Ny. Putri untuk mendapatkan tambahan dana dari pemerintah.
Keterbatasan Warna
Fragile
Proses produksi
Untuk mempercepat proses produksi dan mencegah batik terkena air saat hujan, Ibu Putri telah membuat ruangan khusus untuk menjemur batik. Bila cuaca panas, jemur di luar ruangan, namun bila hujan ibu dan anak memindahkannya ke tempat yang tertutup dan mengeringkannya dengan spin pengering.
Proses Ecoprint
Harga Relatif Lebih Tinggi