• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

36

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan mengenai hasil dan pembahasan dari penelitian semiotika representasi makna adil dalam berpoligami dalam film Surga Yang Tak Dirindukan 1. Sesuai dengan tujuan permasalahan yang diteliti untuk memahami makna dari adil tersebut, peneliti menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Analisis ini meliputi tiga kajian berdasarkan objeknya yaitu denotasi, konotasi, dan mitos yang digunakan untuk mencari makna adil dalam berpoligami sesuai tiga kajian objek tersebut.

4.1. Hasil penelitian

Pada penelitian ini, informan yang dijadikan sebagai objek penelitian sebanyak dua orang. Orang pertama merupakan sutradara film Surga Yang Tak Dirindukan 1 yaitu Kuntz Agus, dan orang kedua merupakan penulis novel Surga Yang Tak Dirindukan yaitu Asma Nadia.

Wawancara dilakukan secara tidak langsung kepada Kuntz Agus sang sutradara dikarenakan beliau berdomisili di Yogyakarta, dan kepada Asma Nadia selaku penulis novel dikarenakan beliau sedang berada diluar negeri.

Untuk mengetahui makna dari poligami yang ada di dalam film Surga Yang Tak Dirindukan 1, peneliti melakukan beberapa tahapan dari mulai mengintepretasikan makna poligami hingga kebenaran dari sang sutradara film Surga Yang Tak Dirindukan 1 untuk mengartikan makna sesungguhnya.

(2)

4.1.1 Profil Informan

Informan dalam penelitian ini adalah Kuntz Agus sebagai sutradara film Surga Yang Tak Dirindukan 1, dimana informan tersebut dirasa sesuai dengan apa yang ada di pembahasan peneliti dan mempunyai jawaban kunci tentang makna poligami yang ada dalam film.Berikut ini adalah data informan yang menjadi sumber informasi peneliti dalam penelitian ini:

1. Kuntz Agus (A), laki-laki berusia 38 tahun yang menjadi sutradara film Surga Yang Tak Dirindukan 1. (A) juga merupakan penulis naskah di dalam film Surga Yang Tak Dirindukan 1.

Adapun informan yang berfungsis sebagai pendukung atau pelengkap pada penelitian ini adalah:

2. Asma Nadia (B1), perempuan berusia 47 tahun yang merupakan penulis novel Surga Yang Tak Diirndukan

Tabel 4.1 Profil Informan

Nama Usia Jenis Kelamin

Kuntz Agus (A) 38 tahun Laki-laki

Asma Nadia (B1) 47 tahun Perempuan

(3)

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada film Surga Yang Tak Dirindukan 1 menampilkan sebuah karya film bertema poligami, dimana film tersebut diangkat dari novel best seller yang ditulis oleh Asma Nadia. Film tersebut menggambarkan seorang laki-laki yang terpaksa berpoligami diam-diam namun dengan niat menolong yang justru malah hampir merusak rumah tangga pertamanya. Tayangan film yang berdurasi 1 jam 58 menit ini publikasikan di bioskop pada tahun 2017. Film Surga Yang Tak Dirindukan 1 bernaung dibawah label MD Pitcures.

4.1.3 Makna Denotasi Pada Film Surga Yang Tak Diirndukan 1

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukannya banyak data-data dan fakta penting di lapangan. Peneliti menggunakan teknik wawancara bersama pihak-pihak yang langsung bersentuhan dengan pihak film itu sendiri. Penulis akan mengkaji tentang apa yang peneliti dapatkan selama terjun ke lapangan yaitu peneliti mulai sejak bulan Mei 2019.

Peneliti memperoleh hasil dari observasi dan wawancara dengan pihak film Surga Yang Tak Dirindukan terkait adegan visual yang ditonjolkan dalam film Surga Yang Tak Dirindukan 1 mengandung makna Denotasi. Seperti yang diungkapkan informan Kuntz Agus selaku sutradara sebagai berikut:

Dalam film diperlihatkan beberapa adegan bahwa waktu Pras terbagi menjadi dua sehingga tidak benar-benar utuh bagi Arini. Ya, itu merugikan dalam hubungan mereka. Bahwa setiap perempuan tidak akan pernah rela dipoligami.

Dijelaskan oleh sutradara diatas, bahwa pada film beberapa adegan yang memperlihatkan bahwa waktunya terbagi sehingga merugikan salah satu pihak

(4)

yaitu Arini sebagai istri pertama. Berikut kutipan wawancara yang peneliti lakukan dengan informan B1

Arini kebanyakan wanita umumnya, latarnya perempuan jawa namun lebih modern memang. But spt kebanyakan perempuan lain reaksinya, saat tahu suami memiliki perempuan lain: menyalahkan diri sendiri yang mungkin kurang hingga suami mencari perempuan lain. Padahal seharusnya tidak begitu. Lelaki yang baik tidak akan mudah mencari perempuan lain meski istri punya kekurangan, melainkan akan menuntun istri menyempurnakan kekurangan2 tsb

4.1.4 Makna Konotasi Pada Film Surga Yang Tak Dirindukan 1

Makna konotasi yang terdapat dari film Surga Yang Tak Dirindukan 1 itu sendiri adalah poligami bukanlah suatua hal yang mudah dilakukan Seperti yang diungkapkan oleh informan A selaku sutradara.

Point tentang poligami yang ingin disampaikan dalam film ini salah satunya bisa ditelusuri lewat adegan yang terjadi antara Pras, Hartono dan Amran pada adegan mereka makan di set angkringan (menit ke 34) bahwa poligami mensyaratkan hal yang tidak mudah atau mustahil.

Selebihnya, stand point pembuat film kurang lebih sama dengan stand point penulis novel, yang terwakili dari karakter Arini.

Dari penggambaran adegan yang memperlihatkan bahwa mereka bertiga membahas beberapa ayat dalam surat An-Nissa yang dimana ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagai manusia kita tidak dapat berlaku untuk adil Seperti yang dijelaskan oleh informan B1

Jika memang poligami seharusnya punya alasan kuat, para suami harusnya mengondisikan istri dan anak-anak agar terbangun kesiapan ketika si ayah menikah lagi. Bukan mendadak poligami yang membuat keluarga tak siap dan beresiko terpecah keharmonisan. Jika yakin poligami itu bisa si suami lakukan, maka tugas suami membangun pemahaman itu pada istrinya.

(5)

4.2 Deskripsi Film

4.2.1 Sinopsis Film Surga Yang Tak Dirindukan 1

Pernikahan Arini (Laudya Cynthia Bella) dan Pras (Fedi Nuril) mendatangkan kebahagiaan dengan hadirnya Nadia, putri mereka. Pras yang baik dan setia selalu menenangkan Arini. Berbagai kisah perselingkuhan di sekelilingnya, termasuk sahabat dekatnya, tidak sekalipun mengusik kepercayaan Arini terhadap sang suami. Arini pun berusaha mengabdikan diri sepenuh hati sebagai ibu dan istri.

Perjalanan takdir kemudian berujung ujian bagi cinta Arini dan Pras. Suatu hari, dalam perjalanan menuju kantor, Pras harus menolong korban yang mengalami kecelakaan mobil. Alangkah kagetnya Pras saat mengetahui korbannya adalah seorang perempuan dalam balutan baju pengantin.

Mei Rose (Raline Shah) berusaha bunuh diri setelah laki-laki yang berjanji menikahi ternyata menipunya. Padahal di perutnya ada janin berusia tujuh bulan.

Mei Rose berhasil diselamatkan, namun mengalami koma, sementara anak laki- lakinya, Akbar, lahir dengan selamat. Pras tidak tega meninggalkan bayi dan ibu yang ternyata hidup sebatang kara tersebut. Di luar dugaan, Mei Rose melakukan percobaan bunuh diri lagi. Beruntung Mei Rose diselamatkan Pras. Pras jatuh kasihan pada Mei Rose. Mei Rose meminta Pras untuk menikahinya.

Tidak disangka, Mei Rose sangat berbahagia dengan pernikahannya dengan Pras. Mei Rose merasa terharu dan bahagia bisa dinikahi oleh laki-laki sebaik Pras. Dengan demikian Pras melakukan poligami. Pras semakin hari semakin merasa bersalah pada Arini. Saat Pras berusaha menceritakan

(6)

poligaminya pada Arini, ayah Arini meninggal. Suasana semakin berat bagi Pras saat mendengar pengakuan ibu Arini kalau ayahnya juga poligami. Demi kebahagiaan Arini, ibu merahasiakan poligami ayahnya dan ikhlas menerima takdirnya. Akhirnya kenyataan poligami Pras diketahui juga oleh Arini. Bahtera perkawinannya yang ideal, runtuh seketika.

4.2.2 Tim Produksi Surga Yang Tak Dirindukan 1

Pada sebuah proses pembuatan film, pasti dibutuhkan tim produksi dalam penggarapannya, baik dari orang yang mengatur keseluruhan jalannya pembuatan film, orang yang mengatur pengambilan gambar, pencahayaan, suara, property, make up, dan wardrobe serta orang yang melakukan proses editing dalam proses pembuatan dari film Surga Yang Tak Dirindukan 1, yaitu sebagai berikut:

1. Produser : Manoj Punjabi

2. Sutradara : Kuntz Agus

3. Ide cerita : Asma Nadia

4. Penata Script : Alim Sudio

5. Pemeran : Fedi Nuril

Laudya Cynthia Bella Raline Shah

Sandrinna Michelle Kemal Pahlevi Tata Ginting

Zaskya adya Mecca Landung Simatupang

(7)

Ray Sitoresmi Vitta Mariana Rukman Rosadi

6. Penata kamera : Ipung Rachmat Syaiful 7. Penyunting Gambar : Cesa David Lukmansyah

8. Penata Rias : Darto

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1. Film Surga Yang Tak Dirindukan 1 dalam Unsur Pemaknaan Semiotika Roland Barthes

Memasuki bab ini, maka peneliti akan mulai memberikan jawaban mengenai pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya. Lewat film Surga Yang Tak Dirindukan 1 yang memiliki genre drama, dengan adanya unsur poligami yang masih tabu bagi masyarakat luas.

Peneliti akan meneliti dan menemukan adanya makna adil berpoligami secara denotasi dan konotasi yang direpresentasikan dari beberapa potongan gambar atau adegan yang telah peneliti pilih untuk dijadikan pelajaran bagi khalayak nantinya, penjelasannya yaitu sebagai berikut:

(8)

Table 4.2 Scene 24 dan Pemaknaan semiotika Roland Barthes (39.39-40.03)

Visual Audio/Suara

Gambar 4.1

Amran : udah Pras itu gak salah nih ente baca nih surat An-Nissa, Dan jika kamu takut berlaku adil jika menikahi perempuan yatim maka nikahi perempuan yang kamu senangi dua,tiga atau empat nih ente baca nih!

Hartono : eh ente kalo baca ayat jangan setengah-setengah baca berikutnya juga dong, dan jika kamu takut tidak bisa berlaku adil maka nikahi satu orang saja, satu orang saja! Terus baca lagi dong tuh ayat 129

Gambar 4.2

Pras : dan kamu sekalipun tidak akan bisa berlaku adil diantara istri- istrimu walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian.

Denotasi

Gambar pertama memperlihatkan Hartono dan Amran sedang berbincang

Gambar kedua memperlihatkan Pras sedang berbicara

(9)

Konotasi

Gambar pertama dan gambar kedua dapat menjelaskan Pras, Amran dan Hartono sedang membahas soal ayat yang terdapat didalam surat An- nissa. Amran membahas isi dari surat An-Nissa berusaha untuk membela tindakan poligami yang telah dilakukan oleh Pras. Hartono merasa bahwa Amran membacakan ayat tersebut hanya sebatas untuk melakukan pembenaran terhadap apa yang dilakukan oleh Pras, lalu Hartono menegaskan dimana didalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa jika kita merasa tidak dapat berlaku adil maka jangan melakukan poligami dan nikahilah satu orang saja. Pras yang mendengar Amran dan Hartono berdebat merasa risih dan melanjutkan isi dari ayat untuk menegaskan bahwa dia tau dan paham terhadap apa yang dijelaskan di dalam ayat tersebut. Dua gambar diatas menjelaskan bahwa makna konotasi dalam adegan tersebut adalah ingin menyampaikan bahwa adil dalam berpoligami sebenarnya mustahil untuk dilakukan.

Table 4.3 Scene 25 dan Pemaknaan semiotika Roland Barthes (40.23-40-41)

Visual Audio/Suara

Gambar 4.3

Arini: yaudah kalau kamu gakbisa kesini gakpapa mas, biar aku yang jelasin ke Nadya

(10)

Denotasi

Gambar diatas memperlihatkan Arini sedang berbicara kepada Pras lewat telpon sambil memejamkan mata.

Konotasi

Gambar diatas menjelaskan Arini memejamkan mata karena berusaha sabar dan ikhlas juga menahan rasa kecewa karena Pras yang mendadak tidak bisa hadir di pentas anaknya, dimana sebelumnya Pras sudah berjanji dengan Nadya, anak mereka untuk hadir di pementasan anaknya, namun karena istri kedua Pras menelpon saat diperjalanan mengabarkan bahwa anaknya sakit, Pras pun memilih untuk bergegas kerumah istri keduanya. Makna konotasi yang ada pada scene ini adalah bahwa sikap Pras dianggap tidak adil karena pada suatu kondisi Pras dihadapkan pada keadaan dimana Pras harus memilih memenuhi kebutuhan istri pertama atau istri kedua, dan disaat Pras telah memilih ada kekecewaan yang dirasakan oleh salah satu pihak yaitu Arini sebagai istri pertama.

Table 4.4 Scene 37 dan Pemaknaan semiotika Roland Barthes (54.47-56.06)

Visual Audio/Suara

Gambar 4.4

Pras : Arini.. Arini

(11)

Gambar 4.5

Arini : mas kenapa bisa seperti ini sih mas?

Pras : arini

Arini : iya mas ini aku mas ini aku

Gambar 4.6

(tidak ada dialog)

Gambar 4.7

(tidak ada dialog)

Denotasi

Gambar pertama memperlihatkan Pras meneyebut nama Arini dan Meirose menatap kosong ke arah kiri Gambar kedua memperlihatkan Meirose menunduk ketika Arini datang

Gambar ketiga memperlihatkan Meirose pergi meninggalkan Pras dan Arini

Gambar keempat memperlihatkan Meirose berhenti sejenak dan melihat ke arah Arini dan Pras

(12)

Konotasi

Meirose memalingkan muka karena merasa cemburu, Arini yang diingat oleh Pras bukan dirinya, ketika Arini datang dan Pras masih memanggil nama Arini, Meirose tertunduk lesu merasa asing dan kecewa seolah kehadirannya tidak dibutuhkan oleh Pras, suaminya. Meirose memilih pergi karena merasa bahwa apa yang dibutuhkan oleh suaminya saat itu bukanlah dirinya melainkan Arini walau sebenarnya Meirose masih ingin menemani suaminya namun merasa sedih dan tidak sanggup karena harus mendengar Pras yang terus memanggil Arini. Dari keempat gambar diatas menjelaskan makna konotasi yang ingin disampaikan adalah walaupun Pras sudah berusha untuk berlaku adil dalam segala hal pada kenyataannya perasaan Pras sebenarnyapun lebih besar kepada Arini daripada Meirose, yang menunjukan bahwa dari segi perasaanpun sebenarnya sudah tidak bisa untuk berlaku adil.

Table 4.5 Scene 39 dan Pemaknaan semiotika Roland Barthes (58.24-58.35)

Visual Audio/Suara

Gambar 4.8

Pras : kamu gak perlu pergi, kenapa?

Meirose : aku harus memilih dan ini pilihanku

Pras : Tapi, Arini udah ikhlas

Meirose : kita semua tau mas gak ada perempuan yang benar-benar ikhlas berbagi, yang ada kita sama sama berkorban, aku, mas, mba Arini bahkan Nadya dan Akbar juga.

(13)

Denotasi

Gambar diatas memperlihatkan Meirose sedang berbicara kepada Pras yang melarang Meirose untuk pergi

Konotasi

Gambar diatas menjelaskan Meirose menyadari bahwa diantara dirinya dan Arini tidak ada yang benar-benar ikhlas melainkan hanya terus berkorban satu sama lain, makna konotasi dalam adegan diatas adalah pada kenyataannya Meirose merasa tidak ada keadilan yang dilakukan oleh Pras kepada dirinya dan Arini, selama menjalani rumah tangga poligami tersebut Meirose dan Arini hanya selalu berkorban agar tidak memberatkan Pras sebagai suami, untuk itu Meirose memilih pergi agar Pras tidak perlu lagi terbebani dengan sikap adil yang harus dia lakukan.

4.3.2 Makna Denotasi Adil Dalam Berpoligami Pada Film Surga Yang Tak Dirindukan 1

Film Surga Yang Tak Dirindukan 1 memperlihatkan seorang laki-laki bernama Prasetya yang mempunya isteri bernama Arini dan anak bernama Nadya.

Mereka adalah keluarga yang bisa dibilang cukup bahagia, sampai pada akhirnya suatu kejadian memaksa Pras untuk melakukan Poligami dengan perempuan bernama Meirose. Film ini berlatar belakangkan lokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan total 65 scene.

Makna denotasi adil dalam berpoligami pada film Surga Yang Tak Dirindukan 1 adalah pada scene pertama dengan berlatarkan kedai angkringan Amran, Hartono dan Pras sedang membahas isi dari ayat dalam surat An-Nissa

(14)

untuk mengaitkan dengan tidakan poligami yang telah dilakukan Pras. Pada scene kedua berlatarkan pintu aula pentas Nadya dan ibunya yang menemani Arini menelpon, Arini berbicara dengan Pras ditelpon sembari memejamkan mata. Pada scene ketiga berlatarkan ruang rumah sakit tempat Pras dirawat, terlihat Meirose memealingkan mukanya ke arah kiri dan Pras terus menyebut nama Arini, tak lama Arini datang sambil menangis lalu Meirose beranjak pergi meninggalkan ruangan tempat Pras dirawat, namun sebelum benar-benar pergi meninggalkan ruangan tersebut Meirose sempat menengok ke arah Pras dan Arini. Pada scene keempat berlatarkan stasiun kereta Pras melarang Meirose untuk pergi dan Meirose menjelaskan kepada Pras alasannya untuk pergi.

4.3.3. Makna Konotasi Poligami Dalam Film Surga Yang Tak Dirindukan 1 Film Surga Yang Tak Dirindukan 1 dapat menjelaskan bahwa kehidupan dalam berpoligami terkadang tidak selalu berjalan dengan indah. Tokoh Arini digambarkan sebagai perempuan yang tidak setuju dengan adanya poligami.

Makna konotasi adil dalam berpoligami pada film Surga Yang Tak Dirindukan 1 adalah pada scene pertama Pras, Amran dan Hartono sedang membahas soal ayat yang terdapat didalam surat An-nissa. Amran membahas isi dari surat An-Nissa berusaha untuk membela tindakan poligami yang telah dilakukan oleh Pras. Hartono merasa bahwa Amran membacakan ayat tersebut hanya sebatas untuk melakukan pembenaran terhadap apa yang dilakukan oleh Pras, lalu Hartono menegaskan dimana didalam ayat tersebut juga menjelaskan bahwa jika kita merasa tidak dapat berlaku adil maka jangan melakukan poligami dan nikahilah satu orang saja. Pras yang mendengar Amran dan Hartono berdebat

(15)

merasa risih dan melanjutkan isi dari ayat untuk menegaskan bahwa dia tau dan paham terhadap apa yang dijelaskan di dalam ayat tersebut.

Makna konotasi dalam adegan tersebut adalah ingin menyampaikan bahwa adil dalam berpoligami sebenarnya mustahil untuk dilakukan. Pada scene kedua menjelaskan Arini memejamkan mata karena berusaha sabar dan ikhlas juga menahan rasa kecewa karena Pras yang mendadak tidak bisa hadir di pentas anaknya, dimana sebelumnya Pras sudah berjanji dengan Nadya, anak mereka untuk hadir di pementasan anaknya, namun karena istri kedua Pras menelpon saat diperjalanan mengabarkan bahwa anaknya sakit, Pras pun memilih untuk bergegas kerumah istri keduanya. Makna konotasi yang ada pada scene ini adalah bahwa sikap Pras dianggap tidak adil karena pada suatu kondisi Pras dihadapkan pada keadaan dimana Pras harus memilih memenuhi kebutuhan istri pertama atau istri kedua, dan disaat Pras telah memilih ada kekecewaan yang dirasakan oleh salah satu pihak yaitu Arini sebagai istri pertama. Pada scene ketiga Meirose memalingkan muka karena merasa cemburu, Arini yang diingat oleh Pras bukan dirinya, ketika Arini datang dan Pras masih memanggil nama Arini, Meirose tertunduk lesu merasa asing dan kecewa seolah kehadirannya tidak dibutuhkan oleh Pras, suaminya.

Meirose memilih pergi karena merasa bahwa apa yang dibutuhkan oleh suaminya saat itu bukanlah dirinya melainkan Arini walau sebenarnya Meirose masih ingin menemani suaminya namun merasa sedih dan tidak sanggup karena harus mendengar Pras yang terus memanggil Arini. Makna konotasi yang ingin disampaikan adalah walaupun Pras sudah berusha untuk berlaku adil dalam segala hal pada kenyataannya perasaan Pras sebenarnyapun lebih besar kepada Arini

(16)

daripada Meirose, yang menunjukan bahwa dari segi perasaanpun sebenarnya sudah tidak bisa untuk berlaku adil. Pada scene keempat menjelaskan Meirose menyadari bahwa diantara dirinya dan Arini tidak ada yang benar-benar ikhlas melainkan hanya terus berkorban satu sama lain, makna konotasi dalam adegan diatas adalah pada kenyataannya Meirose merasa tidak ada keadilan yang dilakukan oleh Pras kepada dirinya dan Arini, selama menjalani rumah tangga poligami tersebut Meirose dan Arini hanya selalu berkorban agar tidak memberatkan Pras sebagai suami, untuk itu Meirose memilih pergi agar Pras tidak perlu lagi terbebani dengan sikap adil yang harus dia lakukan.

Tabel 4.5 Hasil Denotasi dan Konotasi

1 Makna Denotasi

Film ini memperlihatkan tokoh Pras yang melakukam poligami secara diam-diam, namun setelah semuanya terungkap Pras berusaha untuk berlaku adil kepada Arini dan Meirose.

2 Makna Konotasi

Dalam film ini ingin menampilkan bahwa adil dalam berpoligami adalah suatu hal yang mustahil dilakukan walaupun kita sudah mengusahakan untuk bersikap adil.

Maka dapat disimpulkan bahwa denotasi mempunyai arti sebagai makna harfiah atau makna sebenarnya yakni Pras yang berusaha untuk berlaku adil kepada Arini dan Meirose dan konotasinya adalah bahwa adil dalam berpoligami adalah hal yang sangat sulit atau mustahil untuk dilakukan.

(17)

4.3.3 Makna Mitos Adil Dalam Berpoligami Pada Film Surga Yang Tak Dirindukan 1

Makna menjadi subjektif atau intersubjektif yang akan menimbulkan sebuah mitos yaitu bahwa sikap adil dalam berpoligami memang sulit untuk dilakukan namun sebagai manusia tidak ada salahnya untuk kita berusaha terlebih dahulu. Film tersebut menunjukan Pras seperti tidak dapat berlaku adil kepada istrinya, terlihat dari beberapa adegan yang menunjukan Pras tidak dapat imbang dalam membagi waktu untuk kedua istrinya. Pada kenyataannya adil sendiri bukan berarti pembagian sama rata antara satu dan lainnya, namun juga dapat dilihat dari masing-masing kebutuhannya, untuk dapat mencapai suatu sikap adil dibutuhkan juga kesabaran dan keihklasan dari kedua belah pihak yaitu istri pertama dan istri kedua.

Referensi

Dokumen terkait

This study aimed to examine the correlation between XRCC1 exon 6 gene polymorphism and micronucleus (MN) frequency in radiation workers and their relation to