• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di atas kapal KM. Segara Bapak yang mana merupakan kapal general cargo dengan GT. 2680 ton. Kapal ini memiliki call sign yaitu JZTV dengan imo number 8663042. Jumlah awak kapal ada 20 orang. Kapal KM. Segara Bapak di bangun pada tahun 2004 yang mana memiliki dimensi panjang 96 meter dan lebar 14 meter dengan disertai dua crane di atas main deck. Kapal KM. Segara Bapak beroperasi di daerah perairan lokal dengan membawa muatan cargo yang biasanya adalah semen berbentuk jumbo atau curah, bahkan juga sering mengangkut klinker curah. kapal ini dimiliki oleh perusahaan PT. Radika Indo Sampurana yang berlokasikan di kota semarang.

B. HASIL PENELITIAN 1. Penyajian Data

Melakukan maintenance atau perawatan terhadap tali tambat (mooring rope) sangatlah penting untuk dilakukan karena menyangkut

keselamatan awak kapal dan keamanan bongkar muat saat sandar di pelabuhan.

Oleh karena itu untuk melakukan perawatan tali tambat awak kapal harus mengetahui karakter dari masing–masing tali tambat yang ada di atas kapal sesuai dengan jenisnya. Dan dalam penelitian kali ini

(2)

penulis akan meneliti mengenai peratan tali tambat yang dilakukan di atas kapal KM. Segara Bapak khususnya tali tambat yang terbuat dari bahan sintetis (propylene) dan tali yang terbuat dari bahan wire (kabel baja) yang akan diuraikan sebagai berikut:

a. Pada hari Rabu,16 januari 2019 di pagi hari chief officer memberikan order untuk melakukan maintanace tali mooring karena terkena debu klinker ketika melakukan muat di pelabuhan trisakti Banjarmasin.

Setelah hampir masuk waktu kerja yaitu sekitar jam 07.30 wita bosun pun memerintahkan kadet dan juru mudi untuk mengambil peralatan untuk membersihkan tali mooring yaitu air (air yang pakai disini adalah air laut) dan sikat dan langsung menuju haluan untuk mulai melakukan maintenance pada tali tambat, setelah semua peralatan terkumpul awak kapal langsung melakukan maintenance terhadap tali tambat. Pertama, bentangkan tali tambat yang tergulung agar lebih mudah untuk melakukan pembersihan. Lalu bersihkan debu dengan digosok mengunakan air, lakukan pada semua bagian-bagian tali yang terkena kotoran debu. Setelah tali bersih dari debu maka tali langsung disimpan.

b. Pada hari senin, 04 maret 2019 ketika sedang melakukan pelumasan gemuk di gear mooring winch, salah seorang juru mudi ceroboh dan tidak sengaja menumpahkan gemuk sehingga terkena pada sebagian tali tambat. Setelah diketahui oleh bosun, cadet dan juru mudi di perintah oleh bosun untuk mengambil air, sikat serta majun dan yang lainnya membentangkan tali tambat tersebut. Setelah semua

(3)

peralatan terkumpul bosun langsung menggosok tali yang terkena grease dengan air tawar sampai bersih lalu setelah bersih di lap lagi

dengan majun bersih. Setelah bersih tali lalu di gulung (disimpan) dan ditutupi dengan terpal agar tidak terpapar sinar matahari langsung.

c. Pada hari selasa, 26 maret 2019 waktu itu ketika melakukan kerja harian yang mana kegiatannya adalah pengecetan kapal. Semua awak telah dibagi sesuai tugas masing–masing, saya pun mendapat tugas untuk mengecat mooring winch bersama bosun. Dikarenakan posisi kapal sedang berlayar dan suasana goyangan ombak lumayan mencekam saya tidak sengaja mengenai tali tambat dengan cat, saya pun langsung memberitahu bosun untuk meminta solusi, lalu bosun memerintahkan saya untuk mengambil peralatan yaitu majun, air, dan sikat. Dan sayapun mengambilnya dan memberikan pada bosun, beliaupun membersihkannya sebersih mungkin seperti halnya membersihkan bekas gemuk yang pernah dilakukan. Dia langsung menggosok dengan air lalu menyimpan talinya kembali.

d. Setiap sandar di pelabuhan yang memiliki arus dan gelombang agak kuat, kami memberi bantalan seperti dampra kecil atau potongan dari tali bekas pada chock (panama lead) agar mengurangi gaya gesek tali dengan permukaan chock yang agak kasar sehingga tali tidak mudah putus.

e. Pada hari kamis, 30 mei 2019 di pagi hari bosun mendapat order dari chief officer untuk membantu operator crane melakukan pelumasan

(4)

pada tali wire yang terinstal pada crane karena sudah lama tidak di lumasi dan gesekannya sudah mulai kasar. Setelah jam kerja berlangsung bosun memerintahkan cadet untuk mengambil minyak grease, lalu bosun membagi tugas pada juru mudi untuk melakukan

pelumasan, saat melaksanakan tugasnya juru mudi hanya melumasi bagian wire yang ada di boom dan tidak melakukan pelumasan pada wire yang tergulung pada drum crane.

f. Pada hari rabu, 10 juli 2019 dilakukan drill penurunan sekoci, awalnya semua berjalan lancar sampai ketika sekoci sudah di air salah satu wire dewi–dewi ada yang melingkar dan karena tidak pernah di lumasi gemuk jadi wire ada sedikit karat, lalu salah seorang juru mudi mencoba memperbaikinya alhasil bukannya dapat di perbaiki malah wire jadi rusak karena di paksakan di tari tidak sesuai alur lekukannya sehingga bentuknya berubah dan setiap helai wire tidak menyatu Jadi harus beli wire baru lagi.

g. Hasil dari kegiatan wawancara dengan chief officer berikut penuturannya mengenai perawatan tali tambat “seharusnya tali tambat itu diganti secara berkala maksimal satu tahun, tapi dikapal ini tali tambatnya di ganti kalau sudah rusak aja karena sudah menjadi ketentuan perusahaan.

h. Perawatan tali tambat yang dilakukan di kapal KM. Segara Bapak yang di tangani oleh bosun Joni berikut penuturannya,

“Kalau perawatan tali tambat di kapal ini ya dilakukan seperlunya saja det, ya ketika tali terkena kotoran cukup dibersihkan saja dan

(5)

digosok dengan air tawar, Kalo wire sih cukup diberi gemuk aja biar ga karatan”. Dan mengenai penyimpanan tali yang dilakukan di atas kapal seperti yang dituturkan bosun Joni, “Untuk menyimpan tali yang terpenting usahakan terhindar dari paparan matahari langsung biar gak cepet rusak”.

2. Analisis Data

a. Dari data pertama diketahui bahawa awak kapal KM. Segara Bapak dalam melakukan perawatan menggunakan bahan yang kurang tepat pertama yaitu media air yang di pakai seharusnya menggunakan air tawar karena air laut bersifat asam sehingga akan berpengaruh terhadap kekuatan tali. Kedua karena kotoran tadi berasal dari klinker yang mana adalah bahan baku pembuatan semen yang jika

terkena air akan mengeras, jadi seharusnya tidak perlu digosok dengan air. Selain itu kesalahan yang fatal yang terjadi adalah penyimpanan tali tambat yang dilakukan dalam keadaan basah sehingga kekuatan tali akan menurun dan lama–kelamaan aka lapuk, dikarenakan tali mengalami reaksi difusi molekul. “Difusi adalah Perpindahan massa suatu komponen dari konsentrasinya tinggi menuju ke konsentrasi yang rendah” (Dr. herti utami S.T , M.T, 2017: 09-10)

b. Dari data kedua dan ketiga diketahui bahwa awak KM. Segara Bapak dalam melakukan perawatan tali tambat memiliki kesalahan dalam menggunakan perantara air laut yang dapat menurunkan kekuatan tali, selain itu penyimpanan tali dalam keadaan basah

(6)

membuat tali menjadi lapuk. Akan tetapi dalam hal penggunaan terpal untuk menutupi tali dari sinar matahari langsung sudah benar, karena tali propylene rentan terkena degradasi ultraviolet yang ada pada sinar matahari. “Polimer sintetis umum yang dapat diserang termasuk polipropylen, di mana ikatan karbon tersier dalam struktur rantai mereka adalah pusat serangan. Sinar ultraviolet berinteraksi dengan ikatan ini untuk membentuk radikal bebas, yang kemudian bereaksi lebih jauh dengan oksigen di atmosfer, menghasilkan gugus karbonil dalam rantai utama.Permukaan produk yang terbuka kemudian dapat berubah warna dan retak, dan dalam kasus yang ekstrem, disintegrasi (kerusakan) produk dapat terjadi”( George Wypych, 2015 : 07-08)

c. Dari data ke empat dapat diketahui bahwa perlakuan dalam perawatan tali tambat di atas kapal KM. Segara Bapak sudah benar dengan memberikan bantalan untuk mengurangi gesekan tali dengan panama lead, yang mana menjadi salah satu kelemahan tali propylene jika terkena benda tajam akan mudah rusak.

d. Dari data kelima dan ke enam diketahui bahwa perawatan yag di lakukan awak KM Segara Bapak terhadap tali wire atau kabel baja tidak maksimal sehingga dapat membuat wire kekurangan kekuatannya dan menjadi rusak akibat tidak di lumasi secara rutin dan menyeluruh yang menyebabkan wire menjadi korosi sebagai efek dari proses oksidasi baja dengan oksigen yang sering di sebut karat.

(7)

e. Dari data ke tujuh diketahui bahwa aturan pergantian tali tambat di atas kapal KM. Segara Bapak tidak diberlakukan secara rutin sehingga berpotensi terjadinya putus tali akibat ketidaklayakan pakai dan membahayakan keselamatan awak kapal.

f. Dari data kedelapan dan ke kesembilan diketahui bahwa perawatan tali tambat yang dilakukan oleh awak KM. Segara Bapak kurang maksimal akibat dari kurangnya pengetahuan dan salahnya penanganan terhadap tali yang dapat mengakibatkan tali menjadi rusak. Tapi di lain sisi pengetahuan akan bahayanya paparan matahari langsung pada tali menandakan bahwa awak kapal KM.

Segara Bapak mengerti sebagian dari kriteria tali yang ada di atas kapal.

A. PEMBAHASAN

1. Bagaimana perawatan tali tambat diatas kapal?

Merujuk pada rumasan masalah yang pertama mengenai bagaimana Perawatan tali tambat di atas kapal KM. Segara Bapak, dapat diketahui bahwa perawatan tali tambat diatas kapal KM. Segara Bapak tidak dilaksanakan dengan baik sehingga dapat membahayakan keselamatan awak kapal saat mengoperasikan tali tambat. Ditinjau dari aturan perusahaan mengenai perawatan tali tambat tidaklah diadakan atau tidak diperhatikan sama sekali hingga pada akhirnya perawatan tali tambat di atas kapal tidak terlaksana dengan baik atau bahkan tidak dilaksanakan. Selain tidak adanya aturan dari perusahaan, pengetahuan para awak kapal mengenai perawatan tali tambat diatas kapal juga

(8)

menjadi salah satu faktor terjadinya perawatan tali tambat yang buruk di atas kapal. Disamping itu awak KM. Segara Bapak telah melakukan hal yang benar dengan melakukan penutupan memakai terpal saat tali tidak digunakan. Sehingga tali menjadi lebih awet. Meskipun demikian perawatan tali tambat di atas kapal KM. Segara Bapak dapat dikatakan belum dilakukuan dengan baik dan benar.

2. Apakah perawatan tali tambat yang dilakukan di atas kapal sudah memadai untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada saat sandar?

Merujuk pada rumusan masalah yang kedua mengenai apakah perawatan tali tambat di atas kapal KM. Segara Bapak sudah memenuhi standar yang ada. Ditinjau dari hasil penelitian bahwasannya perawatan tali tambat di atas kapal KM. Segara Bapak cukup buruk dilihat dari peraturan perusahaan yang tidak mngatur masalah perawatan tali tambat maupun dari sisi kemampuan awak kapal yang tidak mengerti tentang karakter dan perawatan tali tambat.

Sehingga bisa dilkatakan bahwa pelaksanaan perawatan tali tambat di atas kapal KM. Segara Bapak sangat jauh dari standar yang ada.

(9)

31

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengujian dan analisa data di bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Perawatan tali tambat dari bahan propylene dan wire yang dilakukan diatas kapal KM. Segara Bapak kurang maksimal dikarenakan ketidak tahuan anak buah kapal akan karakter dari masing masing tali serta kurangnya kesadaran untuk melakukan perawatan secara rutin agar tali tidak terlanjur rusak. Selain itu kurangnya etos kerja awak kapal yang membuat perawatan tali diatas kapal tidak dilakukan dengan sempurna.

Disamping itu dari pihak perusahaan yang tidak membuat aturan atau standard operational procedure (SOP) mengenai perawatan tali

tambat menyebabkan perawatan tali diatas kapal tidak terlaksana dengan baik.

2. Berdasarkan data dan analisa bahwa perawatan tali tambat yang dilakukan di atas KM. Segara Bapak kurang memadai untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada saat sandar.

B. SARAN

Dari pembahasan sehubungan dengan masalah penelitian tentang perawatan tali tambat diatas kapal untuk mencegah terjadinya kecelakaan

(10)

pada saat sandar, maka penulis mencoba untuk mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan guna sebagai usaha peningkatan kinerja anak buah kapal, yaitu:

1. Saran untuk perusahaan pelayaran:

a. Memberikan pelatihan keselamatan kepada awak kapal sebelum naik kapal.

b. Melengkapi data–data konformitas tali agar abk dapat mengetahui data dan karakteristik dari tali yang ada di atas kapal.

c. Dan aturan serta memberikan buku panduan mengenai mooring equipment terutama mooring rope (tali tambat) diatas kapal sehingga awak kapal mengetahui cara penangan dan perawatan yang baik terhadap alat–alat diatas kapal terutama tali tambat.

2. Saran untuk awak kapal:

a. Memberikan familiarisasi atau pengenalan terhadap awak kapal yang baru naik. Familiarisasi dilakukan setiap ada awak kapal yang baru naik sesuai prosedur secara maksimal.

b. Mengadakan safety meeting secara rutin setiap bulan yang membahas tentang masalah keselamatan kerja.

c. Meningkatkan kepedulian akan safety dan pelaksanaan pekerjaan dengan baik dan benar sesuai prosedur.

Apabila saran-saran tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, maka diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan awak kapal

(11)

tentang perawatan tali tambat yang baik dan benar serta dapat menjalankan tugas dengan maksimal sehingga tercipta keselamatan kerja.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

This study used the modified unified theory of acceptance and use of technology framework (UTAUT) to determine user acceptance of the new technology and variables

34 BAB IV PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Paparan Data dan Temuan Penelitian