• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Perusahaan

Disini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul Karya Ilmiah Terapan yaitu “Analisis Sistem Kontrol PLC Pada Crane Hidrolik Kapal KM. Armada Papua”. Sehingga dengan adanya gambaran umum objek penelitian, pembaca dapat memahami tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian di atas kapal KM. Armada Papua. Kapal ini dimiliki oleh Perusahaan PT.

SALAM PASIFIC INDONESIA LINES.

2.iiiiTempat Penelitian

Tempat Penelitian dilakukan di KM. Armada Papua, yang jenis kapalnya adalah Kapal container. Rute Pelayaran Surabaya-Jakarta- Belawan-Makassar-Bitung-Sorong-Jayapura-Balikpapan. KM. Armada Papua memiliki data kapal sebagai berikut :

a. General Particular

Owner : PT. SALAM PASIFIC INDONESIA LINES

Ship Name : MV. ARMADA PAPUA

Official Number : GT. 9606 No. 4876/Ba

Kind Of Ship : Container Ship

Nationality : Indonesia

Port Of Registry : Jakarta

(2)

31

Class Of Vessel : K R S 1 Containership 1W S LG LI

MMSI : 525005175

IMO No. : 9063964

Keel Laying : 30 Januari 1992

Delivered : 1 Mei 1993

b. Principal Dimension

Length Overal (LOA) : 149,64 m

Length Between Perp (LBP) : 140,14 m

Bredth Moulded : 22,3 m

Depth to Main Deck : 11,1 m

Summer Deadweight : 12585

Draft On Summer Dead Weight : 11,40 m

Freeboard Summer : 2,875 m

Gross Tonnage : 9857 Ton

c. Ship’s Crane

2 Electric/Hidrolik/Maker : NMF

Max. Lifting/Outreach 1,2 : 45 MT/25 m 40 MT/28 m d. Main Engine

Main Engine Maker : BV MAN B&W

Main Engine Max. : 9400 KW

Main Engine HP : 13000 HP

IFO cons. Per day : 78,0 MT

Bowthruster power : 1100 KW/1496 HP

Service Speed : 20 Knot

Propeller : 5 Blade, 5,300 m

(3)

32

B. HASIL PENELITIAN

Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan tinjauan pustaka. Dalam metode wawancara peneliti memberi pertanyaan kepada beberapa responden diantaranya adalah awak kapal, Chief enginer dan electrician lainnya perihal terjadinya kerusakan pada crane. Berikut akan dijelaskan penelitian tentang Analisa kerusakan pada hal tersebut di kapal KM. Armada Papua di pelabuhan Nabire.

1. Penyajian Data

Penyajian data penulis menggunakan metode pengumpulan data (Observasi) dan wawancara terhadap awak kapal, chief enginer dan Electrician. Adapun data dan spesifikasi dari PLC crane hidrolik dari kapal KM. Armada Papua sebagai berikut:

a. Technical Data Crane Hidrolik 1) Rudder Actuator

Merk : Silownik Hanomag

Rudderstok diameter : 107 mm Maximum oil pressure : 100 BAR 2) Pump Unit

Type : PPSMI 2”

Revolution : 3500 R.P.M

Capacity at 3500 R.P.M : 430 l/min Relief vavle setting : 250 BAR Maximum temperature sistem : 70 degr.C.

Solenoid valve : Vikers 24V DC

3) Electric Motor

(4)

33

Type : ABB HXV 315MB

Rating : 160 kW

Voltage : 380 AC

Current : 308 A

Frequency : 50 Hz

Protection degree : IP 54

b. Gambar komponen PLC Crane Hidrolik

Gambar 4.1 Panel PLC

Sumber : KM. ARMADA PAPUA

Gambar di atas adalah PLC (Programmable Logic Controller) pada kapal KM. Armada Papua menggunakan jenis PLC untuk sistem kontrol pada crane. Pada crane hidrolik KM. Armada Papua menggunakan sistem PLC untuk penggerak pada crane.

(5)

34

Pada crane KM. Armada Papua menggunakan sistem PLC (Programmable Logic Controller) untuk penggerak pompa hidroliknya dan solenoid valve 24V DC.

c. Berdasarkan Hasil Wawancara a. Awak Kapal ( responden 1)

Berikut ini penuturan awak kapal saat mengoperator pada salah satu crane tidak bekerja dengan baik waktu kegiatan bongkar muat “ factor yang terjadi dikarenakan sistem kontrol pada crane tidak bisa di operator pada luffing

a. Chief Enginer (responden 2)

Berikut ini penuturan Chief Enginer saat terjadi kerusakan Pada crane di pelabuhan Nabire di waktu kegiatan bongkar muatan akibatkan berbagai faktor yaitu kerusakan sistem otomasi karena kurangnya perawatan terhadap komponen pada sistem otomasi tersebut. Saat terjadi kerusakan pada sistem otomasi tidak bekerja di karenakan faktor usia yang di mana tidak adanya perawatan Termal Over Load.”

b. Electrician (responden 3)

Berikut ini penuturan Electrician saat terjadi kerusakan pada salah satu crane karena PLC yang tidak bekerja dengan baik: “ Faktor yang terjadi karena kerusakan pada memori PLC tersebut dikarenakan sudah lamanya pemakain atau kurangnya perawatan komponen pada PLC terebut, oleh karena itu mengakibatkan tidak bisa bekerja pada luffing,

(6)

35

selain itu ada faktor lain yang menyebabkan memori PLC rusak yaitu tegangan atau arus listrik yang tidak normal.

b. Analisis Hasil Penelitian

Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan Metode wawancara, observasi dan tinjauan pustaka.Dalam metode wawancara peneliti memberi pertanyaan kepada bebera paresponden diantaranya adalah awak kapal, Chief enginer dan electrician lainnya Perihal terjadinya kerusakan pada salah satu panel listrik PLC diatas Kapal KM. Armada Papua.

a. Berdasarkan Studi Pustaka

Hasil yang didapat dari beberapa buku yang telah saya baca, dapat disimpulkan bahwa perawatan PLC harus dilakukan secara berkala minimal satu bulan sekali. Perawatan yang harus dilakukan yaitu:

melakukan pemeriksaan arus yang masuk dari power supply, pengecekan kondisi PLC, pemeriksaan suhu panel,

b. Berdasarkan Observasi

Hasil yang saya dapatkan setelah melakukan observasi tentang perawatan PLC yaitu kita harus melakukan perawatan secara berkala minimal seminggu sekali. Di kapal KM. Armada Papua perawatan pada PLC dilakukan setiap hari senin. Perawatannya meliputi: melakukan tes pergerakan crane secara rutin,melakukan pemeriksaan arus yang masuk dari power supply dan pengecekan terminal kabel, pemeriksaan suhu panel, pembersihan debu-debu yang menempel. Begitu juga dengan pengecekan relay dan komponen pada PLC dikapal KM. Armada Papua

(7)

36

yaitu ditemukannya salah satu dari kompenen memori PLC ada yang putus atau tidak dapat bekerja lagi yaitu pada PLC terdapat dipanel yang tidak bisa bekerja pada memori luffing. Tindakan yang diambil yaitu dengan mengganti IC (Integrated Circuit) memori PLC dengan yang baru jika lagi urgent supaya ganti memori PLC yang baru bila ada, agar crane kapal berjalan dengan normal.

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam pembahasan alternatif pemecahan masalah ini, penulis mencoba untuk memberi penjelasan dan menarik garis besar dari hasil gambaran umum di jelaskan diatas, maka didalam karya ilmiah terapan ini penulis akan membahas tentang .

1. Faktor yang menyebabkan kerusakan pada memori PLC pada crane.

Dalam hal ini faktor yang menyebabkan kerusakan pada memori PLC pada crane yaitu terkenanya air atau oli pada komponen, kondisi memori PLC yang kotor, relay rusak atau pemasangan relay kendor, komponen pada memori ada yang rusak karena pemakaian crane yang terlalu lama digunakan sehinggan dan tidak dilakukannya perawatan.

(8)

37

Gambar 4.2 Penggantian Kapasitor Pada Memori PLC Sumber : KM. ARMADA PAPUA

Gambar 4.3 Pengecekan IC (Integrated Circuit) Sumber : KM. ARMADA PAPUA

(9)

38

Gambar 4.4 Rusaknya Dioda, IC, Resistor, dan kapasitor Sumber : KM. ARMADA PAPUA

Gambar 4.5 Pengecekan Adapter Card Sumber : KM. ARMADA PAPUA

Pada gambar di atas menunjukkan rusaknya suatu komponen pada memori PLC yang telah terbakar. Dengan demikian sistem kontrol tidak bisa bekerja karena memori pada PLC rusak.

(10)

39

2. Cara Perawatan Pada Programmer Logic Controller (PLC)

Banyak cara untuk mengatasi atau mencegah terjadinya kerusakan pada PLC yaitu dengan mengecek komponen PLC secara rutin apakah banyak debu, air atau minyak di dalam panel PLC tersebut, jika ada debu atau minyak bersihkan memakai contact cleaner, cek sambungan kabel, cek fuse pada panel PLC, cek tegangan input, tegangan coil solenoid valve dan cek potensiometer pada joystick dan cek relay, jika relay sudah putus maka ganti dengan yang baru karena relay tersebut tidak lagi bisa diperbaiki atau digunakan lagi. Cek selalu voltage yang mengalir pada rangkaian kontrol yang ada di panel apakah sudah sesuai dengan yang ada pada di manual book.

Adapun juga dengan cara perawatan crane, berikut adalah cara-cara atau bagian yang perlu untuk dilakukan perawatan. Sebelum masuk pada bagian-bagian dari suatu crane yang perlu perawatan rutin ,dapat dilihat tujuannya seperti berikut :

1. Memaksimalkan fungsi dan pemanfaatan mesin.

2. Menjaga mesin agar selalu beroperasi dengan normal.

3. Memperpanjang usia mesin.

4. Memperkecil tingkat kerusakan mesin.

5. Mengecek kekncangan sambungan kabel (sambungan kabel yang kondisi kendor bisa menimbulkan panas, percikan api, dan kebakaran)

(11)

40

6. Memonitoring tegangan arus input maupun output pada saat sistem PLC sedang beroperasi dengan menggunakan alat ukur, arus input maupun output harus tidak melebihi nilai dari arus input maupun arus output pada saat sistem sedang bekerja.

Adapun cara perawatan crane hidrolik sebagai berikut:

a. Perawatan harian

Setiap jaga dalam 4 jam sekali mengecek kondisi pompa dan kebocoran serta temperature minyak dan motor. Catat pada log book jaga kondisi crane hidrolik dengan tujuan untuk mengetahui perfoma dan mempermudah dalam analisa data untuk perbaikan.

b. Perawatan bulanan

Jaga kebersihan crane hidrolik tersebut.

c. Perawatan 3 bulanan

Lakukan pelumasan greasing yang perlu dilumasi, magger test Electric motor dan cek terminal.

d. Perawatan 6 bulanan

Lakukan pergantian minyak hidrolik sesuai dengan SAE. SAE untuk minyak hidrolik adalah SAE 10.

(12)

41

BAB V PENUTUP

Sebagai akhir dari penulisan Karya Ilmiah Terapan ini, penulis mengambil kesimpulan dan beberapa saran yang tentunya dapat bermanfaat bagi pembaca tentang ”ANALISIS SISTEM KONTROL PLC PADA CRANE HIDROLIK KM.

ARMADA PAPUA”.

A.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari uraian permasalahan, maka penulis dapat menarik kesimpulan beberapa hal yang penting dari rumusan masalah antara lain :

1. Faktor penyebab kerusakan yang terjadi pada memori PLC crane sehingga terbakar yaitu :

a. Panasnya pada IC (integrated circuit).

b. Terkenanya air atau oli pada memori PLC.

c. Relay rusak.

d. Tidak adanya perawatan

2. Cara perawatan PLC crane hidrolik yang dilakukan di atas kapal KM.

Armada Papua yaitu :

a. Bersihkan kotoran pada panel atau memori PLC, dengan menggunakan contact cleaner.

b. Cek sambungan kabel.

(13)

42

c. Cek fuse pada PLC.

d. Cek relay PLC.

e. Cek tegangan input.

f. Cek tegangan pada coil solenoid valve.

g. Cek potensiometer pada joystick.

B. SARAN

Dari hasil analisa untuk di atas, maka penulis mencoba menuliskan saran- saran guna meningkatkan kinerja crane hidrolik, antara lain :

1. Karena setiap komponen tersebut saling mendukung untuk berjalannya sebuah sistem. Penulis memberi saran untuk selalu meningkatkan pengecekan berkala harapannya pada sebuah sistem tersebut berjalan dengan baik.

2.iiPerawatan tidak hanya pada bagian utama PLC tetapi juga pada bagian-bagian pendukung dari PLC crane hidrolik perlu dilakukan agar kerja dari sistem tersebut dapat mencapai maksimal dan tetap pada standar.

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang itulah maka diambil judul “Studi Pengendalian Instalasi Listrik Penerangan Berbasis Programmable Logic Controller (PLC)” dengan harapan mampu

Technology Trend in Process Industry  Distributed Control Systems DCS  Supervisory Control and Data Acquisition SCADA System  Programmable Logic Controller PLC  Conventional