• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Pada dimensi kualitas pelayanan, faktor bukti langsung menjadi hal yang utama yaitu tersedianya berbagai fasilitas dalam bentuk nyata di Apotek Fajar Farma. Nuraini, Pasien Apotek Fajar Farma, Wawancara Peneliti Apotek Fajar Farma Kota Parepare, 21 September 2020. Terkait pelayanan resep, Apotek Fajar Farma menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penjualan obat resep, antara lain: 1.

9 Marisa, Pasien Apotek Fajar Farma, Wawancara Peneliti Apotek Fajar Farma Kota Parepare, 24 September 2020. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pasien di Apotek Fajar Farma Parepare menunjukkan bahwa kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diterimanya, Hal ini karena tidak berbanding terbalik dengan harapannya, yaitu kualitas pelayanan yang diharapkan sesuai dengan dimensi keandalan. Dari segi reliabilitas, Apotek Fajar Farma telah memenuhi dimensi tersebut yang ditunjukkan oleh para petugas apotek dengan memberikan pelayanan secara cepat dan akurat.

12 Marisa, Pasien Apotek Fajar Farma, Wawancara Peneliti Apotek Fajar Farma Kota Parepare, 24 September 2020. Hal ini membuktikan bahwa petugas Apotek Fajar Farma selalu siap mendengarkan keluh kesah atau kendala pasien untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapinya. dihadapi, khususnya pada obat resep pereda yang tidak dapat seluruhnya terpenuhi. 14 Asmiaty, pasien Apotek Fajar Farma, Wawancara peneliti di Apotek Fajar Farma Kota Parepare, 21 September 2020.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa petugas Apotek Fajar Farma berupaya memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan kepada setiap pasien yang datang berobat, tanpa membeda-bedakan status sosial dan asal usul. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu apoteker di Apotek Fajar Farma Kota Parepare ditemukan bahwa. Dengan demikian, para petugas apotek yang bertugas di Apotek Fajar Farma sangat memperhatikan obat mana yang cocok untuk mengurangi keluhan konsumen, mereka tidak akan memberikan obat yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, dan juga memberikan pilihan kepada konsumen untuk memilih apakah akan membeli atau tidak. ikuti instruksi apoteker. saran atau tidak.

Selain itu, pengetahuan tenaga farmasi Fajar Farma juga penting untuk dibekali dalam melayani konsumen dan pasien karena harus mau berbagi informasi terkait obat. Berdasarkan data diatas setelah diketahui bentuk pelayanan kefarmasian di Apotek Fajar Farma yaitu pelayanan berupa resep dan pelayanan tanpa resep. Dari pelayanan kefarmasian yang tersedia di Apotek Fajar Farma dapat dikatakan memenuhi dimensi Bukti Langsung (Tangible).

Akibat tidak terpenuhinya perbekalan farmasi di apotek, maka dapat dikatakan dimensi jaminan dalam pelayanan resep dan non resep di Apotek Fajar Farma belum terpenuhi. Jika dikaitkan dengan prinsip etika bisnis Islam, maka berdasarkan bentuk pelayanan kefarmasian yang diberikan kepada pasien di Apotek Fajar Farma kota Parepare berupa resep dan non resep yaitu asas kehendak bebas. Berdasarkan prinsip tersebut, petugas apotek Fajar Farma memperhatikan obat mana yang cocok untuk mengurangi keluhan konsumen, tidak memberikan obat yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan dan juga memberikan kesempatan kepada konsumen untuk memilih apakah akan mengikuti saran apoteker atau tidak. untuk menindaklanjutinya atau tidak. .

Dalam pandangan Islam, kebebasan tersebut masih mempunyai keterbatasan.25 Selain prinsip kehendak bebas, bentuk pelayanan yang diberikan oleh apotek Fajar Farma juga sesuai dengan prinsip tanggung jawab, yang merupakan bentuk tanggung jawab petugas apotek dalam menjalankan tugasnya. penyediaan layanan mereka. cepat dan akurat.

Prinsip Etika Pelayanan Kefarmasian pada Pasien di Apotek Fajar Farma Kota Parepare

29 Adhy Kurniawan, “Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan KEPMENKES RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 di Kabupaten Sleman periode Oktober-Desember 2006 (Skripsi; Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharmakarta: Sanata Dharmakarta : 2007), hal. Landasan kode etik pelayanan kefarmasian bagi apoteker dalam menjalankan fungsinya di apotek dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu: Mosul banyaknya jumlah obat berarti apoteker dilarang menyerahkan suatu jumlah obat yang tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam resep tanpa persetujuan dokter atau konsumen.

Tidak dilakukannya perubahan jenis obat berarti apoteker dilarang mengeluarkan obat yang tidak sesuai resep atau menggantinya dengan obat lain dengan khasiat dan kandungan yang sama (merek berbeda) tanpa izin dokter. dokter atau konsumen. Kegagalan dalam mendiagnosis, mengobati dan merawat suatu penyakit berarti apoteker dan tenaga kefarmasian lainnya tidak mendiagnosis dan mengobati (gejala) penyakit yang diderita konsumen. Apabila tidak mengganti jenis obat, apoteker dan tenaga kefarmasian lainnya dilarang mengganti obat yang diwajibkan dalam resep dengan obat lain dengan khasiat dan kandungan yang sama (merek berbeda) tanpa izin dokter.

Apabila dokter menuliskan dosis obat yang melebihi dosis maksimal, maka apoteker dan tenaga kefarmasian lainnya hendaknya menanyakan inisial dokter dan tanda seru setelah jumlah obat sebelum menyerahkan obat kepada konsumen. Kegagalan mengatasi efek samping obat yang dialami konsumen berarti apoteker dan staf apotek lainnya tidak diperbolehkan melakukan hal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara di atas diketahui bahwa apoteker penanggung jawab apotek Fajar Farma mengaku tidak bisa selalu standby di apotek karena apoteker sedang bertugas di Puskesmas.

Berdasarkan wawancara di atas, diketahui bahwa tenaga kefarmasian tidak hanya melayani pasien secara sukarela, tetapi juga memperhatikan tanggung jawabnya sebagai teknisi kefarmasian dengan memberikan saran dan nasehat kepada pasiennya, memberikan kebebasan kepada mereka untuk memutuskan apakah mereka ingin melanjutkan. atau membatalkan transaksi jual beli. Saya biasanya mengikuti saran petugas apotek dengan memilih obat yang ada, meskipun harganya lebih mahal dari obat sebelumnya.”36. Berdasarkan hasil wawancara pasien di atas terlihat bahwa petugas apotek selalu berusaha mengedepankan keadilan, bahkan dalam kasus darurat pun dapat dipahami dan dipahami oleh semua pasien.

41 Kasma, Pasien Apotek Fajar Farma, Wawancara Peneliti di Apotek Fajar Farma Kota Parepare, 25 Januari 2021. Mengingat kenyataan yang ada bahwa penanggung jawab Apotek Fajar Farma tidak selalu ada di apotek, hal tersebut bisa jadi menyimpulkan bahwa apoteker tidak bertanggung jawab karena pada prinsipnya harus ada apoteker di setiap apotek. Yang dimaksud dengan keadilan dan keseimbangan dalam pelayanan kefarmasian kepada pasien di Apotek Fajar Farma adalah memberikan pelayanan dan harga yang sama kepada setiap pasien.

Pelayanan kefarmasian Apotek Fajar Farma menerapkan prinsip kehendak bebas, dimana petugas apotek melakukan segala sesuatunya dengan kemauan bebas secara otonom, memberikan saran berupa pilihan obat lain dan juga memberikan kebebasan kepada pelanggan untuk memilih apakah akan melanjutkan atau membatalkan pembelian. transaksi. Prinsip kebebasan ini juga berjalan dalam ilmu ekonomi Islam. Prinsip transaksi ekonomi yang menyatakan bahwa prinsip hukum ekonomi adalah halal, seolah-olah membiarkan pelakunya melakukan kegiatan ekonomi sesuka hati, mengeluarkan kreativitas, memodifikasi dan memperluas seluas-luasnya. bisa saja, transaksi bisnis pun bisa dilakukan dengan siapa saja, apapun agamanya.46 Prinsip etika bisnis Islam tidak memenuhi dan bertentangan dengan prinsip etika pelayanan di apotek Fajar Farma yaitu prinsip tanggung jawab, dimana prinsip etika pelayanan di apotek Fajar Farma adalah prinsip tanggung jawab. Apoteker tidak selalu hadir di apotek, meskipun mempekerjakan tenaga kefarmasian, namun apoteker tidak memenuhi kewajibannya.

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV Pembahasan atau Hasil penelitian yang akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian bagaimana Analisis Hasil Keputusan Muktamar NU terhadap penggunaan

Tracking Bus is a mobile application to navigate the Buses in Bandung City, we can also know how much time we need to wait until the bus reach to where we are.. This aplication uses