• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA

N/A
N/A
Priyo Akuntomo

Academic year: 2023

Membagikan "PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

IV - 1 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA

Indikator potensi ekonomi suatu daerah yang diukur berdasarkan kinerja sektor perekonomian, biasanya dibagi dalam 9 (sembilan) sektor yang terdapat dalam PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) daerah tersebut. Sembilan sektor tersebut adalah, sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

Untuk mengetahui potensi ekonomi suatu daerah berdasarkan sektor maka dihitung bagaimana dan seberapa besar sumbangan masing- masing sektor tersebut terhadap PDRB dan kemampuan masing-masing sektor tersebut dalam menyerap tenaga kerja. Sektor yang mampu memberikan sumbangan terbesar dan sekaligus juga sebagai sektor yang dapat melakukan penyerapan tenaga kerja tertinggi, akan menjadi potensi ekonomi unggulan (ekonomi basis) daerah tersebut.

(2)

IV - 2 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA A. PENDEKATAN KELEMBAGAAN

Penyusunan Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal akan memerlukan koordinasi dengan instansi-instansi yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. Koordinasi yang diperlukan sebagai berikut :

1. Dinas Pendapatan Daerah

Koordinasi dengan Dinas Pendapatan Daerah bertujuan untuk mengetahui penerimaan daerah melalui PAD yang sumber dari penerimaan pajak dan penerimaan retribusi daerah sebagai masukan untuk Penyusunan Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal.

2. Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif

Koordinasi dengan Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif bertujuan untuk memperoleh masukan mengenai kegiatan koperasi dan kerajinan masyarakat di Kabupaten Mimika sebagai input data dalam penyusunan Master Plan kabupaten Mimika

3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Koordinasi dengan dinas ini dapat memberikan data-data mengenai urusan pemerintah di bidang Perindustrian yang meliputi Perizinan, Usaha Industri, Fasilitas Usaha Industri, Perlindungan usaha Industri, Perencanaan dan Program, Pemasaran, Teknologi, standarisasi, Sumber Daya Manusia, Permodalan, Lingkungan Hidup, Kerjasama Industri, Kelembagaan, sarana, dan Prasarana, informasi Industri, Pengawasan Industri, Pembinaan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Monitoring Evaluasi dan Pelaporan. Pembagian Urusan Pemerintah di bidang Perdagangan meliputi Perdagangan Dalam Negeri, Metrologi Legal, Perdagangan Luar Negeri, Kerjasama Perdagangan Internasional, Pengembangan Ekspor Nasional. Semua data- data tersebut sebagai masukan untuk menyusun master plan pembangunan ekonomi daerah kabupaten Mimika.

(3)

IV - 3 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA 4. Dinas Pertanian & Dinas Perikanan

Koordinasi dengan Dinas Pertanian serta dengan Dinas Perikanan Kabupaten Mimika bertujuan untuk memperoleh data-data dalam perumusan kebijakan pemerintahan daerah bidang pertanian dan ketahanan pangan serta potensi produksi hasil perikanan di Kabupaten Mimika.

B. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Penyusunan Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal di Kabupaten Mimika pada tahun 2020 ini, maka sangat dibutuhkan data dan informasi. Oleh karena itu, rangkaian kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis data sangat urgen untuk dilaksanakan dalam kegiatan ini. Pelaksanaan rangkaian kegiatan tersebut diwujudkan dalam beberapa tahap secara sistematis dan terarah, sehingga dibutuhkan metodologi pelaksanaannya yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Survey

Tahap Persiapan Survey dalam tahap Penyusunan Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal, ada beberapa hal yang akan dilakukan konsultan sebagai berikut :

a. Pemahaman substansi Wilayah Kabupaten Mimika yang akan di implementasikan dan dilaksanakan sesuai kerangka acuan yang telah ditetapkan.

b. Persiapan peta dasar yang menjadi acuan kegiatan studi.

c. Pembuatan model-model untuk pengumpulan data di lapangan.

d. Penyusunan program survey.

(4)

IV - 4 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA 2. Metode Pengumpulan Data

Tahap Persiapan Survey dalam tahap Penyusunan Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal, ada beberapa hal yang akan dilakukan konsultan sebagai berikut : Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Observasi lapangan, yaitu teknik yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan melalui pengamatan langsung terhadap lokasi wilayah yang telah ditetapkan.

Observasi yang kita lakukan di lapangan pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu observasi terkontrol (controlled observation) dan observasi tidak terkontrol (uncontrolled observation). Untuk kepentingan melakukan observasi yang terkontrol sesuai dengan masalah yang diteliti dan sesuai dengan hipotesa yang harus diuji, kita harus melakukan perencanaan berkenaan dengan observasi tersebut.

Alat pengumpul data yang dapat digunakan untuk mengkover data pada waktu melakukan observasi yaitu ceklist, peta dasar, alat pemotret dan tabel-tabel blangko. Observasi lapangan yang terkontrol dengan perencanaan yang baik yang disesuaikan dengan masalah yang akan diteliti, yang sesuai dengan hipotesa yang akan diuji, berarti telah tersusun sedemikian rupa, sehingga analisisnya juga terukur secara terarah.

b. Interview, yaitu teknik yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari informan secara mendalam guna melengkapi data hasil kuesioner berisi; opini masyarakat, dan aspirasi pemerintah setempat untuk mendukung upaya Kajian Penyusunan Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Kabupaten Mimika.

(5)

IV - 5 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA c. Kuesioner, yaitu suatu daftar pertanyaan yang dipersiapkan

sebelumnya, yang dibagikan ke responden/masyarakat untuk diisi dan dijawab sesuai kebutuhan perencanaan.

Data dalam informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini dikumpulkan dari berbagai sumber dan harus dapat dipergunakan untuk membuat suatu keputusan. Oleh karena itu, data dan informasi yang dikumpulkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Data harus objektif, artinya sesuai dengan yang diperoleh dari sumber data dengan apa adanya, sehingga dalam pengolahan dan analisis data tidak terjadi bias dan sesuai dengan yang diharapkan;

b. Data harus dapat mewakili (representative) sesuai dengan kondisi masyarakat dan wilayah;

c. Data harus mempunyai kesalahan baku (standard error) yang kecil; dan

d. Data harus mempunyai relevansi dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.

3. Jenis dan Sumber Data

Ada 2 (dua) jenis data yang dibutuhkan dan dikumpulkan dalam pelaksanaan kegiatan ini, yakni data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung dari para responden melalui wawancara, baik dengan menggunakan kuesioner maupun dengan cara wawancara langsung tanpa kuesioner (interview). Selain itu, jenis data primer dapat pula diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan langsung terhadap aktivitas ekonomi yang dlaksanakan oleh para pelaku ekonomi di masing-masing sektor ekonomi.

(6)

IV - 6 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA Selanjutnya, data sekunder diperoleh dari instansi terkait, seperti Kantor Bappeda Kabupaten Mimika, Kantor Statistik dan OPD-OPD lainnya di Kabupaten Mimika, serta Lembaga Perbankan. Data sekunder yang dikumpulkan merupakan dokumen instansi dan lembaga terkait yang relevan dan dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Selain itu, data sekunder dapat pula diperoleh dari laporan penelitian sebelumnya yang relevan dengan studi ini maupun referensi lainnya yang valid untuk mendukung dan memperkuat analisis data.

4. Metode Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan sebagai hasil penelitian yang telah dilaksanakan di lapangan, selanjutnya diolah terlebih dahulu.

Pengolahan tersebut dilaksanakan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

a. Editing b. Validasi c. Tabulasi

5. Teknik Analisis Data

Model-model analisis yang digunakan dalam kegiatan Penyusunan Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Kabupaten Mimika pada dasarnya merumuskan model-model analisis yang lazim digunakan untuk kegiatan studi. Alat analisis yang digunakan untuk Penyusunan Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal yaitu :

a. Analisis Location Quotient (LQ)

Metode LQ untuk mengidentifikasi komoditas unggulan diakomodasi dari Miller & Wright (1991), Isserman (1997), dan

(7)

IV - 7 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA Ron Hood (1998). Menurut Hood (1998), Loqation Quotient adalah suatu alat pengembangan ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.

Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan.

Logika dasar Location Quotient (LQ) adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang- barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah.

Secara umum metode analisis LQ dapat diformulasikan sebagai berikut (Widodo, 2006).

Teknik LQ banyak digunakan untuk membahas kondisi perekonomian, mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau mengukur konsentrasi relatif kegiatan ekonomi untuk mendapatkan gambaran dalam penetapan sektor unggulan sebagai leading sector suatu kegiatan ekonomi (industri).Dasar pembahasannya sering difokuskan pada aspek tenaga kerja dan pendapatan.

Dalam prakteknya penggunaan pendekatan LQ meluas tidak terbatas pada bahasan ekonomi saja akan tetapi juga dimanfaatkan untuk menentukan sebaran komoditas atau melakukan identifikasi wilayah berdasarkan potensinya. Studi tentang perubahan peran kacang kedelai dalam sistem pangan

(8)

IV - 8 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA di China yang membahas aspek produksi, pengolahan, konsumsi dan perdagangan, salah satu alat analisisnya menggunakan pendekatan LQ (Aubert dan Zhu, 2002).

Demikian juga di Indonesia, misalnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) dalam membahas sistem komoditas kedelai juga menggunakan model LQ ini (CGPRT,1985). Berdasarkan pemahaman terhadap teori ekonomi basis, Teknik LQ relevan digunakan sebagai metode dalam menentukan komoditas unggulan khususnya dari sisi penawaran (produksi atau populasi).

Untuk komoditas yang berbasis lahan seperti tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, perhitungannya didasarkan pada lahan pertanian (areal tanam atau areal panen), produksi atau produktivitas. Sedangkan untuk komoditas pertanian yang tidak berbasis lahan seperti usaha ternak, dasar perhitungannya digunakan jumlah populasi (ekor). Rumus matematika yang digunakan untuk membandingkan kemampuan sektor-sektor dari daerah tersebut adalah (Warpani, 1984:68).

Dimana :

Si = Jumlah sektor kegiatan ekonomi i di daerah yang diselidiki S = Jumlah seluruh sektor kegiatan ekonomi di daerah yang diselidiki

Ni = Jumlah sektor kegiatan ekonomi i di daerah acuan yang lebih luas, dimana daerah yang diselidiki menjadi bagiannya N = Jumlah seluruh sektor di daerah acuan yang lebih luas

(9)

IV - 9 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA Dari perhitungan Location Quotient (LQ) suatu sektor, kriteria umum yang dihasilkan adalah :

1) Jika LQ > 1, disebut sektor basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada tingkat wilayah acuan.

2) Jika LQ < 1, disebut sektor non-basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih rendah dari pada tingkat wilayah acuan.

3) Jika LQ = 1, maka tingkat spesialisasi daerah sama dengan tingkat wilayah

Asumsi dari metode LQ ini adalah permintaan wilayah akan suatu barang akan dipenuhi terlebih dahulu oleh produksi wilayah, kekurangannya diimpor dari wilayah lain.

b. Analisis Shift-Share

Analisis shift share adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Shift Share berguna untuk melihat perkembangan wilayah terhadap wilayah yang lebih luas misal perkembangan kabupaten terhadap propinsi atau propinsi terhadap nasional. Dengan Shift Share dapat diketahui perkembangan sektor - sektor dibanding sektor lainnya serta dapat membandingkan laju perekonomian disuatu wilayah. Atau dengan kata lain, metode ini juga digunakan untuk mengetahui kinerja perekonomian daerah, pergeseran struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi dan identifikasi sektor unggulan daerah dalam kaitannya

(10)

IV - 10 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA dengan perekonomian wilayah acuan (wilayah yang lebih luas) dalam dua atau lebih kurun waktu.

Analisis ini bertolak pada asumsi bahwa pertumbuhan sektor daerah sama dengan pada tingkat wilayah acuan, membagi perubahan atau pertumbuhan kinerja ekonomi daerah (lokal) dalam tiga komponen :

1) Komponen Pertumbuhan Provinsi (KPN), yaitu mengukur kinerja perubahan ekonomi pada perekonomian acuan. Hal ini diartikan bahwa daerah yang bersangkutan tumbuh karena dipengaruhi oleh kebijakan wilayah acuan secara umum.

2) Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP), yaitu mengukur perbedaan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi acuan dengan pertumbuhan agregat. Apabila komponen ini pada salah satu sektor wilayah acuan bernilai positif, berarti sektor tersebut berkembang dalam perekonomian acuan.

Sebaliknya jika negatif, sektor tersebut menurun kinerjanya.

3) Komponen Pergeseran atau Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPK), yaitu mengukur kinerja sektor-sektor lokal terhadap sektor-sektor yang sama pada perekonomian acuan. Apabila komponen ini pada salah satu sektor positif, maka daya saing sektor lokal meningkat dibandingkan sektor yang sama pada ekonomi acuan, dan apabila negatif terjadi sebaliknya.

Rumus Shift-Share PEK = KPN +

KPP + KPK

(11)

IV - 11 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA Keterangan :

PEK = Perubahan Sektor Kabupaten KPN = Komponen Pertumbuhan Provinsi KPP = Komponen Pertumbuhan Proporsional

KPK = Komponen Pertumbuhan Daya Saing Kabupaten c. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Indikator ekonomi daerah berikutnya yang lazim digunakan dalam penyusunan rencana pembangunan daerah adalah menyangkut dengan pertumbuhan ekonomi daerah.

Aspek ini penting artinya mengingat pertumbuhan ekonomi daerah merupakan salah satu unsur penting dalam proses pembangunan daerah disamping aspek pemerataan dan stabilitas. Dengan kata lain, peningkatan kegiatan pembangunan suatu daerah akan sukar diwujudkan tanpa adanya pertumbuhan ekonomi daerah yang cukup tinggi.

Pertumbuhan ekonomi daerah pada dasarnya adalah peningkatan kegiatan produksi secara riil (tidak termasuk kenaikan harga), baik dalam bentuk barang maupun jasa, dalam periode tertentu. Karena itu, pengukuran tingkat pertumbuhan ekonomi daerah dapat dilakukan dengan menghitung peningkatan nilai PDRB pada tahun tertentu ke tahun berikutnya. Untuk menghindarkan kenaikan harga dalam perhitungan, maka data yang digunakan sebaiknya adalah PDRB dengan harga konstan dan bukan dengan harga berlaku.

Perhitungan tingkat pertumbuhan ekonomi daerah dapat dilakukan dalam bentuk perkiraan laju pertumbuhan ekonomi tahunan atau untuk periode waktu tertentu. Laju

(12)

IV - 12 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA pertumbuhan ekonomi tahunan tersebut dapat dihitung menggunakan formula sederhana, yaitu :

Dimana :

PDRBHK,tadalah nilai PDRB dengan harga konstan pada tahun t sedangkan PDRBHK,t-1 nilai PDRB pada tahun sebelumnya.

d. Metode Analisis Bunga Berganda

Metode analisis bunga berganda digunakan untuk mengetahui pertumbuhan berbagai jenis kegiatan termasuk salah satunya pertumbuhan penduduk dan proyeksi jumlah penduduk dimasa yang akan datang dengan rumus matematis sebagai berikut :

Pt = Po (1 + r)n Keterangan :

Pt = Jumlah penduduk tahun n Po = Jumlah penduduk tahun dasar r = Angka pertumbuhan penduduk n = Jangka waktu dalam tahun

e. Analisis Kontribusi

Kegunaan analisis ini untuk mengetahui berapa besar kontribusi (sumbangan) suatu sektor ekonomi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) atau dapat pula digunakan untuk mengetahui kontribusi sumber-sumber pendapatan asli daerah terhadap PAD itu sendiri. Berdasarkan penjelasan tersebut maka formulasi rumus kontribusi yaitu :

(13)

IV - 13 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA Sj = Yj / Y

Dimana :

Sj = Proporsi kontribusi (share) sektor j pada PDRB Yj = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor j

Y = Total seluruh PDRB pada Kabupaten, Kotamadya dan Provinsi yang digunakan sebagai refrensi

f. Analisis Tipologi Klassen

Teknik analsis ini dapat digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah. Dalam analisa ini, masing-masing sektor ekonomi di daerah dapat diklasifikasikan sebagai sektor yang prima, potensial, berkembang, dan terkebelakang. Analisis ini berdasarkan pengelompokan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB suatu daerah.

Penentuan kategori suatu sektor ke dalam empat kategori di dasarkan pada laju pertumbuhan kontribusi sektoralnya dan rerata besar kontribusi sektoralnya terhadap PDRB seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Matriks Tipologi Klassen Rerata Kontribusi

Sektoral terhadap PDRB

Rerata Pertumbu- han Sektoral

Y sektor ≥ Y PDRB Y sektor < Y PDRB

R sektor ≥ R PDRB Sektor Prima Sektor Berkembang R sektor < R PDRB Sektor Potensial Sektor Terbelakang

(14)

IV - 14 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA Dimana :

Y sektor = Nilai sektor ke i Y PDRB = Rata-rata PDRB

R sektor = Laju pertumbuhan sektor ke i R PDRB = Laju pertumbuhan PDRB

g. Analisis Incremental Capital Output Ratio (ICOR)

Konsep ICOR atau sering juga disebut koefisien modal menunjukkan hubungan antara besaranya tambahan investasi (modal) dengan tambahan nilai output. Konsep ini dapat didefinisikan sebagai suatu hubungan antara investasi yang ditamkan dan pendapatan tahunan yang dihasilkan dari investasi tersebut. Pentingnya ICOR ini akan tampak ketika kita menguji konsistensi antara target pertumbuhan ekonomi dengan tambahan modal yang mungkin akan terkumpul dari investasi yang sedang berjalan. Dengan demikian ICOR dapat dipakai untuk menentukan laju pertumbuhan suatu perekonomian. Berdasarkan ulasan tersebut maka formulasi rumus yaitu :

∆ K I ICOR = = ∆ Y ∆ Y

Dimana :

K adalah stok kapital Y adalah output (PDRB) I adalah investasi

(15)

IV - 15 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA h. Analisis Trend Projection

Analisis ini sangat berguna bagai para pengambil kebijakan (decision maker) dalam merencanakan sesuatu pekerjaan untuk masa ke depan. Seorang pengembil keputusan harus meramalkan berapa pendapatan, pengeluaran, jumlah output, target kinerja dan lain-lain. Oleh karena itu dalam teknik peramalan dibutuhkannya data yang otentik serta lamanya tahun data atau tahun penelitian (n).

Semakin lama lahun penelitian semakin baik hasil proyeksi atau ramalan yang akan diperoleh dan data tahun (n) yang baik minimal 7 tahun. Berdasarkan ulsan tersebut maka formulasi rumusnya yaitu :

Y = a + b T Dimana :

Y = Nilai hitung suatu variabel yang akan diramalkan a = Titik potong dengan sumbu vertikal (intrcept) b = Slope (kemiringan garis least square)

T = Variabel bebas (tahun)

i. Analisis Uji Statistik Atau Analisis Regresi Berganda

Analisis uji statistik digunakan untuk menghitung dan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih dengan tingkat signifikansi. Uji statistik dilakukan menurut dasar-dasar statistik guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data berwujud angka-angka.

Penarikan kesimpulan hasil analisis yang dilakukan atas dasar data kuantitatif.

Analisis statistik yang akan digunakan adalah model regresi berganda didasarkan pada hubungan fungsional

(16)

IV - 16 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA variabel independent dengan variabel dependent Y = f (x1,X2……. Xn). Formulasi rumus matematis sebagai berikut :

Y = a + B1X1 + B2X2 + ………BnXn

Pengujian alat analisis statistik tersebut menggunakan perangkat komputer program SPSS untuk menguji variabel dependent dan variabel independent yang telah ditetapkan sebagai prediktor yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kriteria lokasi kawasan. Hasil analisis statistik didasarkan pada uji t dan uji F untuk menguji tingkat signifikansi konstanta pada setiap variabel independent yang diuji.

j. Analisis Head Count Index

Kegunaan alat analisis ini untuk mengetahui tingkat kemiskinan pada suatu daerah atau negara seperti misalnya di Indonesia. Besarnya tingkat angka kemiskinan dapat dikukur dengan beberapa pendekatan alat analisis, akan tetapi pakar ekonomi biasanya untuk mengetahui atau mengukur tingkat presentase orang yang berada di bawah garis kemiskinan dalam kelompok masyarakat maka alat analisis yang digunakan sebagaimana tertera di bawah ini :

H = q / n Dimana :

H = Head Count Index (HCI) q = Orang miskin

n = Jumlah penduduk

k. Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat

Penyebab kerusakan lingkungan diantaranya diduga dari perilaku masyarakat dengan tolok ukur kondisi sosial

(17)

IV - 17 PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI LOKAL KABUPATEN MIMIKA ekonomi masyarakat. Sehingga dilakukan pendekatan survey sosial ekonomi dengan unit analisis adalah rumah tangga dengan persamaan matematis sebagai berikut :

TNS = (mp x 40) + (llu x 30) + (pkb x 20) + (phm x 10) Dengan penilaian indikator skoring sebagai berikut : TNS : total nilai skoring

Mp : mata pencaharian utama llu : lokasi yang ditetapkan

pkb : pemanfaatan lahan (tata guna tanah)

phm : persepsi masyarakat terhadap pengembangan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Mimika. Kriteria yang digunakan sebagai berikut :

 Nilai 100 – 160 : faktor sosial ekonomi masyarakat kurang berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan.

 Nilai 161- 200 : faktor sosial ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan.

 Nilai 201 – 300 : faktor sosial ekonomi masyarakat sangat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan

Referensi

Dokumen terkait