Salah satu hasil yang diperoleh dari pengeboran geoteknik adalah laporan pengeboran yang dapat dibuat sebagai log pengeboran geoteknik untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi formasi, termasuk batas lapisan, kedalaman dan deskripsinya, sehingga interpretasi bawah tanah dapat lebih dipahami (Gambar 4.3 dan Tabel 4.2). Pengambilan sampel geoteknik didasarkan pada perubahan litologi, kekuatan batuan dan sampel yang diambil ± 50 cm untuk menguji sifat fisik dan mekanik batuan serta sampel tanah. Sampel inti yang akan dikirim ke laboratorium diperlakukan untuk mengawetkan sampel, sebagai berikut.
Masukkan sampel ke dalam pipa PVC, lapisi setiap ujungnya dengan tanah liat dan lilin cair, lalu tutup dengan lakban dan beri kode agar tidak tertukar, misalnya “GT01/04” yang artinya GT01 adalah lokasi geoteknik. titik pengeboran dan 04 adalah kode nomor kotak inti sampel. Pengukuran tinggi muka air tanah dilakukan setelah dilakukan pengeboran geoteknik dengan menggunakan alat pengukur ketinggian air. Pengukuran tinggi muka air tanah dilakukan beberapa kali untuk mengetahui kondisi muka airtanah yang stabil.
Berikut tabel rata-rata pengukuran tinggi muka airtanah pada lokasi lubang bor geoteknik (Tabel 4.4). Sampel yang diambil (Undisturbed Samples) akan diuji di laboratorium geomekanikal meliputi pengujian sifat fisik meliputi (berat alami, berat jenuh dan porositas) dan pengujian sifat mekanik meliputi (kuat tekan, modulus elastisitas, kohesi, sudut gesek dalam). Pemodelan lereng merupakan representasi alami lereng bukaan tambang yang akan dianalisis dengan memasukkan faktor internal meliputi sifat fisik dan mekanik batuan serta faktor eksternal antara lain beban dinamis dan tinggi muka air tanah, sehingga dapat menggambarkan dan mewakili kondisi lereng bukaan tambang disekitarnya. . dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
Data ini meliputi kepadatan material, kohesi dan sudut gesekan internal. Di bawah ini adalah tabel parameter masukan (Tabel 4.7) yang nantinya akan digunakan dalam pemodelan dan analisis stabilitas lereng.
Input Parameter Kekuatan Batuan Lereng Timbunan .1 Densitas
Sudut Gesek Dalam
Parameter masukan geoteknik sudut gesek internal material timbunan ditentukan dari pendekatan estimasi parameter ekuivalen yang mewakili campuran material timbunan dengan membandingkan komposisi material campuran pada data log pengeboran (Maryanto, 2010). Untuk sudut gesek dalam (ɸ) batupasir ditentukan dengan menggunakan kurva perbandingan massa jenis dan sudut gesek dalam bahan (Gambar 4.10), kemudian sudut gesek dalam (ɸ) bahan batupasir ditentukan menjadi ɸ = 300. Parameter kekuatan material timbunan yang sesuai dengan sudut gesek internal (ɸ) batulempung ditentukan dengan menggunakan kurva korelasi antara IP (indeks plastisitas) dan sudut gesek internal material sisa (Gambar 4.11), dapat ditentukan bahwa sudut gesek dalam bahan bendungan ekuivalen (umumnya ~ IP (bahan tanah liat yang diambil = 20%), adalah Ø limbah = 12o.
Kohesi
Input Parameter Beban Dinamik
Selain parameter beban gempa dinamis, beban dinamis juga ditentukan dari hasil pengukuran getaran ledakan pada desain tambang yang telah dibuka dan limbah yang telah dibersihkan dengan cara peledakan yaitu pada pit 7 (Gambar 4.13). Berdasarkan laporan dari pihak perusahaan, percepatan getaran ledakan tertinggi yang dihasilkan adalah sebesar 0,15 g, sehingga nilai getaran ledakan tertinggi yang pernah dilakukan dapat memberikan pemodelan yang lebih optimis.
PIT 10
PETA LOKASI PENGUKURAN GETARAN PELEEDAKAN
Pemodelan Muka Air Tanah
Pengaruh keberadaan air pada batuan adalah meningkatkan kepadatan batuan, sehingga beban yang harus ditopang oleh lereng bertambah dan kekuatan massa batuan menurun. Asumsi : Kondisi lereng dan tanggul secara keseluruhan adalah setengah tinggi lereng, hal ini disebabkan adanya penggalian lereng sehingga air tanah keluar secara alami dari permukaan lereng.
Dimensi Pemodelan Lereng
Simulasi dan Analisis Kestabilan Lereng Keseluruhan
Disposal
- Penampang A-A’
- Penampang B-B’
- Penampang C-C’
- Simulasi dan Analisis Kestabilan Lereng Tunggal
- Simulasi dan Analisis Kestabilan Lereng Timbunan
Hasil pemodelan lereng tembok tinggi pada seksi A-A' menunjukkan bahwa geometri lereng rencana pembukaan akhir tambang dengan tinggi lereng 69,665 meter dan sudut kemiringan 330 menunjukkan perencanaan lereng yang aman (FK = 1,344 dan PK = 0%). ) dan masih dapat dioptimalkan dengan meningkatkan sudut kemiringan menjadi 380 (FK = 1,114 dan PK = 0%) (Gambar 4.17 dan Gambar 4.18) (Tabel 4.19). Hasil pemodelan lereng Highwall 2 seksi A-A' menunjukkan geometri lereng rencana pembukaan akhir tambang dengan tinggi lereng 31.442 meter dan sudut lereng 320 menunjukkan desain lereng tidak aman (FK = 1,04 dan PK = 14 .8% ), sehingga untuk mengamankan lereng maka dilakukan desain ulang geometri lereng dengan memperkecil sudut lereng menjadi 310 (FK = 1.182 dan PK = 0%) (Gambar 4.19 dan Gambar 4.20) (Tabel 4.20). Hasil pemodelan lereng low wall pada seksi A-A' menunjukkan geometri rencana bukaan akhir lereng tambang dengan tinggi lereng 48,105 meter dan sudut kemiringan 130, menunjukkan desain lereng aman dengan nilai FK = 1,298 dan PK = 0 % (Gambar 4.21).
Hasil pemodelan lereng Lowwall 2 seksi A-A' menunjukkan geometri desain bukaan akhir lereng tambang dengan tinggi lereng 38,591 meter dan sudut lereng 110, menunjukkan desain lereng aman dengan FK = 1,343 dan PK. = 0% (Gambar 4.22). Hasil pemodelan lereng high wall pada ruas B-B' menunjukkan bahwa geometri lereng rencana bukaan ujung tambang dengan tinggi lereng 35,892 meter dan sudut lereng 390 menunjukkan rancangan lereng berbahaya (FK = 0,844 dan PK = 100%) , sehingga lereng tersebut aman. Geometri lereng didesain ulang dengan memperkecil sudut lereng menjadi 290 (FK = 1,114 dan PK = 0,10%) (Gambar 4.24 dan Gambar 4.25) (Tabel 4.21). Hasil pemodelan lereng dinding rendah pada bagian B-B' menunjukkan bahwa geometri lereng rencana pembukaan akhir tambang dengan tinggi lereng 37,321 meter dan sudut lereng 270 menunjukkan desain lereng berbahaya (FK = 1,082 dan PK = 0%), sehingga lereng aman, maka geometri lereng ditransformasikan dengan memperkecil sudut lereng menjadi 260 (FK = 1,132 dan PK = 0%) (Gambar 4.26 dan Gambar 4.27) (Tabel 4.22).
Hasil pemodelan kemiringan tembok tinggi pada bagian C-C' menunjukkan denah geometri bukaan akhir lereng tambang dengan tinggi lereng 97,90 meter dan sudut kemiringan 300 dengan pembebanan material tanggul diatas. yang menunjukkan desain lereng aman dengan nilai FK. 1,137 dan PK = 0%, maka peningkatan sudut kemiringan saat melakukan optimasi menunjukkan desain tidak aman (Gambar 4.29 dan Gambar 4.30). Hasil pemodelan lereng dinding rendah pada bagian C-C' menunjukkan geometri rencana bukaan akhir lereng tambang dengan tinggi lereng 62,284 meter dan sudut kemiringan 150, menunjukkan desain lereng yang aman dengan nilai FK. = 1,216 dan PK = 1,5% (Gambar 4.31).
Hasil pemodelan lereng Lowwall 2 pada penampang C-C' menunjukkan geometri lereng rencana bukaan tambang akhir dengan tinggi lereng 31,533 meter dan sudut lereng 280 yang menunjukkan desain lereng aman dengan FK = 1,218 dan PK = 0% (Gambar 4.32). Analisis stabilitas suatu lereng individu dilakukan untuk menentukan tinggi dan sudut lereng individu dengan cara memvariasikan tinggi dan kemiringan lereng hingga tercapai geometri lereng yang stabil dan aman. Hasil simulasi lereng tunggal dengan menggunakan sudut dan ketinggian yang berbeda menunjukkan bahwa semua model yang disimulasikan diharapkan dapat digunakan dalam kondisi stabil sesuai kriteria faktor keamanan dan probabilitas mulur (Kepmen. ESDM 1827) atau (Stacey, 2009), Contoh simulasi model lereng tunggal (Gambar 4.29 dan Gambar 4.30).
Berikut hasil rekapitulasi simulasi model lereng tunggal untuk batulempung, batupasir, karbon, batubara, dan litologi tanah (Tabel 4.18). Simulasi kemiringan lereng menggunakan sudut yang berbeda dan ketinggian lereng yang berbeda untuk menunjukkan bahwa semua model yang disimulasikan diharapkan dapat dioperasikan dalam kondisi stabil, dengan menggunakan acuan Stacey Safety Factor (FK) atau Keputusan Menteri 1827 dan diperhitungkan dengan faktor getaran sebesar 0,15 g .