Peneliti telah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan alat pendukung proses pembelajaran di HLT. a) Siswa dapat memahami konsep dasar SPLDV melalui pendekatan PMRI. Siswa dapat menyelesaikannya dengan menggunakan metode substitusi. Tujuan: Mahasiswa mampu memahami konsep dasar SPLDV melalui pendekatan PMRI dan menyelesaikannya dengan metode substitusi. Pada soal ini siswa harus menentukan harga setiap barang. Tanpa mengetahui harga, siswa dapat menggunakan strategi perbandingan atau barter.
Rafa, Dika dan Udin pergi ke mall untuk membeli baju, sesampainya di mall, Rafa membeli 2 celana dan 5 baju seharga Rp 450.000. Jika terdapat 5 gelas jus apel dan 7 gelas jus jeruk, maka berapa uang yang diterima penjual jus buah tersebut?” Siswa dapat melipatgandakan kombinasi pertama atau kedua dan mendapatkan empat kue dan empat puding dengan jumlah total Rp 160.000 atau dua. kue dan empat puding total Rp 152.000.
Setiap pudingnya berkurang satu, kuenya bertambah satu dan kuantitasnya berkurang Rp 4000, dalam dua langkah lagi tidak akan ada puding dan kue dengan harga Rp 144.000. Rafa, Dika dan Udin pergi ke mall untuk membeli baju, sesampainya di mall Rafa membeli 2 celana dan 5 baju seharga Rp 450.000. Ini menunjukkan bahwa celana tersebut berharga Rp 50.000. lebih mahal dari pada pakaian agar siswa memahami SPLDV dengan strategi komparatif.
Disini siswa memilih salah satu dari 3 pilihan yang muncul pada pembahasan sebelumnya, misalnya Dika + Dika yaitu 6 pasang celana panjang dan 8 baju kemudian mengganti (menghilangkan) baju tersebut menjadi celana panjang sehingga diperoleh 14 pasang celana panjang, tapi karena harga 1 pasang adalah Rp. 50.000 lebih, lalu kita tambahkan harganya dengan Rp. 50.000 kali jumlah kaos yaitu 8 maka harganya ditambah Rp. 400.000, jadi 14 pasang celana harganya Rp. 400.000 = Rp.1400.000. Setelah menghilangkan baju dan mendapatkan harga satuan celana, kita kembali ke persamaan awal dan memilih salah satu, misalnya Dika, Dika membeli 3 pasang celana dan 4 baju seharga Rp. 500.000 agar bisa dituliskan. Pedagang jus buah mendapat Rp 45.000 dari 4 gelas jus apel dan 3 gelas jus jeruk, sedangkan ia mendapat Rp 30.000 dari 2 gelas jus apel dan 3 gelas jus jeruk.
Jika terdapat 5 gelas jus apel dan 7 gelas jus jeruk, maka berapakah uang yang diperoleh penjual jus tersebut? Jadi, jumlah uang yang diterima pedagang dari penjualan 5 gelas jus apel dan 7 gelas jus jeruk adalah 70 ribu rubel. Tujuan pembelajaran adalah (1) Siswa dapat memodelkan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV, (2) Siswa dapat menyelesaikannya dengan metode substitusi, (3) Siswa dapat menemukan kembali metode substitusi dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
Namun Kelompok 1 hanya mencari harga 1 masker yang akan digunakan pada pertanyaan poin b. Kelompok 1 langsung merujuk pada pertanyaan poin b yaitu “Berapa banyak masker yang bisa dibeli dengan harga Rp 50.000?”. Soalnya “Dina membeli 2 kue dan 1 puding seharga Rp 80.000, sedangkan Nia membeli 1 kue dan 2 puding seharga Rp 76.000. Lalu mereka menutupi makanan yang sama namun mencoretnya sehingga terlihat Dina memakan kue tersebut seharga Rp 80.000. beli dan puding Nia dibeli seharga Rp 76.000.
Dengan demikian terlihat bahwa Dina mengeluarkan uang lebih banyak sebesar Rp 4000 dibandingkan Nia, sehingga kelompok pertama menyimpulkan bahwa Kue tersebut lebih mahal sebesar Rp 4000.
Analisis Hasil Wawancara
Siswa kelompok 1 mengerjakan soal 1. Siswa menjelaskan apa yang diketahui dari soal tersebut, sebagai berikut: P : “Apa yang diketahui dari soal tersebut?”. Siswa kelompok 1 mengerjakan soal 2. Siswa menjelaskan apa yang diketahui dari soal tersebut, sebagai berikut: P : “Apa yang diketahui dari soal tersebut?”. Siswa kelompok 1 mengerjakan soal 3. Siswa menjelaskan apa yang diketahui dari soal tersebut, sebagai berikut: P : “Apa yang diketahui dari soal tersebut?”.
S2 : “Misal saya tandatangani sepasang celana dengan harga 1 pasang celana, dan jika saya menandatangani misalnya 1 baju dengan harga 1 baju, saya tutupi, maka celana itu lebih mahal dari pada kemeja."
Pembahasan
MGJP yang dibuat oleh peneliti berisi 3 kegiatan yang nantinya akan dilakukan siswa pada tahap pilot eksperimen. Setelah desain pembelajaran selesai, peneliti melanjutkan ke tahap percobaan percontohan yang dilakukan secara berkelompok. Tahap percobaan percontohan berisi tiga kegiatan, namun peneliti memberikan pre-test terlebih dahulu.
Tujuan kegiatan pertama adalah agar siswa memahami konsep dasar SPLDV melalui pendekatan PMRI. Dalam kegiatan ini siswa tidak menggunakan variabel, melainkan memodelkan permasalahan dengan gambar seperti gambar kue dan puding, kemudian menggunakan strategi perbandingan untuk menentukan mana yang lebih mahal antara kue dan puding. Jadi siswa belum mengetahui harga masing-masing makanan, namun siswa sudah mengetahui mana yang lebih mahal antara kue dan puding dengan cara membandingkan strategi.
Siswa menutupi gambaran yang sama antara dua pembelian yang berbeda, namun yang membedakan pada kegiatan pertama adalah pembelian tersebut mempunyai total harga yang berbeda. Setelah menutupi harga yang sama, siswa tersebut mungkin mendapati bahwa celana tersebut lebih mahal Rp 50.000 daripada kemeja. Kemudian siswa menggunakan strategi penukaran dengan menukar seluruh bajunya dengan celana, sehingga siswa juga menambahkan Rp 50.000 untuk setiap baju yang ditukarkan dengan celana.
Pada tahap ini siswa sudah mengetahui harga 1 buah celana dengan cara membagi total harga pembelian dengan jumlah celana, kemudian siswa menggunakan metode substitusi untuk mencari harga 1 buah baju. Sebelum menggunakan strategi ini, setiap kelompok memodelkan masalahnya dengan representasi bergambar seperti gambar kue dan puding serta representasi simbolik seperti variabel a, j, x, dan y atau variabel lainnya. Hal ini sejalan dengan teori Zulkardi (2002) yang menjelaskan bahwa konteks akan membimbing siswa menuju pemahaman matematika dari sesuatu yang nyata bagi siswa ke sesuatu yang formal yang dapat ditulis dengan simbol melalui tahap matematisasi.
Hal ini sesuai dengan bahan ajar matematika yaitu SPLDV yang menyatakan bahwa harga satuan bersifat variabel. Hal ini sejalan dengan Hamdani (2011) yang menjelaskan bahwa RME dilakukan dengan menghubungkan dan melibatkan siswa, pengalaman nyata yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan matematika sebagai aktivitas siswa. Suatu kegiatan mempunyai ciri-ciri menggunakan konteks jual beli dan model menggunakan gambar dan simbol.