Hingga September 1999, Bank Muamalat Indonesia memiliki lebih dari 45 cabang di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan dan Makasar. Pada awal berdirinya Bank Muamalat Indonesia, keberadaan Bank Syariah ini kurang mendapat perhatian yang optimal di industri perbankan nasional. Yang membedakannya adalah setiap produk yang dikembangkan Bank Muamalat sebagai bank syariah selalu berbasis syariah.
Bank Muamalat (i) Bank Muamalat (ii) Bank Muamalat (iii) Bank Muamalat (iv) Mandiri Syariah (i) Mandiri Syariah (ii) Mandiri Syariah (iii) Mandiri Syariah (iv). Pada tahun 2010, rata-rata nilai return on assets (ROA) pada bank umum syariah di Indonesia sebesar 1,69% dengan return on assets (ROA) tertinggi mencapai 2,30% dimiliki oleh Mandiri Syariah pada triwulan III, sedangkan nilai return terendah dimiliki oleh Mandiri Syariah pada triwulan III. on Asset (ROA) mencapai 0,81% yang dimiliki Bank Muamalat pada kuartal III. Pada tahun 2011, rata-rata return on aset (ROA) pada bank umum syariah di Indonesia sebesar 1,81% dengan return on aset (ROA) tertinggi mencapai 2,22% dimiliki oleh Mandiri Syariah pada triwulan I, sedangkan nilai return on aset terendah dimiliki oleh Mandiri Syariah pada triwulan I. (ROA) mencapai 1,38% yang dimiliki Bank Muamalat pada kuartal I.
Pada tahun 2012, rata-rata nilai return on aset (ROA) pada bank umum syariah di Indonesia adalah sebesar 1,70%, dengan return on aset (ROA) tertinggi mencapai 2,25% dimiliki oleh Mandiri Syariah pada triwulan II dan IV, sedangkan yang terendah adalah pada triwulan II dan IV. Return on Asset (ROA) yang mencapai 0,00% dimiliki Bank Muamalat pada kuartal IV.
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) pada Dua Bank Umum Syariah di Indonesia Per Triwulan 2010-2013
Berdasarkan gambar grafik di atas terlihat nilai BOPO bank umum syariah di Indonesia per triwulan 2010-2013 cenderung menurun. Pada tahun 2010, rata-rata BOPO bank umum syariah di Indonesia sebesar 81,13%, dengan BOPO tertinggi mencapai 90,52% dimiliki oleh Bank Muamalat pada triwulan II, sedangkan BOPO terendah mencapai 71,84% dimiliki oleh Mandiri Syariah pada triwulan II. Pada tahun 2011, rata-rata BOPO bank umum syariah di Indonesia sebesar 79,91%, dengan BOPO tertinggi dimiliki sebesar 86,54%.
Pada tahun 2012, rata-rata BOPO bank umum syariah di Indonesia sebesar 67,37%, dengan BOPO tertinggi sebesar 85,66% dimiliki oleh Bank Muamalat pada triwulan I, sedangkan BOPO terendah sebesar 0,00% dimiliki oleh Bank Muamalat pada triwulan I. Pada tahun 2013, rata-rata BOPO bank umum syariah di Indonesia sebesar 71,19%, dengan BOPO tertinggi sebesar 87,53% dimiliki oleh Bank Muamalat pada Q4, sedangkan BOPO terendah dimiliki oleh Mandiri Syariah sebesar 0,000% pada Q4.
Simpanan Deposito Mudharabah pada Dua Bank Umum Syariah di Indonesia Per Triwulan 2010-2013
Berdasarkan grafik di atas terlihat nilai simpanan mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia pada triwulan 2010-. Pada tahun 2010, rata-rata nilai simpanan mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia sebesar Rp9.328.361, dengan simpanan mudharabah tertinggi mencapai Rp14.700.523 dimiliki oleh Mandira Syariah pada triwulan IV, sedangkan simpanan mudharabah terendah mencapai Rp5.673.238 dimiliki oleh Bank Muamalat pada triwulan IV. kuartal kedua. Pada tahun 2011, rata-rata nilai simpanan mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia sebesar Rp16.445.348, dengan simpanan mudharabah tertinggi mencapai Rp22.293.536 dimiliki oleh Mandiri Syariah pada triwulan IV, sedangkan simpanan mudharabah terendah mencapai Rp10.168.846 dimiliki oleh Bank Muamalat pada triwulan IV. kuartal keempat kuartal pertama
Pada tahun 2012, rata-rata simpanan deposito mudharabah pada dua bank umum syariah di Indonesia adalah sebesar Rp19.790.988 dengan nilai simpanan mudharabah tertinggi mencapai Rp23.207.386 dan terendah dicapai oleh Bank Muamalat sebesar Rp16.628.437 pada termin kedua dan keempat. Pada tahun 2013, rata-rata tabungan deposito mudharabah pada dua bank umum syariah di Indonesia sebesar Rp 24.041.660 dengan nilai deposito mudharabah tertinggi mencapai Rp 25.159.166 yang dimiliki oleh Mandiri Syariah pada triwulan I, sedangkan tabungan deposito pada triwulan I sebesar Rp 25.159.166 dimiliki oleh Mandiri Syariah.
Analisis Pengujian Hipotesis
Pengujian Asumsi Klasik
- Uji Asumsi Normalitas
- Uji Multikolinearitas
- Uji Heteroskedastisitas
- Uji Autokorelasi
Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel perancu atau residu mempunyai distribusi normal atau tidak. Secara visual uji normalitas sisa dapat dideteksi pada plot probabilitas kriteria uji. Jika hasil pengamatan (data sisa) tersebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi mempunyai residu yang berdistribusi normal. Pada grafik di atas terlihat hasil pengamatan (data sisa) tersebar disekitar garis dan mengikuti arah garis diagonal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang akan dibentuk mempunyai residual yang berdistribusi normal.
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residu pada model regresi berdistribusi normal. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen dalam model regresi linier berganda berkorelasi sempurna dengan variabel independen lainnya. Jika nilai toleransi > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen pada model regresi linier berganda tidak mempunyai masalah multikolinearitas, dengan menggunakan software SPSS diperoleh hasil pengujian sebagai berikut.
Pada tabel diatas terlihat bahwa ketiga variabel independen mempunyai nilai toleransi lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Jika nilai signifikansi (Sig.) yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model bebas dari masalah heteroskedastisitas. Pada tabel diatas terlihat bahwa ketiga variabel independen mempunyai nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa model bebas dari heteroskedastisitas sehingga model memenuhi salah satu syarat untuk pengujian regresi. Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara confounding error pada data observasi satu observasi dengan observasi lainnya dalam model regresi linier. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang akan dibentuk bebas dari autokorelasi sehingga model telah memenuhi salah satu syarat untuk pengujian regresi.
Hasil Regresi Linier Berganda
Koefisien regresi return on assets (ROA) sebesar 2,928 dan bertanda positif artinya jika return on assets (ROA) meningkat sebesar 1% dan variabel independen lainnya tidak berubah (konstan), maka deposito mudharabah meningkat sebesar 2,928. bangkit. juta rupiah. Koefisien regresi BOPO sebesar -0,144 dan bertanda negatif, artinya jika BOPO naik sebesar 1% dan variabel independen lainnya tidak berubah (konstan), maka deposito mudharabah akan turun sebesar 0,144 juta rupiah.
Hasil Pengujian Hipotesis
- Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)
- Koefisien Determinasi (R 2 )
- Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t )
Ha : βi ≠ 0 Sedangkan Return On Asset (ROA) dan Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah pada bank umum syariah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara simultan Return On Asset (ROA) dan Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah bank umum syariah di Indonesia. Koefisien determinasi merupakan nilai yang menunjukkan besarnya kontribusi pengaruh yang diberikan oleh return on assets (ROA) dan pendapatan operasional operasional (BOPO) terhadap simpanan mudharabah bank umum.
Hasil tersebut menunjukkan Return On Asset (ROA) dan BOPO secara simultan memberikan kontribusi sebesar 17,6%. Tabel diatas menunjukkan bahwa secara parsial return on assets (ROA) mempunyai pengaruh sebesar 0,9% terhadap deposito mudharabah, sedangkan BOPO mempunyai pengaruh sebesar 16,7%. 4.3.3.3.1 Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Deposito Mudharabah pada Dua Bank Umum Syariah Indonesia.
Ho : β1 = 0 Secara parsial return on assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia. Ha : β1 ≠ 0 secara parsial return on assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia. Pada gambar kurva uji hipotesis parsial diatas terlihat nilai thitung sebesar 1,438 berada pada daerah penerimaan Ho (thitung Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara parsial return on assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah pada dua bank umum syariah di Indonesia. 4.3.3.3.2 Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Simpanan Mudharabah Pada Dua Bank Umum Syariah Indonesia. Ho : β2 = 0 Secara parsial biaya operasional, pendapatan operasional (BOPO) tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia. Ha : β2 ≠ 0 Secara parsial biaya operasional, pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara parsial biaya operasional, pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah pada dua bank umum syariah di Indonesia. Artinya ROA dan BOPO mempunyai kontribusi sebesar 17,6% dalam mempengaruhi simpanan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia yang terdaftar secara triwulanan di Bank Indonesia (BI) periode 2010-2013. Pada pengujian secara parsial variabel ROA tidak berpengaruh signifikan karena ROA mengalami penurunan jika dilihat dari nilai mean ROA, sedangkan deposito mudharabah mengalami peningkatan nilai mean deposito mudharabah. Variabel BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan dilihat dari nilai rata-rata BOPO yang cenderung berfluktuasi, sedangkan deposito mudharabah cenderung meningkat. Mungkin saja dengan adanya variabel yang tidak berpengaruh signifikan hanya menghasilkan pengaruh sebesar 0,19%, sehingga sekaligus tidak berpengaruh signifikan. Hal ini menyimpulkan bahwa return on assets (ROA) dan beban operasional serta pendapatan tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap simpanan mudharabah di Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. ROA menurun karena imbal hasil aset menurun, aset yang dimaksud disini adalah dana pihak ketiga, di bank sendiri aset tersebut digunakan untuk disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Penurunan dana pihak ketiga dapat terjadi karena nasabah tidak mampu melunasi kewajibannya dalam jangka waktu yang ditentukan. Dana pihak ketiga sendiri merupakan dana yang dipercayakan kepada bank oleh masyarakat (tidak termasuk bank) berdasarkan suatu perjanjian penyimpanan dana. Persamaan regresi yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan ROA berbanding lurus dengan deposito muharabah dengan koefisien positif sebesar 2,928, sehingga jika return on assets (ROA) meningkat sebesar 1% dan variabel independen lainnya tidak berubah (konstan), maka deposito mudharabahnya akan meningkat menjadi 2,928 juta rupiah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa beban operasional, pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh terhadap simpanan mudharabah di Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Besarnya pengaruh biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia terhadap Bank Indonesia adalah sebesar 16,7%, sedangkan 82,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan
Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Biaya Operasional Pendapatan operasional (BOPO) terhadap Simpanan Deposito