• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul yang diangkat yakni, “Penerapan Penggunaan Isyarat Cahaya di Kapal KM. Kisik Mas Sesuai Standar Collision Regulation 1972” maka sebagai deskripsi data akan dijelaskan tentang keadaan sebenarnya yang terjadi di kapal, sehingga dengan deskripsi ini penulis mengharapkan agar pembaca mampu dan bisa merasakan tentang semua hal yang terjadi selama penulis melaksanakan penelitian.

Gambar 4.1 KM. Kisik Mas

KM. Kisik Mas adalah termasuk kapal kontainer berbendera Indonesia yang dibuat oleh perusahaan perkapalan Lianyugang Wuzhou di Jiangsu China pada tanggal 25 agustus 2015, kapal ini mempunyai trayek atau route yang tetap atau liner ship, dimana route yang ditempuh telah

22

(2)

terjadwal dan tetap (tidak berubah-ubah), jika ada perubahan route itu karena adanya kerusakan pada kapal lain yang harus segera digantikan dan sesuai kebijakan kantor pusat.

KM. Kisik Mas dimiliki oleh PT. Pelayaran Tempuran Emas yang berdiri pada tanggal 17 September 1987, saat ini kantor pusat berlokasi di Jalan Yos Sudarso Kav. 33 Sunter Jaya,Jakarta Utara serta memiliki 11 kantor cabang yang terletak di Jakarta, Ambon, Banjarmasin, Belawan, Bitung, Jayapura, Makassar, Pekanbaru, Pontianak, Surabaya dan Sorong.

Selain itu Perseroan ini memiliki kurang lebih 37 armada kapal kontainer yang tersebar di wilayah indonesia dengan jumlah kontainer peti kemas yang dimiliki Perseroan kini mencapai 24.854 unit.

B. Hasil Penelitian 1. Penyajian Data

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan observasi secara langsung, studi perpustakaan maupun dengan wawancara dalam hal ini mengenai isyarat cahaya di kapal KM. Kisik Mas selama kurang lebih 12 bulan mendapatkan hasil data sebagai berikut sehingga berkaitan dengan rumusan masalah yang dibahas.

a. Pemahaman perwira tentang isyarat cahaya yang diatur dalam Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

Untuk mengetahui pemahaman perwira tentang isyarat cahaya di kapal selain dengan observasi secara langsung saat

(3)

melaksanakan dinas jaga di anjungan juga dengan melakukan wawancara secara langsung. Dari observasi secara langsung selama dinas jaga di anjungan pada malam hari para perwira tampak telah memahami tentang isyarat cahaya di kapal dan diteruskan dengan melakukan wawancara agar hasil penelitian yang sesuai dapat diperoleh.

Dalam melakukan wawancara dengan para perwira deck, penulis memberikan penjelasan dahulu mengenai apa yang akan dibahas, selanjutnya melakukan wawancara dengan 4 narasumber yaitu sebagai berikut.

1) Wawancara Pertama

Wawancara pertama dilakukan dengan Mualim 3 pada tanggal 17 Oktober 2019 pukul 21.00 WIB berlokasi di anjungan saat itu perjalanan kapal dari Surabaya menuju Sorong. Dari beberapa pertanyaan yang penulis ajukan dapat diperoleh data bahwa Mualim 3 telah memahami tentang isyarat cahaya yang diatur dalam Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

2) Wawancara Kedua

Wawancara kedua dilakukan dengan Mualim 2 pada tanggal 20 Desember 2019 pukul 01.30 WITA berlokasi di anjungan saat itu perjalanan kapal dari Nabire menuju Surabaya. Dari beberapa pertanyaan yang penulis ajukan dapat diperoleh data

(4)

bahwa Mualim 2 telah memahami tentang isyarat cahaya yang diatur dalam Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

3) Wawancara Ketiga

Wawancara ketiga dilakukan dengan Mualim 1 pada tanggal 05 Februari 2020 pukul 19.00 WIT berlokasi di anjungan saat itu perjalanan kapal dari Nabire menuju Manokwari. Dari beberapa pertanyaan yang penulis ajukan dapat diperoleh data bahwa Mualim 1 telah memahami tentang isyarat cahaya yang diatur dalam Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

4) Wawancara Keempat

Wawancara terakir dilakukan dengan Nakhoda pada tanggal 11 Maret 2020 pukul 20.00 WIB berlokasi di anjungan saat itu perjalanan kapal dari Sorong menuju Surabaya. Dari beberapa pertanyaan yang penulis ajukan dapat diperoleh data bahwa Nakhoda telah memahami tentang isyarat cahaya yang diatur dalam Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

Dari hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan oleh penulis menunjukan bahwa semua perwira deck telah memahami isyarat cahaya yang diatur dalam Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

(5)

b. Penerapan penggunaan isyarat cahaya di kapal KM. Kisik Mas sesuai Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

1) Penerapan isyarat cahaya di KM. Kisik Mas

Dalam observasi dan wawancara yang dilakukan di KM. Kisik Mas mendapatkan hasil bahwa isyarat cahaya sering digunakan sebagai alat bantu jika terdapat banyak nelayan pada malam hari, alat bantu untuk komunikasi dengan kapal lain dan alat bantu pada saat memasuki alur pelayaran sempit pada malam hari.

a) Penerapan isyarat cahaya pada saat terdapat banyak nelayan Salah satu contoh penerapan penggunaan isyarat cahaya saat terdapat banyak nelayan di rute pelayaran yang sudah dibuat oleh Mualim 2. Pada tanggal 26 Desember 2019 pukul 22.30 WITA pada posisi lintang : 0601,10’ S bujur : 12162,48’ E terdapat banyak nelayan di depan kapal KM.

Kisik Mas sehingga untuk menghindari tubrukan Mualim 3 mengambil tindakan yang pertama untuk mengalihkan kemudi dari Automatic ke manual agar kapal bisa berolah gerak dengan baik dan yang kedua dikarenakan nelayan- nelayan tersebut tidak memiliki alat komunikasi seperti radio sehingga tidak bisa melakukan komunikasi untuk menghindari tubrukan maka salah satu cara yang bisa dilakukan oleh perwira jaga adalah dengan memberikan

(6)

isyarat cahaya lampu sorot ke pada nelayan-nelayan tersebut secara berkala, isyarat cahaya tersebut berasal dari lampu aldis yang berada diatas anjungan. Dengan memberikan isyarat lampu sorot kepada nelayan-nelayan diharapkan mereka telah mengetahui keberadaan kapal KM.

Kisik Mas yang mengarah ke nelayan-nelayan tersebut sehingga saling bisa mengambil tindakan untuk menghindari tubrukan.

b) Penerapan isyarat cahaya sebagai alat bantu komunikasi Salah satu contoh pada tanggal 16 Januari 2020 pukul 01.20 WIB pada posisi lintang : 0571,32’ S bujur : 11062,31’ E mualim 2 melihat berdasarkan pengamatan secara visual terdapat kapal di depan lalu mengambil tindakan untuk melakukan pengamatan lagi menggunakan RADAR (Radio Detection and Rangging) dilihat ada sebuah target di depan yang dengan jarak sekitar 4 mil dan diduga merupakan kapal yang diamati secara visual tadi namun tidak terbaca nama kapal tersebut dalam AIS (Automatic Identification System) lalu mualim 2 mengambil tindakan untuk memanggil kapal tersebut melalui radio dan melakukan komunikasi diketahui nama kapal tersebut adalah KM.

Sejahtera 35 namun kapal tersebut kesulitan untuk melihat keberadaan dari kapal KM. Kisik Mas sehingga mualim 2 mengambil tindakan untuk memberikan isyarat cahaya

(7)

lampu sorot yang berasal dari lampu aldis kearah kapal tersebut. Dengan memberikan isyarat lampu sorot ke arah tersebut diharapkan KM. Sejahtera 35 dapat mengetahui keberadaan dari kapal KM. Kisik Mas, pada akhirnya dengan melakukan isyarat cahaya tersebut KM. Sejahtera 35 mengetahui keberadaan kapal KM. Kisik Mas setelah itu KM. Sejahtera 35 memutuskan untuk melakukan passing merah-merah dengan KM. Kisik Mas.

c) Penerapan isyarat cahaya pada saat memasuki alur pelayaran sempit pada malam hari

Pada saat memasuki alur pelayaran sempit pada malam hari isyarat cahaya dilakukan untuk membantu penerangan.

Gambar 4.2 Penggunaan Lampu Aldis

Penggunaan lampu Aldis terjadi pada tanggal 29 Agustus 2019 pukul 03.00 WITA saat itu KM. Kisik Mas berada di

(8)

muara sungai berau lalu nakhoda dari KM. Kisik Mas dengan dibantu seorang pandu memutuskan untuk memasuki alur sungai tersebut dengan pertimbangan pada jam 04.30 WITA adalah pasang yang tertinggi pada saat itu. Pukul 04.00 WITA KM. Kisik Mas mulai memasuki alur sungai berau namun pandu mengalami kesulitan dalam pengelihatan ataupun pengamatan dikarenakan kurangnya penerangan di alur sungai berau. Dengan demikian perwira jaga pada saat itu yaitu mualim 1 mengambil tindakan untuk menyalakan lampu Aldis yang terdapat di kapal KM.

Kisik Mas dan mengarahkan berkas cahaya ke arah berbahaya dan sekitar kapal dengan tujuan dapat membatu penerangan dan mempermudah pengelihatan dan pengamatan pada saat itu.

2) Kesesuaian dengan Collision Regulations 1972 pada aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

Dari 3 kejadian mengenai penerapan isyarat cahaya yang sudah dilakukan di KM. Kisik Mas hal tersebut terkait dengan Collision Regulations 1972 yang terdapat pada aturan 36 yang menyatakan bahwa jika perlu untuk menarik perhatian kapal lain, setiap kapal boleh menggunakan isyarat cahaya yang tidak dapat terkelirukan dengan setiap isyarat yang diharuskan atau dibenarkan dimanapun di dalam aturan ini, atau boleh mengarahkan berkas cahaya lampu kejurusan berbahaya.

(9)

Sembarang cahaya yang digunakan untuk menarik perhatian kapal lain harus sedemikian rupa sehingga tidak dapat terkelirukan sebagai bantuan navigasi. Untuk memenuhi maksud aturan ini penggunaan penerangan berselang-selang atau penerangan berputar dengan intensitas tinggi, misalnya penerangan-penerangan stroba, harus dihindarkan.

2. Analisis Data

a. Pemahaman perwira tentang isyarat cahaya yang diatur dalam Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

Dari hasil data yang diperoleh melalui observasi secara langsung saat penulis melaksanakan dinas jaga di anjungan maupun wawancara secara langsung dengan Nakhoda, Mualim 1, Mualim 2, dan Mualim 3 menyatakan bahwa semua perwira menjawab bahwa mereka memahami penggunaan isyarat cahaya di kapal sesuai dengan Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian. Hal ini dijelaskan oleh para perwira pada saat dilakukannya wawancara.

b. Penerapan penggunaan isyarat cahaya di kapal KM. Kisik Mas sesuai Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

Dari hasil data yang diperoleh untuk penerapan penggunaan isyarat cahaya di kapal KM. Kisik Mas menyatakan bahwa penerapan isyarat cahaya di kapal hanya dilakukan untuk isyarat menarik

(10)

perhatian yaitu terkait dengan Collision Regulations 1972 aturan nomor 36 dan hal ini telah dibuktikan dengan data-data yang diperoleh saat melakukan praktek laut di kapal KM. Kisik Mas seperti penerapan isyarat cahaya saat terdapat banyak nelayan,penerapan isyarat cahaya sebagai alat bantu komunikasi dan alat bantu penerangan saat memasuki alur sungai pada malam hari.

C. Pembahasan

1. Pemahaman perwira tentang isyarat cahaya yang diatur dalam Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

Dari analisis data yang didapat bersumber dari perwira deck yang ada di kapal KM. Kisik Mas berdasarkan hasil wawancara secara langsung dan dibantu dengan observasi secara langsung oleh penulis selama praktek laut di KM. Kisik Mas diperoleh hasil yang sama antara 4 responden tersebut bahwa mereka memahami dengan baik mengenai isyarat cahaya yang diatur dalam Collision Regulations 1972.

2. Penerapan penggunaan isyarat cahaya di kapal KM. Kisik Mas sesuai Collision Regulations 1972 aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

Berdasarkan analisis data yang sudah diperoleh bahwa isyarat cahaya juga diterapkan di kapal KM. Kisik Mas khususnya pada Collision Regulations 1972 yang ada pada aturan nomor 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian,hal tersebut digunakan pada saat kondisi terdapat

(11)

banyak nelayan, alat bantu melakukan komunikasi pada kapal-kapal lain dan alat bantu saat memasuki alur pelayaran sempit seperti di sungai.

(12)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan sebelumnya pada bab IV dalam karya ilmiah yang berjudul Penerapan Penggunaan Isyarat Cahaya di Kapal KM. Kisik Mas Sesuai Collision Regulations 1972 ini dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan dengan para perwira deck di kapal KM. Kisik Mas dapat disimpulkan bahwa mereka telah memahami isyarat cahaya yang diatur dalam Collision Regulations 1972.

2. Di kapal KM. Kisik Mas isyarat cahaya digunakan atau diterapkan sebagai alat bantu saat bernavigasi pada malam hari seperti saat terdapat banyak nelayan, sebagai alat bantu dalam komunikasi dan penerangan saat memasuki alur sungai pada malam hari. Dari 3 penerapan isyarat cahaya yang dilakukan di kapal KM. Kisik Mas hal tersebut terkait dan sesuai dengan Collision Regulations 1972 pada aturan 36 tentang isyarat untuk menarik perhatian.

B. Saran

Berdasarkan uraian mengenai permasalahan–permasalahan tentang Penerapan Penggunaan Isyarat Cahaya di Kapal KM. Kisik Mas Sesuai Collision Regulations 1972, sebagaimana telah dijelaskan dalam bab terdahulu, maka penulis memberikan saran–saran sebagai berikut:

33

(13)

34

1. Sebaiknya perwira tidak mengabaikan tentang isyarat cahaya walaupun pada era sekarang sudah terdapat alat komunikasi maupun alat navigasi yang canggih.

2. Pemahaman mengenai isyarat cahaya haruslah di kuasai dengan baik oleh perwira deck diatas kapal agar tidak menyalahi aturan dalam penggunaan isyarat cahaya contohnya seperti yang diatur dalam Collision Regulations 1972.

Referensi

Dokumen terkait

r-.'-:eeision-1 -"e i'esults of 156 students of BBA, MBA, EMBA, CSE and English in the faculties of Business .idmrr stration Modern Science and Arts and Modern Language authenticated