BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Penulis melaksanakan penelitian di kapal KM. Situ Mas dengan call sign YBRG2 merupakan salah satu armada kapal container milik perusahaan PT.
TEMAS SHIPPING yang berkedudukan di Jakarta. Kapal ini merupakan kapal dengan GT 27.915 RT, DWT 38.121 RT memiliki dimensi panjang 215,45 meter dan lebar 29,80 meter dengan kapasitas kontainer 2702 TEU. Kapal ini mengangkut container dan beroperasi di Indonesia dengan trayek atau route yang tetap atau liner ship, dimana route yang ditempuh telah terjadwal dan tetap (tidak berubah-ubah) antara lain : Jakarta, Surabaya, Makassar, Bitung, Makassar, Surabaya, Jakarta, Kuala Tanjung, Belawan, EOPL, Jakarta.
Sesuai dengan judul yang diangkat yakni, “Upaya Peningkata n Keteramplan Awak Kapal Untuk Menghindari Kesalahan Proses Bongkar Muat di Kapal” maka sebagai deskripsi data akan dijelaskan tentang keadaan sebenarnya yang terjadi di kapal, sehingga dengan deskripsi ini penulis mengharapkan agar pembaca mampu dan bisa merasakan tentang semua hal yang terjadi selama penulis melaksanakan penelitian.
1. Data-Data Teknis MV. Situ Mas (Ships Particular)
Berikut data-data kapal tempat Penulis mengadakan penelitian :
SHIP's PARTICULARS ( permanent ) Name
Call sign Flag
Port of Registry Year built
Owner
Operation Management:
Charterer
OFFC.Nr.
GL - Reg.Nr.
MV SITU MAS Y B R G 2 INDONESIA JAKARTA 2005
PT. TEMAS TBK PT. ASIA MARINE TEMAS
- - -
Height 52.8m
29.8m
100% = 1200 kW / 1600 hp Tabel 4.1 Ship's Particular MV. Situ Mas
IMO 9320142 16,71 198,75
MMSI No. 525119015
Panama Reg. No. - CONTAINER CAP. = 2702 TEU
Suez Reg. No. HOLD CAPACITY = 1106 TEU
GRT 27915 DECK CAPACITY = 1596 TEU
NRT 14045
LOA 215,45 m 706' 05"
Breadth 29,80 m 97' 08"
Airdraught 52,80 m minus actual
draught 173' 01"
Depth 16,50 m 54' 01"
Volume 93.242,03 cbm
Light Ship 11.154 mt 8.852,38 lgts
Dwt Summer 38.121 mt 30.254,76 lgts
Displacement Summer 49.131 mt 38.992,86 lgts
Draft Summer 11,55 m 37' 11"
FW Allowance 0,241 m 9.5"
Engine Power: 21.770 KW 29.607 HP
Bow Thruster : 1200 KW 1632 HP
River Manoeuvering : Bow Thruster Efficiency
Sumber : Dokumen MV. Situ Mas
0.0 kts 100%
0.0 - 1.0 kts 85%
1.0 - 2.0 kts 75%
2.0 - 2.5 50%
> 2.5 kts 30%
> 3.0 kts 0%
Minimum / Dead Slow Ahead 28 rpm 6 knots
Slow Ahead 51 rpm 11 knots
Half Ahead 72 rpm 14 knots
Full Ahead 90 rpm 18 knots
Gambar 4.1 MV. Situ Mas
Sumber : Dokumentasi MV. Situ Mas
B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rumusan masalah, penulis akan membahas tentang peningkatan keterampilan awak kapal untuk menghindari kesalahan proses bongkar muat di kapal MV. Situ Mas yang merupakan hasil dari penelit ian penulis selama diatas kapal. Sehingga dapat memberikan gambaran tentang keadaan yang penulis alami pada saat praktek laut di atas MV. Situ Mas.
1) Penyajian Data
Penelitian dilaksanakan saat penulis melaksanakan praktek laut di kapal, dimulai pada tanggal 14 Agustus 2019 sampai dengan tanggal 03 Oktober 2020 di MV. Situ Mas. Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis diketahui bahwa kesiapan, kemampuan dan keterampilan crew kapal dalam penanganan muatan masih terbilang kurang.
Ini dikarenakan kurangnya disiplin crew dalam menjalankan standart operasional prosedur bekerja.
2) Analisis Data
a. Hasil Observasi
Selama penulis melaksanakan praktek layar terdapat beberapa kasus yang disebabkan oleh kurangnya keterampilan awak kapal dalam proses bongkar-muat sehingga menyebabkan permasalahan sebagai berikut:
1) Pada tanggal 05 Mei 2020 di Pelabuhan Teluk Lamong, Terdapat 12 box container yang terendam air got. Hal ini terjadi karena personil jaga tidak mengecek air got karena menganggap genangan air hujan di dalam palka masih aman.
2) Pada tanggal 13 Juni 2020, pada saat kapal sedang melakukan kegiatan bongkar muat. Terdapat 5 box kontainer yang tidak dapat dapat dibongkar karena Lashing yang terdapat di kontainer tersebut belum dilepas. Hal ini disebabkan karena kelalaian oleh petugas jaga karena tidak memeriksa bahwa Lashing kontainer sudah terlepas sesuai dengan rencana pembongkaran.
Namun setelah hal tersebut diatas terjadi Chief Officer segera mengadakan Safety Meeting khusus untuk Deck Department perihal mengapa hal tersebut diatas dapat terjadi. Setelah Safety Meeting diadakan didapatlah suatu kebijakan baru dimana akan diberikan sanksi kepada awak kapal khususnya Deck Department yang tidak disiplin dalam bekerja sesuai yang sudah ditentukan oleh perusahaan berupa surat peringatan yang akan ditindak lanjuti langsung oleh Captain dan diserahkan kepada perusahaan.
Saat Safety Meeting itu berjalan Chief Officer juga menjelaska n betapa pentingnya bekerja dengan disiplin, hal ini diharapkan dapat lebih meningkatkan keterampilan awak kapal dalam menangani proses bongkar muat di kapal sehingga tidak menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan awak kapal itu sendiri.
b. Hasil Wawancara
Setelah penulis memberikan beberapa pertanyaan melalui wawancara langsung kepada responden yang sudah penulis tentukan yaitu 8 orang awak kapal Deck yang memenuhi persyaratan yaitu : 1) Memiliki kompetensi dan mempunyai sertifikat yang mumpuni
sebagai petugas jaga atau keterampilan bongkar muat.
2) Mengetahui peralatan bongkar muat.
3) Memahami standar operasional prosedur bongkar muat
4) Memahami tugas dan tanggung jawab sebagai petugas jaga bongkar muat.
5) Mengerti tentang penanganan dan pengaturan muatan.
penulis mendapatkan data sebagai berikut : Tabel 4.2 Wawancara No. 1 1)
Apakah pemeriksaan dan pengecekan ruang muat serta peralatan bongkar muat sebelum pemuatan telah dijalankan ?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X
Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab selalu menjalankan pemeriksaan dan pengecekan ruang muat serta peralatan bongkar muat sebelum pemuatan. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalanka n dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.3 Wawancara No. 2 2)
Apakah pembersihan ruang muat dari kotoran atau benda yang dapat mengganggu kedudukan kontainer atau menyebabkan kerusakan pada palka telah dilakukan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab selalu melakukan pembersihan ruang muat dari kotoran atau benda yang dapat mengganggu kedudukan kontainer
atau menyebabkan kerusakan pada palka. Hal ini membuktika n bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.4 Wawancara No. 3 3)
Apakah pemeriksaan kebersihan ruang muat sebelum pemuatan telah dilaksanakan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab selalu melaksanakan pemeriksaan kebersihan ruang muat sebelum pemuatan. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.5 Wawancara No. 4 4)
Apakah pemeriksaan peralatan lashing dan lampu penerangan dalam palka telah dilaksanakan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab selalu melaksanakan pemeriksaan peralatan lashing dan lampu penerangan dalam palka untuk memastikan dalam keadaan baik dan siap pakai. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.6 Wawancara No. 5 5)
Apakah pemeriksaan got palka dan system drainasenya untuk memastikan saringan tidak tersumbat telah dilaksanakan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X
Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab jarang melaksanakan pemeriksaan got palka dan system drainasenya untuk memastikan saringan tidak tersumbat. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut tdak dijalanka n dengan benar dan dapat mengakibat pengendapan air got yang dapat mengakitbakan kerusakan pada muatan.
Tabel 4.7 Wawancara No. 6 6)
Apakah pemeriksaan peralatan lashing dan lampu penerangan dalam palka telah dilaksanakan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab selalu melaksanakan pemeriksaan peralatan lashing dan lampu penerangan dalam palka untuk memastikan dalam keadaan baik dan siap pakai. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.8 Wawancara No. 7 7)
Apakah pemeriksaan peralatan bongkar muat meliputi Crane dan Spreader serta sistem kerjanya telah dilaksanakan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X
Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab tidak pernah melaksanakan pemeriksaan peralatan bongkar muat meliputi Crane dan Spreader beserta sistem kerjanya.
Hal ini dikarenakan di kapal MV. Situ Mas tidak terdapat peralatan bongkar muat tersebut.
Tabel 4.9 Wawancara No. 8 8)
Apakah awak kapal Deck telah dijelaskan mengenai rencana bongkar muat seperti pelabuhan tujuan, jumlah dan jenis muatan, final draft trim, palka yang dimuat/dibongkar,dan tindakan pengamanan lainnya ?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab selalu dijelaskan mengenai rencana bongkar muat seperti pelabuhan tujuan, jumlah dan jenis muatan, final draft trim, palka yang dimuat/dibongkar,dan tindakan pengamanan lainnya . Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.10 Wawancara No. 9 9)
Apakah Mualim I telah memperhatikan rencana bongkar muat bahwa muatan diatur sedemikian rupa dan tidak melebihi batas berat yang diijinkan oleh alat bongkar muat maupun ruang muat ?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab selalu memperhatikan rencana bongkar muat bahwa muatan diatur sedemikian rupa dan tidak melebihi batas berat yang
diijinkan oleh alat bongkar muat maupun ruang muat. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalanka n dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.11 Wawancara No. 10 10)
Apakah Mualim I telah memperhatikan rencana bongkar muat bahwa muatan diatur sedemikian rupa sesuai Stowage Plan dan duduk ssuai dengan podasi kontainer yang terpasang oleh sepatu kontainer?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab selalu memperhatikan rencana bongkar muat bahwa muatan diatur sedemikian rupa sesuai Stowage Plan dan duduk ssuai dengan podasi kontainer yang terpasang oleh sepatu kontainer. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.12 Wawancara No. 11 11)
Apakah pemasangan/pelepasan Lashing telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan bongkar muat?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab selalu melaksanakan pemasangan/pelepa san Lashing sesuai dengan perencanaan bongkar muat. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalanka n dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.13 Wawancara No. 12 12)
Apakah Mualim I telah mempertimbangkan stabilitas dan kriteria pembebanan kapal dalam Bay Plan dan Discharging List?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu mempertimbangkan stabilitas dan kriteria pembebanan kapal dalam Bay Plan dan Discharging List. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.14 Wawancara No. 13 13)
Apakah Mualim I melakukan koordinasi dengan PBM terkait informasi spesifikasi muatan, sifat muatan, dan jumlah muatan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu melakukan koordinasi dengan PBM terkait informasi spesifikasi muatan, sifat muatan, dan jumlah muatan. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.15 Wawancara No. 14 14)
Apakah Mualim I melakukan koordinasi dengan PBM terkait informasi maksimum kecepatan muat sistem komunikasi untuk mengontrol muatan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu melakukan koordinasi dengan PBM terkait informasi maksimum kecepatan muat sistem komunikasi untuk mengontrol muatan. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV.
Situ mas.
Tabel 4.16 Wawancara No. 15 15)
Apakah Mualim I memberi informasi kepada PBM mengenai rincian muatan terakhir, sisa muatan, jenis, volume, dan pembagian ruang muat?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X
Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu memberi informasi kepada PBM mengenai rincian muatan terakhir, sisa muatan, jenis, volume, dan pembagian ruang muat. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.17 Wawancara No. 16 16)
Apakah Mualim I memberi informasi kepada PBM mengenai usulan jumlah muatan yang dapat diterima, suhu muatan yang dapat diterima, dan pembagian, penempatan, serta jumlah ballast yang dibutuhkan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu memberi informasi kepada
PBM mengenai usulan jumlah muatan yang dapat diterima, suhu muatan yang dapat diterima, dan pembagian, penempatan, serta jumlah ballast yang dibutuhkan. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.18 Wawancara No. 17 17)
Apakah Mualim I membuat persetujuan tertulis dengan PBM mengenai informasi kapal serta penempatan muata sebelum dan sesudah
pemuatan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu membuat persetujuan tertulis dengan PBM mengenai informasi kapal serta penempatan muata sebelum dan sesudah pemuatan. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV.
Situ mas.
Tabel 4.19 Wawancara No. 18 18)
Apakah Mualim I membuat persetujuan tertulis dengan PBM mengenai informasi kapal serta penempatan muatan sebelum dan sesudah
pemuatan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu membuat persetujuan tertulis dengan PBM mengenai informasi kapal serta penempatan muatan sebelum dan sesudah pemuatan. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV.
Situ mas.
Tabel 4.20 Wawancara No. 19 19)
Apakah Mualim I membuat persetujuan tertulis dengan PBM mengenai data jenis muatan, jumlah muatan, palka yang dimuat dan dibongkar serta kapasitas derek yang digunakan di kapal?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X
Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu membuat persetujuan tertulis dengan PBM mengenai data jenis muatan, jumlah muatan, palka yang dimuat dan dibongkar serta kapasitas derek yang digunakan di kapal. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.21 Wawancara No. 20 20)
Apakah Mualim I memberikan kepada Nahkoda terkait informasi muatan,stabilas kapal, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan proses bongkar muat?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu memberikan kepada
Nahkoda terkait informasi muatan,stabilas kapal, dan informas i lainnya yang berhubungan dengan proses bongkar muat. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalanka n dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.22 Wawancara No. 21 21)
Apakah pelaksanaan pembongkaran dimulai bila Shore/darat dalam keadaan siap?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa pelaksaan pembongkaran selalu dimulai bila Shore/darat dalam keadaan siap. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV.
Situ mas.
Tabel 4.23 Wawancara No. 22 22)
Apakah pengecekan bahwa peralatan Lashing telah dilepas dengan benar sesuai dengan perencanaan pembongkaran telah dilakukan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui 5 dari 8 awak kapal Deck selalu melakukan pengecekan bahwa peralatan Lashing telah dilepas dengan benar sesuai dengan perencanaan pembongkaran. 3 dari 8 awak kapal Deck jarang melakukan pengecekan bahwa peralatan Lashing telah dilepas dengan benar sesuai dengan perencanaan pembongkaran. Dari data tersebut dapat simpulka n bahwa standar operasinonal tersebut telah dijalankan di kapal MV.
Situ Mas, tetapi ada 3 awak kapal Deck yang jarang menjalankannya.
Hal tersebut dapat menyebabkan permasalahan bongka muat seperti yang penulis sebutkan pada permasalahan nomor 2 diatas.
Tabel 4.24 Wawancara No. 23 23)
Apakah Nahkoda senantiasa memastikan bahwa pengikatan (Mooring) kapal telah terikat dengan benar dan kapal siap menerima proses pembongkaran?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Nahkoda selalu memastikan bahwa pengikatan (Mooring) kapal telah terikat dengan benar dan kapal siap menerima proses pembongkaran. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV.
Situ mas.
Tabel 4.25 Wawancara No. 24 24)
Apakah Nahkoda dan Mualim I telah mempertimbangkan konsekuensi persyaratan komersil dan keamaan dan apabla ada ketidaksuaian maka keamanan lebih diutamakan dibandikan persyaratan komersil?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X
Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Nahkoda dan Mualim I selalu mempertimbangkan konsekuensi persyaratan komersil dan keamaan dan apabla ada ketidaksuaian maka keamanan lebih diutamaka n dibandikan persyaratan komersil. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV.
Situ mas.
Tabel 4.26 Wawancara No. 25 25)
Apakah Nahkoda dan Mualim I telah menentukan pemuatan/pembongkaran secara serentak dalam jumlah maksimum yang dianggap aman?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Nahkoda dan Mualim I selalu menentuka n pemuatan/pembongkaran secara serentak dalam jumlah maksimum yang dianggap aman. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.27 Wawancara No. 26 26)
Apakah Nahkoda dan Mualim I telah menandatangani dan menyimpan manifes muatan ?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Nahkoda dan Mualim I selalu menandatangani dan menyimpan manifes muatan. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalanka n dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.28 Wawancara No. 27 27)
Apakah Mualim I dan Mualim jaga telah mencatat Cargo Log Book mengenai informasi mulai dan selesainya bongkar muat, pemberhentian pekerjaan karena suatu sebab, waktu pemuatan/pembongkaran, dan rincian air ballast?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I dan Mualim Jaga selalu mencatat Cargo Log Book mengenai informasi mulai dan selesainya bongkar muat, pemberhentian pekerjaan karena suatu sebab, waktu pemuatan/pembongkaran, dan rincian air ballast. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalank an dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.29 Wawancara No. 28 28)
Apakah Mualim I menginformasikan kepada petugas pelabuhan mengenai jumlah,klasifikasi dan pengikatan terhadap muatan berbahaya, muatan berpendingin, dan muatan curah?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu menginformasikan kepada petugas pelabuhan mengenai jumlah,klasifikasi dan pengikatan terhadap muatan berbahaya, muatan berpendingin, dan muatan curah. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.30 Wawancara No. 29 29)
Apakah Mualim I menginformasikan kepada petugas pelabuhan mengenai penggunaan crane kapal (jika diperlukan) atau crane darat dan Loading Plan?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X
Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu mengenai penggunaan crane kapal (jika diperlukan) atau crane darat dan Loading Plan. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalanka n dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.31 Wawancara No. 30 30)
Apakah Mualim I melakukan pemeriksaan EIR (Equipment Interchange Receipt) pada saat bongkar muat?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Mualim I selalu melakukan pemeriksaan EIR (Equipment Interchange Receipt) pada saat bongkar muat. Hal ini
membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalanka n dengan benar di MV. Situ mas.
Tabel 4.32 Wawancara No. 31 31)
Apakah Nahkoda dan Mualim I telah memastikan bahwa pelaporan pelaksaan bongkar muat sudah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku?
Narasumber
Jawaban
Selalu Sering Jarang Tidak Pernah
Kapten X
Mualim I X
Mualim II X Mualim III X
Bosun X
Jurumudi X
Jurumudi X
Jurumudi X
Berdasarkan data dari tabel diatas diketahui seluruh awak kapal Deck menjawab bahwa Nahkoda dan Mualim I selalu memastika n bahwa pelaporan pelaksaan bongkar muat sudah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Hal ini membuktikan bahwa standar operasional tersebut sudah dijalankan dengan benar di MV. Situ mas.
Dari hasil wawancara tehadap 8 awak kapal Deck tersebut, penulis menyimpulkan bahwa stardar opersional prosedur bongkar muat telah dijalankan dengan benar di kapal MV. Situ Mas. Tetapi ada 3 standar operasional prosedur bongkar muat yang tidak dijalankan dengan benar atau tidak pernah dilaksanakan yaitu :
1) Pemeriksaan got palka dan system drainasenya untuk memastika n saringan tidak tersumbat.
Seluruh awak kapal Deck jarang melaksanakan standar operasional tersebut. Jika ada air got dalam volume besar lalu mengalami penyumbatan pada sistem drainase yang mengha mbat pembuangan air got. Hal tersebut mengakibatkan meluapnya air got yang dapat merusak muatan yang berada dalam peti kemas.
2) Pemeriksaan peralatan bongkar muat meliputi Crane dan Spreader serta sistem kerjanya.
Seluruh awak kapal Deck tidak pernah melaksanakan standar operasional tersebut karena di kapal MV. Situ Mas tidak dilengkapi dengan peralatan bongkar muat tersebut.
3) Pengecekan bahwa peralatan Lashing telah dilepas dengan benar sesuai dengan perencanaan pembongkaran.
Awak kapal Deck telah menjalankan standar operasional tersebut dengan benar. Tetapi ada 3 awak kapal Deck yaitu Jurumudi yang jarang melakukan pengecekan bahwa peralatan Lashing telah dilepas dengan benar sesuai dengan perencanaan pembongkaran. Hal ini dapat mengakibatkan terkendalanya proses bongkar muat yang diakibatkan oleh Lashing yang tidak terlepas dengan benar atau belum dilepas karena kelalaian yang mengakibatkan kontainer tidak dapat dibongkar.
Untuk mengatasi hal tersebut, Nahkoda dan Mualim I mengamb il tindakan yaitu melakukan Safety Meeting yang membahas tentang
penerapan standar operasional prosedur bongkar muat, menghimba u kepada seluruh awak kapal Deck agar selalu menjalankan standar operasional prosedur dalam bekerja, dan mengawasi secara khusus serta memberi sanksi bagi awak kapal Deck yang tidak menjalanka n standar operasional prosedur bongkar muat. Hal tersebut membuat standar operasional perosedur bongkar muat berjalan lancar dan dapat menghindari kesalahan pada proses bongkar muat. Sehingga tidak menyebabkan kerugian bagi perusahaan maupun awak kapal MV. Situ Mas.
Untuk meningkatkan keterampilan awak kapal Deck dalam hal bongkar muat, Nahkoda dan Mualim I selalu melakukan hal beikut :
1) Memberikan tanggung jawab lebih
Memberi tugas ketat dan tanggung jawab lebih akan memberikan tantangan yang akan membantu mengasah keterampilan awak kapal Deck dalam proses penanganan muatan.
2) Memberikan target dan tujuan jelas
Memberi target pekerjaan yang harus diselesaikan pada proses bngkar muat sesuai dengan jam kerja masing- masing awak kapal Deck. Dengan demikian maka awak kapal akan bekerja maksimal untuk menyelesaikan target dan akan mengasah keterampilan dalam proses bongkar muat
3) Mengapresiasi
Memberikan apresiasi atas pencapaian pekerjaan yang telah diselesaikan kepada awak kapal Deck yang telah bekerja dengan baik akan membuat awak kapal Deck lebih bersemangat dalam bekerja dan lebih meningkatkan keterampilan untuk pekerjaan selanjutnya yang akan diselesaikan.
4) Pelatihan
Memberikan pelatihan sebelum melakukan pekerjaan jika terjadi keadaan mendesak seperti menangani meluapnya air tawar saat bunker, renggangnya kapal dari dermaga kerena kendornya mooring saat proses bongkar muat,dan meluapnya air got karena hujan. Dengan pelatihan tersebut awak kapal Deck terbekali keterampilan untuk mengatasi pekerjaan dalam keadaan mendesak.
c. Hasil Dokumentasi
Penulis melakukan pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, agenda, memo, foto dan sebagainya yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana menangani muatan di atas kapal MV. Situ Mas. Hasil dokumentas i penulis yang dapat menunjukan bahwa awak kapal Deck di MV. Situ Mas sudah diterapkan penangan muatan dalam proses bongkar muat adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 Lashing Muatan
Sumber : Dokumentasi MV. Situ Mas Gambar 4.3 Stowage Plan
Sumber : Dokumentasi MV. Situ Mas
Gambar 4.4 Pengecekan Air Got Saat Hujan
Sumber : Dokumentasi MV. Situ Mas Gambar 4.5 Bongkar-muat Kotainer
Sumber : Dokumentasi MV. Situ Mas
Gambar 4.6 Standar Operasional Prosedur Bongkar Muat MV. Situ Mas
Sumber : Inventaris MV. Situ Mas
Gambar 4.7 Standar Operasional Prosedur Bongkar Muat MV. Situ Mas
Sumber : Inventaris MV. Situ Mas
Gambar 4.8 Standar Operasional Prosedur Bongkar Muat MV. Situ Mas
Sumber : Inventaris MV. Situ Mas
Gambar 4.9 Standar Operasional Prosedur Bongkar Muat MV. Situ Mas
Sumber : Inventaris MV. Situ Mas
BAB V PENUTUP A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di MV. Situ Mas tentang upaya peningkatan keterampilan awak kapal untuk menghindari kesalahan proses bongkar muat di kapal MV. Situ Mas, dapat di tarik beberapa kesimpula n sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan praktek layar diatas kapal MV. Situ Mas, awak kapal Deck di MV. Situ Mas sebenarnya mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penanganan muatan, namun masih ada yang kurang disiplin dalam bekerja. Hal ini dapat disebutkan penulis dikarenakan masih adanya permasalahan yang terjadi pada saat bongkar muat. Untuk menyikapi hal ini Captain sebagai pimpina n tertinggi di kapal memberi perintah pada Chief Officer untuk diadakannya Safety Meeting rutin setiap minggunya khusus awak kapal bagian Deck untuk memberi evaluasi terhadap standar operasional prosedur bongkar muat dan pentingnya kedisiplinan mematuhi standar operasional prosedur bongkar muat dalam bekerja untuk menghindari kesalahan dalam bekerja.
2. Kesesuaian pengetahuan, tanggung jawab, dan kepatuahan anak buah kapal Deck dengan aturan yang berlaku berdasarkan pengamatan penulis selama praktek layar diatas kapal MV. Situ Mas.
a. Awak kapal Deck kapal MV. Situ Mas cukup memiliki pengetahuan yang baik tentang penanganan muatan. Standar Operasional Prosedur tentang Prosedur penangan muatan. Untuk meningkatkan pengetahuan
awak kapal tentang hal tersebut diatas, Captain secara langsung memberikan penjelasan saat diadakan meeting crew Deck, lalu setiap crew Deck diperintah untuk bergantian memberi penjelasan setiap minggunya hal ini dilakukan agar awak kapal dapat memahami betul bahwa Captain benar-benar menjadikan penting perihal penerapan satandar operasional prosedur diatas kapal MV. Situ Mas lalu dilakukan evaluasi bersama setiap minggunya ketika masih ada Crew Deck yang belum baik atau kurang saat menjelaskannya.
b. Pada awalnya tanggung jawab dan kedisiplinan awak kapal Deck masih belum baik seperti yang sudah penulis jelaskan dalam hasil penelitian di Bab IV. Untuk mengatasi hal tersebut diatas Capt berkali- kali mengevaluasi saat Safety Meeting. Bahwa seluruh awak kapal Deck harus melaksanakan pekerjaan dengan rasa tanggung jawab dan disiplin mematuhi standart operasional prosedur bongkar muat.
Dengan begitu maka akan tercipta awak kapal deck yang terampil dalam penangandan proses bongkar muat dan terhindar dari kesalahan proses bongkar muat.
3. Setelah diberikan perhatian khusus dan pengamatan langsung dari Captain dan Chief Officer melalui Safety Meeting yang dilakukan secara rutin juga pengamatan yang dilakukan setiap melakukan proses bongkar muat seperti yang sudah penulis jelaskan pada poin 1 dan 2 diatas, perilaku awak kapal mulai menunjukan kesadaran akan sikap tanggung jawab dan disiplin mematuhi standart operasional prosedur bongkar muat.
B. SARAN
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian penulis di atas, maka penulis mencoba memberikan saran dan masukan sebagai bahan pertimbanga n perbaikan ke depannya :
1. Perusahaan diharapkan memberikan familiarisasi kepada crew yang akan naik kapal terkait standart operasional prosedur bongkar muat untuk dipatuhi dalam bekerja. Lebih baik apabila dibuat diatas kertas bermaterai sehingga bisa ditangguhkan apabila nantinya awak kapal melakukan pelanggaran yang tidak sesuai dengan prosedur perusahaan dan dapat menimbulkan sifat jera pada yang sering meremehkannya.
2. Captain sebagai wakil dari perusahaan harus memperketat pengawasan, bersikap tegas dalam memberikan peringatan dan juga teguran kepada awak kapal. Captain dan chief officer juga diharapkan dapat memberikan contoh kepada awak kapal untuk selalu mematuhi standart operasional prosedur bongkar muat.
3. Anak buah kapal diharapkan dapat saling mengingatkan dengan rekan kerja lainnya saling memberikan motivasi agar selalu bertanggung jawab dalam bekerja dan mematuhi standart operasional prosedur.
4. Crew kapal harus menyadari tugas dan tanggung jawabnya tentang penanganan muatan agar proses bongkar dan muat berjalan dengan lancar.
5. Memberikan briefing sebelum melaksanakan kegiatan bongkar muat agar meminimalisir kesalahan yang terjadi. Sehingga tidak merugika n perusahaan.