Sedangkan pasangan suami istri yang memiliki Minding pada kategori Peningkatan Kedekatan yaitu tinggi pada suami dan rendah pada istri mempunyai komponen Pengetahuan dan Keakraban serta Penerimaan dan Rasa Hormat yang tinggi. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pria dan wanita 1 sama-sama memiliki komponen coving yang rendah dan diketahui. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pasangan suami istri 2 sama-sama memiliki komponen mengetahui dan dikenal, atribusi dan penerimaan serta rasa hormat yang tinggi.
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa 3 pasangan suami istri mempunyai komponen kerendahan hati dan keakraban yang tinggi, atribusi, penerimaan dan rasa hormat. Hal ini terlihat dari skor pasangan suami istri ≥ 21, dimana pada komponen kowing dan dikenal, laki-laki mempunyai skor 25, sedangkan perempuan mempunyai skor 23. Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa 4 pasangan suami istri sama-sama mempunyai komponen merangkul dan dikenal serta diatribusikan yang tinggi.
Hal ini terlihat dari skor pasangan suami istri ≥ 21, dimana suami pada komponen takut dan dikenal mempunyai skor 26, sedangkan istri mempunyai skor 24. Namun pada komponen penerimaan dan rasa hormat pasangan suami istri mempunyai kategori yang berbeda-beda. , dimana suami mempunyai skor 23 (kategori tinggi ≥ 21), sedangkan istri mempunyai skor 17 (kategori rendah < 21). Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa suami dan istri 5 sama-sama memiliki komponen respek dan dikenal, atribusi serta penerimaan dan rasa hormat yang tinggi.
Berdasarkan grafik di atas terlihat 6 pasangan sama-sama memiliki komponen atribusi yang tinggi.
Gambaran Umum Data Pribadi Responden Tabel .1 Data Demografi
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan Minding In The Enhancement Of Closeness secara Keseluruhan
Jika istri korban perselingkuhan senantiasa memikirkan untuk mempererat keakraban dalam kehidupan berkeluarga, maka akan mampu mengembalikan kepercayaan istri terhadap suaminya dan mencegah kesalahpahaman yang berujung pada konflik. Percakapan pasangan suami istri saat menjalani hubungan jarak jauh sangatlah penting karena dapat menyampaikan pemikiran antara kedua pasangan. Uraian masing-masing komponen didasarkan pada hasil pasangan suami istri yang berlatih berpikir dalam penguatan keintiman.
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada tabel dan gambar (4.2) di atas terlihat bahwa 66,67% dari empat pasangan suami istri jarak jauh yang mengalami kawin di luar nikah di Kota Bandung cenderung memiliki tingkat pemahaman yang tinggi dalam menjalin hubungan suami istri. memperkuat kedekatan dalam aspek mengetahui dan dikenal. Hal ini menunjukkan bahwa pasangan suami istri jarak jauh yang mengalami perselingkuhan di Kota Bandung cenderung memiliki motivasi yang tinggi untuk mengetahui kondisi pasangannya. Umumnya pasangan suami istri dalam pernikahan jarak jauh yang mengalami perilaku di luar nikah mempunyai keinginan untuk saling mengetahui kondisi pasangannya dan dapat menghasilkan banyak informasi mengenai pasangannya.
Jika konflik jarang terjadi, suami istri bisa saja merasa bahagia dengan pernikahannya, meski pernah berselingkuh dan hidup terpisah. Dengan demikian, dengan lebih memikirkan peningkatan keakraban dalam aspek mengetahui dan mengetahui, maka suami istri akan terhindar dari konflik yang berujung pada hal-hal seperti-. Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada tabel dan gambar (4.3) di atas, terlihat bahwa 100% (12 orang) dari enam pasangan suami istri jarak jauh yang mengalami kawin di luar nikah di Kota Bandung memiliki persentase yang sangat tinggi. tingkat mempertimbangkan untuk meningkatkan aspek atribusi. bandingkan dengan aspek lain.
Aspek atribusi ini erat kaitannya dengan aspek mengetahui dan dikenal, untuk membantu suami istri membangun rasa saling percaya dan keyakinan positif berdasarkan pengetahuannya. Saling pengertian dan kepekaan antara suami dan istri penting dilakukan agar terhindar dari salah tafsir atas perilaku pasangannya. Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada tabel dan gambar (4.4) di atas terlihat bahwa 50% dari tiga pasangan jarak jauh yang mengalami kawin di luar nikah di kota bandung mempunyai tingkat perhatian terhadap peningkatan keintiman dalam hubungan. syarat penerimaan dan.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang pria dan seorang wanita dapat menerima dan menghargai latar belakang pasangannya. Selain itu, 33% pasangan suami istri memiliki kategori komponen Penerimaan dan Hormat yang tinggi pada suami dan rendah pada istri. Pasalnya, pasangan suami istri masih belum bisa melakukan upaya untuk saling memahami.
Pembahasan Setiap Pasangan Suami Istri
Berdasarkan hasil pengolahan data, pasangan suami istri pertama memiliki pemikiran yang rendah dalam meningkatkan keakraban baik bagi suami maupun istri. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa baik suami maupun istri sama-sama merasakan kurangnya kedekatan dengan suami istri. Secara umum pasangan suami istri pertama mempunyai perilaku yang serasi, hal ini terlihat dari hasil grafik (4.2.1) yang tidak jauh berbeda pada pasangan pertama.
Hal ini menunjukkan bahwa pasangan pertama mempunyai waktu bersama yang relatif sedikit untuk saling bertatap muka, terlebih lagi pasangan ini menunjukkan bahwa mereka tidak berbuat banyak untuk mengetahui kondisi pasangannya. Berdasarkan hasil pengolahan data pada pasangan suami istri kedua, Grafik (4.2.2) menunjukkan bahwa pasangan suami istri kedua mempunyai pola pikir yang relatif tinggi. Pada aspek mengetahui dan dikenal serta penerimaan dan rasa hormat menunjukkan bahwa pasangannya mempunyai kecocokan antar pasangan.
Hal ini menunjukkan bahwa kedua pasangan berusaha menjalin ikatan yang erat dalam hal komunikasi, mengungkapkan apa yang mereka berdua rasakan dan saling menghormati, seperti halnya wanita menghormati apa yang dilakukan pria atau keputusan pria, dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa usaha laki-laki untuk memahami istrinya lebih besar dibandingkan usaha perempuan terhadap suaminya. Data demografi menunjukkan bahwa pasangan kedua memiliki pendidikan yang relatif tinggi, yaitu laki-laki memiliki gelar sarjana, sama seperti perempuan.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada pasangan suami istri ketiga menunjukkan bahwa pasangan suami istri kedua mempunyai komponen kowing dan dikenal, atribusi, serta penerimaan dan rasa hormat yang relatif tinggi dan hampir mendekati komponen antara suami. dan istri. . Pada grafik (4.2.3) terlihat komponen atribusi menunjukkan adanya kesenjangan antara suami dan istri, pada aspek atribusi suami lebih tinggi dibandingkan istri. Hal ini menunjukkan bahwa upaya suami dalam memahami perilaku istri lebih tinggi dibandingkan upaya istri. upaya terhadap suaminya. Berdasarkan hasil pengolahan data pada pasangan suami istri keempat, grafik (4.2.4) menunjukkan bahwa terdapat kesepakatan antara keduanya pada aspek mengetahui dan diketahui, namun pada aspek atribusi dan penerimaan serta rasa hormat terdapat kesesuaian. ketidakcocokan antara keduanya.
Berdasarkan hasil pengolahan data pasangan suami istri kelima, grafik (4.2.5) menunjukkan adanya kecocokan keduanya dalam hal berpikir untuk mempererat keakraban. Data demografi menunjukkan bahwa pendidikan suami relatif tinggi dibandingkan istri, yaitu suami berpendidikan sarjana dan istri berpendidikan SMA. Berdasarkan hasil pengolahan data pada keenam pasangan suami istri menunjukkan bahwa suami mempunyai pikiran yang tinggi, namun sebaliknya istri justru mempunyai pikiran yang rendah.
Hasil kuesioner menunjukkan bahwa istri kurang berupaya menciptakan kedekatan dengan suaminya, juga kurang percayanya istri terhadap suaminya. Terlihat pendapatan suami istri ini cukup tinggi karena sama-sama mempunyai penghasilan sendiri-sendiri.
