• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

Untuk mengetahui proses produksi acara “Sampurasun Wargi Jabar”, peneliti melakukan wawancara terhadap tiga orang yang berperan penting dalam produksi talkshow ini. Dari hasil wawancara tersebut peneliti memperoleh informasi yang cukup untuk produksi acara “Sampurasun Wargi Jabar”. Program talkshow “Sampurasun Wargi Jabar” merupakan program unggulan di iNews TV Bandung dengan rating yang baik.

Keunggulan lainnya adalah talkshow “Sampurasun Wargi Jabar” selalu disiarkan secara langsung, sehingga permasalahan baru dapat dibicarakan secara tuntas oleh para pembicara. Selanjutnya kami juga akan menjelaskan proses produksi talkshow “Sampurasun Wargi Jabar” yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan penjelasan tahap pasca produksi. Sebuah acara televisi tentunya harus memenuhi berbagai unsur di dalamnya, seperti pesan yang disampaikan, 4.2.1 Pra-produksi Program Talk Show “Sampurasun Wargi Jabar” di.

Penuangan Ide atau Gagasan

Persiapan akhir meliputi perizinan sumber daya dan segala peralatan produksi yang akan digunakan dan semua persiapan tersebut diselesaikan sesuai jangka waktu kerja (rencana waktu) yang ditentukan. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, melalui riset produser akan mengetahui apakah berita tersebut benar-benar relevan untuk dibicarakan atau tidak. Penelitian sangat diperlukan setelah seorang produser menemukan ide sebagai bagian dari upaya mempelajari dan mengumpulkan informasi terkait naskah yang akan ditulis.

Setelah memahami hasil penelitian atau informasi yang telah dikumpulkan, produser dapat memberikan semua informasi tersebut kepada penulis naskah untuk membantu mengidentifikasi topik yang akan dibahas. Naskah yang dibuat masih dalam bentuk naskah kasar dan perlakuan terhadap produksinya juga berdasarkan hasil pengembangan ide dan penelitian yang telah dilakukan. Naskah yang ditulis secara kasar pun bisa diimprovisasi mengikuti arah pembicaraan, asalkan tidak melenceng dari topik yang telah ditetapkan sebelumnya.

Perencanaan

Jadwal acara Sampurasun dapat berubah sewaktu-waktu karena acara bincang-bincang ini disiarkan secara langsung. Tidak banyak perhatian diberikan pada improvisasi skrip acara bincang-bincang, karena sebagian besar pembawa acara bincang-bincang cenderung lebih banyak berimprovisasi. Naskah kerangka yang dibuat hanya berfungsi sebagai panduan bagi presenter dalam melakukan talkshow.

Pembicara yang dipilih untuk acara “Sampurasun Wargi Jabar” harus memenuhi persyaratan tertentu, karena hal ini erat kaitannya dengan keberhasilan seorang narasumber dalam memberikan pemahaman kepada audiens. Jika hal ini terjadi, bukan tidak mungkin minat masyarakat terhadap talkshow tersebut akan melemah dan menurun. Yang terakhir adalah disiplin waktu dan menghormati moderator.” (Wawancara dengan Ibu Siska Frimakarimah selaku produser program talkshow “Sampurasun Wargi Jabar”, 10 Juni 2015).

Persiapan

Tidak hanya program “Sampurasun Wargi Jabar” saja, hampir semua program televisi dipersiapkan terlebih dahulu dengan kamera. Kamera yang digunakan adalah kamera studio portable (handheld) dengan menggunakan tripod untuk menghasilkan talkshow “Sampurasun Wargi Jabar”. Seperangkat kamera studio (kamera portabel) yang digunakan dalam produksi talk show terdiri dari lensa (lensa kotak), kepala kamera, viewfinder (VF), tripod.

Studio tempat “Sampurasun Wargi Jabar” berada tidak terlalu besar, sehingga pencahayaannya tidak membutuhkan cahaya yang terlalu banyak. Untuk produksi “Sampurasun Wargi Jabar” sebenarnya diperlukan furniture seperti sofa untuk diduduki oleh tuan rumah dan narasumber. Kemudian televisi dengan layar 40 inci yang menampilkan logo "Sampurasun Wargi Jabar" dan logo iNews TV.

Produksi Program Talk Show “Sampurasun Wargi Jabar” di iNews TV Bandung

Sampurasun Wargi Jabar” adalah Ibu Siska Frimakarimah yang memiliki pekerjaan ganda yaitu produser dan presenter. Direktur program program talkshow “Sampurasun Wargi Jabar” adalah Bapak. Unang Setiawan yang juga mempunyai pekerjaan ganda. Kang Aditya Suparman selaku juru kamera acara "Sampurasun Wargi Jabar" terlihat sangat cermat dalam persiapan kameranya.

Jangan lupa logo siaran langsungnya karena ingat program talkshow “Sampurasun Wargi Jabar” disiarkan secara langsung. Seperti halnya pada program talkshow “Sampurasun Wargi Jabar”, pembawa acara diberikan kostum atau lebih tepatnya dibantu untuk memilih kostum yang sesuai dengan pembawa acara dan tema yang diangkat. Namun dalam pemilihan kostum biasanya mereka memilih kostum yang formal, karena adanya talkshow “Sampurasun Wargi Jabar”.

Di dalam studio "Sampurasun Wargi Jabar" terdapat tiga kamera dengan satu kamera utama dikendalikan oleh juru kamera. Setelah kamera siap digunakan untuk mengambil gambar, selanjutnya bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi “Sampurasun Wargi Jabar” adalah lighting. Sampurasun Wargi Jawa Barat” tidak terlalu banyak dan bisa jadi satu orang melakukan dua pekerjaan sekaligus (double work).

Untuk acara “Sampurasun Wargi Jabar” sendiri mengutamakan orientasi finansial karena anggarannya tidak terlalu besar. Kemudian dengan lokasi rekaman di studio sendiri, Sampurasun Wargi Jabar pun tidak terlalu memikirkan anggaran untuk lokasi rekaman. Sampurasun Wargi Jabar” merupakan salah satu dari sekian banyak program talk show yang ada di televisi lokal.

Proses produksi pada tahap awal “Sampurasun Wargi Jabar” diawali dengan persiapan tata rias dan pemilihan kostum oleh lemari pakaian sebelum pengambilan gambar. Kemudian Ny. Siska Frimakarimah kembali berhubungan dengan narasumber yang hendak mengikuti acara “Sampurasun Wargi Jabar”, ternyata narasumber datang terlambat karena terjebak kemacetan. Sementara itu peneliti juga melakukan observasi di ruang kendali utama pada saat pengambilan gambar “Sampurasun Wargi Jabar” sedang berlangsung.

gambar  sesuai  script  dan  tidak  lupa  pula  kameramen  juga  boleh  memberikan  saran  kepada  PD  untuk  mendapatkan  pengambilan  gambar  terbaik
gambar sesuai script dan tidak lupa pula kameramen juga boleh memberikan saran kepada PD untuk mendapatkan pengambilan gambar terbaik

Pasca Produksi Program Talk Show “Sampurasun Wargi Jabar” di iNews TV Bandung

Jika penutupan dilakukan, perlu diingat bahwa operator CG juga akan menampilkan title credit nama kru yang bertugas selama siaran langsung ini dan akan menampilkan logo sponsor yang mendukung acara ini. Redaksi hanya membantu mendirikan EDL, namun yang paling berpengaruh adalah direktur program di “Sampurasun Wargi Jabar”. Evaluasi yang biasa dilakukan oleh produsen dan bawahannya adalah untuk mengetahui apa saja yang kurang pada saat proses produksi.

Jika ada sesuatu yang sangat penting atau kesalahan fatal, saat itu juga, ketika produksi "Sampurasun Wargi Jabar" selesai, sebaiknya segera diadakan pertemuan untuk membahas kesalahan yang terjadi dan mencari jalan keluarnya, maka kesalahan tersebut tidak terjadi untuk kedua kalinya. Berdasarkan pembahasan di atas, penulis akan menganalisis proses produksi mulai dari manajemen produksi hingga proses produksi sebenarnya mulai dari tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Sampurasun Wargi Jabar” merupakan program talkshow yang menyajikan berita melalui berbagai sudut pandang mengenai permasalahan yang terjadi di Jawa Barat.

Awal mula program ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat Jawa Barat khususnya masyarakat Kota Bandung agar masyarakat mengetahui permasalahan yang terjadi disekitarnya. Dalam buku Ciptono Setyobudi, Teknologi Penyiaran TV, dijelaskannya bahwa dalam proses produksi siaran televisi terdapat tahapan-tahapan yang secara garis besar dibedakan menjadi tiga, yaitu. Selain ketiga tahapan tersebut, produksi siaran televisi melibatkan banyak orang dengan uraian tugas yang berbeda-beda dan sama pentingnya.

Pra Produksi “Sampurasun Wargi Jabar”

Manajemen Produksi

Sepertinya ia benar-benar sibuk mempersiapkan live talkshow "Sampurasun Wargi Jabar" dari pra produksi hingga pasca produksi, ia bekerja dengan sangat aktif dan tidak membuang waktu sama sekali. Selain menjalankan program ini di belakang layar, ia juga harus memberikan kesan yang baik di depan layar kepada penonton "Sampurasun Wargi Jabar". Sampurasun Wargi Jabar” adalah agar masyarakat Jawa Barat lebih memahami permasalahan yang sedang terjadi, bukan hanya melihat dari satu sudut pandang saja.

Jika produksi di studio, tentunya peralatan produksi di studio dipasang/diperbaiki di studio rekaman dan ruang kendali (Sartono. Ruang kendali utama adalah ruangan khusus untuk mengontrol rekaman dari berbagai sumber. Di ruang kendali utama Ada banyak monitor televisi yang masing-masing menyediakan gambar berdasarkan sumbernya.

Terlihat di dalam studio terdapat tiga kamera dengan satu kamera utama, VTR dan tentunya pencahayaan yang sesuai dan cukup. Di ruang kendali utama terdapat banyak jobdesk yang membantu dalam pembuatan “Sampurasun Wargi Jabar”. Selain itu, untuk membuat tampilan program “Sampurasun Wargi Jabar” lebih menarik, diperlukan operator CG yang menyediakan tampilan judul blok seperti nama host, nama narasumber dan informasi lainnya.

Pembagian kerja atau uraian pekerjaan harus diperhatikan, karena setiap individu harus bertanggung jawab atas pembagian pekerjaan yang diterimanya. Seperti suasana di ruang kendali utama yang sangat ramai saat acara "Sampurasun Wargi Jabar". Karena keterbatasan anggaran, acara “Sampurasun Wargi Jabar” lebih mengedepankan arah finansial dibandingkan kualitas.

Selain tahapan tersebut, ada dua sistem produksi yang disebut sistem produksi ad lib dan sistem produksi pemblokiran.

Pengambilan Gambar (shooting)

Seperti yang telah dibahas sebelumnya pada sub bab manajemen produksi, terdapat dua jenis penganggaran, yaitu berorientasi finansial dan berorientasi pada kualitas. Prinsip pengambilan gambar dengan kamera televisi adalah memastikan bahwa kamera tersebut tampak mewakili mata penonton yang menyaksikan suatu adegan di lokasi peristiwa. Jika hasil pengambilan gambarnya tidak maksimal, maka hasilnya akan terlihat tidak menarik dan jelek bagi yang melihatnya.

Dikutip dari wawancara pada subbab data responden, alat tempur utama dalam pengambilan gambar pada saat proses pengambilan gambar adalah kamera. Yang terpenting persiapkan kamera terlebih dahulu dan melalui proses yang cukup memakan waktu. Semua itu sesuai dengan pembahasan di atas dengan melakukan berbagai proses yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mengambil foto.

Dalam bahasa visual, dasar-dasar pembingkaian gambar dikenal dengan The Grammar of The Shot in Naratama karya Roy Thomson. Dalam artian pemilihan gambar tidak dapat dilakukan oleh pengarah program secara sembarangan, melainkan pemilihan yang mempertimbangkan segala kemungkinan, keindahan dan ruang artistik yang diciptakannya. Dalam Naratama, Desi K. Bognar mengatakan bahwa shot adalah “satu pengambilan gambar secara terus-menerus dengan kamera dalam satu setting”, dengan kata lain, pengambilan gambar adalah bagian dari rangkaian panjang gambar yang diambil hanya dalam satu kali pengambilan.

Untuk menciptakan koneksi gambar yang baik, Anda perlu memahami arti dari sebuah bidikan. Dengan teknik pengambilan gambar yang sederhana, acara “Sampurasun Wargi Jabar” bisa menjadi tontonan yang menarik. Untuk rekaman di studio sebenarnya ada jenis shot yang menggunakan metode simple shot.

Gambar yang muncul pada saat produksi atau bahasa gambar yang muncul  di produksi televisi harus dimaknaisama oleh seluruh crew televisi
Gambar yang muncul pada saat produksi atau bahasa gambar yang muncul di produksi televisi harus dimaknaisama oleh seluruh crew televisi

Pasca Produksi “Sampurasun Wargi Jabar”

Model Shannon dan Weaver mengandalkan kekuatan informasi sebagai sumber informasi yang akan menjadi pesan yang disiarkan kepada khalayak. Sumber ini bisa diperoleh dari mana saja, asalkan sumbernya jelas dan diketahui kebenarannya. Sumber informasi tersebut menjadi suatu pesan yang penting dan tentunya memerlukan suatu saluran atau pemancar untuk menyiarkannya. Selama percakapan, otak adalah sumber informasi, pemancar adalah mekanisme pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari sinyal.

Gambar

gambar  sesuai  script  dan  tidak  lupa  pula  kameramen  juga  boleh  memberikan  saran  kepada  PD  untuk  mendapatkan  pengambilan  gambar  terbaik
Gambar 4.1 dan 4.2
Gambar 4.8 dan 4.9
Gambar yang muncul pada saat produksi atau bahasa gambar yang muncul  di produksi televisi harus dimaknaisama oleh seluruh crew televisi

Referensi

Dokumen terkait

.But another study showed different results, in that there was no significant difference in Apo B between patients with TB and healthy subjects.12 It has been shown that Mycobacterium

[r]