• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB IV"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

40

Minat Baca Alquran Pada Anak di Desa Tadang Pali Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang.

Menurut Slameto minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.1 Sedangkan menurut Djaali minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.2 Sedangkan menurut W.S Winkel, minat adalah kecendrungan yang akan menetap dalam subjek merasa tertarik pada bidang ataunhal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.3

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian minat adalah rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhdap suatu hal tanpa ada dorongan.

Menurut Crawley dan Mountain membaca sebagai sebuah proses visual merupakan proses penerjemah simbol tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencangkup pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, (critical reading), dan membaca kreatif (creatif reading).4 Menurut Sabri kata membaca merupakan kata kerja yang mrmiliki arti melihat, serta memaknai isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati.5

1 Slameto, “Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi”, Cet. 5,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 57.

2 Djaali, “Psikologi Pendidikan”,Cet. 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 121.

3 W.S. Winkel, “Psikologi Pengajaran” (Jakarta: Gramedia, 1989). H. 30.

4 Farida Rahim, “Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 30.

5 Alisuf Sabri, “Buletin Mimbar Agama dan Budaya”, (Jakarta: IAI, 1991), h. 14.

(2)

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan membaca adalah kegiatan meresapi, menganalisis dan menginterpretasi yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan.

Minat membaca Alquran dapat pula diartikan sebagai kecendrungan seseorang dalam memperhatikan dan mempelajari Alquran dengan seksama dan disertai dengan perasaan senang dalam proses mempelajari Alquran.

Kemampuan membaca Alquran adalah taraf kemampuan anak dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam membunyikan, menggambarkan atau menuliskan huruf-huruf Alquran. Dengan demikian kemampuan membaca Alquran adalah kemampuan atau kesanggupan melafalkan tulisan kitab suci Alquran.

Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran maka akan timbul kesulitan belajar. Maka ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, bagaimana cara memahai an aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian yang dimaksud minat baca Alquran adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan suatu aktivitas kegiatan membaca Alquran.

Dalam proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang tidak bisa dipisahkan diantaranya adalah metode pengajaran, metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada anak didik, ia dimaksudkan agar anak didik dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh anak dengan baik. Dapat dikatakan bahwa metode adalah serangkaian cara yang digunakan dalam pemberian materi pembelajaran kepada anak.

Pengajar harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar.

Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian

(3)

anak dan mudah diterima oleh anak karena metode penyajian yang selalu sama akan membuat anak bosan dalam belajar.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan penyuluh ada beberapa metode pembelajaran Alquran yang digunakan, antara lain:

4.1.1.1 Strategi Penggunaan Metode Iqro’

Metode Iqro’ adalah suatu metode membaca Alquran yang menekankan langsung pada latihan membaca.Adapun buku panduan Iqro’ terdiri dari enam jilid dimulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap, sampai pada tingkatan yang sempurna. Metode Iqro’ disusun oleh ustad As’ad Human yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab Iqro’ dari keenam jilid tersebut ditambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Buku metode Iqro’ ada yang tercetak dalam setiap jilid dan ada yang tercetak dala enam jilid sekaligus. Dimana dalam setiap jilid terdapat petunjuk dan pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajarkan Alquran.6

Sistematika penyampaian materi dengan metode iqro’ ini diawali dengan pengenalan huruf hijaiyah. Kemudian dilanjutkan dengan huruf berangkai dengan harakat fathah. Selanjutnya diajarkan untuk membaca huruf arab dengan tanda baca berbeda seperti mad dan kasroh. Sampai pada jilid enam telah dimulai dengan memperkenalkan ilmu tajwid.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan penyuluh selaku guru mengatakan bahwa:

“metode yang biasa saya terapkan untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran pada anak yaitu metode iqro’. Pelaksanaanya itu saya mengelompokkan anak-anak sesuai dengan kemampuan mereka. Iqro’ 1-3

6 As’Ad Human, Cara Cepat Belajar Membaca Alquran, AMM, (Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ, Nasional, Team Tadarrus, 2000), h. 1.

(4)

belajarnya dengan mengeja serta mengenalkan kembali huruf hijaiyah. Kalau iqro’ 4-6 belajar mi membaca serta mulai dikenalkan ilmu tajwid. Dan kalau yang sudah pintarmi membaca Alquran saya suruhmi untuk membaca jus 30 terlebih dahulu”.7

Berdasarkan ungkapan dari Maswati di atas selaku penyuluh, metode yang sering diterapkan dalam pembelajaran membaca Alquran adalah metode iqro’ dan untuk menjelaskan huruf dan tajwidnya menggunakan metode ceramah. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, penyuluh mengelompokkan anak-anak sesuai dengan kemampuan dan tingkat membaca Alquran mereka.

Menurut Tayat Yusuf dan Saiful Anwar yang dikutip oleh Armai Arief secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani “metodos” yaitu suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.8 Menurut M. Basyiruddin Usman, metode pembelajaran adalah alat yang merupakan perangkat atau bagian dari suatu strategi pengajaran.9 Jika disimpulkan dari pendapat di atas maka metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode mengajar sangatlah penting dalam proses pembelajaran karena metode merupakan cara yang digunakan pengajar untuk menyampaikan bahan pembeajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu metode pembelajaran yang digunakan sangat berpengaruh bagi pengajar dalam menyampaikan materi pelajaran serta metode yang tepat dan sesuai apa yang diperlukan juga sangat berpengaruh dalam proses

7 Maswati, S.Pd.I,(Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal 25 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

8 Armani Arief, “Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam”, (Jakarta:

Ciputat Pers, 2002), h. 40.

9 M. Basyiruddin Usman, “Metodologi Pembelajaran Agama Islam”, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 22.

(5)

pembelajaran, sehungga apa yang diajarkan dapat diterima dan dipahami oleh anak dengan baik dan benar.

Selain itu dalam penerapan metode pembelajaran penyuluh mengungkapkan:

“sistem pembelajaran yang saya gunakan itu selain mengelompokkan anak- anak sesuai dengan kemampuan dan tingkatan membaca Alquran mereka, mula-mula di awal pembelajaran setelah berdoa mereka membaca satu surah untuk melatih hafalan mereka”.10

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti memahami bahwa sistem pembelajaran yang diterapkan oleh penyuluh untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca pada anak adalah metode iqro’. Dengan mengelompokkan anak sesuai dengan tingkatan bacaannya dan selain itu diawal pembelajaran setelah berdoa anak-anak disuruh untuk membaca satu surah yang ada di dalam juz 30 untuk melatih hafalan anak.

Untuk menguatkan penelitian ini peneliti melakukan pengamatan. Metode yang diterapkan penyuluh sangat berpengaruh bagi anak karena dengan adanya pengelompokkan itulah jadi anak-anak terukur kemampuannya. Dan bisa belajar sesuai tingkatan bacaan Alquran mereka. Selain itu penyuluh dapat menjelaskan materi tentang membaca Alquran sesuai dengan kemampuan anak dan membimbing anak yang memiliki kemampuan bacaan Alqurannya rendah. Dan juga banyak manfaat yang diterima oleh anak.

4.1.1.2 Strategi Penggunaan Metode Qiro’ati

Metode qiro’ati adalah sebuah metode atau cara praktis dalam pembelajaran membaca Alquran dengan baik dan benar yang mengedepankan aspek tajwidnya.

Metode ini pertama kali ditemukan oleh H. Dahlan Salim Zarkasyi dari Semarang.

10 Maswati, S.Pd.I,(Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal 25 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

(6)

Pembelajaran metode qiro’ati ini tidak semua guru dapat mengajarkannya kecuali kalau sudah mendapatkan tashih dari lembaga pusat penyelenggara program qiro’ati atau dari koordinator lembaga yang ditunjuk. Prinsip pembelajaran membaca metode qiro’ati adalah membaca Alquran dengan mengedepankan kebenaran tajwid tanpa guru menjelaskan panjang lebar tentang bunyi kalimat.

Seperti yang dikatakan oleh Hasnia selaku guru pendamping mengajar mengaji mengatakan bahwa:

“metode qiro’ati itu metode baca Alquran yang langsung ki di praktekkan bacaan tartilnya sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dengan kita mengunakan metode qiro’ati ini anak-anak kita suru untuk memperhatikan bacannya sesuai dengan kaidah ilmu tajwid”.11

Metode qiro’ati adalah suatu metode membaca Alquran yang langsung mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Adapun dalam pembelajaran metode qiro’ati, guru tidak perlu memberi tuntunan membaca namun langsung saja memberi dengan bacaan yang pendek.12

Kemudian hasil wawancara selanjutnya dari Umi Kalsa yang juga merupakan guru pendaping mengajar mengaji mengatakan bahwa:

“sistem yang digunakan penyuluh di TPA Nurul Falah dalam pembelajaran Alquran yaitu sistem klasikal dan privat. Kalau klasikal itu biasa kita lakukan kelompok baru disitu ada semua mi gurunya masing-masing. Kemudian kita mulai mi mengulang-ulang bacaannya anak-anak baik itu hafalan surah-surah pendek maupun hafalan doa sehari-hari, kemudia kita guru mengaji meki kemudian disuruh mi anak-anak untuk ikuti ki untuk mengaji bersama.

Klasikal itu kita lakukan dua kali di awal pertemuan sama di akhir pertemuan.

Sedangkan kalau privat mengadapi anak-anak membaca lanjutan bacaan iqro’

atau Alquran bagi yang tadarrus satu per satu”.13

11 Hasnia, (Wawancara), Selaku Guru Pendamping Mengajar, Tanggal 25 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

12 Zakarsyl, Merintis Pendidikan TKA, (Bandung: Mizan, 2003), h. 21-22.

13 Umi Kalsa, (Wawancara), Selaku Guru Pendamping Mengajar, Tanggal 25 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

(7)

Metode Qiro’ati adalah pengajaran membaca Alquran dengan langsung mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, mengajar jilid 1 dan 2 sebaiknya secara perorangan sedangkan mengajar jilid 3 sampai 6 sebaiknya secara klasikal, namun setiap siswa diberikan kesempatan untuk membaca.14

Pada jilid pertama huruf dibaca langsung tanpa mengeja dengan cepat dan tidak memanjangkan suara, pada jilid kedua diperkenalkan nama harakat, angka arab, dan bacaab mad thabi’i. Jilid ketiga adalah pendalaman jilid satu dan dua, jilid keempat diperkenalkan nun sukun, tanwin, mad wajib dan mad jaiz, nun dan mim bertasydid, wawu yang tidak dibaca. Jilid kelima diajarkan cara waqof, mafatih al suwar dan pendalaman jilid sebelumya. Pada jilid keenam diajarkan cara membaca izhar halqi dan membaca Alquran juz satu.15

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, strategi yang digunakan oleh penyuluh agama di TPA Nurul Falah cukup efektif karena anak-anak tidak merasa bosan sebab anak-anak turut dilibatkan dalam proses pembelajaran. Selain itu dengan bervariasinya metode pembelajaran yang diterapkan oleh penyuluh membuat anak-anak bisa mengembangkan keterampilan sosial, mental, imajinasi, dan rasa keigintahuan terhadap apa yang diajarkan oleh penyuluh.

4.1.1.3 Staregi Penggunaan Metode Tahfidz Al-Qur’an

Metode Tahfidz Al-Qur’an berasal dari dua suku kata, yaitu tahfidz dan Alquran. Kata tahfidz berasal dari bahasa arab yaitu (hafidzah – yahfadzu – hifdzan) yang berarti menghafal atau lawan kata dari lupa dan sedikit lupa.16 Sedangkan, Alquran adalah firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

14 Dachlan Salim, “Metode Praktis Belajar Membaca Alquran”, (Semarang: Yayasan Pendidikan Alquran, 1990), jilid 1.

15 Dachlan Salim, “Metode Praktis Belajar Membaca Alquran”, h. 1-6.

16 Aristanto dkk, “Tabungan Akhirat Perspektif Kuttab Rumah Quran” (Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), h.10.

(8)

dengan perantara Malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia kitab suci umat manusia.17

Penggabungan kata Alquran dalam tahfidz merupakan bentuk idhofah yang berarti menghafalkan. Dalam tataran praktisnya, yaitu membaca dengan lisan sehingga menimbulkan ingatan dalam pikiran dan meresap masuk dalam hati untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata tahfidz Al-Quran dapat diterjemahkan secara sederhana yaitu menghafalkan Alquran.

Menurut Al Zabidi, menghafal maksudnya adalah Wa ahu ala zahri qalb (menghafal Alquran diluar kepala).18 Atau juga bermakna istizharahu (menghafalkan). Menurut Manzur, berarti Mana’ahu min al-diya yaitu menjaga dari hilangnya dan kehancurannya.19 Jika dikaitkan dengan Alquran maka berarti menjaga terus menerus, agar Alquran tetap terjaga dan tidak hilang kemurniannya.

Sedangkan menurut Gagne, menghafal merupakan salah satu bentuk strategi kognitif sebagai organisasi keterampilan yang internal yang diperlukan dalam belajar mengingat dan berpikir.20

Dengan demikian maka dapat disimpulkan, metode Tahfidz Al-Qur’an adalah suatu cara untuk memelihara, menjaga dan melestarikan kemurnian Alquran yang diturunkan kepada Rasulullah SAW diluar kepala agar tidak terjadi perubahan isi dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara keseluruhan maupun sebagainya secara terus menerus.

17 Indonesia Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 45.

18 Farid Wajdi, “Tahfidz Alquran dalam Kajian Ulum Alquran (Studi atas Berbagai Metode Tahfidz”, (Tesis Pascasarjana UIN Syaril Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 23.

19 Ibnu Manzur, “lisan Al-Arab”, (Cairo: Dar Al Hadits, 2004), h. 441.

20 Ahmad Susanto, “Teori Belajar dan Pembelajaran”, (Jakarta: Prenada Media, 2013), h.

20.

(9)

Sebagaimana hasil wawancara peneliti kepada penyuluh agama adalah sebagai berikut:

“metode selanjutnya yang kami gunakan adalah metode Tahfidz Al-Qur’an, penggunaan metode ini yaitu dengan cara memberian hafalan Alquran kepada anak-anak yang kami anggap cara mengajinya itu sudah baik dan sudah fasih”.21

Menghafal merupakan salah satu bentuk belajar dari hasil kompetensi berpikir yang diperoleh melalui kegiatan Tahfidz Al’Quran. Menurut Bloom, hafalan sebenarnya merupaka tingkatan terendah dalam kemampuan berpikir. Sehingga pada tahun 1956 Bloom berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taksnonomi Bloom.22 Sistem evaluasi yang digunakan dalam melihat kompetensi Tahfidz Al-Qur’an adalah tes kemampuan secara lisan dan dilakukan secara berhadapan antara guru tahfidz dengan siswa.

Adapun strategi pembelajaran yang diterapkan penyuuh di TPA Nurul Falah diantaranya juga waktu pembelajaran yaitu mulai selesai shalat ashar yaitu pada pukul 16.00-17.00 yaitu sekitar 60 menit. Dengan diterapkannya waktu tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan semaksial mungkin dalam pembelajaran Alquran.

Adapun pembagian waktu yang disampaikan oleh penyuluh adalah sebagai berikut:

“yang pertama itu kita melakukan pembukaan selama 5 menit, pada saat pembukaan saya siapkan mi kelas kemudian mengucapkan salam dan doa pembukaan yang saya pimpin kemudian anak-ana juga ikutmi membaca doa baru mulai mi masuk pembelajaran. Kemudian yang kedua itu masuk mi yg namanya Klasikal kita gunakan waktu selama 20 menit selama waktu itu saya beserta pendamping mengajar menyampaikan materi hafalan atau materi lainnya kepada anak-anak yang ada di buku Qurani setelah itu anak-anak yang dipimpin oleh kita guru-gurunya kemudian anak-anak mengulang apa yang telah disampaikan. Jika dilihat anak-anak mulai bosan kita memberikan games atau kuis supaya anak-anak tidak jenuh atau bosan dalam menikuti pembelajaran. Yang ketiga adalah tahap Privat yang dilakukan selama 20 menit juga dimana tahap ini digunakan untuk mengevaluasi anak-anak terkait

21 Maswati, S.Pd.I,(Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal 25 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

22 Husamah, dkk, “Belajar dan Pembelajaran” (Malang: UMM Press, 2018), h. 145.

(10)

hafalan atau materi yang telah diberikan pada tahap klasikal. Tahap privat ini juga dilakukan untuk menyempurnakan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumya terutama kepada anak-anak yang membutukan perhatian khusus agar mereka bisa mengimbangi teman-teman mereka yang sudah jauh materinya. Selanjutnya masuk meki pada tahap terakhir yaitu penutup selama 10 menit nah disini anak-anak disiapkan untuk pulang kemudian ditunjuk mi salah satu anak untuk memimpin doa pulang kemudian anak-anak disuruhmi untuk diam siapa-siapa yang paling diam paling diam tidak banyak gaya itu yang dikasi pulang duluan”.23

Dari pernyataan di atas peneliti dapat menyimpulkan proses pembelajaran yang dilakukan penyuluh agama dimulai setelah shalat ashar yaitu sekitar pukul 16.00-17.00. Penyuluh dan guru lainnya melakukan beberapa dalam proses pembelajaran mulai dari tahap pembukaan yaitu penyuluh memberikan salam kemudian dilanjutkan dengan membaca doa pembuka selanjutnya tahap klasikal yaitu penyuluh dan guru pendamping memberikan materi atau hafalan kepada anak- anak. Kemudian selanjutnya masuk pada tahap Privat yang dimana guru mengevaluasi materi atau hafalan anak-anak. Dan tahap yang terakhir adalah penutup yaitu anak-anak disiapkan untuk pulang ke rumah masing-masing.

4.1.2 Peran Penyuluh Agama dalam Meningkatkan Minat Baca Alquran Pada Anak di Desa Tadang Palie Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang.

Menurut Soerjono Soekanto mengatakan peran sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, dapat dikatakan bahwa orang tersebut menduduki suatu posisi dalam masyarakat, maka ia pun melaksanakan suatu perannya tersebut dengan memperhatikan hak dan kewajiban.24Abu Ahmadi mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap cara individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Kata peran sering sekali dipakai untuk menjelaskan seperangkat

23 Maswati, S.Pd.I, (Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal 25 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka

24 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali, 2012), h. 220.

(11)

tingkah, kedudukan, atau peran yang dimainkan oleh seseorang atau kelompok orang dalam berbagai tingkatan sosial.Salah satu tingkah atau kedudukan yang dimainkan dalam kehidupan sosial adalah penyuluh agama.25

Di tengah-tengah masyarakat, ada penyuluh agama yang secara resmi dikeluarkan melalui Surat Keputusan oleh Kementrian Agama dengan tugas utamanya adalah melaksanakan dan mengembangkan kegiatan bimbingan penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama. Penyuluh agama adalah pembimbing umat beragama dalam rangka pembinaan mental,moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan kedudukan dan peran yang sangat penting di tengah-tengah masyarakat serta mempunyai posisi yang penting dalam pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang agama, maka sejak tahun 1999 diresmikan adanya Penyuluh Agama Fungsional yaitu sebagai pegawai negeri yang mempunyai tugas khusus penyuluhan dan Punyuluh Honorer yang diangkat dari tokoh-tokoh agama yang diminta kesediaannya secara resmi untuk membantu pemerintah melaksanakan tugas-tugas pembangunan bidang agama dan masyarakat program-program pembangunan bidang lainnya. Dalam keputusan menteri negara koodinator bidangpengawasan pembangunan dan pendayagunaan aparatur negara Nomor 54/Kep/MK. bahwa penyuluh agama mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara, antara lain sebagai pembimbing umat, sebagai pembimbing masyarakat, sebagai motivator masyarakat dan sebagai pendorong masyarakat.

25 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 115.

(12)

Dalam hal ini, untuk mendapatkan gambaran mengenai peran penyuluh agama di Desa Tadang Palie dengan program yang dinamakan TPA Nurul Falah, peneliti mewawancarai penyuluh agama dan pendamping mengajar penyuluh agama sebagai orang yang memiliki peran dalam pemberian pengajaran Alquran untuk meningkatkan minat baca Alquran pada anak di Desa Tadang Palie serta gambaran tentang peran penyuluh agama dari beberapa masyarakat.

Dalam pelaksanaan tugas bimbingan dan penyuluhan sebenarnya merupakan tugas berat yang menuntun kompetensi dan keahlian dalam penguasaan materi atau pesan yang akan disampaikan kepada sasaran, metode penyampaian dan kemampuan komunikasi yang berkualitas, termasuk juga kualitas pengetahuan maupun kualitas moralnya. Sebagaimana kutipan wawancara oleh bapak Mahbub, S.Ag salah satu pegawai KUA yang dulunya juga merupakan penyuluh agama adalah sebagai berikut.

“Dulu saya itu waktu jadi penyuluh juga kalau mau dibilang peran ta itu sebagai penyuluh agama cukup berat karena kita harus memiliki kompetensi dan keahlian yang tingi dan tidak lupa kita harus menguasai semua materi yang kita sampaikan untuk masyarakat dan bagaimana carata agar masyarakat itu mudah memahami apa yang kita sampaikan karena terkadang ada juga itu yang susah sekali paham jadi disini mi tugas ta sebagai penyuluh agama.

Kalau kulihat sekarang penyuluh agama khususnya disini desa Tadang Palie peran penyuluh itu sangat bagus apalagi dalam program TPA ini sangat bagus agar anak-anak itu pintar dan rajin mengaji.” 26

Dalam kehidupan bermasyarakat, penyuluh agama berfungsi sebagai orang yang memberikan bimbingan dan dorongan agar masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan dan diselenggarakan dalam kehidupan sehari-hari demi kemajuan dan kesejahteraan.27 Biasanya penyiaran agama dilaksanakan oleh para pemuka

26 Mahbub, S.Ag, (Wawancara), selaku pegawai KUA Kecamatan Cempa, Tanggal 21 Oktober 2020, Melalui Via WhatsApp.

27 Departemen Agama, “Paduan Tugas Operasional Penyuluh Agama Islam Utama”, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama, 2004), h. 8.

(13)

agama yaitu ulama, Mubaligh. Da’i, atau Kiai yang menyampaikan langsung kepada masyarakat. Kegiatannya dilakukan dalam bentuk dakwah, baik di rumah-rumah, mushollah, masjid maupun tempat-tempat lainnya.28

Hal serupa juga dikatakan oleh Darawisa selaku sekretaris desa yang menjadi penyambung kata kepala desa mengatakan bahwa:

“iye menurut saya bagus sekali juga ini perannya penyuluh di desa Tadang Palie saya sangat mendukung ini program TPA Nurul Falah Wakka, sebenarnya ini program sudah beberapa tahun yang lalu tapi karena bagus dan sangat didukung oleh masyarakat makanya sekarang itu semakin banyak anak-anak yang mengikuti programnya berhubung juga karena dua ji guru mengaji dan anak-anak yang banyak jadi guru mengaji di kampung ini bisa kayak dibantu mi begitu dan anak-anak juga suka ji dalam mengikuti ini program karena memang sangat bagus, mereka diajarkan mengaji agar mereka selalu memiliki minat untuk selalu membaca Aquran”29

Dalam hal ini peneliti dapat melihat bahwa respon tokoh masyarakat sangat baik dan sangat mendukung program baca Alquran yang dilakukan oleh penyuluh agama di desa Tadang Palie, sebagaimana juga yang disampaikan oleh Supang selaku masyarakat di Desa Tadang Palie ia mengatakan kepada peneliti bahwa:

“perannya penyuluh di desa sebagai guru mengaji sangat bagus menurut saya.

saya sebagai masyarakat sangat suka dengan programnya ini penyuluh, anak ku saja kusuruh masuk waktunya pertama dimulai ini program sekitar beberapa tahun yang lalu saya kasi ikut memang mi anakku, 2 kali mi kasian itu khatam Qur’an semenjak mengaji disana dan sampai sekarang masih selalu ji pergi mengaji. Diulang-ulang terusji bacaannya dan kadang juga katanya disuruh menghafal surah pendek yah jus 30 bede. Nah itumi bagusnya programnya karena pintar mi mengaji anak-anak diajarkan lagi untuk menghafal yah bagus begitu.”30

Dalam hal ini peneliti melihat bahwa peran penyuluh agama sebagai guru mengaji untuk anak-anak sangat didukung oleh masyarakat karena tugasnya sebagai

28 Departemen Agama, “Paduan Tugas Operasional Penyuluh Agama Islam Utama”, h. 9.

29 Darawisa, (Wawancara), Selaku Sekretaris Desa Tadang Palie, Tanggal 21 Oktober 2020, Melalui Via WhatsApp.

30 Supang, (Wawancara), Selaku Masyarakat Desa Tadang Palie, Tanggal 21 Oktober 2020, di Rumah Masyarakat.

(14)

guru yang mengenalkan dan mengajarkan tentang Alquran kepada anak karena Alquran merupakan pedoman hidup bagi manusia.

Alquran dijadikan sebagi pedoman hidup bagi setiap umat muslim, setiap muslim dianjurkan untuk membacanya serta mampu memahami isi dari kandungan ayat tersebut. Maka dari itu perlu bagi kita untuk mempelajari Alquran, baik belajar membaca, menulis, maupun mempelajari isi kandungan Alquran tersebut.31 Alquran sendiri juga menyatakan dirinya sebagai “hudan” yakni petunjuk atau pedoman hidup untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia, memberikan cahaya kepada pikiran mereka, mendidik jiwa dan akal mereka.32

Semua umat muslim diperintahkan untuk mempelajari dan men-tadabbur (memahami makna lafal-lafal Alquran) sebagai pedoman hidupnya. Agar tidak terjadi kesalahan dalam membaca dan mengaplikasikan makna makna yang terkandung dalam ayat-ayat Alquran. Dengan demikian maka perlu bagi umat Islam untuk belajar ilmu Alquran supaya dalam perubahan perilaku, dengan cara membaca, mendengar, memahami dan menerapkannya sebagai pedoman hidup.

Adapun hasil wawancara peneliti dengan peyuluh agama tentang peran penyuluh agama khususnya di Desa Tadang Palie adalah sebagai berikut:

“Peran penyuluh agama Islam adalah sebagai pusat informatif dan eduatif yang dimana sebagai penyuluh agama kita harus mampu memposisikan diri sebagai pusat informasi dan sumber pembelajaran dengan menyampaikan penerangan tentang agama dan mendidik masyarakat sebaik-baiknya sesuai dengan tuntutan yang diajarkan agama kita. Kemudian penyuluh juga berperan sebagai konsultatif bagi mayarakat dimana kita sebagai penyuluh harus siap untuk turut memikirkan dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat baik itu persoalan pribadi, keluarga, atau persoalan masyarakat.

31 Muhammad Syauman Ar-Ramli, dkk, “Nikmatnya Menangis Bersama Alquran”, (Jakarta:

Istanbul, 2015), h. 18.

32 M. Baqir Hakim, “Ulumul Quran”, (Jakarta: Bintang Indonesia, 2011), h. 283.

(15)

Dari hasil pengamatan di atas peneliti menemukan bahwa, peran penyuluh agama adalah sebagai pusat informatif dan edukatif di dalam masyarakat yang memberikan sumber informasi kepada masyarakat serta pemberi pembelajaran kepada masarakat menurut ajaran agama Isam, selain itu penyuluh juga berperan sebagai konsultstif dalam masyarakat yang dimana penyuluh membantu masyarakat untuk memecahkan masalah yang dimilikinya.

Selain peran penyuluh sebagai pusat informatif dan edukatif, Maswati sebagai penyuluh juga mengatakan kegiatan yang biasa dilakukan di desa yaitu:

Adapun kegiatan yang biasa saya lakukan sebagai penyuluh agama yaitu kadang menjadi MC jika ada kegiatan yang dilakukan di desa kadang juga menjadi pembaca Alquran jika ada kegiatan di desa, ikut dalam kegiatan majelis taklim, dan yang paling aktif saya lakukan adalah mengajar mengaji dalam program TPA Nurul Falah sudah saya laksanakan dari tahun 2017 hingga sekarang ini. Awalnya saya mensosialisasikan program ini kepada orang tua dan Alhamdulillah banyak orang tua yang ingin mengikutsertakan anak-anaknya dalam proram ini. Program TPA ini sendiri saya laksanakan untuk anak-anak setelah shalat asar kemudian anak-anak mulai datang ke masjid dan saya mengajarkan mengaji kepada anak-anak di aula Masjid Nurul Falah. Banyak anak-anak yang mengikuti program ini jadi saya dibantu oleh 2 orang guru pendaping yang tak lain adalah ponakan saya sendiri yaitu Hasnia dan Kalsa Umi. Kegiatan ini saya lakukan mulai dari hari senin sampai dengan hari kamis setiap sorenya yang saya laksanakan setelah shalat ashar dan memulai mengajar di masjid biasa juga di aula masjid Nurul Falah Wakka”33

Penyuluh agama dalam hal ini juga aktif dalam kegiatan majelis taklim dan juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan di desa khususnya di desa Tadang Palie seperti menjadi MC atau menjadi pembaca Alquran pada kegiatan yang dilakukan masyarakat desa. Penyuluh juga berperan sebagai guru mengaji untuk anak-anak di TPA yang dilaksanakan mulai dari hari senin sampai dengan hari kamis pada sore tepatnya setelah melaksanakan shalat ashar yang dilaksanakan di masjid atau di aula masjid Nurul Falah Wakka.

33 Maswati, S.Pd.I,(Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal.22 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

(16)

Penyuluhan agama adalah usaha penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia oleh seseorang atau kelompok orang secara sadar dan terencana, dengan berbagai metode yang baik dan sesuai dengan sasaran penyuluhan, sehingga berubahlah keadaan umat itu kepada yang lebih baik, untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Dari pembakuan istilah Penyuluh Agama Islam telah memberikan makna yang strategis bagi penyuluh agama Islam itu sendiri untuk lebih berkiprah dalam melakukan pembibingan dan penyuluhan guna memberikan pencerahan kepada umat Islam sehingga umat Islam merasa terbimbing dengan kehadiran penyuluh agama Islam dalam rangka membangun mental, moral dan nilai ketakwaan umat serta turut mendorong peningkatan kualitas kehidupan umat beragama dalam berbagai bidang.34

Tugas pokok penyuluh agama Islam adalah melakukan dan mengembangkan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama. Sedangkan fungsi dari penyuluh agama adalah sebagai fungsi Informatif dan Edukatif. Penyuluh Agama Islam memposisikan dirinya sebagai da’i yang berkewajiban mendakwahkan Islam, menyampaikan penerangan agama dan mendidik masyarakat sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Selanjutnya fungsi Konsultatif. Penyuluh agama Islam menyediakan dirinya untuk turut memikirkan dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, baik persoalan-persoalan pribadi, keluarga atau persoalan masyarakat secara umum. Penyuluh agama harus bersedia membuka mata dan telinga terhadap persoalan yang dihadapi oleh umat. Penyuluh agama menjadi tempat bertanya dan tempat mengadu bagi masyarakat untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah

34Anis.Purwanto,https://www.academia.edu/11331456/PERANAN_PENYULUH_AGAMA_

DALAM_PEMBINAAN_UMAT Diakses pada 16 November 2020.

(17)

dengan nasehatnya. Maka dalam hal ini penyuluh agama berperan sebagai psikolog, teman curhat dan teman untuk berbagi.35

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang diperoleh oleh peneliti, adapun peran penyuluh agama dalam meningkatkan minat baca Alquran pada anak di Desa Tadang Palie adalah sebagai berikut:

4.1.2.1 Penyuluh Sebagai Guru Pembimbing

Secara etimologis, kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris

“guidance”. Kata “guidance” adalah kata dalam bentuk kata beda yang berasal dari kata kerja “to guide” artinya menunjukkan, membimbing dan menuntun orang lain ke jalan yang benar. Jadi kata “guidance” berarti pemberian petunjuk, pemberian bimbingan atau tuntunan kepada orang lain yang membutuhkan.36

Prayitno dan Emran Amti mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Tujuannya adalah orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.37Penyuluh sebagai pembimbing juga dikatakan sebagai guru yang menyampaikan informasi dan sumber pengetahuan bagi peserta didik atau anak-anak dan sebagai pembangkit motivasi belajar tentang keagamaan kepada anak-anak.38

35Anis.Purwanto,https://www.academia.edu/11331456/PERANAN_PENYULUH_AGAMA_

DALAM_PEMBINAAN_UMAT Diakses pada 16 November 2020.

36 Samsul Munir Amin, “Bimbingan dan Konseling Islam”, (Jakarta: AMZAH, 2010), h.3.

37 Prayitno dan Emran Amti, “Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling” (Jakarta: Rikena Cipta, 1995), h. 99.

38 Jurnal Alhadhara, “Peranan Penyuluh Agama Dalam Dakwah”, Vol. 17 No. 33 Januari- Juni 2018, h. 67.

(18)

Penyuluh berusaha untuk membimbing anak-anak agar mereka dapat menemukan berbagai potensi yang mereka miliki, membimbing anak agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri serta religius. Anak-anak adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mereka mungkin memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik itu dari bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Disamping itu setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka juga tidaklah sama.

Perbedaan itulah yang menuntut penyuluh harus berperan sebagai pembimbing.

Hubungan penyuluh sebagai guru dan anak-anak sebagai siswanya sama dengan halnya seorang petani dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa memaksakan tanamannya cepat berbuah dengan menarik batang atau daunnya.

Tanaman itu akan berbuah makanala ia memiliki potensi untuk berbuah serta teah sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani adalah menjaga agar tanaman itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh dengan sehat, yaitu dengan cara menyiram, memberi pupuk, dan memberi obat pembasmi hama.

Demikian juga halnya dengan seorang penyuluh disini ia tidak dapat memaksa agar anak-anak menjadi “ini” atau menjadi “itu” anak-anak akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas penyuluh adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya serta potensinya. Inilah makna peran penyuluh sebagai guru pembimbing.

(19)

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada penyuluh yang sebagai guru mengaji di TPA Nurul Falah saat ditanyai mengenai peran yang dilakukan penyuluh dalam meningkatkan minat baca Alquran pada anak adalah penyuluh mengatakan:

“disini saya sebagai penyuluh yang membimbing anak-anak itu saya berusaha untuk meningkatkan minat agar anak-anak lebih rajin untuk ikut dalam kegiatan mengaji ini agar mereka memiliki minat yang besar untuk membaca Alquran sehingga dengan itu mereka akan tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri, aktif dan religius”.39

Berdasarkan apa yang disampaikan oleh penyuluh di atas peneliti juga melihat bagaimana peran penyuluh agama dalam memberikan pendampingan pada anak serta memberikan semangat kepada anak-anak agar anak-anak mampu mengembangkan potensinya. Bentuk peran yang dilakukan oleh penyuluh sebagai guru sudah sangat bagus dan maksimal hal ini dapat dilihat dari bagaimana upaya penyuluh dalam membimbing dengan sabar dan mencoba memberikan arahan kepada anak-anak. Dalam hal ini dapat juga dikatakan bahwa walaupun bagaimana besarnya upaya penyuluh untuk membimbing anak anak jika tidak ada motif di dalam diri anak maka akan susah untuk meningkatkan minat membaca Alquran pada anak, maka dari itu peran penyuluh agama sangat diperlukan dalam membantu anak- anak.

Hal ini dapat dilihat dari upaya yang dilakukan oleh penyuluh dalam melakukan pembelajaran dan bimbingan terhadap anak-anak, dengan membimbing anak-anak dengan beberapa upaya antara lain yaitu penyuluh melakukan pendekatan kepada anak-anak untuk menimbulkan minat pada diri anak, mengajarkan anak huruf-huruf hijaiyah dan cara membacanya sehingga anak menjadi lebih semangat

39 Maswati, S.Pd.I,(Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal 22 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

(20)

dalam menerima pelajaran karena bimbingan yang dilakukan oleh penyuluh dapat menimbulkan minat pada anak.

Penyuluh adalah adalah pembimbing sekaligus petunjuk jalan dalam proses belajar mengajar, mengingat kelebihan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Pemberian bimbingan merupakan salah satu upaya penyuluh dalam memberikan bimbingan kepada anak untuk memiliki minat belajar dan membaca Alquran. Pemberian bimbingan dimaksud agar anak-anak mampu memahami dan menghayati bahwa sekaligus meningkatkan minat baca Alquran itu juga sangat penting bagi umat Islam. Sehingga tertanam nilai-nilai yang ada di dalam Alquran pada diri anak-anak. Selain itu pemberian bimbingan dapat memberikan pengaruhi efektif pada anak seperti, perubahan sikap yang terjadi karena telah memahami isi Alquran dan mereka memiliki minat yang tinggi untuk membaca Alquran.

Untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan maka, perlu adanya peranan bimbingan guru yang dilakukan oleh penyuluh agama yaitu melalui bimbingan kepada anak yang mengalami kesulitan dalam membaca Alquran. Bimbingan yang diberikan oleh penyuluh sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam membaca Alquran. Mempelajari Alquran khususnya dalam aspek membaca memerlukan bimbingan dari orang lain yang telah mampu membaca Alquran dengan baik dan benar. Begitupun di TPA Nurul Falah, anak-anak diberikan bimbingan oleh penyuluh agama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan anak yang ikut mengaji mengatakan bahwa:

(21)

“itu biasa yang na ajarkan ki ibu kalau mengaji ki bagaimana cara pengucapannya dan membaca huruf-huruf di Alquran dengan benar, biasanya na contohkan ki sebut huruf hijaiyah baru na suruh meki ikuti”.40

Berdasarkan pernyataan anak peserta mengaji di atas, hal serupa juga dikatakan oleh Maswati selaku penyuluh agama dan guru mengaji mengatakan bahwa:

“bimbingan yang sering saya berikan dalam meningkatkan minat baca Alquran pada anak yaitu membimbing anak yang sedang belajar membaca Alquran dan mengajarkan cara-cara mengucapkan makhorijul huruf maupun hukum tajwid yang benar serta saat anak diminta untuk membaca Alquran saya membimbingnya dengan menyimak”.41

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan teradap penyuluh dan juga salah satu peserta mengaji di TPA Nurul Falah, bahwa pemberian bimbingan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak-anak dalam meningkatkan minat baca Alquran. Melalui bimbingan, anak-anak yang mengalami kesulitan dalam membaca Alquran dapat terbantu dengan adanya bimbingan yang diberikan oleh penyuluh sebagai guru mengaji. Adapun bentuk pengjaran yang diberikan oleh penyuluh agama adalah bagaimana cara pengucapannya dan membaca huruf-huruf di Alquran dengan benar, maupun tentang pembelajaran hokum tajwid dengan benar.

Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yajawwidu, tajwidan, yang berarti membaguskan, sedangkan menurut istilah adalah memberikan setiap huruf, haq, dan mutallaq-nya yang bertujuan agar dapat membaca ayat-ayat Alquran secara baik dan benar sesuai dengan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Atau dengan kata lain, agar dapat memelihara lisan dari kesalahan ketika membaca kitab Allah SWT.42

40 Siti Nurfadillah Arif, (Wawancara), Selaku Peserta Mengaji, Tanggal 22 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

41 Maswati, S.Pd.I,(Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal 22 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

42 Sa’dulloh, “9 cara Praktis Menghafal Alquran”, (Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 26.

(22)

Ibnu al-Jauzi berkata dalam syairnya (At-Tayyibah fi al-Qira’ah al-Asyr)

“menggunakan tajwid adalah ketentuan yang lazim, barang siapa yang mengabaikan maka ia berdosa”. Makna tajwid adalah memperhatikan hukum-hukum yang ada dalam kitab-kitab tajwid, seperti idgham, ghunnah, dan mad serta memperhatikan makhriji al hurufnya.43

Menurut Misbahul Munir, makhriji al huruf yaitu ketepatan membunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya.44 Jadi makhriji al huruf merupakan salah satu penyempurnaan dalam membaca dan menghafal ayat-ayat Alquran.

Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan akan mempermudah anak lancar dalam membaca dan memiliki minat yang tinggi dalam membaca Alquran dan mengurangi kesulitan-kesulitan yang dialami anak dalam membaca Alquran.

4.1.2.2 Penyuluh Sebagai Pengatur Lingkungan

Dalam menjalankan perannya sebagai pengatur lingkungan atau pengelolah kelas guru memiliki suatu tanggung jawab untuk memelihara lingkungan fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar.45 Pada hakikatnya mengajar adalah mengatur lingkungan agar terjadi proses belajar yang baik, penyuluh harus mampu menciptakan suasana kelas yang efektif sehingga anak-anak dapat belajar dengan nyaman

Dalam hal ini penyuluh berusaha menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan efisien, dan membuat sebuah lingkungan pembelajaran agar menarik sehingga anak-anak semakin mudah paham dan lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.

43 Hasab bin Ahmad bin Hasan Hamam, “Menghafal Alquran Itu Mudah” (Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2008), h. 23-24.

44 Misbahul Munir, “Ilmu dan Seni Qiro’atil Qur’an”, (Surabaya: Mekar, 2004), h. 56.

45 Moh. Uzer Usman, “Menjadi Guru Profesional”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h. 8.

(23)

Sebagaimana hasil wawancara dengan penyuluh selaku guru mengaji mengatakan bawa:

“sebagai penyuluh dan pengatur lingkungan perlu memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran. Sehingga anak- anak merasa tertarik untuk terus mengembangkan minatnya dalam membaca Alquran. Seperti yang biasa saya lakukan yaitu membuat media, memberikan games, kuis, dan mengadakan tes bagi anak-anak”.46

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti dapat melihat bahwa peran penyuuh sebagai pengatur lingkungan dapat dilihat dari bagaimana penyuluh mempersiapkan kelas dan menyediakan alat dan bahan pembelajaran seperti buku-buku yang akan digunakan serta Alquran. Untuk menimbulkan motif atau keinginan didalam diri anak dalam belajar Alquran, penyuluh memberikan games, kuis dan menggunakan media agar anak-anak merasa tertarik dan tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh penyuluh sehingga akan menimbulkan minat dari dalam diri mereka untuk membaca Alquran.

Seorang penyuluh memiliki beberapa peran yang sangatlah penting dalam segi proses yang digunakan untuk meningkatkan minat baca Alquran pada anak.

maka diharapkan agar penyuluh tetap mempertahankan berbagai macam cara yang telah digunakan sebelumnya, karena cara-cara tersebut telah memberikan dampak positif terhadap kemampuan anak dalam membaca Alquran. Namun, lebih baik jika penyuluh memilih cara peranan baru yang dapat membuat anak lebih semangat lagi serta termotivasi dalam membaca Alquran. Hal tersebut dapat membuat anak tidak merasa bosan dengan metode-metode yang telah digunakan sebelumya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Serlina selaku peserta mengaji:

46 Maswati, S.Pd.I,(Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal 22 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

(24)

“ibu biasanya memberikan pembelajaran dengan berbagai macam cara contohnya nakasi ki gambar, kuis, dan permainan sehingga kita lebih mudah paham sama apa yang na sampaikan ibu”.47

Dalam menjalankan perannya sebagai pengatur lingkungan atau pengelola kelas perlu kerja sama dengan para siswa yakni dengan cara mendorong setiap siswa atau anak-anak untuk selalu bersedia mengatur kelasnya melalui kegiatan rutin sehari-hari seperti, membersihkan kelas, mengatur hiasan, membersihkan papan tulis, menyusun tata tertib dan disiplin di kelas bersama-sama. Kemudian mendorong anak-anak agar secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan kelas dan berani mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama-sama di dalam kelas.48

Peran penyuluh sebagai pengatur lingkungan dalam hal ini adalah memberikan pengarahan, koordinasi serta melakukan kontrol terhadap pelaksanaannya. Dengan jalan ini makan akan menumbuhkan perasaan tanggung jawab dan kepemimpinan bagi anak, sehingga memungkinkan untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak dan sekaligus memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Dengan demikian peran penyuluh sebagai pengatur lingkungan sangatlah penting karena dengan lingkungan dan cara belajar yang lebih baik sehingga akan memudahkan anak dalam membaca Alquran serta memudahkan minat pada diri anak karena penyuluh bukan hanya berperan sebagai guru saja namun juga mampu menciptakan kondisi belajar yang baik dan menyenangkan agar anak-anak tidak mudah bosan dan paham dengan apa yang disampaikan oleh penyuluh.

4.1.2.3 Penyuluh Sebagai Partisipan

47 Serlina, (Wawancara), Selaku Peserta Mengaji, Tanggal 22 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

48 Hadri Hannawi, “Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas”, (Jakarta: PT. Tema Baru), h. 128.

(25)

Penyuluh harus berperan sebagai peserta ajar yang baik, ia juga sebagai fasilitator yang menengahi setiap masalah yang terjadi pada masa pengajaran ia yang memberikan jalan keluar ketika anak-anak melakukan diskusi.

Penyuluh sebagai partisipan perlu memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran anak-anak dan memberikan penjelasan agar anak- anak bisa lebih mudah memahami serta tidak ragu akan penyampaian yang dijelaskan oleh penyuluh. Penyuluh agama atau guru tidak hanya berperilaku mengajar saja kan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya kepada anak-anak yang diajar. Hal ini mengandung makna bahwa penyuluh bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran.

Berikut adalah uraian yang dipaparkan oleh penyuluh selaku guru:

“peran penyuluh sebagai partisipan disini yaitu kita sebagai penyuluh harus mempelajari karakter anak dan berusaha masuk ke dalam suasana belajar anak agar tercipta interaksi yang baik dan partisipasi penyuluh bisa lebih optimal, karena penyuluh bukan hanya sebagai guru atau sumber informasi akan tetapi juga saling berkaitan antara guru dengan anak. Partisipasi yang saya lakukan sebagai penyuluh adalah dengan sebisa mungkin penyuluh selalu mengarahkan pemikiran anak agar anak memiliki pikiran yang positif, serta kita juga belajar banyak dari anak, yang digunakan sebagai bekal untuk mempelajari apa yang dibutuhkan anak sehingga partisipasi yang kita lakukan sebagai penyuluh bisa berjalan dengan baik”.49

Peneliti melihat dengan adanya peran penyuluh sebagai partisipan maka akan semakin memudahkan peran penyuluh dalam menumbuhkan minat dalam membaca Alquran pada anak, karena penyuluh berusaha masuk pada karakter anak dan melakukan interaksi dengan anak serta membantu dan mendorong anak agar mereka memiliki motif di dalam diri anak sehingga akan menumbuhkan minat belajar dan membaca Alquran yang besar pada diri anak.

4.1.2.4 Penyuluh Sebagai Konselor

49 Maswati, S.Pd.I,(Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal 22 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

(26)

Konselor adalah orang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling. Konselor bergerak terutama dalam dalam konseling di bidang pendidikan, tapi juga merambah pada bidang industri dan organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara umum di masyarakat.50

Penyuluh sebagai konselor yang bertugas untuk memberikan nasehat kepada anak-anak didik sesuai dengan kebutuhan dan kepada anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Penyuluh sebagai konselor perlu memiliki keterampilan cara membantu anak-anak yang memiliki kesulitan tertentu, sehingga penyuluh tidak merasa kesulitan menghadapi perbedaan yang dimiliki anak-anak dalam proses penyampaian materi.

Tanggung jawab penyuluh adalah membantu anak-anak agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Potensi anak yang harus dikembangkan tidak hanya menyangkut masalah kecerdasan dan keterampilan, melainkan menyangkut seluruh aspek kepribadian. Sehubungan dengan hal tersebut, penyuluh tidak hanya dituntut untuk memiliki pemahaman atau kemampuan dalam bidang belajar dan pembelajaran akan tetapi juga dalam bimbingan dan konseling.

Salah satu peran yang dijalankan oleh penyuluh yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik penyuluh harus memahami konsep-konsep bimbingan dan konseling, penyuluh diharapkan mampu berfungsi sebagai fasilitator perkembangan anak, baik yang menyangkut aspek intelektual, emosional, sosial, maupun mental spiritual.

Berikut adalah tanggapan dari penyuluh:

50 Fenti Hikmawati, “Bimbingan Konseling”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 43.

(27)

“peran penyuluh sebagai konselor adalah tugas yang tidak mudah karena kita harus bisa memahami karakter anak-anak satu per satu, karena arahan yang sangat tepatlah yang dapat meningkatkan minat baca Alquran pada anak”.51 Peran penyuluh sebagai konselor dapat dilihat dari bagaimana cara penyuluh bisa memahami karakter anak-anak karena ada banyak karakter anak-anak mulai dari yang mudah memahami apa yang disampaikan, yang sulit paham, suka bermain saat belajar, kadang ada yang berkelahi, ada yang suka menangis, ada yang pendiam dan juga yang paling cerewet diantara teman-temannya. Disinilah tugas penyuluh sebagai konselor penyuluh harus mampu memahami semua karakter itu agar anak-anak bisa memiliki minatyang tinggi dalam diri mereka untuk belajar Alquran.

Menurut Winkel konselor adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan.52 Casleden dan kawan-kawan memandang bahwa konselor sekolah merupakan generalis, dalam arti bahwa tugasnya mengait pada keseluruhan wilayah kegiatan sekolah dan oleh karena itu konselor perlu menguasai sejumlah pengetahuan dan prosedur yang menyangkut program sekolah secara menyeluruh. Konselor sekolah juga merupakan spesialis dalam arti menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan khusus untuk menyelenggarakan teknik- teknik pelayanan individual dan kelompok. Termasuk kegiatan konselor dalam pengumpulandan penafsiran data dan informasi tentang siswa dan lingkungannya untuk selanjutnya digunakan bersama siswa, guru, administrator, dan orang tua demi kepentingan siswa itu sendiri.53

51 Maswati, S.Pd.I,(Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal.22 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

52 W.S Winkel, “Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan”,(Yogyakarta: Media Abadi, 2006), h. 167.

53 W.S Winkel, “Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan”, h.99.

(28)

Jadi konselor adalah seseorang yang memiliki keahlian dibidang bimbingan dan konseling dan bertugas membantu seseorang untuk mengenal diri dan lingkungannya serta membantu untuk mengentaskan masalah-masalahnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti dapat melihat bahwa layanan bimbingan yang dilakukan oleh penyuluh di TPA Nurul Falah sangat dibutuhkan untuk membantu anak-anak yang memiliki kesulitan tertentu dalam belajar Alquran sehingga sehingga kedepannya mereka lebih mudah memahami karakternya sendiri dan bisa meningkatkan minat dan kemampuan mereka dalam membaca Alquran 4.1.2.5 Penyuluh Sebagai Motivator

John P. Dececco William Crowfort, dalam bukunya The Psychology of Learning and Educational Psychology menyatakan pendapat Bugelsky, “Guru dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai motivator (pendorong), reinforce (pemberdaya) dan instructor (pelatih)”.54 Sehubungan dengan peranan ini penyuluh sebagai guru harus dituntut harus mempunyai kompetensi yang memadai dalam pembelajaran. Kurangnya kompetensi dari penyuluh akan menyebabkan peserta tidak senang pada pelajaran, sebagaimana akibat hasil belajarnya akan menurun karena itu motivasi dari penyuluh sebagai guru sangat dibutuhkan anak-anak, karena di usia- usia TK/TPA anak-anak memiliki rasa ingin tahu tentang sesuatu sangat tinggi, maka dari itu, penyuluh sebagai guru harus selalu memberikan motivasi-motivasi agar semangat anak-anak semakin membara.

Penyuluh harus dapat memberikan motivasi kepada anak-anak sehingga semangat belajar mereka tetap tinggi. Pemberian motivasi ini sangat membantu sekali, karena mengajarkan Alquran pada anak melalui pemberian motivasi bertujuan

54 Marasudin Siregar, “DidaktiK, Metodik, dan Kedudukan dalam Proses Brlajar Mengajar”, (Yogyakarta: Sumbangsih, 1995), h. 8.

(29)

untuk menumbuhkan semangat dan minat untuk selalu mebaca Alquran dan menjadikan anak-anak senang terhadap Alquran yang dijadikan pedoman umat Islam. Namun, jika penyuluh tidak memberikan motivasi kepada anak maka akan memberikan dampak yang negatif terhadap kemampuan anak dalam membaca Alquran, seperti anak malas saat membaca Alquran dan tidak memiliki semangat dalam membaca Alquran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan penyuluh yang mengatakan bahwa:

“peranan penyuluh terhadap minat membaca Alquran pada anak salah satu peran yang dilakukan adalah dengan memberikan motivasi kepada anak, dan sering menjelaskan kepada anak akan pentingnya mempelajari Alquran bagi umat Islam biasa juga memberikan gambaran jika seseorang mempelajari Alquran maka hidupnya akan bahagia di dunia bahkan bisa tentram di akhirat. Selain itu saya juga memberikan motivasi kepada anak dengan cara memberikan dorongan kepada mereka agar semangat dalam belajar Alquran sehingga anak-anak lebih rajin belajar Alquran sebagai bekal mereka di akhirat kelak. Biasa juga dikasi motivasi anak-anak supaya tidak putus asa dalam belajar dan mendorong mereka agar lebih giat dan tekun dalam belajar”.55

Penyuluh agama berperan sebagai motivator untuk anak dalam meningkatkan minat baca Alquran pada diri anak. Bentuk motivasi yang diberikan penyuluh agama yaitu tentang bagaimana pentingnya untuk mempelajari Alquran serta selalu memberikan dorongan pada anak agar di dalam diri anak timbul motif atau keinginan dalam dirinya untuk belajar Alquran. Bagaimanapun bentuk motivasi dan dorongan yang diberikan oleh penyuluh jika di dalam diri anak tidak ada motif dan juga minat belajar Alquran maka akan percuma. Maka dari itu peran penyuluh sebagai motivator sangat dibutuhkan dalam hal ini. Penyuluh harus mengetahui bentuk motivasi apa yang dibutuhkan oleh anak-anak.

55 Maswati, S.Pd.I,(Wawancara), Selaku Penyuuh Agama Kecamatan Cempa, Tanggal 22 Oktober 2020, Di Masjid Nurul Falah Wakka.

(30)

Motivasi yang diberikan oleh penyuluh sangat mempengaruhi keberhasilan anak-anak dalam belajar dan membaca Alquran dengan motivasi yang tinggi. Bentuk motivasi yang penyuluh berikan berupa menceritakan keutamaan-keutamaan Alquran, maupun pahala yang akan didapat bagi setiap umat yang mempelajari dan membaca Alquran dan diharapkan agar anak-anak semakin bersemangat dan minatnya pun akan semakin tinggi dan tidak pantang menyerah dalam mempelajari Alquran.

Motivasi yang bervariasi yang diberikan oleh penyuluh akan menumbuhkan rasa semangat dan minat pada anak-anak sehingga dengan motivasi yang tinggi yang telah anak miliki akan mempengaruhi keberlangsungan pembelajaran. Anak-anak akan lebih mudah memahami dan menerima apa yang diajarkan oleh penyuluh.

Menurut Rohman Natawijaya, guru hendaknya membangkitkan motivasi belajar siswa karena tanpa motivasi belajar, hasil belajar yang akan dicapai akan minimum sekali.56 Peserta didik atau anak-anak sangat membutuhkan dorongan atau motivasi dari seorang guru atau penyuluh untuk mengetahui betapa pentingnya mempelajari Alquran, sehingga tidak ada lagi anak-anak yang malas datang di TPA, dengan adanya motivasi dari penyuluh sebagai guru maka anak-anak akan lebih giat untuk belajar Alquran.

Menurut Sardiman motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuh gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.57 Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan peningkatan motivasi belajar.

Dalam hal ini keberhasilan anak-anak dalam mencapai hasil belajar akan lebih

56 Rohman Natawijaya,“Psikologi Pendidikan”, (Jakarta: Perindo Jaya, 1999), h. 11.

57 Sardiman, “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 75.

(31)

terarah, apabila terdapat kemauan dan keinginan atau dorongan untuk belajar maka anak-anak akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku anak dalam belajar.

Apabila motif atau motivasi belajar timbul setiap kali belajar, maka besar kemungkinan hasil belajar anak-anak meningkat. Banyak bakat anak-anak tidak berkembang karena tidak memiliki motif yang sesuai dengan bakatnya itu. Apabila anak memiliki motif sesuai dengan bakat yang dimilikinya maka kemungkinan besar hasil belajar yang diperoleh akan maksimal atau memuaskan.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian motivasi sangat berpengaruh terhadap minat anak dalam membaca Alquran. Maka diharapkan agar penyuluh tetap memberikan motvasi-motivasi yang menjadikan anak-anak bersemangat dan minatnya pun akan semakin untuk membaca Alquran.

Referensi

Dokumen terkait