• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB lll

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB lll"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

38

BAB lll

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian

Metode berasal dari bahasa Yunani (methodos). Secara sederhana metode adalah suatu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Sedangkan Penelitian atau riset (research) adalah kegiatan

“mempertanyakan”. Karena dalam setiap melakukan riset atau penelitian itu selalu berisikan dua bagian utama, yaitu tahap pertama adalah “pertanyaan” yang diajukan, dan kedua memerlukan tahapan suatu “jawaban” atas pertanyaan yang diajukan. (Ardial, 2015)

3.1.1 Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah realitas jamak. Oleh karena itu, jenis penelitian ini tidak menggunakan sampel dari populasi. Sampelnya betul – betul mandiri, bisa dari tiga orang, sembilang orang, atau berapa saja sesuai dengan kebutuhan penelitian. Yang terpenting dapat memenuhi tujuan penelitian. Penelitian kualitatif tidak berangkat dari teori, tetapi berangkat dari fenomena kenyataan. Di tengah jalan penelitian, baru akan mendapatkan teori berdasarkan kerangka pemikiran dan wawasan peneliti. (Ardial, 2015)

Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti obyek yang bersifat alamiah. Dalam hal ini peneliti merupakan instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

(Sugiyono, 2014)

(2)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi semotika. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi semiotika adalah hasil penelitian yang ingin dicapai peneliti terkait makna yang ada pada rumah adat Bumi Alit Kabuyutan dan dikaitkan dengan era modern yang banyak mengikis kebudayaan di Indonesia. Maka dari itu, diperlukan adanya wawancara yang memerlukan analisa makna rumah adat tersebut secara terperinci melalui penafsir (interpretant).

3.1.2 Paradigma Konstruktivis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

Paradigma ini digunakan dalam penelitian ini untuk menelaah bagaimana masyarakat Seuweu-siwi Lebakwangi-Batukarut dalam menjalani kehidupan diera modern ini, yang tentunya dibarengi nilai – nilai budaya yang ada.

Guba (dalam Gunawan, 2015:48) menjelaskan bahwa “Ahli – ahli filsafat ilmu pengetahuan percaya bahwa fakta hanya berada dalam kerangka kerja teori.

Basis untuk menemukan “sesuatu benar-benar ada” dan “benar –benar bekerja”

adalah tidak ada. Realitas hanya ada dalam konteks suatu kerangka kerja mental (konstruk) untuk berpikir tentang realitas tersebut.”

Realitas tercipta dari sebagai sebuah kontruksi dari hasil kemampuan pemikiran seseorang. Lebih lanjtut Guba mengemukakan bahwa “Kaum konstruktivis setuju dengan pandangan bahwa penelitian ini tidak bebas nilai. Jika

“realitas” hanya dapat dilihat melalui jendelan teori, maka itu hanya dapat dilihat sama melalui jendela nilai. Banyak pengkontruksian dimungkinkan.” . Hal tersebut menjelaskan bahwa sebuah penelitian dengan paradigm konstruktivis tidak bebas

(3)

dari nilai, realitas tersebut hanya bisa diteliti dalam pandangan yang terikat dengan nilai.

Setiap manusia melakukan sesuatu, pada saat itu pula manisa melakukan aktivitas yang akan mengkontruksi realitas. Hasil dari realitas tersebut tidak akan menjadikan sebuah kebenaran yang tetap, karena setiap manusia beraktivitas akan melahirkan sebuah realitas yang baru terus menerus yang menghasilkan sesuatu yang akan selalu berkembang. Maka kesimpulannya adalah realitias merupakan kontruksi dari manusia itu sendiri, hasillnya akan selalu terikat dengan nilai dan pengetahuan hasil dari manusia itu sendiri yang akan terus menerus berkembang.

(Gunawan, 2015:49) 3.1.3 Studi Etnografi

Etnografi komunikasi adalah salah satu cabang dari antropologi, khususnya antropologi budaya. Defisini etnografi merupakan uraian terperinci mengenai pola – pola perilaku suatu suku bangsa dalam etnologi. Secara singkat, Etnografi komunikasi merupakan pendekatan terhadap sosiolinguistik bahasa, yaitu melihat penggunaan bahasa secara umum dihubungkan dengan nilai – nilai sosio dan kultural. Tujuan dari Etnografi adalah memberikan pemahaman global mengenai pandangan dan nilai – nilai suatu masyarakat sebagai cara untuk menjelaskan sikap dan perilaku anggotanya. (Kuswarno, 2011:12)

Pada penjabaran diatas, penelitian ini masuk kepada ranah etnografi komunikasi. Penelitian mengenai rumah adat tersebut tidak hanya terpaku kepada maknanya saja, melainkan tujuan dari pemahaman tersebut adalah untuk berkomunikasi. Dalam hal ini peneliti mencoba berbaur dengan masyarakat untuk mengetahui lebih jauh perihal kebudayaan di situs Bumi Alit Kabuyutan, khususnya

(4)

rumah adatnya yang tetap dijaga secara turun – termurun. Peneliti akan mencari tau makna yang terkandung dalam rumah adat tersebut, mengetahui bagaimana kearifan lokal masyarakat dalam menurunkan makna tersebut dan mengetahui bagaimana makna tersebut berperan penting di era modern seperti sekarang.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian disini adalah dua pengurus komunitas adat sasaka waruga pusaka sebagai key informan, peneliti mencoba mencari dua sumber dari pengurus kebudayaan setempat yang sangat memahami makna rumah adat Bumi Alit Kabuyutan tujuannya agar data yang di dapatkan tentang makna rumah adat ini benar – benar valid. Setelah itu peneliti mencoba mencari data dari masyarakat.

Dalam hal ini peneliti mempunyai kriteria, peneliti mencari masyarakat yang telah dua tahun atau lebih mengikuti tradisi ngarumat pusaka dan mengetahui makna – makna dari rumah adat. Selain itu informan yang dipilih merupakan masyarakat yang sudah merasakan modernisasi. Informan yang coba didapatkan peneliti dari masyarakat berjumlah tiga orang. Dalam penelitian ini usia informan yang diharapkan adalah orang tua, pekerja industri, dan remaja.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian disini adalah rumah adat Bumi Alit Kabuyutan. Bangunan tersebut dimaknai masyarakat sekitar sebagai bangunan yang penuh dengan filosofi. Makna tersebut telah menjadi pedoman hidup sejak dulu, tujuannya untuk membatasi perilaku masyarakat. Dalam hal ini peneliti menjadikan makna rumah adat ini sebagai media penghubung antara masyarakat dengan modernisasi, agar

(5)

mengetahui sejauh mana masyarakat masih memaknai rumah adat Bumi Alit Kabuyutan di era modern ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. (Sugiyono, 2017:308)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya :

A. Observasi

Nasution (dalam Sugiyono, 2017:309) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Semua ilmuan mendapatkan pengetahuan melalui data. Data tersebut adalah fakta mengenai kenyataan yang ada didunia ini didapatkan dari observasi. Marshal (dalam Sugiyono, 2017:309) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi terus terang atau tersamar. Peneliti akan berterus terang sedang melakukan penelitian kepada narasumber. Jadi sejak awal, narasumber mengetahui mengenai aktivitas peneliti.

Namun jika saat dilapangan peneliti kesulitan mencari data karena sifatnya yang dirahasiakan, peneliti mencoba tersamar yang artinya peneliti tidak terus terang sedang melakukan penelitian. (Sugiyono, 2017)

(6)

Pada saat observasi di desa Lebakwangi-Batukarut, peneliti menemukan area yang dinamakan situs Bumi Alit Kabuyutan. Area tersebut didalamnya terdapat hutan – hutan, bale panglawungan (tempat berkumpul) dan juga rumah adat Bumi Alit Kabuyutan. Rumah adat tersebut merupakan peninggalan terdahulu, menurut bapak Wawan rumah tersebut telah ada sejak danau bandung masih ada.

Dari dulu, rumah tersebut tetap dirawat dan dijaga bentuk aslinya. Jika ada komponen yang rusak, pengurus akan menggantinya dengan bahan dan memiliki bentukan yang sama. Makna – makna dari rumah adat tersebut telah turun temurun.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, peneliti menemukan bahwa masyarakat Seuweu-Siwi Lebakwangi-Batukarut melakukan acara kebudayaan tradisi Ngarumat Pusaka setiap setahun sekali, yaitu pada 12 mulud yang merupakan kelahiran nabi Muhammad SAW. Selain itu masyarakat melakukan bersih-bersih gunung alit yang merupakan tempat makam leluhur mereka, kegiatan tersebut dilaksanakan setiap beberapa bulan sekali. Diluar acara itu, mereka melakukan kegiatan seperti masyarakat modern yang artinya tidak terikat pada aturan adat. Aturan adat berlaku ketika masyarakat memasuki areal situs dan juga pada saat acara kebudayaan. Di areal situs peneliti menemukan sebuah rumah adat.

Menurut bapak Wawan, rumah tersebut dijaga keasliannya. Diperkirakan rumah tersebut telah ada sejak danau bandung masih ada. Rumah tersebut tetap dijaga dikarenakan mempunyai banyak filosofi kehidupan yang terkandung didalamnya.

B. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

(7)

diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik sendiri atau self-report, atau setidak – tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi. (Sugiyono, 2017:316)

Peneliti menggunakan wawancara semiterkstruktur, wawancara jenis ini lebih bebas dari wawancara terstrukrur. Dalam penggunaan wawancara jenis ini, peneliti bertujuan untuk mendapatkan wawancara yang lebih terbuka namun tetap terarah, peneliti mencoba untuk meminta pendapat dan ide dari informan dalam pembahasan wawancara.

Proses wawancara membutuhkan alat – alat pendukung agar proses pengambilan data lebih mudah dan dapat membantu dalam proses reduksi data, oleh karena itu peneliti menggunakan alat bantu sebagai berikut :

1. Buku Tulis

Peneliti menggunakan buku tulis sebagai pelengkap dalam melakukan wawancara.

Peneliti menuliskan daftar wawancara didalam buku, tujuannya garis besar pertanyaan tidak terlewatkan saat proses wawancara. Sedangkan untuk menulisankan hasil wawancara peneliti menggunakan laptop agar data yang tercatat lebih rapih.

2. Kamera

Kamera digunakan peneliti untuk membuat data visual saat proses wawancara berlangsung. Peneliti dapat melihat kembali bagaimana informan menyampaikan suatu informasi.

(8)

3. Handphone

Kegunaan handphone dalam penelitian ini adalah sebagai media perekam suara informan saat menyampaikan informasi yang mayoritasnya berbahasa sunda.

Penggunaan perekam suara ini sangat bermanfaat bagi peneliti terutama untuk mereduksi kembali hasil wawancara. Perekaman suara ini juga berguna sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan wawancara dengan narasumber.

3.4 Teknik Analisis Data

Penelitian kualitatif memperoleh data dari berbagai sumber, teknik pengumpulan data vang digunakan begitu variatif (Triangulasi), penelitian ini terus dilakukan sampai data dirasa benar – benar cukup. Pengamatan dilakukan secara rutin, sehingga variasi data yang didapat begitu tinggi. Penelitian ini akan memperoleh data kualitatif, hal ini membuat teknik analisis data yang digunakan belum mempunyai pola yang jelas. (Sugiyono, 2014:87)

A. Reduksi Data

Reduksi data dalam penelitian kualitatif sangat diperlukan karena data yang didapatkan dilapangan terbilang cukup banyak, hal tersebut memerlukan pencatatan yang begitu rinci. Semakin sering peneliti kelapangan, maka jumlah data yang akan didapatkan semakin banyak, kompleks dan rumit. Reduksi data bertujuan untuk merangkum, memilah hal – hal pokok yang di anggap penting, setelah itu peneliti diharuskan mencari tema dan menentukan pola. Setelah semua proses dilakukan, maka akan terlihat gambaran yang lebih jelas yang memudahkan peneliti untuk menemukan data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data selanjutnya.

(Sugiyono, 2014:92)

(9)

B. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan setelah proses reduksi data selesai. Penyajian data dalam riset kualitatif dapat ditampilkan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam riset kualitatif penyajian yang paling sering digunakan adalah penggunaan text yang bersifat naratif. Peneliti menjabarkan informasi yang didapatkan narasumber, sesuai dengan apa yang diucapkan. (Sugiyono, 2014:95)

C. Penarikan Kesimpulan

Sejak awal pengumpulan data dilakukan, peneliti mencoba menelaah informasi yang di dapat dari berbagai informan. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan setelah pengumpulan data berakhir, peneliti diharuskan melakukan penarikan kesimpulan dari seluruh wawancara yang didapatkan selama penelitian.

3.5 Uji Kredibilitas Data

Dalam penelitian kualitatif, data yang didapatkan dapat dinyatakan valid apabila data yang didapatkan peneliti sama dengan apa yang benar – benar terjadi pada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini kebenaran realitas data tidak bersifat tunggal, melainkan jamak dan tergantung pada kontruksi manusia itu sendiri.

Kontruksi tersebut terbentuk dari hasil proses mental tiap individu yang berbeda – beda latar belakangnya. (Sugiyono, 2014)

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber. (Sugiyono, 2017:369) Triangulasi data terbagi menjadi tiga, diantaranya :

(10)

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber bertujuan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui berbagai sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan triangulasi sumber kepada pengurus adat lainnya, serta informan yang berasal dari masyarakat.

2. Triangulasi Teknik

Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik melalui dokumentasi, peneliti merekam seluruh percakapan lalu mendiskusikan kembali dengan narasumber dengan percakapan santai.

3. Triangulasi Waktu

Waktu dapat memengaruhi kredibilitas data. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian pada hari libur dan pada siang hari. Waktu tersebut adalah momen saat setiap orang libur dan dalam waktu santai.

Selain itu, peneliti mencoba menyeseuaikan waktu wawancara dengan informan.

3.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.6.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di situs Bumi Alit Kabuyutan yang terletak di Desa Lebakwangi Batukarut Kecamaran Arjasari, Kabupaten Bandung. Dalam melakukan wawancara biasanya dilakukan di Bale Panglawungan atau menyesuaikan di rumah masyarakat.

(11)

3.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan Maret 2019 sampai bulan Agustus 2019. Pada waktu tersebut peneliti gunakan untuk menentukan tema penelitian sampai pengolahan data dan analisis.

Tabel 3. 1 Jadwal Waktu Penelitian

Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pengesahan Judul

Pengesahan Bab 1 Pengesahan Bab 2 Pengesahan Bab 3 Pengumpulan data

dilapangan Pengolahan data

dan analisis Sidang

Referensi

Dokumen terkait