Mas'adi, Pemikiran Fazlur Rahman tentang Metodologi Reformasi Hukum Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hal. Tak heran jika Fazlur Rahman tampil sebagai tokoh Islam pertama yang menerima Medali Giorgio Levi Della Vida.15. Selama menjabat posisi tersebut, Fazlur Rahman berkesempatan untuk memperkenalkan ide-ide progresifnya ke dalam perdebatan yang ada.
Puncak dari semua kontroversinya memuncak ketika dua bab dari karya monumentalnya, Islam (1966), ditentang keras karena pernyataan Fazlur Rahman dalam bukunya: 'Bahwa Al-Qur'an secara keseluruhan adalah kalam Allah dan dalam arti biasa. semuanya juga berupa kata-kata. Setelah meningkatnya tentangan dari kalangan fundamentalis radikal, Fazlur Rahman menerima tawaran untuk mengajar di Universitas California, Los Angeles menjelang akhir tahun 1968. Juga Taufik Adnan Amal, Fazlur Rahman dan Upaya Terkini Neomodernisme Islam dalam Fazlur Rahman, Metode dan Alternatif, halaman dengan delapan tema utama Al-Quran: Tuhan, manusia sebagai individu, manusia sebagai anggota masyarakat, alam semesta, kenabian dan wahyu , eskatologi, Setan dan kejahatan, dan lahirnya masyarakat Muslim;
Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hakim, dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin, memaparkan pemikiran-pemikiran tasawuf Fazlur Rahman.48 Dalam tesisnya ini, ia dikatakan telah melahirkan. 47 M Ihsan Ali Fauzi dan Taufik Adnan Amal, “Bibliografi Karya Intelektual Fazlur Rahman”, dalam Jurnal Islamika, vol. Berbicara mengenai pendidikan, Fazlur Rahman pertama kali mengkritisi perkembangan pemikiran pendidikan pada masanya, yaitu nuansa modernisme Islam yang dibawa oleh para reformis.
Pendidikan Islam Transformatif
Ruang Lingkup Pemikiran Fazlur Rahman
Kata “knowledge” (dalam bahasa Inggris Knowledge) merupakan kata benda yang berasal dari kata kerja “to know” yang artinya “mengetahui”. Namun kata “ilmu” berasal dari bahasa Arab “alima-ya’lamu-i’lam” yang juga berarti “mengetahui” atau “mengetahui”. Dalam buku berjudul Metodologi Islam dalam Sejarah, Rahman mengungkapkan konsep ilmu pengetahuan umat Islam dan perkembangannya sebagai berikut: Al-Qur'an sering mengungkapkan kata 'ilm yang berarti pengetahuan melalui pembelajaran, berpikir, pengalaman, dan sebagainya.
Rahman mengemukakan bahwa istilah 'ilm pada awalnya lebih diterima oleh kaum tradisionalis dibandingkan kaum rasionalis, khususnya dalam sejarah Islam. Thalab al-'Ilm artinya perjalanan yang panjang dan sulit, dari satu tempat ke tempat lain, dari satu tempat ke tempat lain, duduk tadzim di hadapan guru adat dan menerima hadis guru tersebut. Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa pengertian ilmu menurut Fazlur Rahman adalah proses mencapai keadaan mengetahui.
Buktinya, perkembangan ilmu pengetahuan tidak pernah dimulai dari ruang kosong, melainkan bertumpu pada ilmu-ilmu yang sudah ada. Ciri ketiga dari ilmu pengetahuan adalah bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang, namun merupakan suatu kesatuan yang organik. Spesialisasi penelitian tertentu hanyalah sebuah gelar karena akan memberikan data baru dan meningkatkan volume pengetahuan.
Namun dalam setiap langkahnya tentu terdapat pemikiran kreatif yang berhasil membantu kekuatan pikiran yang dapat mengintegrasikan berbagai pengetahuan menjadi satu kesatuan yang utuh.69. Kata “klasifikasi” berasal dari bahasa Inggris classification yang berarti klasifikasi (menurut jenis), klasifikasi atau pembagian. 70 Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), hal. kekuasaan) Kita berada di cakrawala dan di dalam diri kita sendiri. D.
Seperti yang dijelaskan dalam bukunya oleh Dr. Sutrisno, Rahman memberikan penjelasan lebih lanjut tentang sumber dan proses memperoleh ilmu itu sendiri, mengenai sumber-sumber tersebut yaitu: 71. Hasil yang diperoleh melalui metode observasi dan eksperimen berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teologi yang bermakna, ilmu mistik murni dan sastra yang inspiratif. .
Metodologi Fazlur Rahman
Memang menurut Rahman, hal inilah yang menyebabkan metode kritik sejarah belum berkembang dengan baik di kalangan pemikir Islam hingga pertengahan abad ke-20 74 M. Metode kritik sejarah yang telah lama digunakan untuk menuliskan pemikiran-pemikiran yang tajam dan kritis, kemudian dikembangkan menjadi metode yang lebih sistematis, yang disebut dengan metode kritik sejarah. Semua konten Syariah harus diuji ulang berdasarkan bukti Al-Qur'an.
Risiko terbesar dalam pemahaman ini, tentu saja, adalah proyeksi ide-ide subjektif ke dalam Al-Qur'an dan menjadikannya objek penanganan yang sewenang-wenang. Fazlur Rahman menjelaskan metode ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu: pertama, pendekatan sejarah untuk menemukan makna teks Al-Qur'an dalam perjalanan karir dan perjuangan Nabi. Ketiga, pemahaman dan penetapan sasaran Al-Qur'an dengan mempertimbangkan sepenuhnya latar belakang sosiologisnya.77 c.
Cara ini dapat dilakukan dengan (1) membawa permasalahan (sosial) masyarakat untuk dicari solusinya dalam Al-Qur'an atau (2) menafsirkan Al-Qur'an dalam konteksnya dan memproyeksikannya pada situasi saat ini. Lebih lanjut Fazlur Rahman menawarkan metode berpikir yang terdiri dari dua gerak, yaitu: pertama, metode berpikir dari yang khusus ke yang umum (induktif), dan yang kedua, metode berpikir dari yang umum ke yang khusus (deduktif). Mengenai cara berpikir yang pertama, langkah pertama adalah memahami prinsip-prinsip Al-Qur'an sedangkan as-Sunnah adalah bagian organiknya.
Sektor sosial dari perintah-perintah Al-Qur'an mempunyai latar belakang situasional, seperti halnya turunnya Al-Qur'an sendiri mempunyai latar belakang sosial-keagamaan yang sangat konkrit yaitu kemusyrikan dan disekuilibrium sosial-ekonomi masyarakat Mekkah pada awal Islam; Perintah-perintah Al-Qur’an tidak muncul begitu saja, namun selalu turun sebagai solusi atas permasalahan aktual. Kumpulan prinsip-prinsip yang diambil dari Al-Qur'an dengan cara yang dijelaskan di atas (yaitu dalam gerakan pemikiran pertama) harus diterapkan pada masyarakat Muslim dalam konteks saat ini. Sebagaimana latar belakang ajaran Al-Qur'an harus dikaji untuk memperoleh prinsip-prinsip umum Al-Qur'an, situasi masa kini juga harus dikaji untuk memperoleh prinsip-prinsip penerapan hukum dalam situasi tersebut.
Kemudian, untuk menerapkan metode ini, Rahman menerapkan tiga tahapan, yaitu: pertama, merumuskan pandangan dunia terhadap Al-Qur'an, kedua, mensistematisasikan etika Al-Qur'an, dan ketiga, membudayakan etika al-Qur'an dalam konteks kemudian. .Sekarang. Contoh penerapan metode Fazlur Rahman dapat diambil dari berbagai pemikirannya, seperti persoalan konsep hidup sunnah, riba dan bunga bank, pembagian zakat, perbudakan dalam Islam, dan dalam bidang pendidikan.
Konsep Pendidikan dan Aplikasi Pemikiran Fazlur Rahman
Lebih dari itu, menurut Fazlur Rahman, pendidikan Islam juga dapat dipahami sebagai suatu proses untuk menghasilkan manusia yang integratif (ilmuwan), yang di dalamnya diakumulasikan sifat-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur, dan sebagainya. 0,79. Berdasarkan Al-Qur’an, tujuan pendidikan menurut Fazlu Rahman adalah mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga segala ilmu yang diterimanya menjadi organ dalam diri manusia yang kreatif seutuhnya, yang memungkinkan manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk kepentingan umat manusia. .dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan dan ketertiban dunia.80. Saat ini, pendidikan Islam menghadapi tantangan yang jauh lebih serius dibandingkan pada awal penyebaran Islam.
Tantangan tersebut berupa bangkitnya aspirasi dan idealisme umat manusia yang mempunyai kepentingan ganda, dimensi nilai ganda, dan tuntutan hidup yang multikompleks. Selain itu, ada beban psikologis yang ditanggung umat Islam dalam konfrontasinya dengan Barat. Dalam keadaan panik mental ini, strategi pendidikan Islam yang dikembangkan di seluruh dunia Islam bersifat universal. Akibatnya muncul kelompok yang menolak segala sesuatu yang berbau Barat, bahkan ada kelompok yang melarang adopsi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga jika kondisi ini terus berlanjut maka akan menyebabkan keruntuhan ummat Islam.
Menurut Rahman, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, pertama, tujuan pendidikan Islam yang bersifat defensif dan cenderung hanya fokus pada akhirat saja, harus segera diubah. kehidupan dunia dan akhirat secara bersamaan dan berlandaskan Al-Quran. Kedua, beban psikologis umat Islam menghadapi Barat harus segera dihilangkan.Untuk menghilangkan beban psikologis umat Islam, Rahman menyarankan agar dilakukan kajian sejarah Islam yang komprehensif dan sistematis mengenai pengembangan disiplin ilmu Islam seperti teologi, hukum, etika. , hadis dan ilmu pengetahuan, ilmu sosial dan filsafat, dengan berpedoman pada Al-Quran sebagai evaluatornya. Fazlur Rahman berpendapat bahwa “kita tidak bisa lepas dari sistem pendidikan Barat karena umat Islam juga ingin belajar dari dunia Barat, namun sistem pendidikan Barat telah melakukan dehumanisasi dan.
81 artikel, Anjar Nugroho S.Ag (Dosen Fakultas Agama Islam UMP) “Pembaruan Pendidikan Islam: Kajian Pemikiran Fazlu Rahman”. Namun yang saat ini menjadi kendala besar adalah sering terjadinya dikotomi dalam dunia pendidikan Islam. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Rahman, dunia pendidikan Islam harus memberikan ruang bagi ilmu-ilmu yang sekuler (modern), atau dalam arti luas harus ada integrasi antara agama dan ilmu sekuler/ilmiah. ilmu pengetahuan. .
Dengan demikian, silabus pembelajaran hendaknya mencakup ilmu-ilmu di luar agama, seperti sosiologi, antropologi, biologi dan sebagainya. Zaman selalu mengalami perkembangan, pendidikan Islam harus tanggap dan dituntut berkembang secara dinamis dalam mencetak manusia yang kritis dan kreatif agar mampu beradaptasi secara mandiri dengan lingkungan sekitarnya.
Analisis Penulis terhadap Pemikiran Filosofi Pendidikan Islam Fazlur Rahman
Selain menulis karya tentang sejarah, filsafat dan seni, ia juga harus fokus pada pemikiran Islam. Produk pemikirannya yang paling monumental adalah neomodernisme dan demokratisasi dalam pendidikan, sehingga tidak ada lagi dikotomi dalam pendidikan itu sendiri. Ia mencoba mengajak umat Islam untuk sadar secara ilmiah, tidak hanya melihat perkembangan ilmu pengetahuan yang signifikan di Barat, namun mencoba bangkit dari keterpurukan yang sudah berlangsung lebih dari abad kedelapan ini.
Jika perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam mulai meredup, maka peradaban dunia Islam juga akan memudar, hal ini memberikan sinyal bahwa Islam akan mati. Dengan kemajuan penting ilmu pengetahuan Barat, umat Islam tidak boleh bersikap defensif dan menutup diri terhadap dunia Barat, namun bisa mengambil hal-hal baik dan bermanfaat dari Barat. Menurut Fazlur Rahman, harus ada integrasi antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu sekuler (modern) agar tidak terjadi dikotomi dalam pendidikan dan umat Islam tidak mengalami keterbelakangan dengan dunia barat.
Sejauh pemahaman penulis sendiri, pada dasarnya Fazlur Rahman mencoba membuka kembali masa keemasan era VII-XII, serta masa kemunduran umat Islam dari abad ke 12 hingga sekarang, ia mencoba membedakan dan membongkar masing-masing hal tersebut. fase. , dan mengajak kita untuk merenungkan sejarah dan dijadikan pelajaran untuk menciptakan kembali fase emas Islam yang ditangkap.