• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode FGD (Focus Group Discussion

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode FGD (Focus Group Discussion"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Guru memberikan penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas c. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dan siswa pintar ditugaskan ke setiap kelompok. Setiap siswa disuruh bergabung dengan siswa pintar lainnya berdasarkan minat, jenis kelamin, jarak antar tempat tinggal dan pemerataan anggota kelompok. Siswa yang membaca sebagian cerita dan mendiskusikannya dengan teman-temannya mendapat nilai penilaian lebih tinggi.

Siswa yang bekerja berpasangan dan berkelompok umumnya memperoleh hasil lebih baik dalam tes yang melibatkan penalaran dan berpikir kritis. Sebuah studi tahun 1988, bimbingan sejawat meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan interpersonal dengan memberikan umpan balik. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang mengetahui tentang apa yang sedang dipelajari antara lain menyebutkan, mendeskripsikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

Orang yang sudah memahami pokok bahasan atau materi harus mampu menjelaskan, memberi contoh, menyimpulkan, memperkirakan, dan sebagainya mengenai pokok bahasan yang dipelajari. Penerapan di sini dapat diartikan penerapan atau penggunaan hukum, rumusan, cara, asas dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. Kemampuan analitis ini terlihat dari penggunaan kata kerja, seperti mampu mendeskripsikan (membuat diagram), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

Contohnya, boleh menyusun, boleh merancang, boleh merumuskan, boleh menyesuaikan diri dan sebagainya dengan teori atau rumusan sedia ada.

SIKAP

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilih dengan segala resikonya adalah sikap tertinggi. Oleh karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan terhadap pengalaman akan lebih dalam dan bertahan lebih lama.

Seseorang yang dianggap penting, orang yang diharapkan persetujuannya, akan sangat mempengaruhi pembentukan sikap terhadap sesuatu. Sikap dan pola perilaku tertentu individu terbentuk karena mendapat penguatan (reinforcement, reward) dari masyarakat atas sikap dan perilaku tersebut, bukan atas sikap dan perilaku lainnya. Adanya informasi baru terhadap sesuatu memberikan landasan kognitif baru dalam pembentukan sikap, bila cukup kuat akan memberikan landasan afektif dalam menilai sesuatu, sehingga terbentuklah sikap tertentu.

Lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh terhadap pembentukan sikap karena meletakkan landasan bagi pemahaman dan konsep moral dalam diri individu. Konsep moral dan ajaran agama menentukan sistem kepercayaan yang berperan dalam menentukan sikap seseorang terhadap sesuatu. Sikap ini bersifat sementara dan akan hilang ketika rasa frustasinya hilang, namun bisa juga merupakan sikap yang lebih gigih dan bertahan lama.

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek tersebut maka proses selanjutnya adalah menilai atau bertindak terhadap stimulus atau objek stimulus tersebut. Oleh karena itu, indikator sikap sehat juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas yaitu. Sikap tentang cara menjaga dan menjalani hidup sehat merupakan penilaian atau pendapat seseorang tentang cara menjaga hidup sehat (perilaku).

Dengan kata lain pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olah raga, rekreasi (istirahat) atau istirahat yang cukup dan lain-lain bagi kesehatan. Sikap terhadap kesehatan lingkungan merupakan pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungannya dan pengaruhnya terhadap kesehatan.

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) 1. Pengertian

Suplemen gizi (tablet, kapsul atau bentuk lainnya) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Pada umumnya keluarga sudah mempunyai pengetahuan dasar tentang gizi. Namun sikap dan keterampilan serta kemauan bertindak untuk meningkatkan gizi keluarga masih rendah. Beberapa keluarga menganggap asupan makanannya cukup karena tidak merasakan dampak buruk apa pun. keluarga juga mengetahui adanya makanan yang lebih berkualitas, namun mereka tidak memiliki kemauan dan keterampilan untuk menyiapkannya (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007). Perilaku gizi seimbang adalah pengetahuan, sikap dan praktik keluarga, termasuk konsumsi makanan seimbang dan perilaku sehat.Makanan seimbang adalah pilihan makanan keluarga yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan setiap anggota keluarga dan dalam jumlah sesuai kebutuhan serta bebas kontaminasi.

Pemberian ASI eksklusif sangatlah bermanfaat, karena ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi, bahkan sangat mudah dan murah untuk diberikan kepada bayi. ASI juga dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Dinas Kesehatan DKI Jakarta 2002). 25 hari – hari pertama kelahiran, walaupun kecil, sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, oleh karena itu sebaiknya diberikan kepada bayi (Kementerian Kesehatan RI). ASI memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan, sehingga bayi hanya dapat menerima ASI selama enam bulan (ASI Eksklusif). Menurut Sunita Almatsier (2004), mengonsumsi makanan yang bervariasi merupakan upaya mendiversifikasi pola konsumsi pangan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pola makan. makanan yang dikonsumsi, yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat.

Memenuhi pola makan yang lengkap dan seimbang memerlukan makanan yang bervariasi. Mengonsumsi satu jenis makanan saja dalam jangka waktu yang relatif lama dapat mengakibatkan berbagai penyakit kurang gizi atau gangguan kesehatan. Keanekaragaman pangan dalam masakan yang dikonsumsi sehari-hari harus berasal dari minimal satu jenis pangan, sumber zat pengatur, hal ini merupakan penerapan prinsip diversifikasi minimal. Makanan sumber energi adalah makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak dalam jumlah tinggi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Bahan pangan sumber energi antara lain beras, jagung, gandum, singkong, ubi jalar, kentang, sagu, roti, dan mie. Minyak dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan energi. Sumber makanan pembangun adalah makanan yang mengandung protein yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel tubuh yang rusak. Bahan bangunan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. Makanan yang menjadi sumber pembangun adalah makanan yang mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk memelihara tubuh dan melancarkan pencernaan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).

Keanekaragaman makanan sangatlah penting, karena tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung nutrisi lengkap untuk memenuhi kebutuhan tubuh, kecuali ASI. Jika kita hanya mengonsumsi jenis makanan tertentu saja, bisa saja kita berisiko mengalami kekurangan nutrisi yang tidak terdapat pada makanan yang biasa kita konsumsi. Stunting merupakan masalah gizi buruk kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu lama akibat pemberian makanan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi.

Menurut WHO (2013), kekurangan makanan pendamping ASI, praktik menyusui dan infeksi, selain asupan, faktor rumah tangga dan keluarga (faktor ibu dan lingkungan rumah), juga menjadi penyebab terjadinya stunting. Malnutrisi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan pasien mudah sakit dan memiliki postur tubuh yang kurang optimal saat dewasa (Millennium Challenge Account-Indonesia). 30 Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian status gizi pendek dan sangat pendek didasarkan pada panjang badan menurut umur (PB/U ) indeks atau tinggi badan terhadap umur (TB/U), yang sesuai dengan istilah stunting (pendek) dan stunting berat (sangat pendek).

Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan RI (2016), dampak stagnasi jangka panjang adalah tingginya risiko penyakit seperti obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke dan kecacatan di usia tua, serta kualitas yang tidak kompetitif. pekerjaan. yang akan berdampak pada rendahnya produktivitas perekonomian. Ibu hamil harus mendapatkan nutrisi yang baik, jika ibu hamil mengalami KEK maka sebaiknya diberikan makanan tambahan.

Gambar  1.  WHO  conceptual  framework  on  Childhood  Stunting:  Context,  Causes,  and  Consequences with an emphasis on complementary feeding
Gambar 1. WHO conceptual framework on Childhood Stunting: Context, Causes, and Consequences with an emphasis on complementary feeding

Pengaruh Metode FGD terhadap Pengetahuan dan Sikap

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan di setiap rumah tangga, termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan penelitian Indarwati et al (2013), diketahui bahwa tingkat pengetahuan perawat dalam menilai tanda dan gejala awal penyakit secara umum setelah menggunakan metode FGD adalah sebanyak 42 orang (79,2%) masuk dalam kategori baik. . dan 11 orang (20,8%) masuk dalam kategori cukup. Menurut Rizki, pada tahun 2010 diketahui terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi pada siswa SMK kelas XI antara pretest dan posttest.

Berdasarkan penelitian Nurfaizal, 2016 diperoleh nilai rata-rata pemahaman siswa tentang bahaya seks bebas sebelum diberikan teknik Focus Group Discussion (FGD) adalah 8,67, setelah diberi perlakuan nilai rata-rata meningkat menjadi 21,53 . Selisih skor rata-rata sebesar 12,86, hal ini dapat diartikan bahwa layanan orientasi dengan teknik Focus Group Discussion memberikan dampak yang signifikan dan efektif terhadap peningkatan pemahaman siswa tentang bahaya seks bebas. Handayani, dkk (2009) menemukan adanya perbedaan yang signifikan metode diskusi kelompok dengan fasilitator mengenai sikap perilaku seksual pranikah, dengan mean pra diskusi sebesar 75,19 dan mean pasca diskusi sebesar 95,58.

Pengaruh Metode PGD terhadap Pengetahuan dan Sikap

Referensi

Dokumen terkait