Pada pengujian ini dilakukan penetapan kadar antioksidan TBHQ pada wafer.
Pertama sampel dihancurkan atau dihaluskan menggunakan mortar dengan tujuan memperluas permukaan sehingga lebih mudah larut dalam metanol dan asetonitril.
Kemudian sampel yang sudah halus diekstraksi langsung menggunakan metanol dan asetonitril dengan perbandingan (1:1). Selanjutnya dilakukan pengocokan menggunakan vortex, tujuannya agar TBHQ dari wafer yang diharapkan dapat melarut dalam pembawa. Setelah itu dilakukan sentrifugasi untuk membentuk dua fasa, yaitu fasa cair dan fasa padat. Fasa cair kemudian diambil dan disimpan didalam freezer, tujuan disimpan didalam freezeradalah untuk presipitasi senyawa yang telah diekstraksi.
Penentuan kadar antioksidan TBHQ ini dilakukan dengan menggunakan alat berupa Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), dengan menggunakan fasa balik, dimana polarisitas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam dengan menggunakan kolom C-18 sebagai fasa diam. Pada sistem ini analit yang lebih non polar akan tertahan lebih lama pada kolom daripada matriks yang lebih polar.
TBHQ dideteksi dengan detektor UV pada KCKT pada panjang gelombang 280 nm, karena TBHQ memiliki cincin aromatik dan gugus ausokrom golongan anion yaitu: –OH sehingga dapat dideteksi dengan detektor UV, sistem KCKT yang
digunakan pada kondisi fasa gerak metanol : asetonitril : asam asetat 1%
(70: 10 : 20) dengan laju alir 1 mL/min. dari kondisi tersebut diperoleh pemisahan dengan waktu analisis 6 menit dan waktu retensi 3,1 menit.
Metanol dan asetonitril dapat mengelusi TBHQ, digunakan sebagai fasa gerak dan merupakan pelarut semi polar yang umum digunakan. Asam asetat berfungsi untuk mengendalikan keasaman sistem sehingga dapat menahan ionisasi analit dan dapat memberikan pemisahan dengan resolusi yang baik dan puncak yang bagus.
Pada penelitian ini dilakukan uji kesesuaian sistem (UKS). UKS bertujuan untuk menentukan sistem analisis beroperasi secara benar atau tidak. Dilakukan dengan cara, larutan standar TBHQ pada konsentrasi 8 ppm diinjeksi sebanyak 6 kali.
Kemudian dilihat luas area, waktu retensi. Dihitung simpangan baku residual (SBR), didapat hasil dari luas area sebesar 0,987301%. Sedangkan SBR waktu retensi sebesar 0,258389%. Dilihat dari hasil tersebut sistem kromatografi dapat memenuhi syarat karena SBR luas area dan SBR waktu retensi tidak melebihi 2%.
Sebelum analisis pada sampel dilakukan verifikasi metode, yaitu suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa parameter analisis yang digunakan adalah linieritas, akurasi dan presisi.
Linieritas adalah kemampuan metode untuk menunjukan respon yang berbanding lurus dengan konsentrasi pada rentang tertentu. Didapat persamaan
persamaan regresi linier tersbut Standar deviasi (S
dan koefisien variansi (V variansi tida
penyebaran data
akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ 28 ppm
disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan dilihat pada
persamaan regresi linier tersbut tandar deviasi (S
dan koefisien variansi (V variansi tida
penyebaran data
akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ 28 ppm
disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan dilihat pada
persamaan regresi linier tersbut tandar deviasi (S
dan koefisien variansi (V variansi tida
penyebaran data
Dalam suatu
akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ 28 ppm
disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan dilihat pada
persamaan regresi linier tersbut tandar deviasi (S
dan koefisien variansi (V variansi tida
penyebaran data
Dalam suatu
akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ 28 ppm. Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan dilihat pada
persamaan regresi linier tersbut tandar deviasi (S
dan koefisien variansi (V variansi tidak mem penyebaran data
Dalam suatu
akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan dilihat pada tab
persamaan regresi linier tersbut tandar deviasi (S
dan koefisien variansi (V k mem penyebaran data
Dalam suatu
akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan
tab
persamaan regresi linier tersbut tandar deviasi (Sx0
dan koefisien variansi (V k mem
penyebaran data konsentrasi yang didapatkan kurang baik
Dalam suatu
akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan
tabel IV.1
persamaan regresi linier tersbut
x0) adalah dan koefisien variansi (V
k memenuhi syarat, karena melebihi 5 konsentrasi yang didapatkan kurang baik
Dalam suatu analisis
akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan
l IV.1
persamaan regresi linier tersbut ) adalah dan koefisien variansi (V
enuhi syarat, karena melebihi 5 konsentrasi yang didapatkan kurang baik
analisis
akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan
l IV.1.
persamaan regresi linier tersbut ) adalah dan koefisien variansi (V
enuhi syarat, karena melebihi 5 konsentrasi yang didapatkan kurang baik
analisis
akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan
. Hasil yang diperoleh persamaan regresi linier tersbut
) adalah 1,
dan koefisien variansi (Vx0) adalah 10.31
enuhi syarat, karena melebihi 5 konsentrasi yang didapatkan kurang baik
analisis, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan
Hasil yang diperoleh
persamaan regresi linier tersbut dapat dihitung standar deviasi, 1,856688011
) adalah 10.31
enuhi syarat, karena melebihi 5 konsentrasi yang didapatkan kurang baik
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah metode yang digunakan masih dapat memberikan hasil yang akurat.
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan
Hasil yang diperoleh
dapat dihitung standar deviasi, 856688011
) adalah 10.31
enuhi syarat, karena melebihi 5 konsentrasi yang didapatkan kurang baik
Gambar V.1
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan
Hasil yang diperoleh
dapat dihitung standar deviasi, 856688011
) adalah 10.31
enuhi syarat, karena melebihi 5 konsentrasi yang didapatkan kurang baik
Gambar V.1
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan
Hasil yang diperoleh
dapat dihitung standar deviasi, 856688011
) adalah 10.31
enuhi syarat, karena melebihi 5 konsentrasi yang didapatkan kurang baik
Gambar V.1
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ . Selanjutnya dilakukan prosedur disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan
Hasil yang diperoleh
dapat dihitung standar deviasi, 856688011 dengan
) adalah 10.31
enuhi syarat, karena melebihi 5 konsentrasi yang didapatkan kurang baik
Gambar V.1
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ
. Selanjutnya dilakukan prosedur ekstraksi dan disebutkan diatas. Dari hasil perhitungan diperole
Hasil yang diperoleh
dapat dihitung standar deviasi, dengan
) adalah 10.31%. Dari hasil yang didapat, enuhi syarat, karena melebihi 5
konsentrasi yang didapatkan kurang baik
Gambar V.1Kurva k
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
yang akan diekstraksi ditambahkan TBHQ konsentrasi masing ekstraksi dan
diperole Hasil yang diperoleh
dapat dihitung standar deviasi, dengan
. Dari hasil yang didapat, enuhi syarat, karena melebihi 5
konsentrasi yang didapatkan kurang baik
Kurva k
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
konsentrasi masing ekstraksi dan
diperole Hasil yang diperoleh negatif
dapat dihitung standar deviasi,
dengan koefisien korelasi adalah . Dari hasil yang didapat, enuhi syarat, karena melebihi 5
konsentrasi yang didapatkan kurang baik
Kurva kalibrasi
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
konsentrasi masing ekstraksi dan
diperoleh negatif
dapat dihitung standar deviasi,
koefisien korelasi adalah . Dari hasil yang didapat,
enuhi syarat, karena melebihi 5%. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi yang didapatkan kurang baik
alibrasi
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
konsentrasi masing ekstraksi dan
h persen perolehan negatif diakibatkan oleh dapat dihitung standar deviasi,
koefisien korelasi adalah . Dari hasil yang didapat,
%. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi yang didapatkan kurang baik.
alibrasi
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
konsentrasi masing
ekstraksi dan penetapan kadar yang telah persen perolehan
diakibatkan oleh dapat dihitung standar deviasi,
koefisien korelasi adalah . Dari hasil yang didapat,
%. Hal tersebut dikarenakan .
alibrasi
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
konsentrasi masing
penetapan kadar yang telah persen perolehan
diakibatkan oleh dapat dihitung standar deviasi, dan k
koefisien korelasi adalah . Dari hasil yang didapat,
%. Hal tersebut dikarenakan
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
konsentrasi masing
penetapan kadar yang telah persen perolehan
diakibatkan oleh dan k
koefisien korelasi adalah . Dari hasil yang didapat,
%. Hal tersebut dikarenakan
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
konsentrasi masing-masing 8
penetapan kadar yang telah persen perolehan
diakibatkan oleh dan ko
koefisien korelasi adalah . Dari hasil yang didapat,
%. Hal tersebut dikarenakan
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah
dapat memberikan hasil yang akurat.
masing 8
penetapan kadar yang telah persen perolehan
diakibatkan oleh
oefisien korelasi koefisien korelasi adalah . Dari hasil yang didapat,
%. Hal tersebut dikarenakan
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah Ekstrak sampel masing 8
penetapan kadar yang telah persen perolehan kembali
diakibatkan oleh
efisien korelasi koefisien korelasi adalah . Dari hasil yang didapat,
%. Hal tersebut dikarenakan
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah kstrak sampel masing 8
penetapan kadar yang telah kembali
terbuangnya efisien korelasi koefisien korelasi adalah
. Dari hasil yang didapat, koefisien
%. Hal tersebut dikarenakan
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah kstrak sampel masing 8; 20; dan penetapan kadar yang telah
kembali terbuangnya efisien korelasi
0,9531 koefisien
%. Hal tersebut dikarenakan
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah kstrak sampel
; 20; dan penetapan kadar yang telah kembali dapat terbuangnya efisien korelasi
9531 koefisien
%. Hal tersebut dikarenakan
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah kstrak sampel
; 20; dan penetapan kadar yang telah dapat terbuangnya efisien korelasi.
9531 koefisien
%. Hal tersebut dikarenakan
, metode dapat tepat tetapi tidak akurat. Maka, penetuan akurasi dalam penetapan kadar suatu sampel harus dilakukan guna melihat apakah kstrak sampel
; 20; dan penetapan kadar yang telah dapat terbuangnya
analit pada sampel. Maka hasil akurasi yang telah dihitung tidak memenuhi syarat, karena adanya galat, banyaknya matrik yang mengganggu hasil analisis, proses ekstraksi yang kurang baik sehingga senyawa TBHQ tidak terpisah dengan matrik sehingga perpotongan puncak kurang baik maka luas area matrik dan luas area standar saling berhimpitan, kesalahan cara pelaksanaan analisis dari analisa (personil) dan bukan karena metode, kesalahan alat dan pereaksi dapat disebabkan oleh pereaksi yang kurang murni, alat yang kurang valid atau pemakaian alat yang kurang tepat walaupun alat yang digunakan baik, kesalahan metode dapat disebabkan kesalahan pengambilan sampel dan kesalahan akibat reaksi kimia yang tidak sempurna.
Tabel V.1Akurasi
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara beulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogennya. Dilakukan proses ekstraksi sampel tiga kali, kemudian dibuat masing- masing kedalam Sembilan vial yang ditambahkan 8 ppm kemudian diinjeksikan ke dalam kolom KCKT. Dari hasil pengukuran dibuat kurva luas area puncak terhadap konsentrasi, kemudian dihitung RSD. Nilai RSD yang didapat adalah 26,55%.
Konsentrasi Luas area sampel Luas area Std + Sampel Kadar % Perolehan Kembali
8 1622304 2049052 2.019270032 25.2408754
8 1622304 2084365 2.239025838 27.98782298
8 1622304 2197374 2.942290469 36.77863086
20 1622304 3123328 8.704581062 43.52290531
20 1622304 3162119 8.945980758 44.72990379
20 1622304 3059223 8.305650188 41.52825094
28 1622304 5088103 20.9315432 74.75551143
28 1622304 4982404 20.27376932 72.40631901
28 1622304 5133863 21.21631158 75.77254135
Berdasarkan nilai RSD yang didapat tidak memenuhi syarat, yaitu lebih dari 5%. Hal ini diakibatkan oleh adanya galat yang mengganggu hasil analisis, adanya matrik yang mengganggu deteksi senyawa TBHQ, dan hasil akurasi yang tidak memenuhi syarat.
Batas deteksi (LOD) adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko.
Batas kuantitasi (LOQ) merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Pada analisis instrumen batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon blangko. Batas deteksi sebesar 5,570064033 ppm dan batas kuantitasi sebesar 18,56688011 ppm.
Sampel tidak bermerek pada pengujian HPLC, tidak terdeteksi adanya TBHQ.
Sampel bermerek pada pengujian HPLC, tidak terdeteksi adanya TBHQ. Jumlah sampel yang terdeteksi dibawah LOD jadi tidak terdeteksi, berhubungan dengan nilai akurasi yang rendah kemungkinan senyawa TBHQ terbuang saat diekstraksi.