121
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penagihan pajak aktif dengan surat teguran pada KPP Pratama Majalaya pada periode 2014 sampai 2016 dengan terdiri atas 12 triwulan menunjukkan secara keseluruhan mengalami fluktuatif cenderung meningkat di setiap periodenya.
Hal tersebut menggambarkan bahwa kurang dan rendahnya tingkat kesadaran juga kepatuhan wajib pajak dalam hal memenuhi kewajiban membayar pajak tepat waktu atau sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Penagihan pajak aktif dengan surat paksa pada KPP Pratama Majalaya pada periode 2014 sampai 2016 dengan terdiri atas 12 triwulan menunjukkan secara keseluruhan pertumbuhannya mengalami fluktuatif cenderung meningkat di setiap periodenya. Namun nilai nominal surat paksa yang dikeluarkan cenderung tidak lebih besar atau lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai nominal dari surat teguran pada setiap triwulan yang sama. Hal tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar wajib pajak telah melunasi utang pajaknya setelah diterbitkannya surat teguran.
3. Pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Majalaya mengalami fluktuatif cenderung menurun, dan masih jauh dari target pencairan berdasarkan nilai nominal dikeluarkannya surat teguran dan surat paksa. Hal tersebut
menggambarkan bahwa rendahnya tingkat kesadaran juga kepatuhan wajib pajak dalam hal memenuhi kewajiban membayar pajak atau utang pajak tepat waktu atau sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, dan kurangnya etika baik dari wajib pajak dalam mengindahkan surat penagihan pajak atas tunggakan pajaknya.
4. Pengaruh penagihan pajak aktif dengan surat teguran sebagai upaya pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Majalaya bernilai negatif dan memiliki hubungan yang berlawanan arah dengan tingkat hubungan yang rendah.
Artinya jika penagihan pajak aktif dengan surat teguran meningkat, maka pencairan tunggakan pajak tidak meningkat. Sehingga kesimpulannya penagihan pajak aktif dengan surat teguran tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak.
5. Pengaruh penagihan pajak aktif dengan surat paksa sebagai upaya pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Majalaya bernilai negatif dan memiliki hubungan yang berlawanan arah dengan tingkat hubungan yang sangat rendah.
Artinya jika penagihan pajak aktif dengan surat paksa meningkat, maka pencairan tunggakan pajak tidak meningkat. Sehingga kesimpulannya penagihan pajak aktif dengan surat paksa tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak.
6. Surat teguran dan surat paksa secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Majalaya. Artinya jika penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa meningkat, maka pencairan tunggakan pajak tidak meningkat.
5.2. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk KPP Pratama Majalaya, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh penagihan pajak aktif dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak. Dari hasil tersebut masih terdapat beberapa kinerja yang perlu dibenahi kembali dalam meningkatkan penerimaan pajak terutama dari wajib pajak yang memiliki tunggakan pajak.
Maka dengan dapat meningkatkan kinerja yaitu dengan cara meningkatkan penerbitan surat teguran pada wajib pajak yang belum melunasi kewajiban pajaknya yang telah jatuh tempo, dan meningkatkan penerbitan surat paksa untuk wajib pajak yang tetap tidak mengindahkan surat teguran yang telah diterimanya. Dengan semakin tingginya tunggakan pajak pihak KPP harus lebih menyoroti atau memusatkan perhatian untuk melakukan penagihan atas utang pajak yang memiliki nilai lebih besar.
2. Upaya peningkatan pencairan tunggakan pajak pada KPP Pratama Majalaya juga dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan dan sosialisasi terhadap wajib pajak akan pentingnya pajak bagi Negara. Adapun bentuk sosialisasi perpajakan secara langsung berinteraksi dengan wajib pajak atau calon wajib pajak seperti; early tax education, tax goes to school atau tax goes to campus, klinik pajak, seminar, workshop, perlombaan perpajakan seperti cerdas cermat, debat, pidato perpajakan dan artikel. Dan bentuk sosialisasi perpajakan secara tidak langsung seperti ; publikasi dan pemberitaan melalui
TV, radio, koran, majalah, tabloid, buku, brosur perpajakan, rubrik tanya jawab, penulisan artikel pajak, dan komik pajak.
3. Perlu diadakannya evaluasi secara berkala dalam hal penagihan pajak sehingga setiap wajib pajak dapat membayar tunggakan pajaknya dengan benar, tepat waktu, dan tidak terjadi kembali pembayaran pajak lewat jatuh tempo yang menyebabkan pencairan tunggakan semakin terulur waktu dengan dilanjutkannya tindakan selanjutnya seperti surat paksa, surat sita, bahkan sampai dengan penyitaan dan lelang.
4. Bagi wajib pajak disarankan agar lebih bersikap kooperatif serta lebih dapat meningkatkan kesadaran sebagai wajib pajak yang taat dan patuh dalam memenuhi kewajibannya sebagai warga Negara yang baik dengan melakukan pembayaran pajak tepat waktu sehingga tidak menimbulkan utang pajak dan secara tidak langsung ikut berkontribusi meningkatkan penerimaan pajak Negara dan mempercepat keberhasilan pembiayaan pembangunan Negara.
5. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian serupa dengan menambahkan objek pajak yang sekiranya memiliki pengaruh terhadap pencairan tunggakan pajak, seperti tindak lanjutan dengan Surat Perintah Melakukan Penyitaan. Selain itu juga, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meningkatkan periode terbaru dan dengan lebih banyak sampel yang digunakan agar dapat memberikan gambaran terbaru secara umum dan luas mengenai faktor-faktor apa saja yang memiliki pengaruh terhadap pencairan tunggakan pajak.
6. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan jumlah subyek penelitiannya yaitu tidak hanya pada satu KPP yang diteliti, tetapi beberapa KPP yang diteliti dengan tujuan untuk dapat membandingkan besarnya perolehan pencairan tunggakan pajak atas penagihan pajak aktif melalui surat teguran dan surat paksa dari masing-masing KPP, sehingga jika terdapat salah satu KPP yang hasil perolehan pencairan tunggakan pajak atas penagihan pajak aktif melalui surat teguran dan surat paksa dikategorikan rendah dapat ditindaklanjuti oleh pihak Kanwil sehingga KPP tersebut dapat mengoptimalkan kegiatan pencairan tunggakan pajak dan mencapai target yang telah ditetapkan.