110 BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) periode tahun 2009-2018, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Arus kas operasi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menunjukan arus kas operasi yang mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun 2009- 2018. Hal tersebut dikarenakan belum optimalnya penerimaan kas dari pelanggan dan pemerintah. Selain itu, kurangnya nilai arus kas operasi dapat mempengaruhi pembayaran kas kepada pemasok, karyawan, dan pengembalian kompensasi PSO kepada Pemerintah. Hal ini menjadikan kondisi kegiatan operasional perusahaan kurang stabil.
2. Arus kas investasi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menunjukan arus kas investasi yang mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun 2009- 2018. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan investasi aset tetap dan hak pengoperasian aset prasarana. Selain itu, kurangnya nilai arus kas investasi dapat mempengaruhi penurunan perolehan aset tetap, penambahan properti investasi, penambahan aset tak berwujud, investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. Hal ini menjadikan kondisi kegiatan investasi perusahaan kurang stabil.
3. Arus kas pendanaan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menunjukan arus kas pendanaan yang mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun 2009-2018. Hal tersebut dikarenakan perusahaan masih bergantung pada dana Penyertaan Modal Negara (PMN) serta masih adanya penerimaan pinjaman dari bank. Hal ini menjadikan kondisi kegiatan pendanaan perusahaan kurang stabil.
4. Ukuran Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menunjukan ukuran perusahaan yang mengalami peningkatan dari tahun 2009-2018. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset yang dikelola secara optimal.
5. Kinerja Keuangan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menunjukan kinerja keuangan yang mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun 2009-2018.
Hal tersebut dikarenakan kinerja keuangan secara keseluruhan mendapatkan nilai Net Profit Margin kurang dari 20%. Hal ini menjadikan perusahaan belum efisien dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.
6. Tidak terdapat pengaruh arus kas operasi terhadap kinerja keuangan dikarenakan penerimaan kas yang diterima sebagian besar dari piutang usaha, piutang lain-lain, piutang pada pihak ketiga, piutang lain-lain dan aset lancar lainnya.
7. Tidak terdapat pengaruh arus kas investasi terhadap kinerja keuangan dikarenakan pembelian aset tetap berwujud dan aset tetap tak berwujud yang akan mengurangi kas perusahaan sehingga penerimaan kas kurang optimal.
8. Tidak terdapat pengaruh arus kas pendanaan terhadap kinerja keuangan dikarenakan perusahaan melakukan pinjaman jangka panjang yang
mencerminkan perusahaan cenderung tidak dapat memenuhi kewajiban untuk memenuhi biaya operasional atau perusahaan melakukan investasi.
9. Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan, hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan maka semakin tinggi kinerja keuangannya. Hal ini dikarenakan semakin besar aset yang dimiliki perusahaan menunjukkan semakin besar perusahaan. Begitupun sebaliknya jika perusahaan mempunyai aset yang kecil menunjukkan semakin kecil perusahaan sehingga akan menjadi faktor pemicu baik tidaknya kinerja keuangan.
10. Terdapat arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan dikarenakan adanya arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan yang cukup maksimal, serta ukuran perusahaan yang meninggkat setiap tahunnya maka laba akan meningkat sehingga kinerja keuangan dapat dikatakan baik.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, hendaknya meningkatkan arus kas operasi dengan cara meningkatkan strategi penjualan dan mengurangi biaya operasional dalam kegiatan usahanya sehingga memungkinkan laba yang dihasilkan akan lebih tinggi dan dapat meningkatkan pula aktivitas operasi perusahaan.
2. Bagi perusahaan, hendaknya meningkatkan arus kas investasi dengan cara meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan aset agar menghasilkan
keuntungan yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan dan produktivitas dalam menghasilkan laba.
3. Bagi perusahaan, hendaknya mengusahakan terealisasinya penyertaan modal dari negara dengan cara mengoptimalkan penerimaan kas dari pelanggan, penerimaan kas dari uang muka penjualan, penerimaan kas dari bunga, dan penerimaan penjualan saham agar penyertaan modal negara dapat terealisasi setiap tahunnya.
4. Bagi perusahaan, hendaknya lebih meningkatkan ukuran perusahaanatau total aset dengan cara menambah aset lancar perusahaan sehingga dana internal perusahaan meningkat dan perusahaan akan lebih banyak menggunakan dana internal dibandingkan utang.
5. Bagi calon investor dan kreditor, hendaknya sebelum melakukan penanaman modal dan meminjamkan modal kepada perusahaan terlebih dahulu melihat kondisi arus kas karena arus kas merupakan sumber informasi bagi para investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan dana kasnya.
6. Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya pada penelitian ini, rentang waktu pengamatannya hanya 10 tahun yaitu dari tahun 2009-2018, variabel yang diteliti yaitu kinerja keuangan sebagai variabel independen dan arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan ukuran perusahaan sebagai variabel dependen yang hanya diteliti untuk perbedaan termporernya saja pada satu perusahaan yaitu perusahaan jasa, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk sektor di luar perusahaan jasa.
7. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya menambah variabel dependen yang akan diteliti jika akan melakukan penelitian yang sama. Selain menambah variabel, hendaknya menambah tahun penelitian dengan lokus penelitian yang berbeda.