62
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK
5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang
Berdasarkan perhitungan besaran ruang yang telah dibuat, maka berikut program ruang yang direncanakan:
A. PROGRAM RUANG DALAM
JENIS RUANG KAPASITAS (orang/unit) JUMLAH (m2) FASILITAS UTAMA PENGHUNI
Studio 325 unit 7800
1-Bed Room 55 unit 1980
2-Bed Room 20 unit 1200
Dapur bersama 2 orang 226.64
Laundry 4 unit 221
Living & Dining Area 4 unit 1691.04
Mushola Bersama 80 orang 240
Sirkulasi (30%) 4007.6
TOTAL 17,366.284 = 17,400
FASILITAS PENGELOLA
Ruang Manajer 2-3 Orang 30
Ruang Staf Keuangan 1 orang 12
Ruang Staf Administrasi 1 orang 8
Ruang Staf Pemasaran 2-3 orang 30
Ruang Staf ME 3-4 orang 42
Ruang Staf Keamanan 2-3 orang 30
Ruang Kerja Leader (Div.
Housekeeping) 1 orang 12
Ruang Rapat 3-7 orang 56
Ruang Tunggu Tamu 2-4 orang 10
Toilet Pria 3 orang 10.55
Toilet Wanita 3 orang 15.2
R. Istirahat staf 4 unit ±11,2
R. Ganti staf 4 unit 31.92
Pantry 1 unit 20
Sirkulasi 30% 95.6
TOTAL 414.47
FASILITAS SERVIS
Ruang Genset 1 unit 50
Ruang Trafo 1 unit 18
Ruang MDP 1 unit 15
Ruang PABX 1 unit 12
Ruang Cooling Tower 2 unit 10
Ruang Chiller 2 unit 20
63
Ground Tank 2 unit 30
Roof Tank 2 unit 50
Ruang Pompa 1 unit 20
Ruang Kontrol 1 unit 12
Ruang AHU 1 unit 30
Ruang IPAL
Water treatment 1 unit 24
Ruang Kontrol IPAL 1 unit 6
Penampung sampah 1 unit 20
Loading / Unloading 5 Orang 10
Gudang 1 unit 20
Janitor 1 unit 10.5
Tangga Darurat 9 unit 70
Tangga Umum 9 unit 81.27
Lift 4 unit 28.8
Sirkulasi 20% 107.514
TOTAL 645.084
FASILITAS PENUNJANG
Lobby Apartment 20 orang 66.5
Resepsionis 3 orang 15
Toilet Umum 6 orang 51.5
Sports Center 1 unit 200
Swimming Pool 50 orang 214.76
Retail 3 unit 240
Market 1 unit 400
Klinik dan apotek 1 unit 26
Co-Working Space 50 orang 270
Cafe & Restaurant 120 orang 448.4
ATM Center 5 orang 30
Sirkulasi 50% 981.08
TOTAL 2943.24
TOTAL RUANG DALAM 17,400 + 414.47 + 676.584 + 2943.24=21,434.29 B. PROGRAM RUANG LUAR
Jenis Ruang Kapasitas Jumlah (m2)
Taman 50 orang 400
Parkir Pengelola 10 mobil + 20 motor 180
Parkir Penghuni Apartemen
Dengan asumsi perbandingan motor dan mobil 60:40 dari 400 unit
2400+ 360 =2760
Parkir Tamu 30 mobil + 50 motor 675
Total Luas 4015
Sirkulasi 100% 4015
TOTAL 8030
64
TOTAL LUAS APARTEMEN 29.064,29
5.1.2 Tapak Terpilih
a. Tinjauan Skala Makro
Gambar 5. 1 Tapak Terpilih (Sumber: maps.google.com)
Lokasi berada di jalan Setiabudi, yang merupakan jalan besar. Jalan ini dapat menghubungkan langsung ke daerah Semarang bawah, maupun ke Ungaran. Tapak berada di kawasan yang memiliki akses ke sarana rekreasi dengan mudah, seperti Wisata Umbul Sidomukti, Dusun Semilir, dan Cimory Valley. Sedangkan untuk kebutuhan lifesytle berada di kawasan CBD terdapat Grand Edge Mall, Citraland Mall, Paragon City Mall dan DP Mall.
b. Tinjauan Skala Meso
Lokasi berada BWK VII Kota Semarang, tepatnya di Jl. Setiabudi, Sumurboto, kecamatan Banyumanik. Lokasi ini memiliki akses yang mudah dicapai karena berada di samping jalan besar. Selain itu, terdapat banyak area komersil di sekitarnya seperti tempat makan, area retail dan ruko, serta swalayan yaitu ADA Setiabudi dan Transmart Setiabudi. Jarak dari lokasi tapak menuju ke wilayah kampus seperti UNDIP, POLINES, dan lainnya hanya berkisar ±3.7 km dan dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor. Lokasi ini juga dilewati oleh jalur angkutan umum, sehingga akses untuk transportasi umum seperti BRT atau angkot sangat mudah dicapai.
Pada eksisting asli sudah terdapat banyak vegetasi, sehingga dapat dimanfaatkan apabila dalam perancangan desain menggunakan banyak vegetasi alami. Ke bagian utara view yang didapat adalah area persawahan, sedangkan view ke arah selatan dan barat daya adalah Gunung Ungaran.
c. Tinjauan Skala Mikro
Lokasi perancangan adalah sebuah area militer dan komersil dengan keberadaan beberapa pemukiman dan lembaga pendidikan. Tapak memiliki luas sekitar 14.000 m2.
 Jl. Setiabudi = Arteri Sekunder
 Lokasi : Jl. Setiabudi, Sumurboto, Kec. Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
 KDB : 60%
 GSB : 29 m dari As Jalan
 Ketinggian berdasarkan KKOP : 150 meter Batas Tapak
 Sebelah Utara : Bank Jateng & Kantor Samsat Semarang
 Sebelah Selatan : Sekolah Swasta Semesta
65
 Sebelah Barat : Kawasan Perumahan Militer
 Sebelah Timur : Area persawahan 5.2 Program Dasar Perancangan
5.2.1 Aspek Kinerja
A. Sistem Pencahayaan
 Pencahayaan Alami
Pencahayaaan alami, adalah sistem pencahayaan yang memanfaatkan cahaya matahari seoptimal mungkin dengan penciptaan bukaan-bukaan dan atau penempatan bahan-bahan transparan atau tembus cahaya. Sistem pencahayaan alami diterapkan di setiap fasilitas utama penghuni, fasilitas penunjang dan fasilitas pengelola. Untuk fasilitas servis diminimalisir menggunakan pencahayaan alami. Sedangkan untuk pencahayaan alami terbanyak digunakan untuk unit hunian, fasilitas bersama para penghuni, dan fasilitas penunjang.
 Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan dibutuhkan saat cuaca tidak memungkinkan dan untuk ruangan-ruangan yang butuh pencahayaan khusus. Sistem pencahayaan dibagi menjadi:
 Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Sistem pencahayaan ini digunakan pada ruang-ruang yang membutuhkan fokus kerja yang tinggi. Beberapa di antaranya adalah area co-working space, di atas meja kafe & resto, ruang kantor pengelola, dan resepsionis.
 Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Sistem pencahayaan difus digunakan pada seluruh ruangan, termasuk bagian koridor.
 Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Sistem pencahayaan tidak langsung digunakan pada ruang-ruang yang membutuhkan suasana teduh dan santai agar menciptakan ruang yang nyaman, seperti area dining & living room serta kafe & resto.
B. Sistem Penghawaan/Pengkondisian Ruang
 Sistem Penghawaan Alami
Sistem penghawaan alami dengan menggunakan sistem silang (cross ventilation).
Penghawaan alami menggunakan jendela besar diterapkan pada unit apartemen, serta ruang kantor pengelola. Sedangkan penggunaan boven di atas dan bawah dinding sehingga terjadi sirkulasi udara secara menyilang digunakan pada ruang- ruang selain unit kantor maupun apartmen seperti lavatory, gudang, toilet, dapur, dan sebagainya.
 Sistem Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan digunakan untuk mencapai kenyamanan fisik yang dibutuhkan 21ºC, penghawaan buatan diperlukan untuk menurunkan suhu rata-rata di musim panas menggunakan:
 AC Split – AC split ini memiliki 2 mesin yaitu indoor dan outdoor. Jenis AC ini digunakan untuk unit hunian, co-working area, kafe & resto, serta fasilitas bersama penghuni (dapur, living & dining area, dan laundry).
 AC Sentral – sistem AC ini memerlukan menara pendingin (cooling tower) dan
66 chiller yang diletakkan di luar bangunan. Untuk penggunaan di apartemen diletakkan di ruang-ruang publik, seperti koridor, hall, lobby, serta kantor pengelola. Pada setiap lantai yang menggunakan sistem AC ini memerlukan sebuah ruang untuk AHU (Air Handling Unit).
C. Sistem Jaringan Air Bersih
Sistem air bersih pada bangunan bisnis dan entertainment ini berasal dari PDAM dan air hujan yang didaur ulang dan digunakan untuk menyiram tanaman dan untuk keperluan MCK. Terdapat dua sistem pendistribusian air bersih :
 Down Feed System
Air bersih dari saluran PDAM /deep well masuk kedalam distribusi bangunan dan ditamung dalam ground reservoir, dengan menggunakan pompa air bersih kemudian dinaikkan ke reservoir pada atap bangunan untuk selanjutnya secara gravitasi air dialirkan ke tiap tiap lantai pada area retail dan hunian apartment.
 Up Feed System
Sistem distribusi ke atas, arah lairan air direncanakan dengan arah ke atas sehingga sumber / tampungan air harus berada lebih rendah daripada lubang distribusi. Pada bangunan bertingkat, biasanya sistem ini direncanakan dengan pengambilan air langsung dari sumur/ sumber air yang terletak di bagian bawah tanah yang menggunakan pompa air bersih di lairklan ke tiap – tiap ruangan.
D. Sistem Pembuangan Air Kotor
Sistem pengolahan air kotor yang digunakan adalah instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), untuk kemudian disalurkan ke pembuangan kota.
1. Grey Water Treatment
Air kotor yang disebut sebagai Grey Water berasal dari pembuangan wastafel, keran cuci dapur, dan keran musholla pada bangunan. Jenis air kotor ini dapat dikelola untuk kemudian didaur ulang dan dimanfaatkan sebagai fungsi yang sama.
2. Black Water Treatment
Air kotor yang disebut sebagai Black Water adalah air kotor yang berasal dari pembuangan toilet / water closet. Jenis air kotor ini dapat dikelola untuk kemudian didaur ulang dan dimanfaatkan Kembali namun hanya untuk penyiraman lansekap / area hijau di sekitar bangunan.
E. Sistem Jaringan Listrik
Sistem listrik ini terdapat beberapa sumber yaitu dari PLN , dan genset. Sumber utama litrik yaitu dari PLN. Untuk pendistribusiannya yaitu apartemen ini pada tiap-tiap pemakaian unitnya menggunakan sistem presentase untuk pada sistem pembayaran listrik, air dan kebersihan sehingga tidak ada bargainser / meteran listrik pada tiap unitnya.
F. Sistem Pengelolaan Sampah
Pembuangan sampah pada apartment pada umumnya adalah dengan menggunakan shaft sampah, sampah dari masing masing hunian dikumpulkan pada kantong – lantong sampah, kemudian dibuang melalui shaft sampah yang langsung sampai ke lantai dasar, dimana terdapat penampungan sampah.
G. Sistem Pencegahan Kebakaran
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran, perlu dilakukan upaya preventif (pencegahan kebakaran) dan represif (penyelamatan saat terjadi kebakaran). Pada
67 sistem otomatis penghuni hanya diperlukan untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan kebakaran. Berdasarkan standar SNI: 03 – 3985 – 1995 bahwa sistem deteksi adalah sistem yang berfungsi mendeteksi awal adanya suatu kebakaran.
Sistem ini dibagi menjadi:
 Alat deteksi asap (smoke detector)
 Alat detektor panas
 Alat deteksi nyala api (flame detector)
 Alarm Kebakaran
 Hidran Kebakaran
 Sprinkler
 Fire extinguisher H. Sistem Komunikasi
Berdasarkan penggunaannya, sistem komunikasi dibedakan ke dua kategori, yaitu:
1. Komunikasi Internal
Terjadi dalam satu bangunan. Beberapa alat komunikasi yang digunakan adalah intercom atau PABX, yaitu sebuah alat telekomunikasi yang dirancang khusus agar memudahkan komunikasi antar ruang
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi dari dalam bangunan maupun ke luar bangunan. Alat komunikasi ini dapat berupa telepon maupun faksimili.
I. Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang akan digunakan adalah sistem penangkal petir elektrostatis. Penangkal ini memiliki teknologi bersistem ESE (Early Streamer Emission) yang bersifat aktif. Sistem ini dipilih karena dari segi estetika, penggunaan sistem ini tidak mengganggu estetika bangunan karena tidak membutuhkan banyak tempat dalam pemasangannya. Pada bangunan ini, merk yang digunakan adalah merk Thomas dengan radius proteksi 125 m, pemasangan penangkal petir diletakkan pada lantai paling atas dengan ketinggian 4-6 m.
J. Sistem Keamanan
Prinsip keamanan dalam smart building ialah mencegah orang asing memasuki daerah tertentu, mendeteksi orang asing yang masuk, memonitoring daerah yang diamankan, card access control. Hal ini dapat diaplikasikan melalui One-Gate System Private Lift, pantauan petugaas security dan pengawasan CCTV.
K. Sistem Transportasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal yang digunakan pada bangunan apartment:
 Elevator (Lift)
Terdapat 2 jenis lift secara mekanikal, yaitu lift hidrolik (jenis piston tertanam dan piston di atas tanah), lift traksi atau katrol tetap. Untuk lift yang digunakan adalah lift penumpang yang terdapat di masing-masing lantai dengan dua jenis yaitu lift khusus penghuni dan lift umum, kemudian ada lift barang di area servis, dan lift pelayan di area pengelola.
 Tangga
68 Tangga yang digunakan adalah tangga umum sebagai sirkulasi vertikal, dan tangga darurat. Tangga darurat memiliki fungsi sebagai pelindung jika terjadi kecelakaan teknis dalam gedung.
5.2.2 Aspek Teknis
 Sistem Struktur
Suatu sistem struktur kerangka terdiri dari rakitan elemen struktur. Dalam sistem struktur konstruksi beton bertulang, elemen balok, kolom, atau dinding geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal. Sistem struktur yang digunakan adalah sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core). Pada sistem inti bangunan dapat memuat sistem sistem mekanis dan transportasi vertikal. Untuk spesifiknya adalah:
a. Lower Structure (Struktur Bawah)
 Pondasi Bore Pile mempunyai bentuk tabung yang penyaluran bebannya meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya. Pondasi ini mempunyai fungsi hampir sama dengan pondasi tiang pancang.
 Pondasi Rakit (raft) adalah plat beton kedap air yang diperkuat oleh balok beton terletak di bawah bangunan / seluruh luas bangunan, biasanya plat beton ini digunakan untuk lantai basement dengan cara merangkai menjadi satu kesatuan dengan dinding basement. Syarat pondasi rakit antara lain
b. Upper Structure
Terdiri dari: dinding, kolom, balok, pintu dan jendela, plat lantai dengan mempertimbangkan kekuatan sistem struktur yang digunakan, kestabilan antar struktur bangunan, keawetan sistem struktur, keamanan struktur bangunan yang dapat melindungi penggunanya, service ability yaitu sistem struktur dapat melayani kegiatan di dalamnya, dan dapat digunakan secara berkelanjutan. Untuk sub-structure menggunakan struktur kolom beton bertulang, struktur plat lantai dengan sistem plat dan balok, dan sistem single core untuk penopang inti bangunan.
Struktur atap terdiri dari rangka atap dan penopang rangka atap, rangka atap berfungsi menahan beban dari penutup atap. Struktur atap yang digunakan adalah atap dak beton dengan roof garden.
- Atap dak beton – merupakan plat beton yang difungsikan sebagai penutup atap, memiliki ketebalan minimal yaitu 7 cm dengan tulangan beton 1 lapis jarak antar tulangannya adalah 2x tebal plat.
- Roof Garden – atap dari dak beton dimanfaatkan sebagai taman.
 Sistem Modul
Sistem modul yang digunakan pada apartemen menggunakan modul horizontal dan vertikal, karena selain mempertimbangkan aktivitas dalam bangunan, modul ditentukan juga dengan mempertimbangkan kapasitas pengguna, karakter dan jenis ruang, serta penataan furnitur dalam ruang. Untuk modul vertikal lebih memperhitungkan perletakan sistem utilitas mekanikal dan elektrikal, serta tinggi ruang unit hunian. Sedangkan modul horizontal berdasarkan layout furnitur, aktivitas
69 pengguna unit hunian, fasilitas pengelola, fasilitas penunjang, jalur sirkulasi dan dimensi bahan bangunan sesuai standar umumnya.
5.2.3 Aspek Visual Arsitektural
Mid-Rise Apartemen untuk mahasiswa ini menggunakan konsep Co-Living dimana konsep ini paling jelas memengaruhi layout di setiap denah lantainya. Selain itu, karena target konsep Co-Living menyasar anak muda terutama mahasiswa yang membutuhkan kepraktisan dalam berkegiatan dan keleluasaan sirkulasi, sehingga pendekatan desain secara visual dibagi menjadi dua, yaitu interior dan eksterior.
1. Eksterior
Eksterior bangunan dibuat dengan konsep bahwa gedung tersebut tidak tertutup dan dapat terkoneksi dengan lingkungan sekitar. Dengan begitu, massa bangunan dibuat dengan memunculkan ruang-ruang semi terbuka sebagai bagian dari apartemen yang dapat menghubungkan area luar dengan bagian dalam apartemen.
Gambar 5.2 Praca4 Apartments (Sumber: www.archdaily.com)
Selain permainan dari bentuk massa bangunan, tampak dari apartemen juga dibuat dengan tampilan yang ringan dan menimbulkan kesan ramah dan menyambut bagi orang-orang yang melihatnya dari luar. Hal ini dimunculkan dengan penggunaan kaca di beberapa tempat sehingga dapat menimbulkan kesan perbedaan volum bangunan seperti apartemen berikut ini:
Gambar 5.3 Wohnregal Apartments and Ateliers (Sumber: www.archdaily.com)
70 2. Interior
Gambar 5.4 Praca4 Apartments (Sumber: www.archdaily.com)
Penggunaan style interior pada apartemen adalah minimalis dengan paduan gaya skandinavian. Dengan penggunaan 2-3 jenis warna maupun material, konsep interior ini selain memunculkan kesan teduh, juga menghemat ruang di dalamnya karena tidak banyak ornamen yang digunakan dan hanya menyediakan furnitur maupun perabotan yang dibutuhkan saja.
Gambar 5.5 Interior VM Apartments (Sumber: www.archdaily.com)