• Tidak ada hasil yang ditemukan

2).Bagaimana Implementasi Fatwa Dewan Syariah Nasional terhadap urbun di BPRS Al – Mabrur Babadan Ponorogo?.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "2).Bagaimana Implementasi Fatwa Dewan Syariah Nasional terhadap urbun di BPRS Al – Mabrur Babadan Ponorogo?."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Karena kategori nasabah mempengaruhi penyelesaian hutang dan klaim di BPRS Al – Mabrur dan memberikan perhatian khusus kepada nasabah tersebut. Alasan penulis memilih judul ini adalah karena peredaran uang di BPRS AL – Mabrur berpedoman pada fatwa Dewan Syariah Nasional. Al – Baqarah: 275 dan fatwa Dewan Syariah Nasional tentang pembiayaan Murabahah yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan praktik Murabahah.

Penegasan Istilah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitan

Manfaat Penelitian

Telaah Pustaka

Seterusnya, tesis yang ditulis oleh Lina Rahayu bertajuk “Kajian Perbandingan Jual Beli Urbun Menurut Ulama Shafiiyyah dan Ulama Hanabilah” dalam tesis tersebut menjelaskan bahawa ulama Syafiiyyah pada tahun Sementara itu, ulama Hanabilah dinilai dengan menggunakan qawl seorang sahabat iaitu sahabat Umar Ibn Khattab, yang diriwayatkan dalam kisah Nafi' ibn Harith. Manakala tesis ini akan membincangkan pelaksanaan fatwa pembiayaan murabahah Majlis Syariah Negara dengan masalah mekanisme pembiayaan murabahah, pelaksanaan urbun dan penyelesaian tuntutan murabahah bagi pelanggan yang tidak dapat membayar.

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertempat di BPRS Al – Mabrur Babadan Ponorogo karena lokasinya terletak di kota Ponorogo sehingga secara teknis memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian yang efektif dan efisien. Data Implementasi Dewan Syariah Nasional tentang mekanisme pembiayaan murabahah pada BPRS Al-Mabrur Babadan Ponorogo. Data – data pelaksanaan fatwa Dewan Syariah Nasional tentang urbun di BPRS Al – Mabrur Babadan Ponorogo.

Sistematika Pembahasan

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif, yaitu metode berpikir yang diawali dengan teori-teori, dalil-dalil dan ketentuan-ketentuan yang bersifat umum kemudian memaparkan kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus yaitu mencari landasan dasar murabahah, yaitu kemudian digunakan untuk mempelajari masalah yang dihadapi. terjadi di lapangan.

PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI

SEJARAH BPRS AL- MABRUR BABADAN PONOROGO

ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL TENTANG PEMBIAYAAN MUR BAHAH DI

PENUTUP

MUR BAHAH

MUR BAHAH

Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesanan) dengan harga jual sama dengan harga beli ditambah margin keuntungan. Bank harus memberi tahu nasabah secara jujur ​​mengenai harga pokok barang dan biaya-biaya yang timbul. G. Pelanggan membayar harga barang yang disepakati dalam jangka waktu tertentu yang disepakati. H. Apabila bank ingin mewakili nasabah dalam pembelian barang dari pihak ketiga, maka akad jual beli murabahah harus dilaksanakan setelah barang tersebut pada prinsipnya menjadi milik bank.

Atas pembelian dan penjualan tersebut, bank dapat meminta nasabah untuk membayar uang muka pada saat penandatanganan perjanjian pembelian awal. e. Jika nasabah kemudian menolak untuk membeli barang tersebut, maka biaya sebenarnya yang dikeluarkan oleh bank harus dibayar dari uang jaminan. F. Apabila uang jaminan lebih kecil dari kerugian yang harus ditanggung bank, maka bank dapat meminta sisa kerugian tersebut kepada nasabah. G.

Jika pembeli menjual kembali barangnya dengan untung atau rugi, ia tetap wajib melunasi utangnya kepada bank. Jika pembeli menjual barangnya sebelum jangka waktu angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya. Jika salah satu pihak dengan sengaja menunda pembayaran atau salah satu pihak lalai memenuhi kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan arbitrase syariah setelah konsultasi tidak mencapai kesepakatan.

Apabila nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal membayar utangnya, maka bank wajib menunda tagihannya sampai ia mampu kembali atau berdasarkan perjanjian.

URBUN/UANG MUKA

HUTANG PIUTANG 1. Pengertian

سْعم لع هسي ْنم

Profil BPRS Al Mabrur Babadan Ponorogo 1. Sejarah Berdirinya BPRS Al Mabrur

Dilihat dari sejarahnya, BPRS Al – Mabrur Babadan Ponorogo merupakan BPR Syariah pertama yang ada di Kabupaten Ponorogo. BPRS Al-Mabrur didirikan atas dasar keprihatinan anggota IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) terhadap perekonomian masyarakat Indonesia akibat krisis ekonomi khususnya umat Islam di Ponorogo, maka IPHI mengadakan program di bidang perekonomian yaitu mewujudkan pendirian BMT, dan perencanaan pendirian bank. Dengan berkembangnya bank syariah di Ponorogo, para pendiri bank tersebut berharap bank syariah dapat memberikan pelayanan perbankan kepada sebagian masyarakat yang tidak dapat dilayani oleh lembaga perbankan konvensional karena menggunakan sistem bunga yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.

Para pendiri bank ini berharap agar umat Islam di Ponorog yang masih mengimani Al-Quran sebagai pedoman hidup dan Hadist sebagai pedoman dalam beraktivitas, bertekad untuk mendirikan bank syariah yang akan memberikan pelayanan perbankan kepada masyarakat yang menolak non- Karena sistem perbankan syariah tidak sesuai dengan keyakinan mereka. Dengan didirikannya bank syariah di Ponorog, para pendiri berharap dapat memberikan wadah alternatif bagi umat Islam untuk mengamalkan aspek kehidupannya secara Islami, antara lain akhlak, aqidah dan syariah, karena hingga saat ini masyarakat masih mengamalkan syariah Islam secara parsial namun belum sepenuhnya. . Kami percaya bahwa bank syariah yang beroperasi dengan filosofi inti kemitraan dan keterhubungan dapat menciptakan perekonomian yang adil dan transparan, dan di sisi lain, bank dapat menghindari bahaya penyebaran negatif.

Prinsip Dasar Ekonomi Islam yang Diperjuangkan BPRS Al Mabrur Di tengah kerinduan dunia akan tatanan kehidupan yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan dan kepentingan manusia secara adil, maka kita harus menegakkan prinsip ekonomi halal dan barokah sebagai alternatifnya. menjawab. Oleh karena itu, pengelolaan bank syariah diharapkan dapat membantu terciptanya prinsip-prinsip ekonomi syariah selain menghasilkan keuntungan usaha yang mempunyai 5 (lima) prinsip yaitu. BPRS Al Mabrur dikelola oleh Direksi yang dalam operasionalnya diawasi secara tidak langsung oleh Dewan Komisaris, sedangkan produk simpanan dan pembiayaan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah.

Rapat umum pemegang saham merupakan kewenangan tertinggi dalam struktur organisasi BPRS Al Mabrur, karena dalam ABS ini segala kebijakan dapat dilaksanakan sepanjang berkaitan dengan kelangsungan dan kemajuan perusahaan. Untuk melayani nasabah di wilayah kerja BPRS Al Mabrur, bank memberikan layanan termasuk produk simpanan dan pembiayaan kepada nasabah. BPRS Al Mabrur bekerja sama dengan bank yang ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan ONH (Biaya Haji). 5) Tabungan Saya.

MEKANISME PEMBIAYAAN MURĀBAHAH DI BPRS AL – MABRUR BABADAN PONOROGO

Setelah formulir SKPP diisi, didaftarkan dan dimintakan disposisi kepada manajer pemasaran atau kepala cabang untuk menentukan siapa AO/petugas survei. Petugas AO diminta oleh customer service untuk membuat form aplikasi BI Checking ke SPV ID dengan persetujuan kepala cabang/manajer pemasaran. Setelah berkas mendapat disposisi, pihak customer service menyerahkannya kepada petugas pencatatan/AO yang ditunjuk. Setelah survey AO, analisa pembiayaan dan pengerjaan SKPP untuk dipresentasikan kepada manajer pemasaran/kepala cabang maksimal 25 juta.

Selanjutnya manajer cabang/manajer pemasaran mengulang pelanggan atau mencari informasi melalui crane atau tetangga atau pelanggan lama. Petugas AO diminta oleh customer care untuk membuat form aplikasi BI Checking ke SPV ID dengan persetujuan Kepala Cabang/Manajer Pemasaran. Dalam hal pembelian barang, bank dapat memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli sendiri barang yang dibutuhkan tersebut dengan surat kuasa murabahah.

Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pepesan) dengan harga jual sama dengan harga beli ditambah keuntungan. Dalam hal ini, bank harus secara jujur ​​menginformasikan kepada nasabah mengenai harga pokok barang dan biaya-biaya yang diperlukan. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pepesan) dengan harga jual sama dengan harga beli ditambah keuntungan.

Jika bank ingin mewakili nasabah dalam membeli barang dari pihak ketiga, maka akad jual beli mur bahah harus dilaksanakan setelah barang tersebut pada pokoknya menjadi milik bank.

1) Foto copy KTP suami istri  2) Foto copy Kartu keluarga  3) Foto copy Surat nikah
1) Foto copy KTP suami istri 2) Foto copy Kartu keluarga 3) Foto copy Surat nikah

Khusus untuk pembelian kendaraan baru baik sepeda motor, mobil maupun truk (pick up/truk) harus dilakukan uang muka/uang muka yang besarnya tidak ditentukan dan hanya berdasarkan kesepakatan antara bank dan bank. pelanggan potensial. Misal: harga mesin SUZUKI Satria FU terbaru = Rp 20 juta, maka deposit/deposit yang diperlukan minimal Rp. Kadang-kadang titipan/urbu terlebih dahulu disimpan di kantor BPRS kemudian disetorkan ke bandar atau sorum.

Untuk membeli sepeda motor atau mobil baru, uang mukanya disimpan terlebih dahulu di BPRS, kemudian BPRS menambah kekurangannya dan kemudian menyetorkannya ke dealer atau dealer. Untuk membeli sepeda motor atau mobil bekas, pelanggan dapat menyetorkan uang muka langsung ke dealer atau mobil. Pembiayaan murabahah terkadang menggunakan uang muka/urbun dan tidak menggunakan uang muka/urbun. Setiap pembelian barang terkadang menggunakan uang muka atau tidak menggunakan uang muka.

Di BPRS Al - Mabrur misalnya, pembelian barang memerlukan uang muka dan tidak ada toleransi penarikan. Yang umumnya menggunakan payout adalah: mobil, sepeda motor, sedangkan yang umumnya tidak menggunakan payout misalnya: laptop, mesin cuci, dll. Untuk pembelian barang tanpa pembayaran di muka, BPRS Al – Mabrur meminta jaminan untuk membiayai barang tersebut.

Deposit yang saya bayarkan ke BPRS Al - Mabrur sangat tinggi, namun angsuran bulanannya rendah.

Selain itu di BPRS Al - Mabrur cicilannya tergantung berapa saya minta anda membayarnya setiap bulan atau setiap 2 4 6 bulan sekali.46. Analisis Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04/DSN–MUI/IV/2000 tentang Mekanisme Keuangan Mur Bahah di BPRS Al – Mabrur Terhadap Mekanisme Keuangan Mur Bahah di BPRS Al – Mabrur Babadan Ponorogo. Dalam pembiayaan murābahah, BPRS Al – Mabrur memiliki izin murābahah yang diterbitkan oleh direksi BPRS Al – Mabrur dengan tujuan agar nasabah dapat membeli barang yang dibutuhkannya atas nama BPRS Al – Mabrur.

Selain itu ada 2 cara untuk mendapatkan pelanggan. Yang pertama adalah nasabah sendiri yang datang ke BPRS AL – Mabrur dan melalui proses yang panjang untuk mendapatkan pembiayaan murabahah. Menurut penulis implementasi Fatwa Dewan Syariah Nasional No.4/DSN – MUI/IV/2000 tentang pembiayaan murābahah di BPRS Al – Mabrur sudah sesuai dengan implementasinya. Di BPRS Al – Mabrur, kami menggunakan surat kuasa murabahah yang diberikan kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkan nasabah atas nama BPRS Al – Mabrur.

Apakah sepeda motornya terjual lalu nasabahnya kabur (hilang kontak) sehingga merugikan BPRS Al - Mabrur. Selama ini uang muka di BPRS Al - Mabrur Babadan Ponorogo dinilai terlalu besar dibandingkan pembiayaan lainnya. Selain itu, persentase urbun BPRS AL – Mabrur mengacu pada 3 aspek yang dijelaskan pada bab III.

Menurut penulis, BPRS Al – Mabrur memberikan keleluasaan waktu kepada nasabah dan memberikan kesempatan kepada nasabah untuk melunasi hutang dan piutangnya.

PENUTUP

Saran-Saran

Bagi BPRS Al – Mabrur Babadan Ponorogo, dalam menerapkan praktik pembiayaan murabahah, pihak bank harus benar-benar berhati-hati dalam melakukan pembiayaan. Yazid Afandi, Fikh Muamalah, Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009 Daeng Naja, Akad Bank Sheria, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2011. Atang Abd Hakim, Fikh Perbankan Sheria: Transformasi Fiqih Muamalah Menjadi Perundang-undangan, Ad11, Bandung:

Referensi

Dokumen terkait