Nama : Venti Julianti NIM : K1318078
BAHAN PROYEK NILAI MAKSIMUM-MINIMUM
Definisi
Misal Df daerah asal f yang memuat titik c, sehingga
1. f(c) adalah nilai maksimum pada Df jika f(x) ⤠f(c), untuk semua x di Df
2. f(c) adalah nilai minimum pada Df jika f(c) ⤠f(x), untuk semua x di Df
3. f(c) adalah nilai ekstrim pada Df jika f(c) adalah nilai maksimum atau nilai minimum.
Teorema : (Eksistensi Nilai Maks-Min)
Jika f kontinu pada suatu selang tutup maka f mencapai nilai maksimum dan minimum pada selang itu.
Note :
Selang tutup tidak menjamin akan selalu ada nilai maksimum dan nilai minimum di dalamnya.
Contoh :
Fungsi g tidak kontinu di x = 2
Teorema : (Titik Kritis)
Misal f didefinisikan pada selang I yang memuat titik c. Jika f(c) adalah nilai ekstrim maka c haruslah suatu titik kritis yaitu berupa salah satu dari 3 titik berikut:
1. Titik ujung dari I,
2. Titik stasioner dari f, yaitu titik dimana fâ(c) = 0, 3. Titik singular dari f, yaitu titik dimana fâ(c) tidak ada
Note : Nilai maksimum dan nilai minimum hanya mungkin dicari pada titik kritis.
Kontraposisi teorema (titik kritis) :
Jika f tidak memiliki titik kritis maka f tidak memiliki nilai ekstrim.
Pada selang [1,3]
Nilai maksimum g : tidak ada Nilai minimum g : 0
Pernyataan yang salah : Jika f memiliki titik kritis maka f memiliki nilai ekstrim Pernyataan yang benar : Ada f memiliki titik kritis namun tidak memiliki nilai ekstrim.
Kemonotonan dan Kecekungan Kemonotonan
Definisi
Misal đ terdefinisi pada interval đź, dikatakan bahwa
(i) f naik pada I jika untuk setiap pasangan bilangan đĽ1 dan đĽ2, dan đĽ1 < đĽ2 anggota I berlaku đ(đĽ1 ) < đ(đĽ2 ) .
(ii) đ turun pada I jika untuk setiap pasang bilangan đĽ1 dan đĽ2, dan đĽ1 < đĽ2 anggota I
berlaku đ(đĽ1 ) > đ(đĽ2 ) .
(iii) đ monoton murni pada I, jika đ naik pada đź atau turun pada đź.
Teorema : (Kemonotonan)
Misal đ kontinu pada interval đź dan terdiferensiasi pada setiap titik di đź maka a) Jika đ Ⲡ(đĽ) > 0 untuk setiap titik di đź maka đ naik pada đź
b) Jika đ Ⲡ(đĽ) < 0 untuk setiap titik di đź maka đ turun pada đź.
Kecekungan Definisi
Misal đ terdiferensiasi pada selang buka đź, dikatakan bahwa đ cekung ke atas pada đź jika đâ˛
menaik pada đź dan dikatakan bahwa đ cekung ke bawah pada đź jika đⲠmenurun pada đź.
Teorema (Kecekungan)
Misal đ terdiferensiasikan dua kali pada selang buka đź maka
a) Jika đ â˛â˛ (đĽ) > 0 untuk setiap titik di đź maka đ cekung ke atas pada đź.
b) Jika đ Ⲡâ˛(đĽ) < 0 untuk setiap titik di đź maka đ cekung ke bawah pada đź.
Pernyataan yang salah : Jika f naik pada I maka fâ(x) > 0 untuk semua titik dalam dari I Pernyataan yang benar : Ada f naik pada I namun ada x0 anggota dari I dengan fâ(x0) < 0.
Definisi
Misal f kontinu pada I
Titik (c,f(c)) dikatakan titik belok dari f jika f cekung ke atas di satu sisi dan cekung ke bawah di sisi lainnya.
Definisi
Misal đ adalah daerah asal đ dan đ â đ. Dapat dikatakan bahwa :
1) đ(đ) nilai maksimum lokal đ pada đ jika terdapat selang buka I yang memuat đ sedemikian sehingga đ(đ) ⼠đ(đĽ),âđĽ â đź ⊠đ
2) đ(đ) nilai minimum lokal đ pada đ jika terdapat selang buka I yang memuat đ sedemikian sehingga đ(đ) ⤠đ(đĽ),âđĽ â đź ⊠đ
3) đ(đ) nilai ekstrim lokal đ pada đ jika đ(đ) nilai maksimum lokal atau nilai minimum lokal
Teorema : (Uji pertama untuk ekstrim lokal)
Misal đ dapat didiferensialkan pada selang buka (a,b) yang memuat titik kritis c :
1) Jika đâ˛(đĽ) > 0 untuk semua đĽ â (đ, đ) đđđ đâ˛(đĽ) < 0 untuk semua titik đĽ â (đ, đ) maka đ(đ) adalah nilai maksimum lokal
2) Jika đâ˛(đĽ) < 0 untuk semua đĽ â (đ, đ) đđđ đâ˛(đĽ) > 0 untuk semua titik đĽ â (đ, đ) maka đ(đ) adalah nilai maksimum lokal.
3) Jika đâ˛(đĽ) bertanda sama untuk kedua belah pihak, maka đ(đ) bukan nilai ekstrim
Teorema : (Uji kedua untuk ekstrim lokal)
Misal f terdiferensialkan dua kali pada setiap titik dalam selang terbuka (a,b) yang memuat c dan misal f â(c) = 0
1. Jika f â(c) < 0 maka f(c) nilai maksimum lokal 2. Jika f â(c) > 0 maka f(c) nilai minimum lokal
Menggambar Grafik Fungsi
Diperlukan beberapa informasi yang akan membantu dalam menggambar grafik fungsi, antara lain :
1. Daerah asal 2. Asimtot tegak
3. Turunan pertama untuk melihat kemonotonan 4. Turunan kedua untuk melihat kecekungan 5. Garis singgung tegak
6. Asimtot datar
7. Titik potong dengan sumbu-x dan titik potong dengan sumbu-y