PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN NET INTEREST MARGIN TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.
Syahrul Irwandi1, Sutardjo Tui2, Nurfaidah3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
This research aims to find out the effect of Loan to Deposit (LDR) and Net Interest Margin (NIM) on Return On Assets at PT. Bank Mandiri. This research was conducted at PT. Bank Mandiri. The data used in this research was financial reports of PT. Bank Mandiri consisting of Balance Sheet and Profit and Loss Report in 2016-2020, and several literature reviews. The analysis method used was the measurement ratio consisting of Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), profitability ratio using Return On Asset (ROA), simple regression analysis, heteroscedasticity test, normality test, multiple regression analysis, determination, F test analysis and t-test analysis. The results of this research indicate that during 2016-2020 period, the level of LDR, NIM, and ROA was fluctuated. The result of simple regression analysis show that LDR positively and significantly affect on company profitability. Based on the results of hypothesis testing, it is concluded that the level of Loan to Deposit Ratio (LDR) at PT. Bank Mandiri has a positive and significant effect on the increase of profitability, while Net Interest Margin (NIM) has no effect on the company profitability.
Keywords: Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Return On Asset (ROA).
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi suatu negara membutuhkan pengelolaan sumber ekonomi yang ada secara terencana serta terpadu dan dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan di negara tersebut. Para instansi dibidang perokonomian ikut serta dalam mengelola dan menggerakkan seluruh kemampuan perekonomian agar bisa maksimal. Lembaga keuangan khususnya yang memiliki peran yang sangat strategis didalam mendorong perekonomian suatu Negara.
Pendekatan yang masuk akal untuk kebijakan moneter adalah dengan mengontrol kebijakan suku bunga dan kebijakan kredit.
Perhatian khusus diperlukan dalam hal ini jika kebijakan suku bunga diharapkan dapat membantu mencapai tujuan kebijakan moneter yang dapat meningkatkan simpanan warga dan mengurangi tekanan inflasi. Di sisi lain, kebijakan suku bunga juga bertujuan untuk mendorong kegiatan produksi jika kegiatan tersebut untuk mendukung pembangunan ekonomi.
Dalam perkembangan saat ini perbankan memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber modal bagi masyarakat dan
pemangku kepentingan lainnya, hal ini yang bisa berperan aktif dalam peningkatan perkonomian, oleh karena itu aturan yang ditetapkan bank erat kaitannya dengan kebijakan moneter. Perekonomian mendapatkan manfaat dari lembaga keuangan dalam bentuk mekanisme alokasi sumber daya yang efisien dan efektif. Ini dikenal sebagai mediasi. Posisi strategis bank ibarat instrumen yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efisien dan efektif untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat (Sigit Triandaru, 2016: 10). Dengan proses mediasi ini, bank berperan penting dalam menggerakkan dana masyarakat yang sebagai salah satu sumber utama pembiayaan dunia usaha digunakan baik untuk investasi maupun produksi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia melakukan bailout bank-bank yang dinilai tidak sehat. Antara lain pergantian kepemimpinan, peningkatan kualitas aset produksi, mendorong pemegang saham untuk menambah modal, dll. Namun demikian, masih mustahil untuk meningkatkan kinerja para korban. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kinerja perbankan secara
keseluruhan, jika hal ini terus berlangsung maka secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian suatu negara.
PT. Bank Mandiri adalah salah satu bank dengan aset terbesar kedua. Laporan keuangan 2019 menyebutkan bahwa total aset bank Mandiri adalah Rp. 1,206 triliun, dengan kenaikan 9,9% laba bersih konsolidasi menjadi 27,5 triliun. Dana pihak ketiga yang besar dapat menambah jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat. Bank Mandiri telah menyiapkan berbagai produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang pada akhirnya akan memperbaiki kondisi perekonomian di Indonesia.
Kunci sukses sebuah bank terletak pada pengelolaan perbankannya sendiri yang harus mampu merebut hati masyarakat agar perannya sebagai financial intermediary dapat berfungsi dengan baik. “Menurut Sofyan.
2015, kinerja perbankan ditunjukkan melalui indikator keuangan yang menentukan kinerja perbankan. Kinerja keuangan perbankan dapat digambarkan melalui laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan hasil operasinya pada waktu tertentu atau selama periode tertentu. Kinerja keuangan bank dapat diukur dengan menggunakan berbagai indikator keuangan, seperti kecukupan modal, profitabilitas, manajemen risiko, profitabilitas, dan likuiditas. Bank yang sehat adalah bank yang diukur dengan peningkatan profitabilitas (Kasmir, 2015). Efisiensi kinerja bank muncul dari kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional dengan biaya yang efisien agar bank dapat menghasilkan laba yang lebih besar.
Untuk menghindari pemborosan atau kerugian maka pengelola bank sangat perlu memperhatikan setiap komponen sumber pembiayaan dan kredit karena sebagian besar sumber pembiayaan dari pengelola bank tersebut dibayar kembali melalui pemberian pinjaman yang tentunya memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dibandingkan pembiayaan pihak ketiga. Perbedaan suku bunga antara pinjaman dan bunga dana pinjaman adalah pendapatan bunga bersih bank. Net Interest Margin (NIM) mencerminkan risiko pasar akibat pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan bank.
Menurut peraturan Bank Indonesia, “indikator risiko pasar adalah tingkat suku bunga yang diukur dari selisih antara tingkat bunga
finansial dan suku bunga pinjaman, atau secara absolut selisih antara total biaya. bunga pembiayaan dan total biaya bunga pinjaman.
Dalam istilah perbankan dikenal dengan Net Interest Margin (NIM) (Mawardi, 2015)”.
Oleh karena itu, besarnya NIM berpengaruh terhadap laba rugi bank yang selanjutnya mempengaruhi kinerja bank.
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio likuiditas yang mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi LDR, semakin tinggi keuntungan bank (dengan asumsi bank dapat menyalurkan pinjamannya secara efisien). Ketika laba bank meningkat, efisiensi bank juga meningkat. Akibatnya, besar kecilnya indeks LDR bank mempengaruhi kinerja bank.
TINJAUAN LITERATUR
Ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan di masa yang akan datang, merupakan pemahaman konsep likuiditas dalam indikator ini. Pengaturan likuiditas terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban- kewajibannya yang harus segera dibayar.
Likuiditas dinilai dengan mengingat bahwa aktiva bank kebanyakan bersifat tidak liquid dengan sumber dana dengan jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas antara lain dari besarnya cadangan sekunder (secondary reserve) untuk kebutuhan likuiditas harian, rasio konsentrasi ketergantungan dari dana besar yang relatif kurang stabil, dan penyebaran sumber dana pihak ketiga yang sehat, baik dari segi biaya maupun dari sisi kestabilan. Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Disamping itu bank juga harus dapat menjamin kegiatan dikelola secara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaan likuiditas yang tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi assetnya secara cepat dengan kerugian yang minimal (SE.
Intern BI, 2004).
Menurut Sudirman (2016:159), Loan to Deposit Ratio menunjukkan perbandingan antara volume kredit dibandingkan volume deposit yang dimiliki oleh bank. Hal ini berarti menunjukkan tingkat likuiditas semakin kecil
dan sebaliknya karena sumber dananya (deposit) yang dimiliki telah habis digunakan untuk membiayai financing portofolio kreditnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito.
Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80% hingga 110%.
Jika angka rasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah 80% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun.
Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio LDR 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik.
Kemudian jika rasio LDR bank mencapai lebih dari 110%, berarti total kredit yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun.
Rumus Loan to Deposit Ratio sebagai berikut (Kasmir, 2015:290):
Loan to Deposit Ratio = Kredit/(Dana Pihak Ketiga +Modal Sendiri) X 100%
Oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. Jika rasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif).
Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.5/2003, salah satu proksi dari resiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasar dapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman diberikan (lending) atau dalam bentuk absolute, yang merupakan
selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman. Didalam dunia perbankan dinamakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit).
Pada penelitian ini, penulis menggunakan rasio profitabilitas yaitu Return on Asset (ROA). Menurut lampiran Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 15/43/DPNP tanggal 21 Oktober 2013 Return On Assets (ROA) adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dalam 12 (dua belas) bulan terakhir dibandingkan dengan rata-rata Volume Usaha dalam periode yang sama sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Return On Assets atau ROA adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan (Pandia, 2017:71). ROA merupakan indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank. ROA menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektifitas dalam penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba.
Sedangkan menurut ketentuan Bank Indonesia Dalam penelitian ini Return on Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan adalah karena Return on Asset digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset.
Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar.
Apabila Return on Asset meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Hasibuan, 2014). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, maka standar ROA yang baik adalah sebesar 1,5%, meskipun ini bukan suatu keharusan.
Loan To Deposit Rasio
(X1)
LOAN TO DEPOSIT RATIO (X1)
Net Interest Margin (X2)
Return On Assets (Y)
RETURN ON ASSETS
(Y)
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dan kerangka pemikiran teoritis di atas maka diperoleh hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1 :“Diduga bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk”.
Hipotesis 2 : “Diduga bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk”.
Hipotesis 3 : “Diduga bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Gambar 1. Model Penelitian
Sumber: Syahrul Irwandi (2020).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Waktu penelitian direncanakan selama dua bulan, terhitung sejak proposal ini telah diajukan dan diseminarkan.
Jenis data yang digunakan adalah: 1) Data kualitatif, analisis yang dilakukan terhadap data–data yang non-angka seperti hasil wawancara dan bacaan dari buku- buku yang terkait dengan penelitian; 2) Data kuantitatif, yaitu data yang dapat dilihat atau data yang berupa angka-angka, dalam hal ini data yang merupakan laporan keuangan per kuartal selama 5 tahun terakhir (2016-2020) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Sumber data yang digunakan adalah: 1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber utama berupa data dari hasil pengamatan langsung serta wawancara dengan beberapa karyawan perusahaan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk; 2)Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber
informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Data ini diperoleh dari laporan keuangan per kuartal PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, selama lima tahun terakhir (2016-2020).
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Penelitian kepustakaan (library research), yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literatur, karya ilmiah, buku-buku yang menyangkut teori-teori yang relevan dengan masalah yang akan dibahas; 2) Penelitian lapangan (field research), yaitu metode pengumpulan data yang dengan dilakukan di lokasi (objek penelitian) secara langsung.
Adapun langkah–langkah yang dilakukan untuk memperoleh data dilakukan dengan cara meminta data, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:
1) Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan penjabat yang berwenang yang ada kaitannya dengan objek penelitian; 2) Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung terhadap objek penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian dan pembahasan merupakan penggambaran tentang hasil yang diperoleh dalam penelitian. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis statistik.
Analisis deskriptif merupakan analisis yang mengacu pada deskripsi kondisi perusahaan.
Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 26.0.
Adapun data mengenai rasio-rasio keuangan LDR, NIM terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Mandiri periode 2016-2020 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1. Rasio Keuangan LDR, NIM, dan ROA PT Bank Mandiri (Persero)Tbk
Periode 2016-2020
BULAN TAHUN LDR
(X1) NIM (X2)
ROA (Y) DESEMBER 2016 85,86 6,29 1,95 MARET 2017 89,22 5,69 2.38
JUNI 2017 88,61 5,65 2,61 SEPTEMBER 2017 89,05 5,64 2,72 DESEMBER 2017 88,11 5,63 2,72 MARET 2018 90,67 5,61 3,17 JUNI 2018 94,17 5,51 3,04 SEPTEMBER 2018 92,48 5,52 2,96 DESEMBER 2018 96,74 5,52 3,17 MARET 2019 93,82 5,55 3,42 JUNI 2019 97,94 5,49 3,08 SEPTEMBER 2019 92,52 5,49 3,01 DESEMBER 2019 96,37 5,46 3,03 MARET 2020 94,91 5,26 3,55 JUNI 2020 87,65 4,76 2,23 Rasio Tertinggi 97,94 6,29 3,55 Rasio Terendah 85,86 4,76 1,95
Rata-Rata 91,87 5,53 2,98
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2016-2020).
Berdasarkan pada tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa nilai Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) cukup fluktuatif pada tahun 2016-2020. Kita bisa lihat di tahun 2019 nilai LDR merupakan nilai tertinggi selama periode penelitian yaitu 97,94% pada September 2019, sedangkan terendah 85,86% pada Maret tahun 2015. Sejak tahun 2016 hingga tahun 2020, rasio LDR mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, khususnya pada tahun 2019 mencapai nilai 97,94%. Ini disebabkan karena pada tahun 2019 Bank Mandiri mengalami peningkatan baik dari sisi kredit maupun sisi dana pihak ketiga. Volume kredit pada Bank Mandiri juga meningkat sehingga nilai LDR cukup tinggi pada tahun 2019. Namun pada dilihat bahwa rata-rata nilai yaitu 91,87%, dimana nilai ini sudah diatas dari ketentuan BI yakni 80-110%. Sementara itu pada rasio Net Interest Margin nilai tertinngi pada Desember 2016 yaitu 6,29% dan terendah pada Juni 2020, sedangkan rata-rata NIM yaitu 5.53%.
Nilai ini hampir mencapai ketentuan kesehatan bank oleh BI yaitu 6% keatas. Oleh karena itu Bank Mandiri harus lebih meningatkan strategi pricing management dalam upaya mendukung bank dalam menguasai pasar pendapatan.
Pada Maret 2020 diperoleh nilai tertinggi Return On Asset Bank Mandiri sebesar 3.55% dan nilai terendah sebesar 1.95% pada Desember 2016. Sedangkan nilai rata-rata ROA sebesar 2.97% sudah sesuai
dengan syarat ROA dari Bank Indonesia, yakni di atas 1,5%.
Rasio LDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dan pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.
Pergerakan rasio LDR terhadap ROA pada Bank Mandiri selama periode penelitian
Tabel 2. Uji Multikolinearitas
Sumber: data diolah (2020).
Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa nilai tolerance dan VIF dari variabel LDR dan NIM sama yaitu sebesar 0,925 dan 1,081. Oleh karena itu dapat, disimpulkan bahwa dalam model ini tidak terdapat masalah multikolinearitas antara variabel bebas karena nilai tolerance masih berada di bawah nilai 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10.
Tabel 3.Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS di atas, dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson pada Model Summary adalah sebesar 2,412. Berdasarkan ketentuan pengujian D-W diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi pada model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas dengan
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama- sama terhadap variabel tidak bebas. Dalam uji ini kita melihat pengaruh LDR (X1), variabel NIM (X2) secara bersama-sama terhadap variabel ROA (Y) yang digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 4. Hasil Uji F
Pada tabel menunjukkan angka hasil uji F menghasilkan Fhitung sebesar 10,379.
Sementara itu nilai pada tabel distribusi nilai Ftabel adalah 3,81. Oleh karena Fhitung 10,379 > Ftabel 3,81 maka H0 ditolak dan Ha diterima. sehingga hipotesis yang diajukan yaitu bahwa tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset dapat diterima.
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri atas Loan to Deposit Ratio (X1) dan Net Interest Margin (X2) terhadap Return On Asset (Y). Pada tabel di bawah dapat kita lihat hasil uji-t tersebut.
Tabel 5. Hasil Uji-t
Berdasarkan data hasil olahan SPSS di atas, maka diperoleh penjelasan sebagai berikut :
1. Variabel Loan to Deposit Ratio (X1) mendapatkan statistik uji t = 4,263 dengan signifikansi 0,001. Koefisien hasil uji t LDR menunjukkan tingkat signifikansi 0,001 dimana nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 (<5%). Untuk thitung yang dihasilkan adalah sebesar 4,263 sedangkan ttable 2,178. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel (4,263
> 2,178). Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa Loan to Deposit Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset. Hal ini berarti kemampuan bank dalam menyalurkan kredit dari pihak ketiga kepada pihak kreditur berpengaruh terhadap tingkat pendapatan atau laba bank tersebut.
2. Variabel Net Interest Margin (X2) mendapatkan statistik uji t = -0,383 dengan signifikansi 0,709. Koefisien hasil uji t dari NIM menunjukkan tingkat signifikansi 0,709 lebih kecil dibandingkan 0,05 (<5%).
Pada uji statistik nilai t hitung lebih besar dari t tabel (-0,383 < 2,178) maka dapat disimpulkan bahwa NIM tidak berpengaruh terhadap variabel Return on Asset. Hal ini berarti kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan bunga bersih tidak berpengaruh terhadap tingkat pendapatan bank akan total assetnya.
Bunga bersih merupakan salah satu
komponen pembentuk laba
(pendapatan), karena laba merupakan komponen pembentuk return on asset, maka secara tidak langsung jika pendapatan bunga bersih meningkat maka laba yang dihasilkan bank juga meningkat, sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan bank tersebut. Dari hasil uji t di atas, variabel independen yaitu LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset Bank Mandiri sedangkan NIM tidak berpengaruh terhadap Return On Asset Bank Mandiri, sehingga hipotesis yang diajukan yaitu bahwa secara parsial variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan sehingga H1 bisa diterima, sedangkan Net Interest Margin (NIM), tidak berpengaruh terhadap Return on Asset
pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sehingga H2 ditolak.
Tabel 6. Koefisien Determinasi (R2)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai adjusted R2 adalah 0,573. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 57,3% Return on Asset (ROA) dari Bank Mandiri dipengaruhi oleh variasi dari kedua variabel independen yang digunakan, yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM).
Sedangkan sisanya sebesar 42,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian.
Dengan Demikian, hubungan kedua variabel bisa dikatakan kuat karena nilai R square mendekati 1.
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Berganda
Sumber: data diolah (2020).
Dari tabel di atas, dengan melihat angka yang berada pada kolom unstandardized coefficient beta, maka dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = -4,920 + 0,091X1 + -0,099X2 Dari persamaan regresi tersebut maka dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu LDR dan NIM terhadap ROA pada Bank Mandiri sebagai berikut:
1. Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar -4,920. Angka tersebut menunjukkan tingkat Return on Asset (ROA) yang akan diperoleh oleh bank jika tingkat LDR dan NIM diasumsikan nol (diabaikan).
2. Variabel Loan to Deposit Ratio memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,091%. Nilai koefisien positif menunjukkan bahwa LDR terhadap jumlah ROA positif. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan LDR sebesar 1 persen, maka
ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0,091% dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan.
3. Variabel Net Interest Margin memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -0,099%. Nilai koefisien yang negatif menunjukkan bahwa NIM tidak berpengaruh terhadap ROA.
Dari hasil analisis berganda diatas menunjukkan bahwa pengaruh nilai Loan to Deposit Ratio nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai Net Interest Margin. Pada data yang terlihat ROA bank ini cukup tinggi namun pengaruh LDR kecil terhadap ROA, ini disebabkan karena jumlah kredit yang disalurkan kepada masya rakat masih kurang, jika dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang dimiliki. Ini berarti bahwa perusahaan masih belum mampu menyalurkan aktiva produktifnya dengan efektif. NIM bank mandiri yang cukup tinggi pengaruhnya terhadap ROA disebabkan karena besarnya pendapatan bank sangat dipengaruhi oleh pendapatan bunga yang didapat oleh bank.
PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian yang telah peneliti paparkan terhadap data penelitian yang telah terkumpul yang kemudian diolah, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil penelitian Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk; 2) Berdasarkan hasil penelitian Net Interest Margin (NIM) tidak berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk; 3) Berdasarkan hasil penelitian Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan merumuskan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan masukan dan bahan pertimbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain sebagai berikut: 1) Pada pembahasan dapat dilihat bahwa pengaruh LDR terhadap ROA lebih kecil
dibandingkan dengan NIM. Ini dapat berarti Bank Mandiri masih belum memamnfaatkan dengan baik aktiva produktifnya. Untuk itu, penulis menyarankan agar bank lebih meningkatkan lagi kualitas dan kuantitas penyaluran kreditnya dengan lebih aktif menyalurkan dana kepada masyarakat sampai pada batas yang diterapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 80%-110%. Hal ini disarankan karena hasil persentase Loan to Deposit Ratio (LDR) yang dicapai oleh Bank Mandiri selama lima tahun terakhir masih di bawah standar tersebut. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah antara lain dengan mempermudah syarat pengajuan kredit dan memberi tingkat suku bunga yang relatif rendah. Dengan optimalnya nilai LDR maka dalam kegiatan usahanya, bank akan selalu memperoleh keuntungan; 2) Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian secara fokus dengan menambah jumlah objek penelitian maupun memperpanjang time series, serta diharapkan agar dapat menambah referensi tentang pengaruh rasio LDR dan NIM terhadap ROA.
DAFTAR PUSTAKA
Sartono, Agus. (2015). Manajemen Keuangan Teori dan Perencanaan keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Darsono & Ashari. (2015). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Syafri, Sofyan. (2015). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suad Husnan, (2016). Teori Portofolio dan Analisis Sekurita. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Bisnis, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Hasibuan, Malayu. (2014). Dasar Dasar Perbankan. Cetakan kelima. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan:
Teori dan Penerapan. Buku 2.
Yogyakarta: BPFE.
Kasmir. (2015). Dasar-Dasar Perbankan.
Edisi Satu. Jakarta: PT. Rasa Grafindo Persada.
Latumaerissa. (2015). Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: BPFE.
Kuncoro, Mudrajad & Sudrojod. (2016).
Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
Mahardian, Pandu. (2013). Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang tercatat di BEJ Periode Juni 2007-Juni 2012). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Asset kurang dari 1 triliun). Jurnal Bisnis Strategi. Vol. 14. No.1. Juli. pp 83 – 94.
Nainngolan, Marnov. (2014). Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO terhadap ROA Bank Umum Indonesia.
Sudirman, M. (2016). Buku Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan. Jakarta PT.
Raja Grafindo Persada.
Sofyan, Sofriza. (2015). Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Perbankan di Indonesia. Media Riset Bisnis &
Manajemen. Vol.2. No.3. Desember. Pp 194 – 219.
Pandia, Agnes. (2017). Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wijaya, Krisna. (2015). Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan (Buku II dan III). Jakarta: Salemba Empat
Surat Edaran Bank Indonesia No.6/73/Intern DPNP 24 Desember 2004. Perihal Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS RATING) Bank Indonesia. Jakarta.
Triandaru, Sigit & Totok Budisantoso. (2016).
Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat.
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Atas Undang – Undang No.7 Tahun 1992