• Tidak ada hasil yang ditemukan

batas pembeda wanprestasi & penipuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "batas pembeda wanprestasi & penipuan"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

WANPRESTASI DAN PENIPUAN

Perbedaan Wanprestasi dan Penipuan

Bisa jadi perjanjian itu diterima oleh salah satu pihak karena adanya serangkaian kebohongan atau tipu muslihat atau cacat yang tersembunyi. Secara teori, perbuatan di bawah tangan banyak mengandung rawan penipuan, hal ini bisa disebabkan oleh ketidaktahuan salah satu pihak atau “kepintaran” pihak lain.

Konteks Penegakan Hukum Tentang

Bisa jadi salah satu pihak dengan cara menipu, berbohong, menggunakan nama palsu atau martabat palsu menerima perjanjian tersebut, padahal kenyataannya mereka tidak mengetahui apa yang diterima. Satu pihak berpendapat bahwa hal tersebut bukan merupakan tindak pidana, namun di sisi lain merupakan tindak pidana penipuan.

HUBUNGAN HUKUM BISNIS KONTRAKTUAL

Wanprestasi

Asas kejujuran yang menjadi syarat terbentuknya suatu perjanjian terkadang tidak diikuti oleh salah satu pihak, apalagi salah satu pihak yang mengadakan perjanjian “buta hukum”. Dalam konteks kasus di atas, hal ini mengakibatkan kerugian salah satu pihak yang tidak memenuhi hak dan kewajibannya dalam kontrak yang disepakati kedua belah pihak, karena salah satu pihak tidak memenuhi kinerja yang diharapkan. salah satu pihak.

Cacat Kehendak Beserta Akibat Hukumnya

41Mariam Darus Badrulzaman, Buku III KUH Perdata tentang Hak Perikatan beserta Penjelasannya, Alumni Bandung, 1996.h. Dalam penerbitannya kita dapat melihat bahwa Buku III mengatur tentang perjanjian-perjanjian yang merupakan hukum kolonial Belanda.

Definisi Perikatan

Pasal 1233 BW menyatakan bahwa: “Tiap-tiap perjanjian timbul, baik karena perjanjian maupun karena hukum.” Ada undang-undang yang memuat kewajiban yang tidak bisa dinilai dengan uang, misalnya UU No.

Pembatalan Kontrak

Penipuan menjadi dasar batalnya suatu perjanjian apabila penipuan yang dilakukan oleh salah satu pihak sedemikian rupa sehingga jelas dan nyata bahwa pihak yang lain tidak akan mengadakan perjanjian jika penipuan itu tidak dilakukan. Berdasarkan tuntutan pihak yang dibohongi maka hakim dalam putusannya akan membatalkan akad atau perjanjian tersebut, apabila dapat diterima maka tidak akan menutup akad atau perjanjian tersebut. Ada yang mengatakan bahwa penyalahgunaan keadaan (misbruik van keadaan) merupakan “sebab atau sebab” yang tidak diperbolehkan.

Apabila syarat-syarat subyektif tidak terpenuhi, maka akibat hukum suatu perjanjian dapat “dibatalkan”, membatalkan suatu perjanjian yang tidak memenuhi syarat-syarat subyektif tersebut atas permintaan pihak yang tidak mampu atau pihak yang dengan sukarela memberi persetujuan. Praktisnya, tidak menutup kemungkinan pihak yang berkepentingan untuk meminta kepada hakim berdasarkan kenyataan bahwa kontrak itu tidak sah. Sedangkan bentuk “batal” mengandung makna bahwa suatu kontrak mengandung cacat kemauan, namun kontrak tersebut tetap berlaku bagi para pihak, sepanjang kontrak tersebut tidak dibatalkan oleh hakim atas permintaan salah satu pihak yang berkepentingan.

HUBUNGAN HUKUM KONTRAKTUAL

Penipuan dalam Hukum Pidana

Unsur obyektifnya adalah: membujuk/menggerakkan orang lain dengan menggunakan alat persuasi/menggerakkan dengan menggunakan nama palsu, syarat palsu dan berbagai kata-kata palsu, penipuan untuk: menyampaikan sesuatu, membuat hutang dan melunasi hutang. Menggunakan nama yang bukan milik sendiri, atau menggunakan nama orang lain atau nama tambahan dengan istilah yang tidak diketahui orang lain. Serangkaian kebohongan yang diceritakan secara terstruktur membentuk sebuah cerita yang dapat diterima secara logis dan benar.

Niatnya harus ditujukan untuk memperoleh keuntungan yang haram, sehingga pelaku harus mengetahui bahwa keuntungan yang dituju itu adalah haram atau melanggar hak orang lain. Menurut unsur pasal 378 KUHP ada perbuatan pidana formil dan perbuatan materiil, untuk perbuatan formil yaitu berupa larangan, siapapun yang melakukan suatu perbuatan sebagaimana diatur dalam Pasal 378 KUHP dapat dikenai sanksi. dipidana, sedangkan tindak pidana materil adalah cara-cara yang dilakukan oleh perbuatan seseorang, hal ini ditunjukkan dengan penggunaan nama palsu, penggunaan istilah-istilah palsu, penggunaan serangkaian kata-kata palsu, penggunaan tipu muslihat, dalam suatu cara untuk membujuk seseorang agar menyerahkan sesuatu atau mengikuti keinginan pelakunya. Niat dengan kemungkinan (dolus eventualis).85 Karena dalam Pasal 378 KUHP disebutkan bahwa kesengajaan itu termasuk bentuk kesengajaan yang pertama (sengaja).

Sifat Melawan Hukum

Bahwa putusan Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor: 91/PID/2015/PT.DKI., tanggal 21 Mei 201, memperkuat putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 1379/Pid.B/2014/PN .Jkt.Pst., tertanggal 24 Februari 2015, hanya boleh direvisi mengenai hukuman khusus bagi terdakwa-II. Hal ini bertujuan untuk menyelamatkan perusahaan (PT. Ena Sarana Energi) terkait pekerjaan perbaikan sarana dan prasarana pertambangan milik PT. Splitsing), dengan saksi Yoko Vera Mokoagow yang diperkenalkan oleh Richard Ruaw, sekitar bulan Mei 2013, dimana saksi Yoko Vera Mokoagow bermaksud menjual tanah dan bangunan berupa bengkel atau Agen Minyak Premium dan Solar (APMS) yang berdiri di atas tanah, dan terdiri dari tiga sertifikat yaitu SHM No.1/Tompaso Baru I/1978 Gambar Situasi No.740/1978 seluas 860 M2, SHMNo.43/. Bahwa terdakwa Linda Wakary dan Julianto Samola dalam perkenalan ini dengan maksud menguntungkan diri sendiri telah menyampaikan hal tersebut kepada saksi. korban) akan membeli tanah beserta bangunan SPBU atau Agen Minyak Premium dan Solar (APMS) milik saksi Yoko Vera Mokoagow yang terletak di Desa Tompaso Wilayah Minahasa Selatan dan berdasarkan keinginan terdakwa, korban menyaksikan Yoko Vera Mokoagow sepakat dengan terdakwa Linda Wakary dan Julianto Samola, menjual tanah beserta bangunan SPBU atau Agen Minyak Premium dan Solar (APMS) kepada para terdakwa sejumlah Rp lima miliar rupiah) dengan rincian Rp satu miliar rupiah) untuk pembelian tanah berdasarkan SHM no.I/Desa Tompaso Baru Satu, SHM No.43/Desa Tompaso Baru Satu, Rp. empat miliar rupiah) untuk pembelian Bisnis Agen Premium dan Minyak Solar (AMPS), dan untuk meyakinkan saksi Yoko Vera Mokoagow tentang objek pembelian tersebut, terdakwa Linda Wakary membayar uang muka sebesar dua ratus lima puluh juta rupiah) dan sisanya sebesar empat milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) dibayar oleh terdakwa satu bulan kemudian yaitu pada tanggal 26 Juli 2013, dan apabila terdakwa Linda Wakary tidak membayarnya dalam jangka waktu satu bulan maka diadakan perjanjian jual beli. tanah dan bangunan SPBU atau Agen Minyak Premium dan Solar (APMS) yang disaksikan Yoko Vera Mokoagow selaku pemiliknya, dengan sendirinya tidak sah, sesuai kesepakatan yang dibuat oleh terdakwa Linda Wakary dan saksi Yoko Vera Mokoagow dihadapan Notaris Inge. Sofian, S.H., M.kn.

Mencabut putusan Pengadilan Tinggi Manado nomor 49/PID/2016/PT.MND tanggal 18 Agustus 2016 menguatkan putusan Pengadilan Negeri Manado nomor 90/PID/2016/PN.Mnd tanggal 13 Juni 2016; Menyatakan bahwa terdakwa LINDA WAKARY terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan, namun perbuatan tersebut bukan merupakan tindak pidana; Oleh karena itu, membebaskan tergugat dari segala tuntutan hukum; Memulihkan hak terdakwa atas kedudukan, kedudukan, kehormatan dan martabatnya; Ratio Decidendi, Hakim Mahkamah Agung RI berpendapat, putusan Pengadilan Tinggi Manado Nomor 49/PID/2016/PT.MND tanggal 18 Agustus 2016 menguatkan putusan Pengadilan Negeri Manado Nomor. Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Manado nomor 77/PID/2016/PT.MND, tanggal 26 Oktober 2016, yang mengoreksi putusan Pengadilan Negeri Manado nomor 252/Pid.B/2015/PN.Mnd, tanggal 13 Juni 2016.

KONSEP ANTE FACTUM DAN POST FACTUM

Konsep Ante Factum

Apakah para pihak dibenarkan menurut hukum dalam mengadakan suatu perjanjian, karena perjanjian itu dibuat dengan itikad baik? Mengenai ketidakdewasaan dapat dilihat pada ketentuan Pasal 47 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang menjelaskan bahwa orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum berumur 18 tahun (delapan belas tahun).98. Selanjutnya, anak di bawah umur dapat ditemukan dalam ketentuan Pasal 1 angka 26 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa anak-anak berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun.99.

Mengenai anak di bawah umur, hal ini dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menjelaskan bahwa anak adalah setiap orang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan. jika itu demi kepentingannya.102. Lebih lanjut diatur juga mengenai anak belum dewasa sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, yang menjelaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun.104. 106 Lihat Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Konsep Post Factum

Yang dimaksud dengan 'tidak berbuat apa-apa' kemudian adalah membiarkan sesuatu (bangunan) atau mempertahankan sesuatu (bangunan) yang sebenarnya seolah-olah tidak ada kesepakatan yang dibuat oleh para pihak. Menurut pasal 1248 BW, ganti rugi hanya dapat diberikan sebagai akibat langsung dan segera dari tidak dipenuhinya suatu kewajiban. Menurut Subekti,122 kompensasi seringkali dibedakan menjadi tiga unsur yaitu biaya, kerugian dan bunga (dalam bahasa Belanda disebut kosten, schden dan interesten) yang diperuntukkan.

Terkait dengan tuntutan ganti rugi, undang-undang memberikan ketentuan yang membatasi apa yang dapat dituntut sebagai ganti rugi. Sebagaimana dilindungi undang-undang (lihat Pasal 1338(3) KUH Perdata) dalam pelaksanaan kontrak/perjanjian, dilindungi pula dalam bidang ganti rugi dengan ketentuan-ketentuan yang membatasi ganti rugi. Saat mengadakan kontrak atau perjanjian saat menghadapi perselisihan, terkadang mereka menyertakan klausul penyelesaian perselisihan (“klausul penyelesaian perselisihan” atau klausul tengah malam”) dalam kontraknya.

Batas Pembeda Wanprestasi dan Penipuan

Amerika Serikat Sembilan Ratus Ribu Dolar Amerika Serikat) tidak dapat dilaksanakan seluruhnya sesuai jadwal oleh Terdakwa Haryono Eddyarto dengan saksi Naldy Nazar Haroen ; Bahwa janji Terdakwa Haryono Eddyarto mengenai pembayaran sebesar tiga ratus lima puluh ribu Dollar Amerika Serikat) kepada saksi Naldy Nazar Haroen yang akan dieksekusi pada tanggal 11 September 2013, belum dipenuhi; Naldy Nazar Haroen sejumlah Rp lima miliar seratus sembilan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk penjaminan 20% sahamnya, saksi H.

Naldy Nazar Haroen meminta kepada terdakwa Haryono Eddyart untuk memenuhi hak gadai sahamnya karena surat wesel nomor GA 235137 tanggal 16 Oktober 2013 sejumlah lima miliar seratus sembilan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah yang diberikan oleh terdakwa Haryono Eddyarto , tidak dapat diuangkan, maka tetap menguasai 20% saham milik saksi H. Naldy Nazar Haroen dan sisanya sebesar Rp tiga miliar seratus sembilan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dengan cek Standard Chartered nomor CAA 742167 tanggal 12 November 2013. Naldy Nazar Haroen mengembalikan cek standar Chartered Bank Nomor CAA 742167 dengan nilai nominal Rp Tiga Miliar Seratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupee) untuk menerbitkan cek baru berdasarkan saksi H.

Naldy Nazar Haroen kepada terdakwa Haryono Eddyarto, padahal sebenarnya terdakwa Haryono Eddyarto tidak pernah memberikan sisa uang sebesar Rp tiga miliar. akhirnya bersedia meminjamkan uang sebagai saksi kepada H. Naldy Nazar Haroen dan seterusnya;.

YURISPRODENSI DALAM HUBUNGAN

Referensi

Dokumen terkait