Setiap Orang yang tanpa hak dan/atau izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta melanggar hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f dan/atau huruf h untuk tujuan komersial. penggunaannya dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp lima ratus juta rupiah). Setiap Orang yang tanpa hak dan/atau izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta melanggar hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e dan/atau huruf g untuk tujuan komersial. penggunaannya dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp satu miliar rupiah). Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena penulis telah berhasil menyusun dan menerbitkan buku berjudul “Teknologi Ramah Lingkungan Produksi Batik Tulis Tanjung Bumi – Perancangan dan Implementasi IPAL Batik Tulis Berbasis PV Generator”.
Buku ini merupakan hasil kegiatan Diseminasi Produk Teknologi Masyarakat (PTDM) tahun anggaran 2021 di Desa Paseseh, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Buku ini terdiri dari 7 (tujuh) bab yang terdiri dari Bab 1 Batik Tanjung Bumi, Bab 2 Batik Gentongan, Bab 3 Motif Batik Tanjung Bumi, Bab 4 Instalasi Pengolahan Air Limbah Batik Tulis Berbasis PLTS, Bab 5 Implementasi IPAL Batik Tulis, Bab 6 Implementasi PLTS Catu Daya IPAL Batik Tulis dan Kesimpulan Bab 7. Lembaga, Masyarakat dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) atas dukungan pendanaan kegiatan PTDM tahun anggaran 2021 bertajuk “Air Limbah Teknologi Instalasi Pengolahan (IPAL) Berbasis Generator Photovoltaic (PV) untuk Proses Produksi Batik Tulis Tanjung Bumi “Ramah Lingkungan di Desa Paseseh, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.”
UMKM Zulpah Batik Madura (Mitra 1), dan Kelompok Produsen Batik Rumahan, Pemasok Bahan dan Penjahit Dusun Kramat (Mitra 2) yang membantu kelancaran pelaksanaan seluruh kegiatan program. Mahasiswa program studi Teknik Elektro dan program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Surabaya yang membantu tindak lanjut pembuatan profil kegiatan di YouTube dan perancangan IPAL Batik berbasis PV Generator.
BATIK TANJUNG BUMI
- Karakter Batik Madura
- Kelompok Pembatik Madura
- Sentra Batik Tanjung Bumi
- Permasalahan Mitra
Batik tulis dibuat dan dilukis oleh perajin langsung di atas kain putih atau mori dan membutuhkan waktu pembuatan sekitar 2 hingga 3 bulan. Dengan waktu dan tenaga yang lebih lama, harga batik tulis jauh lebih mahal dibandingkan harga batik cap. Secara umum ciri khas batik Madura dapat dilihat dari dua hal yaitu warna dan motif.
Dilihat dari aspek warna, batik Madura cenderung memilih warna-warna berani dan berani seperti merah, kuning, hijau (biru pada Madura) dan biru itu sendiri. Dengan demikian, pemilihan warna batik tulis Madura sebenarnya merupakan persilangan antara Budaya Majapahit dan Budaya Madura. Dusun Kramat, Desa Peseseh, merupakan salah satu sentra produksi dan usaha batik tulis di Kecamatan Tanjung Bumi Bangkalan.
Pemilik batik tulis yang beralamat di Jalan Pelabuhan Sarimuna II Nomor 10 (Polsek Utara) Dusun Kramat, Desa Peseseh, Kecamatan Tanjung Bumi ini adalah Wurrotul Muhajjalah atau biasa disapa Ibu Wuri. Wanita ini membuka perusahaan batik “Zulpah” sebagai wujud konsistensinya mewujudkan kecintaannya terhadap seni dan budaya warisan leluhur Madura serta meneruskan usaha kerajinan yang dirintis dan dikembangkan oleh orang tuanya (Bapak dan Ibu Zulpah) secara turun temurun. . Bersama suaminya Ali Morton, S.Psi (biasa disapa Pak Alim Hafidz), mereka merintis Batik Tulis Tanjung Bumi sejak tahun 2008.
Usaha kerajinan batik tulis secara konsisten menggunakan teknik dan motif Batik Gentongan Tanjung Bumi yang bercirikan lugas, tegas, mencolok, warna-warni dan beraroma rempah karena pencelupan. Produk batik tulis dari perusahaan kecil Batik Tulis “Zulpah” antara lain kain batik tulis tunggal (per helai), batik sarimbit (untuk pasangan suami istri), taplak meja, sampers atau. Mayoritas pembatik adalah ibu-ibu rumah tangga di sekitar Dusun Kramat Desa Paseseh yang dibayar secara borongan berdasarkan spesialisasi tugas, waktu dan tingkat kerumitan motif batik tulis yang dibuat oleh pembatik.
Untuk penyediaan bahan pembuatan batik tulis (kain mori, malam, pewarna), UMKM “Zulpah Batik Madura” dibantu oleh pemasok bahan dari Desa Paseseh atau desa tetangga di Kecamatan Tanjung Bumi. Anggota kelompok kemudian berkembang hingga mencakup penjahit pakaian batik karena sejak pandemi Covid-19, Mitra 1 tidak hanya menjual kain batik saja, tetapi juga menjual pakaian potong berbahan kain batik tulis Tanjung-Bumi. Berdasarkan survey lapangan yang dilakukan pemohon, hampir seluruh UMKM batik tulis yang ada di kecamatan Tanjung Bumi termasuk UMKM “Zulpah Batik Madura”.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, program PTDM memperkenalkan instalasi pengolahan air limbah Teknologi Tepat Guna (TTG) (IPAL) Mitra 1 untuk sisa-sisa proses produksi batik tulis. Seringnya dan lamanya pemadaman listrik yang lama di wilayah Dusun Kramat membuat aktivitas membatik tidak bisa dilakukan sehingga berdampak pada menurunnya produk batik.
BATIK GENTONGANBATIK GENTONGAN
Konsep Batik Gentongan
Proses Pembuatan Batik Gentongan
Ciri khas batik gentongan adalah warnanya yang justru lebih cerah dan tidak luntur meski dicuci berkali-kali. Kualitas dapat dicapai karena proses pencelupan dilakukan secara intensif dan berulang-ulang, termasuk proses pencelupan utama pada tong. Harga batik Gentongan Tanjung Bumi memang mahal karena dibuat dengan teliti, panjang dan halus, menggunakan pewarna alami dan memperhatikan kualitas.
Secara kasat mata sangat sulit membedakan Batik Tulis Gentongan yang menggunakan pewarna sintetis (kimia) dengan yang menggunakan pewarna alami asli, karena warnanya yang hampir sama. Mayoritas hanya pengrajin atau pedagang Batik Tulis Gentongan yang mampu membedakan jenis kain batik apakah termasuk kategori pewarna kimia atau pewarna alami (https://..Kecantikan-batik-gentongan-tanjung-bumi? ) = semua).
Pewarnaan Alam Batik
Jika dilihat sekilas, batik cap yang menggunakan pewarna alami terlihat kusam dan mudah pudar warnanya, dibandingkan dengan batik celup sintetis yang cenderung cerah, mencolok, dan bervariasi. Yusak Anshari dan Adi Kusrianto, terdapat empat keuntungan penggunaan pewarna alam, yaitu: (1) Dari segi limbah proses, pewarna alam ini lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan karena zat-zat yang terdapat pada pewarna alam tersebut mudah terdegradasi sehingga tidak mudah terdegradasi. tidak menimbulkan pencemaran, (2) Dari segi hasil pewarnaan, warna-warna yang diperoleh mempunyai ciri-ciri yang lembut, serasi, serasi, bahkan ada yang disebut dengan warna-warna pastel, (3) Pewarna alami biasanya mengandung aroma khas yang muncul jika dipadukan dengan serat kapas. , dan (4) Kain batik yang menggunakan pewarna alami mempunyai nilai atau harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan pewarna kimia. Kulit Pohon Tingi (Cerios Tagal) dan Daun Ketapang (Terminalia Catappa) Proses pembuatan batik berwarna natural sebenarnya cukup mudah, hanya membutuhkan ketelatenan dan ketelatenan.
Pembuatan larutan pewarna alami harus disesuaikan dengan berat bahan yang akan diolah, sehingga jumlah larutan pewarna alami cukup untuk pewarnaan. Bahan tekstil kain batik (mori) yang dapat diwarnai dengan warna alami adalah bahan yang berasal dari serat alam, misalnya sutra, wol, dan katun (katun). Para perajin terkadang menyiasati keterbatasan warna alami dengan mencampurkan warna alami dengan warna sintetis pada satu helai kain batik.
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan tumbuhan sebagai pewarna alami antara lain mendorong budidaya tanaman yang kurang dikenal masyarakat dan dapat dijadikan sebagai sumber pewarna alami sehingga berkontribusi terhadap kelestarian keanekaragaman hayati. Melalui proses daur ulang, bahan ini dapat bermanfaat dan digunakan kembali sebagai bahan pewarna alami (http://fitinline.com/.article/read/batik-warna-alam). Kain batik siap ditutup (dibatik ulang) atau siap lorod (direbus untuk menghilangkan malamnya).
MOTIF BATIK TANJUNG BUMI
- Motif Batik Madura
- Motif Gaja Sekerreng
- Motif Tel-Cantel
- Motif Sabut
- Motif Cacca Telah
Gaja Sekerreng merupakan motif batik klasik yang erat kaitannya dengan karakter batik Tanjung Bumi. Keberadaan sabut kelapa kemudian menginspirasi para empu batik Tanjung Bumi untuk menciptakan motif sabut kelapa. Hal inilah yang kemudian menginspirasi para empu batik Tanjung Bumi untuk menciptakan motif Vie-Elvie, motif lengkap dan detail seperti pada Gambar 3.7 populer dan menjadi trend pada saat itu.
Potongan singkong pada nasek sella menginspirasi para perajin Batik Tulis Tanjung Bumi untuk menciptakan motif Cacca Tulis. Motif batik Krocok merupakan motif yang mempunyai filosofi berasal dari pohon kelapa yang akan berbuah. Hal inilah yang menginspirasi masyarakat Tanjung Bumi untuk menggambarkan motif buaya pada kain batik tulis.
Selain itu, para empu batik Tanjung Bumi masih menggunakan canting satu sisi saat membatik, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengerjaan motif ini.