Published on: 10 January 2023
Table of Contents
2022 In Review
Key Events, Asset Class Quilt, & JCI Sectoral Return
2023 Scenarios
Tactical Asset Allocation Global Economic Outlook Indonesia Economic Outlook Currency Outlook
Commodity Snapshot
On Asset Class: Money Market On Asset Class: Fixed Income (USD) On Asset Class: Fixed Income (IDR) On Asset Class: Equity (USD) On Asset Class: Equity (IDR) CentralBanks’ Calendars Glossary
3
5 6 7 9 11 15 17 18 19 21 23 25 26
2
6.20 6.40 6.60 6.80 7.00 7.20 7.40 7.60
Dec-21 Jan-22 Feb-22 Mar-22 Apr-22 May-22 Jun-22 Jul-22 Aug-22 Sep-22 Oct-22 Nov-22
6,500 6,600 6,700 6,800 6,900 7,000 7,100 7,200 7,300 7,400
Dec-21 Jan-22 Feb-22 Mar-22 Apr-22 May-22 Jun-22 Jul-22 Aug-22 Sep-22 Oct-22 Nov-22
JCI Index
2022 in Review
3
Key Events
FR 10 Year Yield
1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50
Dec-21 Jan-22 Feb-22 Mar-22 Apr-22 May-22 Jun-22 Jul-22 Aug-22 Sep-22 Oct-22 Nov-22
UST 10 Year Yield
540 590 640 690 740
Dec-21 Jan-22 Feb-22 Mar-22 Apr-22 May-22 Jun-22 Jul-22 Aug-22 Sep-22 Oct-22 Nov-22
MSCI All Country Index
Fed 25 bps rate hike
Fed 50 bps rate hike
US inflation hits 9,10%, Fed raises rate
by 75 bps
Overconfident market over
Fed pivot
Jackson Hole:
Fed stated no pivot
Fed slower rate hike to 50
bps, expected to slow rate
hike
BI resumed burden sharing
BI increased GWM
Domestic demand weakening
Govt added energy budget
BI 25 bps rate hike &
operation twist Govt increased fuel price
BI 50 bps rate hike
Foreign inflow starts
Russia- Ukraine
war
China zero COVID policy
Overconfident market over Fed pivot
EU energy crisis
Trussonomics
Hang Seng all time low
Fed slower rate hike
Regional sentiment hit
Q2 2022
earnings result Q2 2022 GDP +5,44%
Coal price all time high
JCI all time high
Q3 2022 earnings result
Q3 2022 GDP +5,72%
GOTO lock up period ended
%
%
Foreign outflow &
rotation to North Asia
2022 in Review
4
Asset Class Quilts & JCI Sectoral Return Imbal Hasil per Sub-kelas Aset per Bulan
1, 2, diperingkat berdasarkan tertinggi ke terendah
1Indeks yang digunakan sebagaiproxyimbal hasil sub-kelas aset:
IDR Money Market: Indonesia 1-month Time Deposit Interest Rates by Commercial Banks ID Fixed Income IDR: Bloomberg Indonesia Local Sovereign Index
ID Fixed Income USD: Bloomberg USD Emerging Market Indonesia Sovereign Index IDR Equity: Jakarta Composite Index
USD Equity Sharia: Dow Jones Islamic Market World Index,
2Sumber: Bloomberg per penutupan pasar tanggal 31 Dec 2022,
Keterangan
Imbal Hasil Sektoral IHSG
2Sektor Nilai Penutupan FY2022
Energy 2,279.55 100.05%
Industrials 1,174.34 13.28%
Healthcare 1,564.98 10.20%
Consumer Non-Cyclicals 716.56 7.89%
IHSG 6,850.62 4.09%
Transportation & Logistic 1,661.94 3.91%
Basic Materials 1,216.13 -1.48%
Consumer Cyclicals 850.90 -5.50%
Financials 1,414.93 -7.33%
Properties & Real Estate 711.25 -8.00%
Infrastructures 868.64 -9.45%
Technology 5,162.04 -42.61%
Jan-22 Feb-22 Mar-22 Apr-22 May-22 Jun-22 Jul-22 Aug-22 Sep-22 Oct-22 Nov-22 Dec-22 FY2022 IDR Eq
0.8%
IDR Eq 3.9%
IDR Eq 2.7%
IDR Eq 2.2%
INDON 0.5%
IDR MM 0.3%
USD Eq 8.7%
IDR Eq 3.3%
IDR MM 0.3%
USD Eq 4.7%
USD Eq 7.6%
FR 2.3%
IDR Eq 4.1%
IDR MM 0.3%
FR 0.8%
USD Eq 2.3%
IDR MM 0.3%
IDR MM 0.3%
FR -1.9%
INDON 4.0%
FR 1.3%
IDR Eq -1.9%
IDR Eq 0.8%
INDON 6.4%
INDON 0.6%
IDR MM 0.4%
FR -0.8%
IDR MM 0.3%
IDR MM 0.3%
FR -1.7%
FR -1.1%
INDON -3.1%
FR 0.9%
IDR MM 0.3%
FR -3.6%
IDR MM 0.3%
FR 2.2%
IDR MM 0.4%
FR -5.3%
INDON -4.0%
INDON -1.8%
INDON -0.8%
INDON -6.7%
IDR Eq -1.1%
IDR Eq -3.3%
IDR Eq 0.6%
INDON -1.2%
INDON -6.7%
INDON -0.6%
IDR MM 0.3%
IDR Eq -3.3%
INDON -13.4%
USD Eq -7.9%
USD Eq -3.4%
FR -0.8%
USD Eq -9.0%
USD Eq -1.6%
USD Eq -8.2%
IDR MM 0.3%
USD Eq -4.6%
USD Eq -9.8%
FR -2.9%
IDR Eq -0.2%
USD Eq -5.0%
USD Eq -25.1%
2023 Scenarios
2023 - The Most Anticipated Recession Year
Sejak pertengahan tahun 2022, banyak analis, ekonom, dan pelaku pasar memprediksikan dunia akan mengalami resesi di tahun 2023. Pandangan itu semakin diyakini oleh pelaku pasar ketika International Monetary Fund (IMF) merilis laporan kuartalannya di bulan Oktober 2022. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di 2023 ke angka 2,70%, lebih rendah dari angka proyeksi untuk 2022 di 3,20%. IMF juga menyatakan bahwa kondisi yang terburuk bahkan belum terjadi. Pengetatan moneter oleh The Fed yang diikuti oleh bank sentral di seluruh dunia, perang Rusia-Ukraina yang belum kunjung selesai, danzero-COVID policyyang masih diterapkan di Tiongkok adalah faktor utama penyebab resesi.
Berdasarkan survei Bloomberg, mayoritas negara maju terutama AS dan negara-negara di Eropa sangat berpotensi mengalami resesi di tahun 2023 (kemungkinan di atas 80%). Namun, probabilitas resesi justru lebih rendah di negara- negara berkembang termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 akan mencapai angka 5,30%, sedangkan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya di angka 4,30%. Tim Ekonom BCA memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,57% di tahun 2023. Perlambatan ekonomi memang berpotensi terjadi, tetapi bukan resesi. Berikut ini adalah beberapa skenario yang dapat terjadi di tahun 2023 beserta dengan probabilitasnya:
1. Best - Growth (10%)
• Ekonomi AS tidak selemah yang diperkirakan, sedangkan inflasi turun signifikan. The Fed menurunkan suku bunga di semester-II 2023 dan memperlambat pengurangan aset padabalance sheet(kurang dari USD 95 miliar/bulan).
• Perang Rusia-Ukraina selesai sehingga harga komoditas energi dan pangan kembali turun dan lebih mudah di akses.
• Perekonomian Tiongkok pulih dengan cepat setelah terpuruk akibat krisis properti danzero-COVID policy.
Performa kelas aset (tinggi ke rendah): saham, obligasi, dan pasar uang.
2. Base - Soft Landing (60%)
• Ekonomi AS tidak selemah yang diperkirakan. The Fed menurunkan suku bunga di kuartal-IV 2023 dan pengurangan aset padabalance sheettetap dilakukan dengan nominal yang sama (USD 95 miliar/bulan).
• Perang Rusia-Ukraina stagnan. Harga komoditas energi dan pangan turun secara perlahan.
• Perekonomian Tiongkok pulih secara gradual setelah terpuruk akibat krisis properti danzero-COVID policy.
Performa kelas aset (tinggi ke rendah): obligasi, saham, dan pasar uang.
3. Worst - Hard Landing (30%)
• Ekonomi AS melemah lebih signifikan dari yang diperkirakan. The Fed tetap menaikkan suku bunga dan mengurangi aset padabalance sheetdengan agresif (lebih dari USD 95 miliar/bulan).
• Perang Rusia-Ukraina semakin parah dan muncul konflik geopolitik baru. Harga komoditas energi dan pangan kembali melonjak tinggi.
• Pemulihan ekonomi Tiongkok terjadi secara lambat akibat krisis properti danzero-COVID policy.
Performa kelas aset (tinggi ke rendah): pasar uang, obligasi, dan saham.
5
Best (10%)
Base (60%)
Worst (30%)
Recession Growth Peak
World
Indonesia
Tactical Asset Allocation
6 Sepanjang tahun 2022, BI telah menaikkan suku bunga sebesar 200 bps. Ekspektasi kenaikan suku bunga BI sebesar 50 bps dan likuiditas perbankan yang semakin terbatas diperkirakan dapat mendorong bunga deposito di tahun 2023.
Money Market – SLIGHTLY OVERWEIGHT
Fixed Income USD – SLIGHTLY OVERWEIGHT
⚫ View bulan sebelumnya Underweight Slightly
Underweight
Slightly
Overweight Overweight Neutral
Tactical Asset Allocation
Equity USD – SLIGHTLY OVERWEIGHT
Di tahun 2023, ekspektasi turunnya inflasi dan kenaikan suku bunga yang lebih lambat diperkirakan dapat mendorong pergerakan saham teknologi di negara maju. Sementara itu, dibukanya ekonomi Tiongkok diharapkan dapat mendorong pergerakan pasar saham Asia.
Fixed Income IDR – NEUTRAL
Ekspektasi turunnya inflasi, kenaikan suku bunga yang lebih lambat, serta perlambatan ekonomi global membuat kinerja obligasi dapat lebih baik di tahun 2023, termasuk INDON.
Kombinasi dari fundamental yang kuat terutama dari sektor finansial dan consumer serta valuasi yang semakin menarik diharapkan dapat menjadi penopang indeks di tahun 2023.
Equity IDR – NEUTRAL
Di tahun 2023, risiko kenaikanyieldFR datang dari berakhirnya skema burden sharing dan kenaikan interbank rate sehingga membuat valuasi yield kurang atraktif.
Global Economic Outlook
Inflasi AS diperkirakan akan mulai turun seiring dengan penurunan harga energi dan barang.
Inflasi di AS terus melanjutkan tren penurunan terutama pada komponen energi dan barang(Exhibit 1). Harga energi mulai turun terutama minyak di AS karena pemerintah menggunakan cadangan minyak strategis untuk menurunkan harga BBM dari angka tertingginya di USD 5/galon ke USD 4/galon. Harga barang mulai turun karena gangguan rantai pasok yang sudah mulai mereda di seluruh dunia.
Komponen jasa masih naik salah satunya disebabkan oleh naiknya harga sewa perumahan dan gaji. Sektor properti di AS mulai melemah akibat naiknya bunga KPR dari kisaran dibawah 3,00% di tahun 2021 ke kisaran 6,50% di akhir tahun 2022. Hal ini diprediksi akan turut mempengaruhi harga jual maupun sewa.
Namun, harga sewa bersifatlagging karena kontrak sewa biasanya diperbarui setahun sekali. Di sisi lain, kenaikan inflasi yang sangat tinggi dalam 2 tahun terakhir berakibat pada kenaikan gaji yang signifikan.
The Fed menyatakan tidak akan berhenti melakukan pengetatan moneter sebelum inflasi turun ke target di 2%. Pada FOMC Desember 2022, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 bps ke angka 4,50%. Di sepanjang tahun 2022, The Fed sudah menaikkan suku bunga sebesar 425 bps. Laju kenaikan suku bunga diperkirakan akan lebih lambat, namun akan terus berlanjut dan ditahan di level yang tinggi untuk waktu yang lebih lama. Dot plot The Fed menunjukkanterminal ratedi tahun 2023 ada di angka 5,10%, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya di 4,60% (Exhibit 2). Inflasi yang semakin turun tetapi masih lebih tinggi dari target The Fed adalah alasan utama The Fed tidak berencana untuk menurunkan suku bunga di tahun 2023.
Inflasi Diperkirakan Akan Turun Dan Laju Kenaikan Suku Bunga Diperkirakan Akan Lebih Lambat.
7 Exhibit 1: US Inflation (% YoY)
Sumber: Bureau Labor of Statistic, Bloomberg (Desember 2022)
The Fed diperkirakan akan terus melakukan pengetatan kebijakan moneter hingga inflasi turun ke target di 2%.
Exhibit 2: The Fed Dot Plot (%)
Sumber: Bloomberg (Desember 2022)
1.40 1.42
2.95 0.97
1.51
0.79 3.19
3.93 7.11
-2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
Jan-21 May-21 Sep-21 Feb-22 Jun-22 Oct-22
Food Energy Core goods Services less energy services CPI (YoY)
5.13
4.13
3.13 4.63
3.88
2.88
2023 2024 2025
Dec-22 Sep-22
49.40 46.70 20.00
25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 55.00 60.00
Manufacturing Service Exhibit 4: China Manufacturing & Service PMI
Secara garis besar, terdapat 3 tahap normalisasi kebijakan moneter yakni tapering (mengurangi jumlah cetak uang), interest rate hike (menaikkan suku bunga), danbalance sheet reduction(menjual aset yang dibeli ketika mencetak uang). Tapering sudah selesai dilakukan, interest rate hike diperkirakan akan berakhir di tahun 2023, sedangkanbalance sheet reductiondiperkirakan masih akan terus dilanjutkan sampai beberapa tahun mendatang. Di masa pandemi, balance sheetThe Fed naik signifikan dari kisaran USD 4,20 triliun ke kisaran USD 9,00 triliun. Kenaikan yang lebih dari 100% dalam waktu 2 tahun ini belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang sejarah dunia keuangan.
Beberapa ekonom memperkirakan The Fed harus melakukan balance sheet reduction setidaknya USD 1 triliun/tahun. Jika The Fed mempertahankan laju pengurangan USD 95 miliar/bulan seperti sekarang, maka di akhir tahun 2023 balance sheetakan berkurang sekitar USD 1 triliun(Exhibit 3). Jika ekonomi AS ternyata mengalami resesi yang lebih parah dari perkiraan, maka The Fed berpotensi memperlambatbalance sheet reduction.Sebaliknya, jika ekonomi AS ternyata lebih kuat dari perkiraan, maka tidak menutup kemungkinan The Fed akan mempercepatbalance sheet reductionyang dapat menyebabkan volatilitas yang tidak diantisipasi oleh pasar.
Selama hampir 3 tahun terakhir, Tiongkok memberlakukan zero-COVID policy yang membuat kondisi ekonomi baik dalam maupun luar negeri terpuruk.
Pengetatan yang dilakukan terutama ketika ada varian baru berdampak sangat buruk pada aktivitas ekonomi seperti yang digambarkan oleh indeks PMI manufaktur maupun jasa (Exhibit 4). Di bulan November sampai Desember 2022, Tiongkok kembali mendapat serangan COVD-19 dimana kasus infeksi mencapai rekor tertinggi. Namun, Tiongkok malah mengumumkan akan mencabut persyaratan karantina untuk kedatangan internasional mulai 8 Januari 2023. Ini adalah langkah besar menuju normalisasi aktivitas ekonomi. Pemerintah menilai gejala yang ditimbulkan sudah tidak separah sebelumnya, namun kebijakan yang lebih ketat dapat kembali dilakukan jika penyebaran kasus semakin tidak terkendali. Jika Tiongkok berhasil mengatasi penyebaran dan terus memperlonggar kebijakannya maka ini akan berdampak positif bagi ekonominya dan dunia secara keseluruhan.
Volatilitas pasar akan bergantung pada kebijakan balance sheet reduction The Fed kedepannya.
Volatilitas Dapat Terjadi Karena Balance Sheet Reduction The Fed, Katalis Positif Perekonomian Global Berasal Dari Tiongkok.
Exhibit 3: The Fed Balance Sheet (USD Tn)
Sumber: Bloomberg (28 Desember 2022)
8 Sumber: Bloomberg (Desember 2022)
Potensi dibukanya kembali perekonomian Tiongkok dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian Tiongkok serta dunia secara keseluruhan.
Pre-COVID Omicron
Wave
Omicron BA.5 Wave Delta
Wave 7.41
6.51 7.86
3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
Jan-18 Jul-18 Jan-19 Jul-19 Jan-20 Jul-20 Jan-21 Jul-21 Jan-22 Jul-22 Jan-23 Jul-23
Balance sheet Scenario 1
Scenario 2 Scenario 3 Scenario 1: balance sheet diturunkan secara konsisten sebesar USD 95 miliar/bulan hingga akhir tahun 2023.
Scenario 2: pengurangan balance sheet sebesar USD 95 miliar/bulan pada kuartal-I 2023 kemudian ditambahkan sebesar USD 50 miliar/bulan setiap kuartal hingga akhir tahun 2023.
Scenario 3: pengurangan balance sheet sebesar USD 95 miliar/bulan pada kuartal-I 2023 kemudian dikurangi sebesar USD 25 miliar/bulan setiap kuartal hingga akhir tahun 2023.
Defisit fiskal akan kembali berada dibawah -3% dari PDB di tahun 2023. Adanya SAL secara tidak langsung dapat memberikan dampak positif terhadap stabilitas IDR.
Setelah mencatatkan defisit fiskal yang lebih dari -3% dari PDB dalam 3 tahun terakhir, pemerintah harus mengembalikan defisit APBN ke bawah -3,00% dari PDB sesuai dengan undang-undang di tahun 2023(Exhibit 5). Di tahun 2022, defisit fiskal mencapai IDR 464,30 triliun atau setara dengan -2,38% dari PDB, jauh lebih rendah dari target pemerintah untuk tahun 2022 di angka -4,50%.
Defisit fiskal yang lebih terbatas artinya ruang pemerintah untuk menggelontorkan belanja dan subsidi ke masyarakat menjadi lebih terbatas dibandingkan dengan masa pandemi. Untungnya, terdapat Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar IDR 232 triliun yang dapat digunakan ditengah ketidakpastian global di tahun 2023.
SAL secara tidak langsung dapat mengurangi penerbitan obligasi pemerintah di tahun 2023. Hal ini akan berdampak positif bagi reputasi Indonesia terutama peringkat kredit dan stabilitas IDR ditengah kekhawatiran krisis utang di banyak negara-negara berkembang di dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berlanjut ditengah perlambatan ekonomi yang sudah dirasakan di seluruh dunia terutama di negara-negara maju. Di kuartal-III 2022, PDB tercatat tumbuh +5,72% YoY, mencetak pertumbuhan yang positif dalam 6 kuartal berturut-turut. Angka ini juga adalah yang paling tinggi sejak pandemi COVID-19 menyerang. Tim Ekonom BCA memprediksikan pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun 2022 akan mencapai 5,23%(Exhibit 6).Di tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan melambat ke angka 4,57%, lebih rendah dari proyeksi pemerintah di angka 5,30%. Belanja permerintah dan net ekspor diperkirakan akan lebih rendah. Perlambatan juga disebabkan oleh ekonomi global yang semakin melemah akibat perang Rusia- Ukraina yang tidak kunjung henti, Tiongkok yang kembali menghadapi lonjakan kasus COVID-19 sehingga akan memperlambat normalisasi aktivitas, dan pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral dunia.
Di tahun 2023, terdapat beberapa katalis positif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi akan terdorong oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang lebih tinggi dari biasanya dan kampanye pemilu menjelang tahun 2024. BI juga berencana untuk memperpanjang kebijakan uang muka yang rendah untuk sektor properti dan otomotif. Di sisi lain, harga komoditas diperkirakan masih akan bertahan di level yang tinggi terutama jika aktivitas ekonomi di Tiongkok kembali normal.
Indonesia Economic Outlook
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Terus Berlanjut ditengah Perlambatan Ekonomi Global.
9 Pertumbuhan ekonomi Indonesia
diperkirakan masih akan terus berlanjut di tahun 2023 walaupun sedikit melambat dibandingkan tahun 2022 seiring dengan ekspektasi perlambatan ekonomi global.
Exhibit 5: Indonesia Budget Balance (% of GDP)
Sumber: Trading Economics, Kementerian Keuangan (3 Januari 2023)
Exhibit 6: Indonesia GDP Projection (%)
Sumber: Tim Ekonom BCA (Desember 2022) 5.10 5.17 5.02
(2.07) 3.69
5.23 4.57
2017 2018 2019 2020 2021 2022 (F) 2023 (F) -1.9%
-2.3% -2.3% -2.6% -2.5% -2.5%-1.8%
-2.2%
-6.5%
-4.7%
-2.4%
-2.8%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
(F)
0.82
15,568 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 -5.00
-4.00 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00
Dec-07 Sep-08 Jun-09 Mar-10 Dec-10 Sep-11 Jun-12 Mar-13 Dec-13 Sep-14 Jun-15 Mar-16 Dec-16 Sep-17 Jun-18 Mar-19 Dec-19 Sep-20 Jun-21 Mar-22 Dec-22
Current Account (Left) USD/IDR (Right)
Current account Indonesia mencatatkan surplus sejak tahun 2020 sampai sekarang terutama disebabkan oleh naiknya harga komoditas yang sangat signifikan terutama batu bara(Exhibit 7). Hal ini membuat pelemahan IDR relatif lebih rendah dibandingkan mayoritas mata uang lainnya ditengah penguatan USD. Mata uang IDR bahkan sempat menjadi mata uang ketiga paling kuat di Asia sebelum akhirnya mulai melemah sejak bulan September 2022. Namun, jika Tiongkok kembali melakukan lockdown secara ketat dan terjadi resesi yang parah di negara-negara maju, harga komoditas termasuk batu bara berpotensi turun. Turunnya nilai ekspor akan membuat surplus current account mengecil.
Secara teori, hal ini dapat menyebabkan pelemahan IDR secara terbatas. Faktor lain yang dapat menyebabkan pelemahan IDR adalah perbedaan suku bunga antara BI dan The Fed yang sangat kecil yaitu di kisaran 1,00%, dimana rata-rata berada di kisaran 3,00% sejak tahun 2016 ketika BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) digunakan sebagai suku bunga acuan menggantikanBI rate.
Pada bulan Desember 2022, inflasi Indonesia naik +5,51% YoY. Inflasi Indonesia mencapai puncaknya di bulan September 2022 di angka 5,95% (Exhibit 8).
Walaupun inflasi sudah melebihi batas BI di angka 2%-4%, inflasi sudah memasuki tren penurunan selama 4 bulan terakhir. Turunnya komponen inflasi inti dan makanan berhasil mengimbangi kenaikan dari harga BBM dan listrik yang signifikan. Perkembangan yang positif ini adalah salah satu alasan utama BI hanya menaikkan 0,25% ke 5,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Desember 2022. Mata uang IDR yang cenderung stabil juga mendukung aksi BI untuk memperlambat kenaikan suku bunga. Tim Ekonom BCA memprediksikan BI hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali ke angka 6,00% melihat inflasi diperkirakan akan turun dari 5,60% di tahun 2022 ke 4,43% di 2023.
10 Surplus current account
diperkirakan akan lebih kecil kedepannya seiring dengan ekspektasi turunnya harga komoditas. Hal ini dapat membuat IDR melemah terbatas.
Terdapat Risiko Pelemahan IDR Karena Ekspektasi Turunnya Harga Komoditas, Inflasi Diperkirakan Mulai Turun.
Exhibit 7: Current Account Balance & USD/IDR
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
Exhibit 8: Indonesia Inflation (YoY)
Sumber: Bloomberg (2 Januari 2023)
Inflasi Indonesia diperkirakan akan mulai turun seiring dengan turunnya harga makanan.
Kenaikan suku bunga BI diperkirakan akan lebih lambat kedepannya.
% GDP
5.51%
-1.00%
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
Jan-20 May-20 Sep-20 Jan-21 May-21 Sep-21 Jan-22 May-22 Sep-22 Volatile Foodstuffs Core Administered prices CPI
94.79
114.11
103.52
103.97
94.00 99.00 104.00 109.00 114.00
DXY Average
DXY diekspektasi bergerak pada rentang 101,00-110,00 untuk tahun 2023.
Pergerakan DXY mendapatkan pengaruh dari: 1) Meningkatnya probabilitas resesi global sehingga mendorong aliran dana ke safe haven. Pelaku pasar memperkirakan probabilitas resesi di AS mencapai 65%; 2) The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga ke level 5,00%-5,25% dan mempertahankan suku bunga di level tinggi pada tahun 2023 hingga semua data ekonomi (khususnya ketenagakerjaan) memberikan konfirmasi adanya pelemahan dan inflasi turun secara berkelanjutan.
Currency Outlook
EUR/USD diekspektasi bergerak pada rentang 0,9900-1,0900 untuk tahun 2023.
11 Beberapa faktor yang mendorong pergerakan EUR/USD: 1) Perekonomian negara-negara Eropa cenderung tertekan akibat beban utang yang sangat besar dan inflasi yang naik signifikan sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina; 2) European Central Bank (ECB) diperkirakan akan menaikkan suku bunga hingga terminal rateberada di 3,00% dan akan mulai mengurangi neraca yang saat ini sekitar EUR 5 triliun di bulan Maret 2023 sehingga menambah tekanan terhadap ekonomi Eropa yang sedang turun. Walaupun ECB memproyeksikan ekonomi Eropa akan tumbuh +0,50%, namun pelaku pasar memperkirakan kemungkinan ekonomi Eropa mencapai resesi sebesar 80%.
Exhibit 9: Pergerakan DXY (USD Index)
Exhibit 10: Pergerakan EUR/USD
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022) 1.1455
0.9594
1.0705
1.0537
0.95 1.00 1.05 1.10 1.15
EUR/USD Average
GBP/USD diekspektasi bergerak pada rentang 1,1550-1,2650 untuk tahun 2023.
Faktor yang menyebabkan pergerakan GBP/USD antara lain: 1) GBP telah berubah menjadi proksi untuk selera risiko dan mencerminkan setiap pergerakan di pasar saham. Korelasi antara GBP dan S&P500 mencapai hampir 90%.
Perkiraan pendapatan korporasi yang lebih rendah dan valuasi saham yang tinggi mengindikasikan tekanan untuk pasar saham belum berakhir. Hal ini secara tidak langsung dapat membuat GBP melemah; 2) Realisasi langkah- langkah penyelamatan keuangan negara menjadi faktor yang sangat krusial untuk perekonomian Inggris; 3) Bank of England (BoE) diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga setidaknya hingga Q1-2023 untuk mengendalikan lonjakan inflasi. Hal itu membuat perekonomian Inggris terus tertekan. Terminal ratediperkirakan ada di 4,50% (Des-22: 3,50%) pada bulan Juni 2023. BoE memproyeksikan inflasi akan turun tajam ke +5,30% YoY dan ekonomi melemah -1,50% di 2023. Pelaku pasar memperkirakan probabilitas resesi di Inggris mencapai 90% pada tahun 2023.
AUD/USD diekspektasi bergerak pada rentang 0,6200-0,7200 untuk tahun 2023.
12 Pergerakan AUD/USD hingga akhir tahun 2023 dipengaruhi oleh: 1) Ketidakpastian realisasi pembukaan kembali ekonomi Tiongkok menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan pelemahan AUD; 2) Harga komoditas yang masih relatif tinggi dapat menopang perekonomian Australia. Valuasi saham yang masih relatif tinggi dapat mempengaruhi pergerakan saham Australia dan dapat menekan pergerakan AUD kedepannya; 3) Reserve Bank of Australia (RBA) berencana untuk melanjutkan kenaikan suku bunga untuk mengendalikan inflasi namun besaran dan waktunya akan ditentukan berdasarkan data ekonomi yang dirilis kedepan.
Exhibit 11: Pergerakan GBP/USD
Exhibit 12: Pergerakan AUD/USD
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022) 1.3706
1.0689 1.2083
1.2370
1.05 1.10 1.15 1.20 1.25 1.30 1.35
1.40 GBP/USD Average
0.7579
0.6199 0.6813
0.6949
0.60 0.64 0.68 0.72 0.76
AUD/USD Average
Beberapa faktor yang mendorong pergerakan USD/CNH antara lain: 1) Tiongkok sudah mulai memperlonggar aturan kebijakan zero-COVID di beberapa kota besar namun kenaikan kasus COVID di negara tersebut kemungkinan besar akan memperlambat dibukanya ekonomi. Pelaku pasar memperkirakan ekonomi akan dibuka kembali di semester-I 2023; 2) Tiongkok masih menghadapi perang dagang dengan AS dan sekutunya. Departmen Perdagangan AS terus menambah daftar hitam perusahaan-perusahaan Tiongkok yang dilarang untuk impor teknologi dari AS. Jepang dan Belanda sepakat untuk membatasi ekspor mesin pembuatan semikonduktor ke Tiongkok; 3) Kebijakan People Bank of China (PBoC) diperkirakan masih cenderung longgar untuk mendorong pertumbuhan khususnya di sektor properti.
13 USD/CNH diekspektasi bergerak
pada rentang 6,6500-7,2000 untuk tahun 2023.
pada rentang 125,00-140,00 untuk tahun 2023.
bahwa The Fed akan mulai menghentikan kenaikan suku bunga sedangkan BoJ masih mempertahankan sikap ultra-dovish hingga saat ini.; 2) Bank of Japan (BoJ) pun telah menaikkan targetyieldobligasi negara tenor 10 tahun ke 0,50%
dari 0,25% dan aktif melakukan intervensi pada pasar obligasi. Meskipun memberikan sinyal cenderung hawkish bagi investor, pihak BoJ masih mempertahankan sikap dovish; 3) Hal penentu lain yang perlu dipantau adalah pengganti Kuroda sebagai Gubernur BoJ ketika masa jabatannya berakhir di April 2023 mendatang. Pandangan kebijakan moneter gubernur bank sentral akan menentukan pergerakan JPY kedepannya.
Exhibit 13: Pergerakan USD/JPY
Exhibit 14: Pergerakan USD/CNH
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022) 113.68
150.15
131.48 131.48
110.00 115.00 120.00 125.00 130.00 135.00 140.00 145.00 150.00 155.00
JPY/USD Average
6.3121
7.3430
6.9220
6.7396
6.20 6.40 6.60 6.80 7.00 7.20 7.40 7.60
USD/CNH Average
Faktor yang menyebabkan pergerakan USD/IDR antara lain: 1) Nilai tukar Rupiah berpotensi mendapat tekanan dari faktor eksternal akibat penguatan USD, ketidakpastian zero-COVID di Tiongkok, dan sentimen risk off akibat perang Rusia-Ukraina. Dari domestik, Rupiah didukung oleh fundamental yang kuat dengan neraca dagang yang diperkirakan masih akan surplus ditengah harga komoditas yang diperkirakan masih tetap tinggi kedepannya; 2)Foreign inflowke IHSG dan obligasi Indonesia diperkirakan akan mulai terjadi di semester-II 2023 walaupun diperkirakan akan lebih terbatas karena Indonesia akan segera memasuki masa kampanye menjelang Pilpres di awal tahun 2024; 3) BI siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dan meningkatkan imbal hasil obligasi jangka pendek untuk mendukung Rupiah di tahun 2023. BI juga akan melanjutkan strategi “triple intervention” untuk menjaga nilai tukar Rupiah dan menggandakan kebijakan suku bunga yang front-loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan inflasi. BI memproyeksikan ekonomi akan tumbuh di kisaran 4,50-5,30% dan inflasi di kisaran 2,00-4,00% di tahun 2023.
14 USD/IDR diekspektasi bergerak
pada rentang 15.050-15.900 sepanjang tahun 2023.
Exhibit 15: Pergerakan USD/IDR
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022) 14,221
15,743
15,568
14,871
14,000 14,200 14,400 14,600 14,800 15,000 15,200 15,400 15,600 15,800 16,000
USD/IDR Average
28.79
80.26
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
20.00 25.00 30.00 35.00
Nov-16 Mar-17 Jul-17 Nov-17 Mar-18 Jul-18 Nov-18 Mar-19 Jul-19 Nov-19 Mar-20 Jul-20 Nov-20 Mar-21 Jul-21 Nov-21 Mar-22 Jul-22 Nov-22
Oil Production (Left) Oil WTI (Right)
Minyak WTI.Pada perdagangan 30 Desember 2022, harga minyak WTI ditutup di level USD 80,26/barel dengan menguat sebesar +7,80% sepanjang tahun 2022 salah satunya disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina. Pada tahun 2023, permintaan minyak diperkirakan akan mulai melemah seiring dengan ekspektasi perlambatan ekonomi global akibat tingginya inflasi dan kenaikan suku bunga yang agresif oleh bank sentral dunia. Adapun pelonggaran aturan COVID di Tiongkok sedikit banyak bisa menopang permintaan minyak kedepan mengingat Tiongkok berkontribusi sebesar 13% terhadap konsumsi minyak global.
Dari segi pasokan, terdapat 3 hal yang dapat mempengaruhi pasokan minyak kedepan. Pertama, OPEC telah memutuskan untuk memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel/hari atau setara dengan 2% dari total pasokan minyak global dimulai dari November 2022. Hal ini tercermin pada produksi minyak dari OPEC di bulan November 2022 turun dibandingkan bulan sebelumnya(Exhibit 16).
Kedua, pada tanggal 5 Desember 2022, negara-negara G-7, Uni Eropa, dan Australia sudah mulai memberlakukanprice capsebesar USD 60/barel terhadap minyak Rusia. Hal ini membuat Rusia memberikan aksi balasan dengan melarang ekspor minyak ke negara-negara yang mengikuti keputusanprice cap tersebut dimulai dari 1 Februari 2023 selama 5 bulan. Rusia kemungkinan besar juga akan mulai mengurangi produksi minyak sebesar 500.000-700.000 barel per hari di tahun 2023.
Ketiga, keputusan AS untuk menambah pasokan cadangan minyak strategisnya.
Sejak tahun 2021, pemerintah AS telah melepas cadangan minyak strategis sebagai upaya untuk menjaga harga minyak tidak terlalu tinggi di pasar. Alhasil, pasokan cadangan minyak strategis turun signifikan ke 371,10 juta barel di bulan Desember 2022, mencapai titik terendah sejak tahun 1983. Pemerintah AS pun akhirnya memutuskan untuk melakukan refill atas cadangan minyak strategis.
Kesimpulannya, harga minyak berpotensi masih akan tetap tinggi di tahun 2023 seiring dengan pasokan minyak yang lebih terbatas ditengah ekspektasi perlambatan ekonomi global.
Commodity Snapshot
Walaupun perekonomian global diperkirakan melemah, harga minyak diprediksi masih tetap tinggi seiring dengan ekspektasi pasokan minyak yang relatif terbatas.
15 Exhibit 16: OPEC Oil Production & Oil WTI Price
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
COVID-19
Million barrel/day USD/barrel
Batu bara.Pada perdagangan 30 Desember 2022, harga batu bara ditutup di level USD 404,15/barel dengan menguat sebesar +138,30% sepanjang tahun 2022. Harga batu bara naik signifikan di tahun 2022 sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina.
Di tahun 2023, diperkirakan harga batu bara akan mulai turun secara gradual setelah naik signifikan di tahun 2022. Dari segi permintaan, permintaan batu bara diperkirakan masih tetap tinggi setidaknya selama musim dingin berlangsung.
Walaupun negara Eropa telah berusaha untuk menimbun pasokan gas alam sebagai bentuk antisipasi di musim dingin, pasokan gas alam diperkirakan turun kedepannya ditengah berlangsungnya musim dingin sehingga kebutuhan batu bara sebagai substitusi berpotensi naik (Exhibit 17). Tetapi, apabila musim dingin di Eropa berakhir, permintaan batu bara berpotensi turun sehingga berimplikasi pada penurunan harga. Terlebih apabila perekonomian global semakin melambat kedepannya.
Pasokan batu bara diperkirakan akan meningkat seiring dengan ekspektasi kenaikan produksi di Tiongkok dan India. Di Tiongkok, produksi berpotensi naik seiring dengan usaha pemerintah untuk mendorong produksi batu bara demi menjaga harga energi tetap terkendali. Sementara di India, produksi berpotensi naik untuk memenuhi kebutuhan domestik dan menurunkan ketergantungan impor batu bara. International Energy Agency (IEA) memperkirakan produksi batu bara sedikit mengalami kenaikan di tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.
Implikasinya, harga batu bara berpotensi turun secara gradual di tahun 2023.
Harga batu bara diperkirakan akan mulai turun secara gradual seiring dengan ekspektasi perlambatan ekonomi global dan produksi yang meningkat di tahun 2023.
16 Exhibit 17: European Natural Gas Storage & Coal Price
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
404.15 83.23
20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
140.00 190.00 240.00 290.00 340.00 390.00 440.00 490.00 Coal Price (Right) Europe Gas Storage (Left)
% of fully
capacity USD/mt
BI diperkirakan kembali menaikkan suku bunga 50 bps ke 6,00% pada tahun 2023 melihat adanya risiko pelemahan USD/IDR dan The Fed yang masih akan menaikkan suku bunga.
Di tahun 2022, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga sebanyak 200 bps dari 3,50% ke 5,50% sebagai upaya mitigasi kenaikan inflasi yang terlalu signifikan, menjaga stabilitas nilai tukar USD/IDR, dan menjaga keatraktifan imbal hasil aset di Indonesia lewat selisih suku bunga dengan AS. Sebagai informasi, The Fed menaikkan suku bunga sebanyak 425 bps dari 0,25% ke 4,50% selama tahun 2022. Di tahun 2023, Tim Ekonom BCA melihat BI masih akan menaikkan suku bunga sebanyak 50 bps ke 6,00%. Alasannya, walaupun inflasi secara keseluruhan (Des-22: +5,51% YoY) dan inflasi inti (Des-22: +3,36% YoY) sudah mengalami penurunan, masih ada tekanan dari pergerakan USD/IDR dan The Fed yang masih akan menaikkan suku bunga di 2023. Harga komoditas yang diperkirakan turun ditengah kekhawatiran resesi global serta cadangan devisa yang semakin mendekatipre-pandemic level(Nov-22: USD 134 miliar) membuat risiko pelemahan USD/IDR masih ada kedepannya. Kenaikan suku bunga BI diperlukan untuk menjaga kestabilan IDR. Sementara dari The Fed, pada FOMC Desember 2022, The Fed merilis proyeksi tingkat suku bunga di tahun 2023 yang ada di kisaran 5,125% sehingga masih ada potensi kenaikan 62,50 bps dari suku bunga tahun 2022. Suku bunga BI harus dinaikkan sehingga selisih suku bunga dengan The Fed tetap terjaga. Per Desember 2022, selisih suku bunga ada di 100 bps(Exhibit 18).Selisih suku bunga yang terjaga atau bahkan lebih lebar diharapkan dapat menjaga keatraktifan imbal hasil aset di Indonesia sehingga mampu menarikinflowdan meminimalisiroutflowdari dalam negeri.
Berkaca dari data historis, kenaikan suku bunga BI menyebabkan imbal hasil di pasar uang baik obligasi jangka pendek (FR 1 tahun) maupun bunga deposito mengalami kenaikan(Exhibit 19).Selama tahun 2022,yieldFR 1 tahun naik 195 bps sementara bunga deposito 12 bulan naik 21 bps. Ekspektasi BI menaikkan suku bunga sebesar 50 bps di tahun 2023 kembali membuka kemungkinan imbal hasil pasar uang naik kedepannya terutama untuk bunga deposito. Di tahun 2022, kenaikan bunga deposito cenderung lagging jika dibandingkan dengan kenaikan yield FR 1 tahun karena likuiditas yang sangat berlimpah di sistem perbankan setidaknya hingga semester-I 2022 membuat perbankan enggan menaikkan bunga deposito. Namun, seiring dengan normalisasi likuiditas yang dilakukan BI serta penyaluran kredit yang semakin tinggi, bank memiliki insentif yang lebih besar untuk menaikkan bunga deposito sehingga besar kemungkinan bunga deposito naik lebih tinggi dan mengejar ketertinggalannya. Hal ini berimplikasi pada imbal hasil pasar uang yang akan semakin menarik.
Faktor risiko: Ekonomi Indonesia melemah signifikan hingga BI harus menurunkan suku bunganya.
Money Market
SLIGHTLY OVERWEIGHT
17 Exhibit 18: The Fed & BI Interest Rate Differential
(%)
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
Exhibit 19: BI7DRR, FR 1YR Yield, Average 12 Month Deposit Rate (%)
Ekspektasi kenaikan suku bunga BI di tahun 2023 membuka peluang bagi imbal hasil pasar uang terutama bunga deposito yang kenaikannya lagging di tahun 2022 untuk mengejar ketertinggalan.
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022) 1.00
4.50 5.50
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
Dec-17 Apr-18 Aug-18 Dec-18 Apr-19 Aug-19 Dec-19 Apr-20 Aug-20 Dec-20 Apr-21 Aug-21 Dec-21 Apr-22 Aug-22 Dec-22
Spread Fed Fund Rate BI7DRR
5.50 5.64
3.74
2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
Dec-17 Apr-18 Aug-18 Dec-18 Apr-19 Aug-19 Dec-19 Apr-20 Aug-20 Dec-20 Apr-21 Aug-21 Dec-21 Apr-22 Aug-22 Dec-22
BI7DRR FR 1YR Yield Average Depo Rate 12M
Tahun 2022 menjadi salah satu tahun terburuk untuk obligasi.
Namun, tahun 2023 berpotensi menjadi tahun yang lebih baik.
Yield US Treasury dan INDON dapat turun lebih lanjut dengan asumsi ekonomi AS mulai
memasuki fase resesi dan The Fed menghentikan kenaikan suku bunga di semester-II 2023.
Tahun 2022 menjadi salah satu tahun terburuk untuk pasar obligasi dunia setidaknya dalam 50 tahun terakhir. Inflasi yang melonjak tinggi di negara maju mengharuskan bank sentral berlomba-lomba menaikkan suku bunga dengan sangat agresif. The Fed (bank sentral AS), menaikkan suku bunga ke level 4,50%
di tahun 2022, merupakan suku bunga tertinggi dalam 15 tahun terakhir.
Akibatnya,yield US Treasury(UST) 10 tahun ikut naik signifikan bahkan sempat menyentuh level 4,24% di 24 Oktober 2022. Akan tetapi, di bulan November hingga Desember 2022, yieldmulai turun seiring dengan data inflasi AS yang secara konsisten turun dalam 5 bulan terakhir dan pernyataan The Fed yang akan mulai memperlambat laju kenaikan suku bunganya. Yield UST 10 tahun ditutup di level 3,87% pada 30 Desember 2022. Volatilitas UST turut menyebabkan volatilitas pada obligasi lain di seluruh dunia termasuk Indonesia (INDON).
Namun, tahun 2023 berpotensi menjadi tahun yang lebih baik untuk obligasi baik untuk UST maupun INDON. Dengan asumsi ekonomi AS memasuki fase resesi dan The Fed menghentikan kenaikan suku bunga di semester-II 2023, investor akan kembali mengakumulasi obligasi secara lebih agresif. Dilihat dari money flow, investor kemungkinan besar mengakumulasi risk-free asset seperti UST terlebih dahulu. Namun, ketikayieldsudah turun cukup signifikan, investor akan mulai mencari alternatif obligasi lain salah satunya adalah INDON. Data historis juga menunjukkan penurunan yield INDON cenderung lebih drastis jika dibandingkan penurunanyieldUST(Exhibit 20).JikayieldUST turun lebih lanjut di tahun 2023, kemungkinan besar yield INDON akan ikut turun bahkan penurunannya dapat lebih besar dibandingkan penurunanyieldUST.
Per 30 Desember 2022, valuasi menggunakanyield spreadantara INDON dan UST 10 tahun berada pada level 92 bps atau setara dengan 1 standar deviasi di bawah rata-rata 5 tahunnya pada level 129 bps(Exhibit 21). Walaupun valuasi mulai mahal, kenaikan yieldINDON yang sangat signifikan di tahun 2022 (263 bps) serta potensi penurunanyielddi tahun 2023 seiring dengan resesi AS dan The Fed yang kemungkinan menghentikan kenaikan suku bunga di semester-II 2023 membuat INDON masih cukup menarik untuk diakumulasi.
Faktor risiko:Pasar tenaga kerja AS terus menguat dan inflasi bertahan di level yang tinggi dalam waktu yang lebih lama sehingga The Fed harus menahan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama.
Fixed Income (USD)
Foreign Currency Bonds (INDON) – SLIGHTLY OVERWEIGHT
18 5 x
0,25% 5 x
0,25%
61%
51%
48%
44%
44%
Valuasi menggunakan yield spread antara INDON dan UST 10 tahun berada di level 92 bps atau setara dengan 1 standar deviasi di bawah rata-rata 5 tahunnya pada level 129 bps.
Exhibit 20: UST & INDON 10YR Yield Daily Changes (%)
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
Exhibit 21: INDON & UST 10YR Yield Spread (%)
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
0.21 0.20
0.08
-0.10
-0.02
0.34 0.33 0.33
-0.18 -0.16
09-May-22 13-Jun-22 18-Aug-22 26-Oct-22 25-Nov-22 UST 10YR INDON 10YR
US CPI 9,10%
YoY (highest in 40 years) FFR
50 bps increase
CPI down for 4 months Fed: next
hike might be lower
Fed: no pivot
0.92
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00
Dec-17 Apr-18 Aug-18 Dec-18 Apr-19 Aug-19 Dec-19 Apr-20 Aug-20 Dec-20 Apr-21 Aug-21 Dec-21 Apr-22 Aug-22 Dec-22
Spread Average -2 STD
-1 STD +1 STD +2 STD
Di tahun 2022, FR 10 tahun mencatatkan kenaikan yieldyang relatif kecil (56 bps) jika dibandingkan dengan mayoritas obligasi lain di seluruh dunia. Sebagai perbandingan,yieldUST 10 tahun naik 236 bps danyieldINDON 10 tahun naik 263 bps. Kenaikan yield FR yang relatif kecil disebabkan oleh besarnya dukungan investor domestik di pasar obligasi Indonesia dimana BI masih berkomitmen dalam skema burden sharing, bank umum memiliki ruang untuk berinvestasi di FR karena likuiditas yang berlimpah, dan investor institusi dan ritel lebih tertarik berinvestasi di FR melihat bunga deposito yang lebih rendah dibandingkanyieldFR.
Akan tetapi, di tahun 2023, dukungan investor domestik diperkirakan mulai memudar mengingatburden sharingsudah tidak akan dilakukan, likuiditas mulai terbatas sehingga memperkecil ruang bank umum berinvestasi di SBN, dan imbal hasil deposito yang mulai naik membuat yield FR kurang menarik. Per 30 Desember 2022, JIBOR 1 tahun yang merupakan acuan interbank rate menyentuh level 6,92% (naik dibandingkan 31 Juli 2022 di level 4,08%), hampir setara denganyieldFR 10 tahun di level 6,94%(Exhibit 22). Peningkatan JIBOR 1 tahun menandakan likuiditas yang mulai berkurang lebih signifikan sehingga interbank rate harus naik. Kondisi ini cepat atau lambat juga akan membuat bunga deposito naik. Implikasinya, investor akan lebih tertarik membeli instrumen jangka pendek karena mampu menawarkan imbal hasil yang tidak jauh berbeda dengan FR.
Fixed Income (IDR)
Local Currency Bonds (FR/Indonesia Government IDR Bonds) – NEUTRAL
19 Selama tahun 2022, kenaikan yield
FR 10 tahun cenderung terbatas dibandingkan mayoritas obligasi dunia karena dukungan investor domestik yang sangat kuat di pasar obligasi Indonesia. Namun, di tahun 2023, dukungan investor domestik diperkirakan mulai memudar melihat burden sharing tidak lagi dilakukan, likuiditas semakin terbatas, dan imbal hasil instrumen jangka pendek seperti bunga deposito mulai naik.
Exhibit 22: FR 10YR & JIBOR 1YR Rate (%)
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
6.92 6.94
4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
JIBOR 1YR FR 10YR Yield
Di November dan Desember 2022, investor asing membukukaninflowsebesar IDR 49,30 triliun ke pasar obligasi Indonesia.Inflow tersebut merupakan yang terbesar di tahun 2022. Namun, secara full year 2022, investor asing masih mencatatkannet outflowsebesar IDR 110,36 triliun dengan porsi kepemilikan di kisaran 14%. Ada kemungkinaninflowinvestor asing lebih terbatas di tahun 2023 melihat valuasi FR yang cenderung mahal (overvalued). Per 30 Desember 2022, valuasi dengan menggunakanyield spreadantara FR dan UST 10 tahun berada di level 307 bps, merupakan selisih terendah dalam 10 tahun terakhir dan sangat jauh dari rata-rata 10 tahun pada level 519 bps(Exhibit 23). Yield spreadserupa pernah dicapai di tahun 2012 ketika The Fed melakukanquantitative easingke-3 sehingga likuiditas sangat berlimpah dan di tahun 2017 ketika kepemilikan investor asing berada di level 41% (all time high).
Valuasi dengan menggunakan yield spread antara FR dan UST 10 tahun berada di level terendah dalam 10 tahun terakhir menandakan valuasi yang cenderung mahal (overvalued).
Kondisi ini dapat membuat inflow investor asing lebih terbatas kedepannya. Namun, kondisi global yang diperkirakan lebih stabil dapat memberikan sentimen positif bagi FR.
Namun, kondisi yang terjadi di tahun 2022 sangat berbeda karena The Fed sedang melakukanquantitative tighteningdan kepemilikan asing hanya berada di 14% (all time low). Ketika quantitative tightening dilakukan, likuiditas menurun drastis dan investor akan lebih sulit untuk mengakses uang sehingga dibutuhkan risk premiumyang lebih tinggi sebagai kompensasinya. Dengan valuasi danrisk premium yang kurang menarik, walaupun kepemilikan investor asing masih sangat rendah di pasar obligasi Indonesia, kecil kemungkinan inflow kembali masuk dalam jumlah yang signifikan. Namun, potensiinflowmasih dapat terjadi apabila bank sentral dunia sudah mulai menurunkan suku bunganya.
Faktor risiko: 1) Terdapat negative surprises yang menyebabkan pelemahan USD/IDR; 2) Investor asing kembali membukukan outflow dari pasar obligasi Indonesia; 3) Berkurangnya dukungan investor domestik di pasar obligasi Indonesia.
20 Exhibit 23: UST & FR 10YR Yield Spread (%)
3.56
3.07
3.34 2.50
3.50 4.50 5.50 6.50 7.50 8.50
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Spread 10YR Average -2 STD
-1 STD +2 STD +1 STD
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022) The Fed QE 3
Foreign Ownership: 41%
The Fed QT &
Foreign Ownership: 14%
Di tahun 2023, kekhawatiran mengenai inflasi dan kenaikan suku bunga seharusnya tidak lagi menjadi fokus utama pasar.
Investor akan kembali melihat fundamental masing-masing sektor.
Dibandingkan sektor lain di MSCI World Index, sektor IT menawarkan proposisi yang lebih menarik dengan tingkat profitabilitas lebih tinggi dan tingkat utang yang lebih rendah.
Di tahun 2022, sektor teknologi AS yang direpresentasikan oleh MSCI World Information Technology Index terkoreksi -30,60%.Koreksi disebabkan oleh inflasi AS yang melonjak tinggi dan bahkan sempat mencapai +9,10% YoY pada Juni 2022 sehingga mengharuskan The Fed menaikkan suku bunga secara agresif.
Sebagai informasi, sektor teknologi termasuk long duration asset yang pergerakannya sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga sehingga ketika kenaikan suku bunga terjadi, investor cenderung risk off dan mengurangi eksposurnya pada saham teknologi.
Namun, di tahun 2023, inflasi dan kenaikan suku bunga seharusnya sudah tidak lagi menjadi kekhawatiran utama pasar karena inflasi AS secara konsisten turun dalam 6 bulan terakhir dan The Fed menyatakan akan mulai mengurangi laju kenaikan suku bunganya. Investor akan kembali melihat fundamental dari masing-masing emiten dan sektor teknologi menawarkan proposisi yang sangat menarik dibandingkan sektor lain di MSCI World Index. Dari segi profitabilitas di tahun 2022, sektor teknologi memilikiprofit marginsebesar 17,41% danreturn to equity sebesar 26,07%, lebih tinggi dibandingkan indeks MSCI World Index dengan profit marginsebesar 10,43% danreturn to equity sebesar 16,12%. Di sisi lain, sektor teknologi juga memiliki tingkat utang sebesar 62,35%, lebih rendah dibandingkan indeks MSCI World Index di level 136,04% (Exhibit 24).
Kombinasi dari profitabilitas yang lebih tinggi dan tingkat utang yang lebih rendah dibandingkan MSCI World Index serta valuasi yang lebih menarik karena koreksi signifikan di tahun 2022 diharapkan mampu menopang kinerja sektor teknologi AS di tahun 2023.
Equity (USD)
SLIGHTLY OVERWEIGHT
Di tahun 2023, sektor teknologi Asia Pasifik menawarkan prospek yang sangat baik karena berkurangnya sentimen negatif dari Tiongkok seiring dengan reopening zero- COVID, potensi peningkatan pada EPS yang tinggi, dan valuasi yang sangat murah.
21 Sama halnya dengan sektor teknologi di negara maju, sektor teknologi di kawasan Asia Pasifik yang direpresentasikan oleh indeks MSCI Asia Pacific ex Japan juga membukukan kinerja negatif sebesar -17,13% di tahun 2022.
Alasannya, sentimen negatif dari Tiongkok masih membayangi sentimen pasar.
Kebijakan zero-COVID dan depresi di sektor properti sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan negara Asia Pasifik lainnya. Perlambatan ekonomi sedikit banyak berpengaruh pada penurunan laba emiten. Akan tetapi, penurunan pada harga saham jauh lebih dramatis dibandingkan penurunan laba yang diukur lewatearnings per share(EPS). Dari Mei 2021 hingga Oktober 2022, MSCI Asia Pacific ex Japan Index konsisten turun dan mencatatkan koreksi sebesar 39% padahal EPS masih naik dan baru terkoreksi di September hingga Desember 2022 sebesar 3%(Exhibit 25).Kondisi ini membuat valuasi dengan menggunakan price to earnings ratio menjadi sangat murah (Des-22: 12,46x, rata-rata 5 tahun: 16,51x).
Exhibit 24: MSCI World IT Index & World Index Financial Figures Q3-22
10.38%
16.14%
136.01%
17.96%
27.04%
62.58%
Profit Margin Return on Equity Debt to Equity Ratio
MSCI World IT Index MSCI World Index
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
505.64 40.57
24.00 26.00 28.00 30.00 32.00 34.00 36.00 38.00 40.00 42.00
320.00 370.00 420.00 470.00 520.00 570.00 620.00 670.00 720.00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Index Price (R) Trailing EPS (L)
22 Exhibit 25: MSCI Asia Pacific ex Japan Trailing EPS & Price
Sumber: Bloomberg (30 Desember 2022)
Di tahun 2023, perekonomian Tiongkok dan Asia Pasifik diperkirakan tumbuh masing-masing sebesar +4,40% dan +4,90%, jauh lebih baik dibandingkan negara maju sebesar +1,10%. Ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang menguat seiring dengan kebijakan zero-COVID Tiongkok yang semakin diperlonggar membuka kemungkinan EPS kembali naik. Dengan berkurangnya sentimen negatif, potensi pertumbuhan EPS yang tinggi, serta valuasi yang sangat murah, sektor teknologi Asia Pasifik menawarkan prospek yang lebih baik di tahun 2023.
Faktor risiko:1) Ekonomi AS mencapaihard landingdi tahun 2023; 2) Tiongkok menunda atau bahkan membatalkan pelonggaran restriksi sosial ketat (zero- COVID policy);3) Tensi politik antara AS dan Tiongkok kian memanas.