• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

N/A
N/A
Bella Putri

Academic year: 2023

Membagikan "BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BPHTB

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

(2)

Dasar Hukum

Tentang Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Karena Waris Dan Hibah Wasiat

PP No 111 Tahun 2000

Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan

UU No 20 Tahun 2000

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak yg dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan bangunan, krn hal itu merupakan suatu perbuatan atau peristiwa hukum yg mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan.

Tentang pajak daerah dan retribusi daerah

UU No 28 Tahun 2009

Tentang hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

UU No 1 Tahun 2022

(3)

Subjek BPHTB

adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah

dan atau bangunan

(4)

Objek BPHTB

Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan

(5)

Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan meliputi →

Pemindahan hak karena:

jual beli;

tukar-menukar;

hibah;

hibah wasiat;

waris;

pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya;

pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan;

01

penunjukan pembeli dalam lelang;

pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap;

penggabungan usaha;

peleburan usaha;

pemekaran usaha;

hadiah.

Pemberian hak baru karena :

kelanjutan pelepasan hak;

diluar pelepasan hak.

02

(6)

kelanjutan pelepasan hak adalah

pemberian hak baru kepada orang pribadi atau badan hukum dari Negara atas tanah yang berasal dari pelepasan hak.

di luar pelepasan hak adalah

pemberian hak baru atas tanah kepada orang pribadi atau badan hukum dari Negara atau dari pemegang hak milik menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku

PEMBERIAN HAK BARU

(7)

Hak Milik

adalah hak turun-temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang pribadi atau badan-badan hukum tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dalam jangka waktu sebagaimana yang ditentukan oleh perundang-undangan yang berlaku

Hak milik atas satuan rumah susun

adalah hak milik atas satuan yang bersifat perseorangan dan terpisah, meliputi juga hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang semuanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.

Hak Pakai

adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jenis-jenis Hak atas tanah

Hak Guna Bangunan

adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan- bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria

Hak Pengelolaan

adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya, antara lain, berupa perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah, penggunaan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian-bagian dari tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.

(8)

Objek pajak yang tidak dikenakan BPHTB

adalah objek pajak yang diperoleh :

a. untuk kantor Pemerintah, Pemerintahan Daerah, penyelenggara negara dan lembaga negara lainnya yang dicatat sebagai barang milik negara atau barang milik Daerah;

b. oleh negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum;

c. untuk badan atau perwakilan lembaga internasional dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan lembaga tersebut yang diatur dengan Peraturan Menteri;

d. untuk perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan

timbal balik;

(9)

Objek pajak yang tidak dikenakan BPHTB

adalah objek pajak yang diperoleh :

e. oleh orang pribadi atau Badan karena konversi hak atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama;

f. oleh orang pribadi atau Badan karena wakaf;

g. oleh orang pribadi atau Badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah; dan

h. untuk masyarakat berpenghasilan rendah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

(10)

DPP BPHTB

Dasar pengenaan pajak adalah

Nilai

Perolehan Objek Pajak

(11)

NPOP ditetapkan sebagai berikut

a. harga transaksi untuk jual beli;

b. nilai pasar untuk tukar menukar, hibah, hibah wasiat, waris, pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya, pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan, peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap, pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak, pemberian hak baru atas tanah di luar pelepasan hak, penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha, dan hadiah; dan

c. harga transaksi yang tercantum dalam risalah lelang untuk penunjukan

pembeli dalam lelang.

(12)

Jika harga transaksi lebih kecil dari NJOP, maka dasar penentuan NPOP adalah

nilai NJOP

, sebaliknya

NPOP bisa lebih kecil atau lebih besar dari NJOP tergantung kesepakatan antara pembeli dg penjual

Jika nilai NJOP lebih rendah dari harga transaksi, maka dasar penentuan NPOP adalah

harga transaksi

Kecuali Lelang

(13)

Paling sedikit Rp 80.000.000,-

dlm hal perolehan hak karna waris, atau hibah wasiat yg diterima

orang pribadi yg masih dlm hub keluarga sedarah dlm garis

keturunan lurus satu

derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dg pemberi

hibah wasiat atau waris, termasuk suami/istri

Paling Sedikit Rp 300.000.000,-

untuk perolehan hak pertama Wajib Pajak di wilayah Daerah tempat

terutangnya BPHTB

N ilai

P erolehan O bjek

P ajak T idak K ena P ajak

Atas perolehan hak karena hibah wasiat atau waris tertentu,

Pemerintah Daerah dapat menetapkan nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak yang lebih tinggi daripada nilai perolehan objek pajak tidak kena pajak sebagaimana dimaksud

(14)

ditetapkan paling tinggi sebesar

5%

T a r i f B P H T B

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Tanah dan/atau Bangunan

berada

(15)

Saat terutangnya

pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

a. pada tanggal dibuat dan ditandatanganinya perjanjian pengikatan jual beli untuk jual beli;

b. pada tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta untuk tukar-menukar, hibah, hibah wasiat, pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya, pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan, penggabungan usaha, peleburan usaha, pemekaran usaha, dan/atau hadiah;

c. pada tanggal penerima waris atau yang diberi kuasa oleh penerima waris mendaftarkan peralihan haknya ke kantor bidang pertanahan untuk waris;

d. pada tanggal putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap untuk putusan hakim;

e. pada tanggal diterbitkannya surat keputusan pemberian hak untuk pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak;

f. pada tanggal diterbitkannya surat keputusan pemberian hak untuk pemberian hak baru di luar pelepasan hak; atau

g. pada tanggal penunjukan pemenang lelang untuk lelang.

(16)

Contoh

perhitungan

(17)

You can Resize without losing quality

You can Change Fill Color &

Line Color

www.allppt.com

FREE PPT

TEMPLATES

Rumus

menentukan besarnya

BPHTB terutang

NPOP NPOPTKP

NPOPKP BPHTB

terutang NPOPKP TARIF

(18)

You can Resize without losing quality

You can Change Fill Color &

Line Color

www.allppt.com

FREE PPT

TEMPLATES Bpk Wahyudi membeli tanah milik Sdr. Arya Bima dg nilai jual beli sebesar Rp 400 juta.

Berapakah besar pajak yang harus ditanggung

oleh pembeli

maupun penjual ?

Pajak Pembeli (BPHTB) :

NPOP : Rp 400.000.000

NPOPTKP : Rp 80.000.000 - NPOP Kena Pajak : Rp 320.000.000

Tarif BPHTB : 5 %

Pajak BPHTB terutang : Rp 16.000.000

Pajak Penjual (PPhTB)

NPOP Kena Pajak : Rp 400.000.000,- Tarif PPh Final : 2,5 %

PPh Final terutang : Rp 10.000.000,-

(19)

You can Resize without losing quality

You can Change Fill Color &

Line Color

www.allppt.com

FREE PPT

TEMPLATES

Bpk Budiman menjual tanah ukuran 10x 20 m serta di atas tanah tsb terdpt rumah

ukuran 10x10 m.

Di daerah tsb harga tanah Rp 1 juta/m2 sedangkan harga bangunan Rp 3 juta/m2.

Berapakah besar pajak yang harus

dibayar oleh pembeli

?

Pajak Pembeli (BPHTB) :

Luas tanah

10 x 20 m = 200 m2 x Rp 1.000.000,- = Rp 200.000.000 Luas rumah

10 x 10 m = 100 m2 x Rp 3.000.000,- = Rp 300.000.000 + Jumlah harga jual tanah & rumah (NPOP) = Rp 500.000.000

NPOPTKP daerah tersebut = Rp 80.000.000 -

NPOP Kena Pajak = Rp 420.000.000

Tarif BPHTB = 5 %

Pajak BPHTB terutang = Rp 21.000.000

(20)

You can Resize without losing quality

You can Change Fill Color &

Line Color

www.allppt.com

FREE PPT

TEMPLATES

Bangunan rumah yg direnovasi stlh dibeli, shg ukuran bangunan berubah menjadi 10x15 m, tidak mempengaruhi besarnya

pajak yang harus dibayar,

karena perolehan bangunan rumah dari renovasi tidak termasuk objek BPHTB

Bagaimana jika bangunan rumah tsb setelah dibeli kemudian akan

dilakukan renovasi, sehingga ukuran

bangunan berubah menjadi 10x15 m.

Apakah

mempengaruhi besarnya pajak

yang harus dibayar

(21)

Tanggal 5 Agustus 2016 bapak A membeli sebidang tanah dari tuan X yang berlokasi di Jakarta Selatan seharga

Rp10.000.000.000 dan NJOP atas tanah tersebut sebesar Rp12.250.000.000.

Diketahui NPOPTKP sebesar Rp60.000.000 dan tarif sebesar 5%

o Hitung BPHTB Terutang

o Kapan terutang dan dimana terutang BPHTB

(22)

NJOP 12.250.000.000

NPOPTKP 60.000.000

NPOPKP 12.190.000.000

BPHTB TERUTANG 609.500.000

Kapan terutang?

Saat ditandatangani Akta 5 Agustus 2016

dimana terutang ?

Jakarta Selatan

(23)

You can Resize without losing quality

You can Change Fill Color &

Line Color

www.allppt.com

FREE PPT

TEMPLATES

Tn. X membeli sebidang tanah yang dilelang di KPKNL Jakarta Selatan tanggal 12 Nopember 2016 seharga

Rp7.500.000.000.

Atas tanah tersebut telah terbit SPPT PBB P2

dengan NJOP sebesar Rp10.000.000.000

sedangkan harga pasar tanah tersebut sebesar Rp12.000.000.000.

Hitung BPHTB Terutang bila NPOPTKPsebesar Rp60 juta dan tarif

sebesar 5%!

BPTHB terutang:

Harga lelang Rp7.500.000.000 NPOPTKP Rp 60.000.000 - NPOPKP Rp7.440.000.000 BPHTB Terutang

5% x Rp7.440.000.000 = Rp372.000.000

(24)

WARIS DAN

HIBAH WASIAT

(25)

1.Perolehan hak karena waris adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan oleh ahli waris dari pewaris, yang berlaku setelah pewaris meninggal dunia.

2.Perolehan hak karena hibah wasiat adalah perolehan hak

atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau

badan dari pemberi hibah wasiat, yang berlaku setelah

pemberi hibah wasiat meninggal dunia.

(26)

Pada umumnya penerima hibah wasiat adalah

orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga dengan pemberi hibah wasiat, atau orang pribadi yang tidak mampu.

Disamping orang pribadi,

penerima hibah wasiat juga berupa badan yang biasanya mempunyai kegiatan pelayanan kepentingan umum di bidang sosial, keagamaan,

pendidikan, kesehatan dan kebudayaan, yang semata-mata tidak

mencari keuntungan

(27)

Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan yang terutang atas perolehan hak karena waris dan hibah

wasiat adalah sebesar

50% dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang seharusnya terutang

Saat terutang pajak atas perolehan hak atas tanah dan bangunan karena waris dan hibah wasiat adalah sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan peralihan haknya ke Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kota.

(28)

Nilai Perolehan Objek Pajak karena waris dan hibah wasiat adalah

nilai pasar pada saat

didaftarkannya perolehan hak tersebut ke Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

Dalam hal nilai pasar lebih rendah daripada Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan,

Nilai Perolehan Objek Pajak yang digunakan sebagai dasar pengenaan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah Nilai Jual Objek

Pajak Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun terjadinya

perolehan .

(29)

You can Resize without losing quality

You can Change Fill Color &

Line Color

www.allppt.com

FREE PPT

TEMPLATES

Diketahui:

Nilai Perolehan Objek Pajak ( NPOP ) Rp 300.000.000 Nilai Perolehan Objek Pajak

Tidak Kena Pajak ( NPOPTKP ) Rp 300.000.000 - Nilai Perolehan Objek Pajak Kena

Pajak (NOPKP) NIHIL

BPHTB Terutang NIHIL

Apabila NPOP <

NPOPTKP

(30)

You can Resize without losing quality

You can Change Fill Color &

Line Color

www.allppt.com

FREE PPT

TEMPLATES

NPOP Rp 800.000.000

NPOPTKP Rp 300.000.000 - NPOP Kena Pajak Rp 500.000.000

BPHTB terutang seharusnya

5% x Rp. 500.000.000 = Rp. 25.000.000

BPHTB terutang (ada pengurangan krn warisan) 50% x Rp 25.000.000 = Rp 12.500.000

Seorang menerima warisan sebidang tanah dan

bangunan dengan Nilai Pasar sebesar Rp500.000.000,-

Terhadap tanah dan bangunan tersebut telah diterbitkan SPPT PBB dengan NJOP sebesar Rp 800.000.000,

Apabila di Kota letak tanah dan bangunan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak setempat menetapkan NPOPTKP dalam hal waris sebesar Rp 300.000.000,- Berapa besar BPHTB terutang ?

(31)

Seorang anak memperoleh hibah wasiat dari ayah kandungnya sebidang tanah dan bangunan diatasnya dengan nilai pasar sebesar Rp 500.000.000,00.

Terhadap tanah dan bangunan tersebut telah diterbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun yang bersangkutan mendaftar ke Kantor Pertanahan setempat dengan Nilai JuaI Objek Pajak sebesar Rp 450.000.000,00.

Apabila di Kabupaten/Kota letak tanah dan bangunan

tersebut, Kepala Kantor Wilayah Direktorat JenderaI Pajak setempat menetapkan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak dalam hal hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/isteri, sebesar Rp 300.000.000,00,

maka besarnya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan terutang adalah sebagai berikut :

(32)

Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 500.000.000,00

NPOPTKP Rp 300.000.000,00 -

NPOPKP Rp 200.000.000,00

BPHTB yang seharusnya terutang

5% x Rp 200.000.000,00 = Rp 10.000.000,00 BPHTB yang terutang

50% x Rp 10.000.000,00 = Rp 5.000.000,00

(33)

Suatu Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Piatu memperoleh hibah wasiat dari seseorang sebidang tanah dan bangunan diatasnya dengan nilai pasar

sebesar Rp 1.000.000.000,00.

Terhadap tanah dan bangunan tersebut telah diterbitkan SPPT PBB pada tahun yang bersangkutan mendaftar ke Kantor Pertanahan setempat dengan Nilai Jual Objek Pajak sebesar Rp 900.000.000,00.

Apabila di Kabupaten/Kota letak tanah dan bangunan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak setempat menetapkan NPOPTKP dalam hal selain waris dan hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/isteri, sebesar Rp 60.000.000,00,

Maka besarnya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan terutang

adalah sebagai berikut :

(34)

Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 1.000.000.000,00 Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 60.000.000,00 Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp 940.000.000,00 BPHTB yang seharusnya terutang

5% x Rp 940.000.000,00 = Rp 47.000.000,00 BPHTB yang terutang

50% x Rp 47.000.000,00 = Rp 23.500.000,00

(35)

Tanggal 14 April 2015, Amir menerima warisan dari orang tuanya berupa rumah dengan harga pasar

Rp1.300.000.000 dan NJOP Tahun 2015 sebesar Rp 1.250.000.000 dan tahun 2016 sebesar Rp1.400.000.000.

Atas warisan tersebut didaftarkan di BPN tanggal 12 Agustus 2016

Hitung BPHTB Terutang

Kapan BPHTB Terutang

(36)

Saat Terutang?

12 Agustus 2016

NJOP 1.400.000.000

NPOPTKP 300.000.000

NPOPKP 1.100.000.000

BPHTB YANG SEHARUSNYA TERUTANG 55.000.000

BPHTB YANG TERUTANG 27.500.000

(37)
(38)
(39)

THANK YOU

Referensi

Dokumen terkait

Siti Juriyah Pemilik Industri “Keramik Mustika”, pada tanggal 17 Oktober 2019 Wawancara dengan Bapak Sutrisno Pemilik Industri “Kharisma Keramik”, pada tanggal 8 Mei 2020 Wawancara