• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa penelitian telah melaporkan jamur endofit ini memiliki aktivitas biologis seperti antimikroba dan antiseptik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Beberapa penelitian telah melaporkan jamur endofit ini memiliki aktivitas biologis seperti antimikroba dan antiseptik"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 UJI ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH DARI EKSTRAK

JAMUR ENDOFIT Botryosphaeria rhodina

Dita Putri Amalia1*, Rudi Hendra2

1Mahasiswa Program S1 Kimia Bidang Kimia Organik Jurusan Kimia

2Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Riau

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya, Pekanbaru, 28293, Indonesia

*dita.putri4172@student.unri.ac.id ABSTRACT

Botryosphaeria rhodina is one of the endophytic fungi that can be found in areas with tropical and subtropical climates. Several studies have reported that this endophytic fungus has biological activities such as antimicrobial and antiseptic. However, not many studies have reported its antioxidant activity. The goal of this study was to determine the antioxidant activity of n-hexane extract and methanol extract of B. rhodina. Based on the antioxidant test using the DPPH method, it showed that the n-hexane extract had a very weak antioxidant activity with value of IC50 > 1000 ppm, while the methanol extract with an IC50 of 363.68 ppm showed weak antioxidant activity when compared to ascorbic acid but has the potential as an antioxidant. antioxidant-producing substances.

Keywords: endophytic fungi, secondary metabolites, antioxidant test.

ABSTRAK

Botryosphaeria rhodina adalah salah satu jamur endofit yang dapat ditemukan pada daerah dengan iklim tropis dan subtropis. Beberapa penelitian telah melaporkan jamur endofit ini memiliki aktivitas biologis seperti antimikroba dan antiseptik. Namun belum banyak penelitian yang melaporkan aktivitas antioksidannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol jamur endofit B. rhodina. Berdasarkan uji antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah dengan nilai IC50 > 1000 ppm, sedangkan untuk ekstrak metanol dengan IC50 363,68 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang lemah jika dibandingkan dengan asam askorbat namun berpotensi sebagai zat penghasil antioksidan.

Kata kunci: jamur endofit, metabolit sekunder, uji antioksidan.

(2)

2 PENDAHULUAN

Jamur endofit merupakan mikroorganisme yang dapat hidup di dalam jaringan tumbuhan tanpa menimbulkan efek yang merugikan terhadap tumbuhan inangnya (Yadav, 2018).Jamur endofit memproduksi senyawa metabolit sekunder yang sama dengan tanaman inangnya sehingga dari kemampuan jamur endofit tersebut menjadi potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam memproduksi senyawa metabolit sekunder dengan bioaktivitas beragam (Tan and Zou, 2001). Peneliti terdahulu melaporkan bahwa endofit yang hidup di dalam jaringan mangrove memiliki peran dalam adaptasi mangrove terhadap kondisi lingkungannya sehingga menjadi sumber potensial untuk memperoleh senyawa baru dengan aktivitas biologis yang baik (Noraida et al., 2018).

Genus Botryosphaeria merupakan salah satu contoh jamur yang tersebar luas dan dapat ditemukan pada berbagai tanaman inang jenis angiospermae dan gymnospermae (Cimmino et al., 2017).

Jamur dari genus ini umumnya termasuk dalam jamur fitopatogen yang menyebabkan penyakit pada tanaman (Phillips et al., 2013).

Beberapa aktivitas biologis dari genus Botryosphaeria telah dilaporkan memiliki aktivitas biologis seperti antimikroba (Sassa et al., 1998) dan berpotensi sebagai agen sitotoksik yang kuat (Martos et al., 2008). Salah satu jamur dari genus ini seperti jamur endofit B. rhodina umumnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, seperti Asia tropis, Australia, Amerika Tengah dan Selatan. Beberapa penelitian telah melaporkan aktivitas biologis dari jamur B. rhodina yang diisolasi dari tumbuhan Bidens Pilosa memiliki aktivitas terhadap beberapa sel kanker (Abdou et al., 2010).

Farniga (2020) telah berhasil mengisolasi jamur endofit B. rhodina yang berasosiasi pada tanaman mangrove Xylocarpus granatum dan memiliki aktivitas antibakteri yang baik terhadap bakteri . Namun belum ada laporan mengenai aktivitas antioksidan dari jamur endofit ini. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan terhadap beberapa ekstrak dari spesies ini.

METODE PENELTIAN a. Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laminar air flow,

(3)

3 autoclaf (All America model 1925/KY-

23D), cawan petri, jarum ose, seperangkat alat destilasi, satu unit Rotary Evaporator (RE) Buchi R-114, micropipette, microplate 96 well, microplate reader, dan peralatan gelas laboratorium lainnya.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat jamur endofit B. rhodina, media PDA, alkohol 70%, akuades steril, etil asetat (EtOAc), n-heksana, metanol (CH3OH), dimetil sulfoksida (DMSO) dan radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil).

b. Ekstraksi jamur endofit B. rhodina Isolat jamur endofit B. rhodina difermentasi di dalam media padat beras dan diinkubasi selama 10 hari. Hasil fermentasi kemudian dimaserasi menggunakan pelarut etil asetat selama 1 × 24 jam dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Maserat kemudian disaring dan diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental etil asetat. Ekstrak etil asetat dilarutkan dengan pelarut metanol:air (9:1) kemudian dipartisi menggunakan metode ekstraksi cair-cair pada corong pisah dengan pelarut n-heksana:metanol (1:1), sehingga diperoleh ekstrak n-heksana dan metanol.

c. Uji antioksidan dengan metode penghambatan radikal bebas DPPH

1. Penyiapan larutan uji

Larutan induk dibuat dengan konsentrasi 10000 ppm menggunakan pelarut metanol. Dari larutan induk selanjutnya dibuat larutan uji dengan konsentrasi 1000; 500; 250; 125; 62,5 dan 31,25 ppm masing-masing dalam 100 µL dengan cara pengenceran bertingkat. Proses pengenceran dilakukan di dalam microplate 96 well.

2. Penyiapan larutan uji pembanding asam askorbat

Larutan induk asam askorbat dibuat dengan konsentrasi 1000 ppm menggunakan pelarut metanol. Dari larutan induk selanjutnya dibuat larutan uji dengan konsentrasi 100; 50; 25; 12,5;

6,25 dan 3,25 ppm masing-masing dalam 100 µL dengan cara pengenceran bertingkat. Proses pengenceran dilakukan di dalam microplate 96 well.

3. Pengujian antioksidan

Larutan uji yang telah disiapkan ditambahkan DPPH sebanyak 80 µL.

disiapkan juga kontrol negatif yang berisi pelarut metanol ditambahkan DPPH serta larutan blanko yang hanya berisi pelarut metanol. Pengujian pada

(4)

4 masing-masing konsentrasi sampel dan

kontrol positif dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan.

Selanjutnya sampel segera diinkubasi pada suhu 25-30℃ selama 30 menit tanpa adanya cahaya. Kemudian sampel dan kontrol diukur absorbansinya pada panjang gelombang 516 nm menggunakan microplate reader.

4. Analisis data antioksidan

Data hasil pengukuran absorbansi dianalisis persentase aktivitas antioksidannya dengan persamaan berikut:

% inhibisi = A kontrol−A sampel

A kontrol × 100%

Keterangan:

A = Absorbansi

Setelah diperoleh nilai % inhibisi, maka perhitungan yang digunakan dalam penentuan aktivitas penghambatan radikal bebas selanjutnya adalah nilai IC50 (Inhibitory Concentration), nilai tersebut menggambarkan besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat menghambat proses oksidasi radikal bebas sebesar 50% (Molyneux, 2004).

Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dengan konsentrasi sampel (ppm) sebagai absis (sumbu x) dan nilai % inhibisi sebagai ordinatnya

(sumbu y). Dari persamaan regresi yang diperoleh dapat ditentukan nilai IC50

yaitu:

y= a + bx IC50 = antiLn X Keterangan:

y = 50

a = intercept (garis potong) b = slope (kemiringan regresi) x = Ln konsentrasi

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil ekstraksi B. rhodina

Ekstraksi dari jamur endofit B. rhodina dengan metode maserasi dan dipartisi dengan ekstraksi cair-cair menghasilkan ekstrak dengan massa yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Berat ekstrak B. rhodina Ekstrak Berat (g) n-heksana 37,17

metanol 56,19

b. Aktivitas antioksidan ekstrak Uji antioksidan yang telah dilakukan terhadap ekstrak jamur endofit B. rhodina dengan melihat penghambatan pada radikal bebas DPPH disajikan pada Tabel 2.

(5)

5 Tabel 2. Nilai IC50 pada ekstrak B.

rhodina

Ekstrak IC50 (ppm) n-heksana > 1000

metanol 363,68

Asam askorbat 10,53

Menurut Molyneux (2004), bahwa suatu sampel mempunyai sifat antioksidan bila nilai IC50 yang diperoleh kurang dari 50 ppm. Bila nilai IC50 yang diperoleh berkisar antara 200-1000 ppm, zat tersebut kurang aktif namun masih berpotensi sebagai zat antioksidan. kuat <

50 ppm (sangat kuat), 50-100 ppm (kuat), 100-150 ppm (sedang), 150-200 ppm (lemah) dan > 200 ppm adalah sangat lemah. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai IC50 asam askorbat 10,53 ppm sedangkan ekstrak metanol adalah 363,68 ppm sehingga aktivitas ekstrak ini lemah bila dibandingkan dengan asam askorbat tetapi cukup berpotensi sebagai zat penghasil antioksidan. Namun berbeda dengan ekstrak n-heksana, dimana diperoleh nilai IC50 yaitu lebih besar dari 1000 ppm, hal ini menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana tersebut tidak memiliki aktivitas antioksidan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan terhadap ekstrak jamur

endofit B. rhodina, dapat disimpulkan bahwa ekstrak n-heksana menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat lemah.

Sedangkan untuk ekstrak metanol dengan nilai IC50 > 363,68 ppm diketahui cukup berpotensi sebagai zat penghambat radikal bebas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdou, R., Scherlach, K., Dahse, H. M., Sattler, I., dan Hertweck, C. 2010 Botryorhodines A-D, antifungal and cytotoxic depsidones from Botryosphaeria rhodina, an endophyte of the medicinal plant Bidens pilosa. Phytochemistry. 71 (1): 110–116.

Cimmino, A., Cinelli, T., Masi, M., Reveglia, P., Da Silva, M. A., Mugnai, L., Michereff, S. J., Surico, G., dan Evidente, A. 2017.

Phytotoxic lipophilic metabolites produced by grapevine strains of lasiodiplodia species in Brazil.

Journal of Agricultural and Food Chemistry. 65 (6): 1102–1107.

Farniga, A. 2020. Isolasi dan Seleksi Fungi Endofit dari Akar Mangrove Muara Sungai Siput sebagai Sumber Senyawa Antibakteri. Skripsi. Pekanbaru:

(6)

6 Universitas Riau.

Martos, S., Andolfi, A., Luque, J., Mugnai, L., Surico, G., dan Evidente, A. 2008. Production of phytotoxic metabolites by five species of Botryosphaeriaceae causing decline on grapevines, with special interest in the species Neofusicoccum luteum and N.

parvum. European Journal of Plant Pathology. 121 (4): 451–461.

Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnam, J.E., Jacobsen, L.B., Nichols, D.E., dan McLaughin, J.L. 1982. Brine shrimp: a convenient general bioassay for active plant constituent. Planta Medica. 45:31- 34.

Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radikal diphenyl picrylhydrazyl (dpph) for estimating antioxidant activity.

Journal Science of Technology, 26(2):211-219.

Noraida, T., Hamzah, T., Lee, S.Y., Hidayat, A. dan Terhem, R. 2018.

Diversity and characterization of endophytic fungi isolated from the tropical mangrove species Rhizophora mucronata and identification of potential

antagonists against the soil-Borne fungus. Fusarium solani. Frontiers in Microbiology. 9: 1-17.

Phillips, A. J. L., Alves, A., Abdollahzadeh, J., Slippers, B., Wingfield, M. J., Groenewald, J. Z., dan Crous, P. W. 2013. The Botryosphaeriaceae: genera and species known from culture.

Studies in Mycology. 76: 51–167.

Sassa, T., Ishizaki, A., Nukina, M., Ikeda, M., Sugiyama, T. 1998. Isolation and identification of new antifungal macrophorins E, F and G as malonyl meroterpenes from Botryosphaeria berengeriana.

Bioscience, Biotechnol and Biochemistry. 62: 2260–2262.

Tan, R. X., dan Zou, W. X. 2001.

Endophytes: A rich source of functional metabolites. Natural Product Reports. 18 (4): 448–459.

Yadav AN. 2018. Biodiversity and biotechnological applications of host-specific endophytic fungi for sustainable agriculture and allied sectors. Acta Scientific Microbiology. 1.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian aktivitas aktioksidan diperoleh nilai rata-rata IC50 yang tergolong aktivitas antioksidan sangat aktif yaitu vitamin C sebesar 8,25 ± 0,0493 ppm, aktivitas