Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah indeks saham yang mencerminkan seluruh saham syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap indeks saham syariah Indonesia selama setahun.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah seluruh saham yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah indeks saham yang mencerminkan totalitas saham syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES).
INFLANSI
Ketidakpastian global tidak terlalu besar dan berimbas pada depresiasi nilai tukar rupiah pada tahun 2018. Bank Indonesia melakukan terobosan langkah pencegahan untuk menjaga stabilitas ekonomi, dalam hal ini yaitu nilai tukar rupiah.
KURS
Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh parsial inflasi terhadap perubahan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 Apakah terdapat pengaruh parsial nilai tukar rupiah terhadap perubahan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada bursa efek dari Indonesia.
Batasan Masalah
Apakah ada pengaruh inflasi dan nilai tukar rupiah secara bersama-sama terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui secara parsial pengaruh nilai tukar rupiah terhadap perubahan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama tahun berjalan. Untuk mengetahui pengaruh inflasi dan nilai tukar rupiah secara bersama-sama terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia v.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menambah pemahaman dan memperluas wawasan di bidang lembaga keuangan syariah non perbankan khususnya dalam perubahan indeks harga saham.
Penelitian Terdahulu
Tahun 2011 dan Secara Parsial Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Juni 2011 hingga Mei 2015. 13” Siti Aisiyah Suciningtias, Rizki Khoiroh (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Dampak variabel ekonomi pada Indeks Saham Syariah Indonesia dan hasilnya adalah “Variabel inflasi dan nilai tukar IDR/USD berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode Mei 2011 sampai dengan November 2014, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah Variabel (SBIS) dan harga minyak dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama periode Mei 2011 hingga November 2014. Variabel tersebut nantinya akan dihitung dan dianalisis seberapa besar pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham Syariah, khususnya pada saham Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
Konsep Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
- Pengertian Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
 - Pasar Modal Syariah
 - Saham Syariah
 
Pasar modal merupakan bidang usaha perdagangan surat berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan pasar modal sebagaimana dimaksud dalam UUPM yang tidak melanggar prinsip syariah.
Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat berdampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Inflasi yang tidak stabil akan mempersulit masyarakat untuk melakukan kegiatan konsumsi, “investasi dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi”. Inflasi yang tinggi dan berlebihan akan berdampak negatif terhadap pasar modal yaitu turunnya harga saham sebagai cerminan return perusahaan dan akibat lainnya akan turun.
30. dividen pemegang saham Inflasi yang berkelanjutan merupakan persyaratan mendasar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Inflasi ini disebabkan oleh negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi.
Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar adalah jumlah uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli atau memperoleh satu unit mata uang asing tertentu. Dengan demikian, perubahan harga barang ekspor dan impor akan menyebabkan perubahan permintaan dan penawaran valuta asing. Demikian pula, inflasi akan meningkatkan impor dan menurunkan ekspor, yang akan mengakibatkan peningkatan nilai tukar.
Kegiatan stabilisasi nilai tukar dilakukan sedemikian rupa sehingga pemerintah membeli valuta asing di pasar pada saat kecenderungan nilai tukar menurun. Dengan meningkatkan tendensi negara, maka tendensi jatuhnya nilai tukar dapat dicegah”, begitu pula sebaliknya, jika tendensi kurs naik maka negara menjual valuta asing di pasar, sehingga penawaran devisa meningkat.
Pendekatan Penelitian
Dalam suatu penelitian ilmiah, diperlukan suatu cara yang diinginkan untuk mendefinisikan, mengelola, menguji dan menyimpulkannya dengan menarik suatu kesimpulan yang dapat diterima dan didukung oleh suatu ilmu. Penelitian pada hakekatnya adalah penggunaan metode ilmiah secara formal dan sistematis untuk menjawab peranan penting dalam menentukan arah kegiatan penelitian agar nantinya dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Definisi Variabel Oprasional
4. “Nilai tukar rupiah sebagai variabel independen adalah nilai tukar antara satu mata uang dengan mata uang negara lain, sedangkan indikatornya adalah. Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi dilihat dan diukur dengan membandingkan komponen-komponen yang dapat mewakili kondisi perekonomian suatu negara dibandingkan dengan periode sebelumnya. Produk Nasional Bruto (gross national product) adalah pendapatan yang diterima oleh negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam jangka waktu satu tahun, berdasarkan pendapatan yang diterima oleh warga negaranya.
Produk nasional bruto dihasilkan dengan membandingkan GNP pada periode ini, dikurangi dengan GNP periode sebelumnya, kemudian dibagi dengan GNP tahun sebelumnya dan dikalikan 100%. PDRB periode sebelumnya, kemudian dibagi dengan PDRB tahun sebelumnya dikalikan 100%.
Jenis dan Sumber Data 1) Jenis Data
Produk Domestik Bruto diperoleh dengan membandingkan PDB periode ini dikurangi dengan PDB periode sebelumnya kemudian membaginya dengan PDB tahun sebelumnya dan dikalikan dengan Real Effective Rate (REER)”. Real Effective Rate (REER) dihasilkan dengan menghitung nilai tukar negara tertentu (CURi) dibandingkan dengan nilai tukar Indonesia (Pid) dibandingkan dengan indeks harga konsumen negara tertentu (Pi). Bobot (w) yang digunakan dalam perhitungan didasarkan pada bagian nilai ekspor dan impor masing-masing negara terhadap nilai ekspor dan impor Indonesia.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan diperoleh dari publikasi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) untuk Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) 2015-2019. Sedangkan data nilai tukar Rupiah tahun 2015-2019 merupakan data yang disajikan pada website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id), serta data tingkat inflasi tahun yang tercatat di Badan Pusat Statistik adalah (www.bps.go.id).”
Populasi dan Sampel Penelitian
Sedangkan data nilai tukar Rupiah tahun 2015-2019 merupakan data yang disajikan pada website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) serta data tingkat inflasi tahun yang terdaftar di Badan Pusat Statistik ( www. .bps.go.id)." . 2) Sampel. Data yang digunakan sebagai sampel berupa data Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dengan jumlah 15 observasi.
Hipotesis Statistik
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Uji normalitas menguji apakah model regresi variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal atau tidak. 2) “Multikolinearitas, uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi dapat menentukan adanya korelasi antar variabel independen. Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik F adalah jika nilai signifikansi F < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang mana mengatakan bahwa semua variabel independen secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Uji t statistik digunakan untuk membuktikan hipotesis bahwa terdapat pengaruh parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t-statistik adalah jika nilai signifikansi t (p-value) < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Hipotesis
- Krangka Pemikiran”
 
Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa, penurunan minat investor tercermin dari penurunan harga saham. Jatuhnya harga saham emiten akan menyebabkan turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Kondisi seperti ini akan mendorong investor melepas sahamnya sehingga berdampak pada jatuhnya harga saham.
Sebaliknya, jika nilai tukar rupiah terhadap US$ melemah, berarti nilai tukar sejumlah rupiah yang dibutuhkan untuk membeli satu US$ akan tinggi, sehingga harga saham akan menjadi lebih rendah. Aksi jual investor ini akan menyebabkan turunnya indeks harga saham di bursa efek Indonesia.
Analisis Statistik Deskriptif
Konstanta 3900,535 artinya jika nilai inflasi (X1) dan nilai tukar (X2) sama dengan 0 maka indeks saham syariah Indonesia (Y) bernilai Rp. Koefisien regresi variabel INF(X1) sebesar 1883,356 artinya jika INF naik 1% maka Indeks Saham Syariah Indonesia (Y) akan naik sebesar Rp. Koefisien bernilai positif yang berarti terdapat hubungan satu arah antara INF dengan Indeks Saham Syariah Indonesia, yang berarti semakin tinggi inflasi maka semakin tinggi pula Indeks Saham Syariah Indonesia.
Koefisien regresi variabel BURSA (X2) sebesar 55,33535 artinya jika meningkat sebesar 1% maka harga saham (Y) akan meningkat sebesar Rp. Koefisien bernilai negatif yang berarti tidak terdapat hubungan searah antara BURSA dengan indeks saham Syariah Indonesia, yang berarti semakin tinggi nilai tukar Rupiah maka semakin tinggi pula harga sahamnya.
Pengujian Hipotesis
Variabel dependen nilai tukar inflasi dan rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel independen indeks saham syariah Indonesia. Maka kesimpulan diterima, artinya inflasi dan nilai tukar rupiah” secara bersama-sama mempengaruhi harga saham Indeks Saham Syariah Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019. Rumusan hipotesis Nilai Tukar Rupiah adalah bahwa Nilai Tukar Rupiah secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
Hal ini menunjukkan bahwa inflasi dan nilai tukar Rupiah menjadi lebih kuat dalam menjelaskan variabel dependen Indeks Saham Syariah Indonesia.” Inflasi dan nilai tukar Rupiah dapat memiliki hubungan positif atau negatif dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
PENUTUP
Kesimpulan
Implikasi Penelitian
Sehingga investor yang akan melakukan kegiatan investasi di pasar modal syariah pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilakukan pada saat inflasi cenderung turun. Hasil analisis penelitian ini membuktikan bahwa variabel Nilai Tukar Rupiah (kurs) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Artinya jika terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah (kurs) terhadap USD maka pengeluaran impor dapat menurun dan produksi juga akan menurun dan berdampak pada penurunan keuntungan perusahaan dan pada akhirnya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) juga akan mengalami penurunan. mengurangi.
Saran
- Data Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Tahun 2015 – 2019
 - Statistik Deskriptif
 - Hasil Uji Analisis Regresi
 - Hasil Uji Hiteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: Glejser
 - Perusahaan-perusahaan Penerbit Efek yang Listing di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
 
Di bidang pasar modal, kerjasama yang optimal antara Bank Indonesia sebagai pengendali majelis di Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sebagai pengawas lembaga Syariah juga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan Indeks Syariah Indonesia (ISSI) di Indonesia. “Hal ini untuk melihat pengaruh Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) secara keseluruhan terhadap variabel-variabel yang ada dalam perekonomian.” Agung Dewanto, “Dampak Inflasi, Harga Minyak Dunia dan Dow Jones Industrial Average Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur Pada Perusahaan Tercatat Pada Periode Bursa Efek Indonesia Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2014) Faris Hamam Syarofi , “Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah/US$.
Siti Aisiyah Suciningtias, Rizki Khoiroh, Analisis Dampak Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jurnal. Sugeng Raharjo, “Dampak Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia”, (Surakarta: STIE. “AUB” Surakarta 2009). Septian Prima Rusbariandi, “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia”, (Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta, 2012).
Perusahaan penerbit surat berharga yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Syariah Indonesia (ISSI).