BELERANG
Aktavia Herawati, S.P.,MSc
Fungsi Belerang
Penyusun asam amino metionin & sistein
Mengatur dlm proses pembentukan hijau daun
Memperkuat perkembangan akar
S berperan secara unik dlm metabolisme tanaman
Mengaktifkan berbagai jenis enzim tertentu
Ikut berperan dlm pematangan buah & biji
Sumber S untuk tanaman
– Mineral tanah
– Gas belerang dlm atmosfer
– Belerang yg terikat secara organik
Piece of coal with a
sulphur band Source Gas belerang
a. Mineral tanah
Sulfida-sulfida besi, nikel & tembaga (terutama di tanah dg drainase buruk)
Pirit teroksidasi menjadi sulfat (di daerah pasang surut)
Tanah salin daerah arida & semi arida, berupa CaSO4 (Gibs) → Ca + SO4
Calcium sulfate
Pyrite
b. Belerang atmosfer
Diserap langsung oleh tanaman
Diserap langsung oleh tanah
Ditambahkan lewat air hujan ke dlm tanah
Pembakaran batu bara, membebaskan belerang dioksida &
senyawa S lainnya
c. belerang yg terikat secara organik
seperti halnya N, S juga terikat secara organik, menjadi mantap selama dlm bentuk humus.
Mineralisasi
S – organik Hasil pelapukan sulfat
Kecepatan perombakan bergantung pada : kelembaban, aerasi, suhu & pH mineralisasi
(protein & kombinasi organik lainnya)
(H2S & sulfida lain
merupakan contoh sederhana
j.r.t.
Bentuk-bentuk Belerang
Sulfida,
sulfat,
bentuk organik dan
belerang elemen
Methionine
Sulphide Minerals
H2S + 2O2 H2SO4 2H+ + SO4=
Oksidasi
Dekomposisi S organik oleh mikroorganisme dibentuk sulfat & senyawa lain yang belum sempurna dioksidasi S elemen, tiosulfat &
politionat, senyawa ini terus oksidasi lagi
Pada umumnya di alam oksidasi berlangsung
secara “biokimia” oleh bakteri autotrophic genus Thiobacillus, proses ini dpt terjadi pada kisaran pH >2 - <9
2S + 3O2 + 2H2O 2H2SO4 4 H+ + 2SO4= Thiobacillus heapolitanus
Imobilisasi
bahan organik kaya energi & miskin S, diberikan ke dalam tanah yang miskin S. bahan organik
merangsang pertumbuhan mikroorganisme & S inorganik disintesiskan ke dlm jaringan nya
bilamana kegiatan mikroorganisme menurun S akan muncul dlm larutan tanah
Dalam lingkungan anaerobik SO4=
direduksi oleh bakteri-bakteri Desulfovibro & Desulfotomaculum 2R – CH2OH + SO4= 2R – COOH + 2H2O + S=
Alkohol organik sulfat asam organik sulfida
Dalam tanah dg drainase sangat buruk, ion Fe++ & S= bentuik fero
Reduksi
Fe++ + S= FeS
Besi sulfida
Desulfotomaculum acetoxidans Desulfovibrio
FeS + H2S + 1/2 O2 FeS2 + H2O pH = ± 6,0 – 7,0 FeS2 + 1/2 O2 + H2O Fe++ + 2SO4= + 2 H+
FeS2 + 14Fe+++ 15 Fe++ + 2SO4= + 16H+ pH < 3,5
Oksidasi belerang & kemasaman
Pembentukan jerotsit
12Fe++ + 12SO4= + 3 O2 + 18 H2O + 4K 4KF3(SO4) 2 (OH)6 + 12 Fe++ + 4SO4=
“Cat clay” = tanah sulfat masam aktual mengandung jerosit (KFe3(SO4)2 (OH)6 berwarna kuningan seperti jerami
Masalah pada tanah sulfat masam
pH sangat rendah
keracunan Fe, Al, Mn
fiksasi P sangat tinggi
hara reandah
keracunan karena asam organik
kondisi fisik buruk
mematikan ikan
tingkat kematian tinggi
tingkat pertumbuhan ikan rendah
Retensi Sulfat
Hampir semua tanah menahan sulfat, jumlah yang ikat relatif kecil dibandingkan dg P
Diikat oleh hidroksida Fe & Al dan lempung silikat, terutama kaolinit
Mekanisme pengikatan sulfat
Al Al
O H H O
+ KHSO4 Al Al
SO4 H O
K
+ H2O
pH OH- , reaksi ke arah kiri, membebaskan sulfat yang diserap (KSO-4)
Pemupukan S
Walaupun tanaman membutuhkan S dalam jumlah yang sama dengan kebutuhan P, tetapi pemupukan S tidak sama pentingnya dengan pemupukan P.
Hal ini karena S042- tidak disemat (difiksasi) oleh tanah
sekuat sematan fosfat, sehingga S042- lebih mudah tersedia bagi akar tanaman.
Sejumlah besar S dapat diserap oleh tanarnan dari
atmosfer dan pemupukan yang mengandung S bersamaan dengan pemupukan hara utama lainnya, seperti
ammonium sulfat atau kalium sulfat. Kandungan S di dalam superfosfat adalah sekitar 12 %.