• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk-bentuk pola asuh orang tua di SDN 1 Nologaten Ponorogo nampaknya menarik untuk diteliti

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Bentuk-bentuk pola asuh orang tua di SDN 1 Nologaten Ponorogo nampaknya menarik untuk diteliti"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Bagaimana pola asuh orang tua yang otoriter meningkatkan minat belajar siswa di SDN 1 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015? Bagaimana bentuk pola asuh permisif untuk meningkatkan minat belajar siswa di SDN 1 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015. Bagaimana peran pola asuh orang tua Demokrat dalam meningkatkan minat belajar siswa di SDN 1 Nologaten Ponorogo tahun ajaran 2014/2015?

Untuk mendeskripsikan pola asuh orang tua otoriter dalam meningkatkan minat belajar siswa di SDN 1 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015.

Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi kepada guru tentang tindakan apa yang harus dilakukan dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa di SDN 1 Nologaten Ponorogo. Maka penelitian ini berusaha mengungkap fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan dengan penjelasan yang mengarah pada gambaran bentuk pola asuh di SDN 1 Nologaten Ponorogo. Desain yang bersifat sementara, penelitian ini menyusun desain yang terus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan.14 Sehingga konsep awal yang peneliti buat tentang bentuk orang tua di SDN 1 Nologaten dapat mengalami perubahan ketika peneliti terjun langsung ke lapangan.

Terdapat tiga tahapan dalam penelitian ini ditambah dengan tahapan akhir penelitian, yaitu: tahapan penulisan laporan penelitian.

Sistematika Pembahasan

Bab kedua adalah Landasan Teori, yang berfungsi untuk menyajikan kerangka teori yang dijadikan landasan pemikiran dan penelitian dalam kerangka teori ini Pembahasan meliputi kajian teori parenting, bentuk-bentuk pola asuh, minat belajar dan bagaimana tatanan orang tua pada anak. . . Hasil penelitian bab ketiga, pada bab ini memuat hasil penelitian di lapangan yang meliputi data umum yaitu sejarah berdirinya, visi misi dan tujuan, letak geografis, struktur organisasi, kondisi sarana dan prasarana serta gambaran umum lokasi penelitian di SDN 1 Nologaten Ponorogo. Secara khusus data tersebut meliputi bentuk pola asuh dan cara orang tua dalam meningkatkan minat belajar siswa di SDN 1 Nologaten Ponorogo.

Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca memahami intisari penelitian yang meliputi kesimpulan dan saran.

KAJIAN TEORI

Pola Asuh Orang Tua ( Parenting)

Pola asuh merupakan faktor penting dalam mengembangkan atau menghambat tumbuhnya kreativitas. Menurut Ahmad Tafsir dalam Islam, orang tua lebih bertanggung jawab terhadap anak didiknya. Artinya, orang tua atau pendidik harus memahami bahwa anaknya tidak bisa dianggap setara dengan dirinya.

Shochib, Gaya pengasuhan orang tua untuk membantu anak mengembangkan disiplin diri (Jakarta: PT. Rineka Cipta. Untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat berbagai cara pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua. 41. Santrock yang mengatakan bahwa pola asuh otoriter adalah gaya yang membatasi dan menghukum, di mana orang tua mendorong anak untuk mengikuti arahan mereka dan menghormati pekerjaan dan usaha mereka.

Orang tua otoriter menerapkan batasan dan kontrol yang jelas kepada anak-anak mereka dan meminimalkan argumen verbal. Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang ditandai dengan pengakuan orang tua terhadap kemampuan anaknya. Memberi dan menerima secara verbal dimungkinkan, dan orang tua bersikap hangat dan penuh kasih sayang terhadap anak-anak.

Dalam pola asuh ini, orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang mereka inginkan dan apa yang terbaik untuk mereka. Anak-anak yang orang tuanya mengabaikan mereka merasa bahwa aspek lain dari kehidupan orang tua mereka lebih penting daripada aspek mereka sendiri.

Minat belajar a) Pengertian minat

Ketertarikan dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai satu hal daripada yang lain dan juga dapat diwujudkan melalui partisipasi dalam suatu kegiatan. Oleh karena itu, minat dapat dianggap sebagai respons sadar, karena jika tidak, minat tidak akan ada artinya. Dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan keinginan untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan di sekolah seperti belajar.

Munculnya minat belajar disebabkan oleh beberapa hal, antara lain keinginan yang kuat untuk meningkatkan harkat dan martabat seseorang atau mendapatkan pekerjaan yang baik serta ingin hidup bahagia dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan kinerja yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan kinerja yang rendah.63. Jika siswa menyadari bahwa belajar adalah sarana untuk mencapai berbagai tujuan yang dianggapnya penting dan jika siswa dapat diajak melihat bahwa hasil pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan bagi dirinya, kemungkinan besar siswa akan tertarik dan termotivasi untuk melakukannya.

Secara psikologis, belajar adalah suatu proses kebenaran, yaitu suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhannya. Belajar adalah suatu proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) dihasilkan atau diubah melalui latihan atau praktik. Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar tersebut di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan rangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, menirukan, dan lain-lain. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan aspek psikologis seseorang yang terwujud dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan setuju untuk melakukan proses perubahan perilaku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari ilmu dan pengalaman 73 Dengan kata lain minat belajar adalah perhatian, kesukaan, minat seseorang (siswa) dalam belajar yang tampak melalui semangat, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.

Telaah Hasil Pustaka Terdahulu

Kesamaan antara tesis Kak Husnul Khotimah dengan tesis ini adalah sama-sama membahas pola asuh. Namun dalam tesis Husnul menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu untuk membuktikan apakah ada korelasi atau korelasi antara parenting style dengan motivasi belajar fikih. Sementara itu, dalam skripsi ini peneliti ingin mendeskripsikan pola asuh orang tua otoriter, demokratis dan permisif dalam meningkatkan minat belajar.

Terdapat hubungan yang positif antara minat belajar dengan hasil belajar bahasa Indonesia kelas V di SDN 4 Wagir Kidul Pulung Ponorogo. Kesamaan antara tesis Kak Siti Solekah dengan tesis ini adalah sama-sama membahas tentang minat belajar siswa. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodologi penelitian kualitatif yaitu untuk mendeskripsikan pola asuh orang tua otoriter, demokratis dan permisif dalam meningkatkan minat belajar.

Endah Sri Astuti berjudul “Dampak Pola Asuh Terhadap Gejala Kenakalan Anak/Remaja dan. Jenis kenakalan yang dilakukan adalah perbuatan yang tergolong penyimpangan sederhana dari nilai dan norma yang disepakati oleh keluarga khususnya orang tua terhadap perbuatan , yang melanggar nilai dan norma masyarakat, serta perbuatan yang melanggar norma hukum, meskipun tidak jarang bahkan dalam hal perbuatan (pidana) yang lebih berat.

Berdasarkan sebaran pola asuh, pola asuh permisif dominan berpengaruh terhadap kenakalan anak/remaja. Pencegahan tindak pidana anak/remaja yang dapat dilakukan dengan tetap melibatkan orang tua adalah mencegah berkembangnya perilaku kriminal pada anak/remaja dengan menggunakan/menerapkan metode pola asuh dalam model yang lebih memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan tekanan perilakunya sesuai dengan perkembangannya. kondisi fisik dan psikisnya dengan tidak mengabaikan kontrol yang baik sehingga perilaku kriminalnya masih dalam taraf yang wajar.

DESKRIPSI DATA

Deskripsi Data Umum

  • Sejarah berdirinya SDN 1 Nologaten Ponorogo
  • Letak Geografis SDN 1 Nologaten Ponorogo
  • Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
  • Struktur Organisasi

Letak SDN 1 Nologaten berada di sebelah timur jalan raya dan letak ruang kelas untuk proses belajar mengajar langsung dekat dengan jalan raya. Meski demikian, proses pembelajaran tidak terganggu oleh kebisingan kendaraan yang melintasi jalan raya Sultan Agung. Mampu mengamalkan ajaran agama dan ilmu pengetahuan sebagai hasil proses pembelajaran dan pengembangan diri yang mengarah pada kemandirian peserta didik.

Memperoleh dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan, oleh karena itu kondisi guru harus diperhatikan. Secara keseluruhan guru di SDN 1 Nologaten berjumlah 13 orang, dengan rincian: 1 kepala sekolah, 9 PNS, 3 guru tidak tetap (GTT).

Untuk itu perlu diperhatikan keadaan sarana dan prasarana seperti keadaan sarana dan prasarana di SDN 1 Nologaten Ponorogo sebagaimana terlampir.

Deskripsi Data Khusus

Selain mewawancarai orang tua yang cenderung menganut pola asuh otoriter, peneliti juga mewawancarai siswa yang cenderung menerima pola asuh otoriter. Pengaruh yang dapat membentuk perilaku anak lebih cenderung pada gaya pengasuhan anak. Kewajiban sebagai orang tua yang seharusnya mereka lakukan dialihkan kepada orang lain dengan imbalan uang.

Orang tua selalu menyempatkan waktu untuk mendampingi anaknya saat belajar dan juga membimbingnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ibu NS adalah orang tua yang cenderung demokratis. Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Bapak S adalah orang tua yang cenderung ke tipe demokratis.

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa Ibu M merupakan orang tua yang cenderung bertipe demokratis. Ada pula bentuk pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yaitu dengan memberikan contoh yang baik. Jadi bukan anak yang menemani orang tuanya menonton televisi, melainkan orang tua yang harus mengatur tayangan mana yang cocok untuk anak.

Berdasarkan uraian yang diuraikan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ibu SR merupakan orang tua yang cenderung bertipe demokratis. Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ibu LW merupakan orang tua yang cenderung bertipe demokratis. Selain melakukan wawancara dengan orang tua yang cenderung menganut pola asuh demokratis, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa yang cenderung menganut pola asuh demokratis.

Berdasarkan pengakuan DH, peneliti menyimpulkan bahwa orang tua DH cenderung menganut pola asuh demokratis.

PEMBAHASAN

SARAN

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk lebih merancang program agar menjadi sekolah yang berhasil dan dapat meningkatkan minat belajar siswa melalui pola asuh dan program tersebut dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pendidik tentang tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa di SDN 1 Nologaten Ponorogo. Orang tua hendaknya memperhatikan dan lebih memperhatikan anaknya dalam membimbing belajarnya dan memberikan motivasi yang positif khususnya motivasi dalam belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sugiyono (2016: 240) dokumentasi adalah salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya- karya