• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berasap Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Berasap Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2 Studi Objek Wisata Alam Air Terjun Telun Berasap Kecamatan Gunung Tujuh

Kabupaten Kerinci

Oleh:

Asma Tri Hidayani*Ridwan Ahmad**Rika Despica**

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*

Dosen Pendidikan Gografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRACT

This study aimed to obtain the data, process, analyze and discuss the Study of Natural Attractions Niagara Telun Fuming Mount Kerinci District Seven in view of: 1) Management System, 2) How to Go / Enjoy Attractions, 3) Community Participation, 4 ) Sapta charm Conditions.

This study belongs to qualitative research. informants in the study took the snowball technique, the research subjects or respondents that the Department of Tourism, Arts and Culture, Village Head Telun Fuming, business attraction, Village Community Telun smoky. Data collected through observation, structured interviews, documentation and shooting.

The results showed: 1) attraction Telun smoky Falls is managed by the Department of Tourism, the management system is good enough, but there are still many that have not been repaired by the government's Department of Tourism, 2) how the visitor can enter / enjoy Niagara attractions that visitors wajub Telun Fuming pay admission to tourist sites, visitors on a regular day wear cost for children and adults Rp 2,000 to Rp 4,000, while a typical day like today Eid visitors are charged Rp 10,000, 3) Participation in the Village Telun Fuming society in maintaining attraction Telun smoky Falls by way of mutual cooperation in the tourist sites every Friday, and maintaining the security of the visitors come to the site every attraction. 4) The condition of hospitality, the beauty, the security, and the coolness Telun smoky Falls is very good, while the condition of order and memories Telun smoky Falls pretty good, but the hygiene conditions in Niagara Fuming unfavorable, due to the lack of awareness of visitors in maintaining the cleanliness The site attractions Telun smoky Falls.

PENDAHULUAN

Air Terjun Telun Berasap bersumber dari sungai yang berhulu di Danau Gunung Tujuh (danau tertinggi di Asia Tenggara dengan ketinggian 1.905 di atas permukaan air laut) yang mengalir ke Sungai Batang Sangir melewati tebing terjal dengan ketinggian sekitar 50 m. Orang Jambi menyebutnya Air Terjun Telun Berasap karena besarnya debit air yang turun sehingga menimbulkan kabut air di sekelilingnya. Di balik Air Terjun Telun Berasap, terdapat sebuah goa. Masyarakat setempat tidak berani memasuki goa tersebut karena medannya begitu sulit dilalui. Air terjun yang sangat deras dengan karang yang terjal, menyebabkan goa tersebut tidak pernah dikunjungi oleh masyarakat maupun para

wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Air Terjun Telun Berasap. (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, 2013).

Hasil obsevasi yang penulis lakukan di lapangan, penulis melihat bahwa objek wisata Air Terjun Telun Berasap yang terletak di Desa Telun Berasap Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci di kelola oleh pemerintah Dinas Pariwisata, pengunjung yang berkunjung di lokasi objek wisata Air Terjun Telun Berasap wajib membeli tiket masuk ke lokasi objek wisata tersebut. Sedangkan di lihat dari partisipasi mayarakat dalam menjaga objek wisata Air Terjun Telun Berasap sudah terlihat di dalam menjaga sapta pesona objek wisata seperti: menjaga keindahan, keamanan dengan

(3)

3 cara berjaga-jaga di sekitar lokasi objek wisata,

dan kebersiahannya dengan menyediakan tempat sampah di lokasi objek wisata tersebut.

Pengembangan kepariwisataan tentu harus didukung oleh segenap lapisan, baik itu pemerintah, kalangan swasta maupun masyarakat, dan didukung oleh sarana prasarana di objek wisata Air Terjun Telun Berasap, data pengunjung yang penulis dapatkan dari Dinas Pariwisata Seni dan Budaya tahun 2012 yaitu:

Wisatawan Lokal 6000 orang, Wisatawan Regional 1200 orang dan Wisatawan Asing 250 orang. Kehadiran Air Terjun Telun Berasap merupakan fantasi alam yang cukup menakjubkan, Wisata Air Terjun Telun Berasap Kabupaten Kerinci sangat indah, kita dapat menikmati air yang indah seperti asap yang dapat menyejukan hati bila di dekatnya. Pada siang hari saat matahari terik, kita dapat melihat pelangi di sekitar air terjun yang tentunya akan lebih memanjakan mata pengunjung. Selain kesejukan dan udaranya yang segar, suasana

Berasap Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci

yang masih alami yang membuat kita tidak akan pernah lupa telah mengunjungi objek wisata ini. (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, 2013).

Namun dari hasil pengamatan sementara penulis, objek wisata air terjun telun berasap ini belum mampu menjadi objek wisata yang dapat bersaing dengan objek wisata lainnya di Kabupaten Kerinci, seperti objek wisata Danau Kerinci objek wisata ini berada di dekat perkotaan sehingga Akomodasi bagi para pengunjung mudah di dapat, sedangkan objek wisata Air Terjun Telun Berasap jauh dari perkotaan sehingga Akomodasi bagi para pengunjung tidak mudah di temui. Berdasarkan kenyataan inilah penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah objek wisata alam Air Terjun Telun Berasap ini kedalam sebuah judul

“Studi Objek Wisata Alam Air Terjun Telun Berasap Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci”.

METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan judul penelitian dan masalah serta sesuai dengan tujuan sifat masalah yang di teliti maka penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini tertuju kepada pengungkapan masalah yang terjadi pada masa sekarang dan sebagaimana adanya.

Penelitian ini akan mendeskripsikan pengembangan objek wisata alam Air Terjun Telun Berasap Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Penelitian ini bermaksud untuk mencari informasi sebanyak mungkin melalui informan dan pengamatan langsung di lapangan. Objek wisata alam Air Terjun Telun Berasap yang terletak di Desa Telun Berasap Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari awal bulan Juli hingga pertengahan bulan Agustus 2014.

Informan kunci diambil yakni dari Dinas Pariwisata Olah Raga Seni dan Budaya Kabupaten Kerinci, Kepala Desa, Pengelola objek wisata Air Terjun Telun Berasap, Pengunjung/Wisatawan dan Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar objek wisata alam Air Terjun Telun

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data berdasarkan Sugiyono (2011: 194) adalah sebagai berikut:

1. Metode pengamatan

Pengamatan (observation) merupakan cara yang sangat baik untuk meneliti tingkah laku manusia. Dalam melakukan pengamatan sebaiknya peneliti sudah memahami terlebih dahulu pengertian-pengertian umum dari objek penelitiannya apabila tidak maka hasil pengamatannya menjadi tidak tajam.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik komunikasi antara inteviewer dengan interviewee. Terdapat sejumlah syarat bagi seorang interviewer yaitu harus responsive, tidak subjektive, menyesuaikan diri dengan responden dan pembicaraannya harus terarah.

Disamping itu terdapat beberapa hal yang harus dilakukan intrviewer ketika melakukan wawancara yaitu jangan memberikan kesan negatif, mengusahakan pembicaraan bersifat continue jangan terlalu sering meminta

(4)

4 responden mengingat masa lalu.

Wawancara kepada informan bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tentang objek wisata alam Air Terjun Telun Berasap Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Dalam teknik ini melakukan dua metode :

a. Wawancara tak terstruktur (bebas) Wawancara bebas berlangsung secara alami, tidak mengikat atau diatur oleh suatu pedoman, atau oleh suatu format yang baku. Namun demikian, keterangan-keterangan yang diberikan diarahkan pada data yang diinginkan.

b. Wawancara terstruktur

Bertujuan memperoleh keterangan khusus yang berkaitan dengan masalah penelitian yang disusun dalam bentuk instrumen penelitian berupa daftar wawancara kemudian direkam dalam tape recorder.

3. Metode Dokumenter

Dokumenter berasal dari kata dokumen yang artinya semua barang- barang yang yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan, peninggalan benda purbakala yang merupakan simbol-simbol atau gambar.

Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan cara :

1. Menggunakan pedoman dokumentasi, yang memuat garis besar atau kategori dokumen yang akan dicari datanya.

2. Check list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya dimana dari daftar ini peneliti tinggal memberikan tanda pada setiap item yang ada dalam daftar.

Jadi Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia, dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang

yang lebih luas mengenai pokok penelitian.

4. Pemotretan

Pemotretan yang dilakukan bertujuan untuk memperkuat dan mendukung data yang diperoleh. Hasil pemotretan disajikan sesuai dengan data dan persoalan penelitian.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data di analisis dengan metode yang dikemukakan oleh Milles dan Hubberman yang dikutib oleh Sugiyono (2013: 431) yaitu dengan langkah-langkah sebagai betikut:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.

Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

Reduksi data merupakan proses pemusatan perhatian pada penyederhaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan, reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung. jadi reduksi data itu adalah bentuk analisis yang menajam, mengolongkan, membuang yang tidak perlu, mengorganisasikan data sehingga kesimpulan-kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasikan.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dapat berupa matrik, jaringan dan bagan-bagan yang dirancang guna mengabungkan informasi tersusun untuk mentukan kebenaran dalam penarikan kesimpulan.

(5)

5 3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan dan verifikasi dilaksanakan selama penelitian, kesimpulan awal bersifat longgar dan akhirnya semakin rinci dan mengakar dengan kokoh. apabila terjadi kesalahan data yang mengakibatkan kesimpulan tidak sesuai, maka dapat dilakukan proses ulang dengan melalui tahapan yang sama.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikunya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada, temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis dilapangan, maka hasil tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam uraian. Dalam pembahasan tersebut penulis membahas dan mendeskripsikan strategi yang telah dilaksanakan dalam pariwisata pada objek wisata alam Air Terjun Telun Berasap Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.

Sistem pengelolaan merujuk kepada seperangkat peranan yang di lakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau bisa juga merujuk kepada fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut. Pembahasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, Objek wisata alam Air Terjun Telun Berasap di kelola oleh pemerintah Dinas Pariwisata. Suatu pengembangan objek wisata pemerintah mempunyai peranan yang sangat besar sekali, karena suatu daerah yang masih dalam usaha mencapai kesejahteraan itu tidak terlepas dari dorongan pemerintah setempat.

Sistem pengelolaan yang di buat oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Kerinci

sistem pengelolaannya sudah cukup baik, akan tetapi masih banyak yang belum di benahi oleh pemerintah Dinas Pariwisata, seperti tempat sampah yang terbatas, kebersihan yang kurang terjaga, dan pondok tempat melihat Air Terjun yang belum di perbaiki.

Hal ini sesuai dengan pendapat Pitana dan Diarta (2009: 81) pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada pirinsip-prinsip pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal.

Kedua, Cara masuk/menikmati objek wisata Air Terjun Telun Berasap pengunjung wajib membayar tiket untuk dapat masuk ke lokasi objek wisata tersebut. Berdasarkan data yang di peroleh dari informan penelitian tiket yang di jual di objek wisata tersebut kalau hari biasa tiket di jual seharga anak-anak Rp 2000 sedangkan untuk orang dewasa seharga Rp 4000, akan tetapi pada hari-hari besar seperti hari lebaran tiket di jual seharga Rp 10000, dan anak-anak yang di bawah umur 12 tahun tidak wajib membeli tiket.

Hal ini sesuai dengan pasal 14 tentang Struktur dan Besarnya Tarif dalam Peraturan Pemerintah Taman wisata Air Wendit Kabupaten Malang tahun 2008 tentang nilai nominal Retribusi ditentukan dengan tingkat penggunaan jasa yang di ukur berdasarkan atas klasifikasi kios dan klasifikasi tempat atau ruangan serta jenis barang atau jasa yang di jual dengan rincian sebagai berikut:

a. Tiket tanda masuk kawasan atau area Taman Wisata Air Wendit untuk 1 (satu) orang dewasa sekali masuk : Rp. 10.000,00

b. Tiket tanda masuk kawasan atau area Taman Wisata Air Wendit untuk anak-anak sekali masuk : Rp. 5.000,00

c. Tiket tanda masuk untuk rombongan (group) sekurang-kurangnya 30 orang, untuk 1 (satu) orang sekali masuk : Rp.

9.000,00

d. Tiket tanda masuk berlangganan untuk 1 (satu) orang sekali masuk : Rp. 6.000,00

Ketiga, Partisipasi masyarakat dalam bidang kepariwisataan dengan menjaga suatu objek wisata sangatlah penting karena masyarakat merupakan faktor utama yang sangat

(6)

6 berperan sekali dalam hal menjaga objek wisata

masyarakat dapat mengembangkan objek wisata dapat kita lihat dari hal-hal kecil saja contohnya saja masyarakat berpartisipasi dalan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Masyarakat di Desa Telun Berasap partisipasinya dalam menjaga objek wisata Air Terjun Telun Berasap dengan cara bergotong royong setiap hari jumat, dan menjaga keamanan dengan cara berjaga-jaga di lokasi objek wisata tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat Direktorat Jendral Pariwisata dalam Afriyenti (2007) mengatakan bahwa wujud dari partisipasi mayarakat yang sangat di harapkan yaitu:

a. Turut serta dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup

b. Melestarikan dan mengembangkan seni budaya, seni tari, dan kerajinan tangan.

c. Meningkatkan keramah-tamahan dan kesopanan terhadap pengunjung

Keempat. Kondisi sapta pesona objek wisata Air Terjun Telun Berasap seperti keamanan, keindahan, kesejukan, ketertiban, keramah-tamahan, dan kenangan merupakan inti dari program pemerintah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Kerinci dalam meningkatkan sadar wisata yang ada di objek wisata Air Terjun Telun Berasap.

Keindahan dan kesejukan tidak di ragukan lagi karena objek wisata Air Terjun Telun Berasap terletak di antara rerimbunan hijau dan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan hutan yang ada di lokasi objek wisata masih alami. Kemudian di lihat dari keamanannya pemuda setempat ikut serta dalam menjaga objek wisata tersebut, dan keramah-tamahannya masyarakat yang berada di Desa Telun Berasap sangat menghormati wisatawan yang berkunjung di objek wisata tersebut.

Adapun objek wisata ini mempunyai kekurangan yaitu dalam segi kebersihannya masih banyak sampah-sampah yang di buang sembarangan oleh para pengunjung, kemudian ketertiban yang kurang tertib dari wisatawan.

Sedangkan di lihat dari segi kenangannya objek wisata ini tidak memiliki cendera mata atau soevenir-soevenir untuk kenagan bagi para pengunjung tetapi kenagan yang di berikan Air Terjun Telun Berasap untuk

wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini yaitu keindahan dan kesejukan yang tidak bisa terlupakan oleh wisatawan atau pengunjung.

Hal ini sesuai dengan pendapat Bakaruddin (2009 : 75) sebagaimana telah di singgung di atas yang pada dasarnya ada 7 unsur daya tarik wisatawan yang dapat mempengaruhi keinginan berkunjung wisatawan yang membuatnya betah tinggal lebih lama di derah tujuan wisata dengan sapta pesona sebagai tema sentral dalam kampanye sadar wisata bukanlah mengada-ngdakan dan bukan pula merupakan mustahail di wujudkan, Tiga unsur sapta pesona tersebut di jadikan sasaran yang perlu di wujudkan dalam upaya meningkatkan berdisiplin National aman, tertib dan bersih.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

1. Objek wisata Air Terjun Telun Berasap di kelola oleh Dinas Pariwisata, sistem pengelolaannya sudah cukup baik, akan tetapi masih banyak yang belum di perbaiki oleh pemerintah Dinas pariwisata seperti:

sarana dan prasarana di lokasi objek wisata tersebut.

2. Cara pengunjung dapat masuk/menikmati objek wisata Air Terjun Telun Berasap yaitu pengunjung wajib membayar tiket masuk ke lokasi objek wisata, hari biasa pengunjung di kenakan biaya untuk anak- anak Rp 2000 dan orang dewasa seharga Rp 4000, di hari-hari besar seperti hari lebaran pengunjung di kenakan biaya seharga Rp 10.000.

3. Partisipasi masyarakat di Desa Telun Berasap dalam menjaga objek wisata Air Terjun Telun Berasap dengan cara bergotong royong di lokasi objek wisata tersebut setiap hari Jumat, dan menjaga keamanan setiap pengunjung datang.

4. Kondisi keramah-tamahan, keindahan, keamanan dan kesejukan Air Terjun Telun Berasap sangat baik, sedangkan kondisi ketertiban dan kenangan cukup baik, akan

(7)

7 tetapi kondisi kebersihannya kurang baik,

karena kurangnya kesadaran pengunjung dalam menjaga kebersihan di lokasi objek wisata tersebut.

Saran

Berdasarkan analisis diatas, maka pada bagian ini akan dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada pengelola di sarankan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang seluruh aktifitas wisata yang akan dilakukan oleh wisatawan, dan menjadikan objek wisata sebagai daerah wisata yang potensial, dalam meningkatkan promosi wisata yang lebih inovatif dan kreatif melalui pemanfaatan media cetak maupun elektronik, mengadakan even-even pameran kepariwisataan secara periodik serta melakukan kerjasama atau mengadakan kerjasama antar pemerintah daerah tetangga antara lain: Sumatera Barat dan Bengkulu.

2. Kepada pemerintah Dinas Pariwisata di sarankan untuk mengembangkan seluruh sumberdaya wisata, memperlancar aksesibilitas menuju lokasi wisata, menyediakan akomodasi di lokasi wisata, serta meningkatkan infrastruktur yang ada.

3. Kepada masyarakat di sarankan untuk membuat cindera mata khas Kerinci dan karya-karya lainnya, agar objek wisata Air Tejun Telun Berasap dapat di kenang oleh pengunjung.

4. Perlu penelitian lanjutan yang meneliti tentang objek wisata alam Air Terjun Telun Berasap.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Revy. 2003. Pengembangan Potensi Objek Wisata Pantai Carocok Painan Kabupaten Pesisir (Karya Ilmiah).

Padang: Skripsi UNP Padang.

Aryeti. 1997. Tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata Budaya Pusat Dokumentasi dan informasi kebudayaan Minang Kabau.

Padang: Skripsi UNP Padang.

Admin. 2012. Air Terjun Telun Berasap, Keindahan Terselip di Lebatnya Taman Nasional Kerinci Seblat

(http://herrydevi.wordpress.com/my- hobby/telun-berasap/,diakses 20 juni 2014).

Anonimous. 1982. Pengelola Taman Wisata.

Diakses 22 Juni 2014.

Bakaruddin. 2008. Pengembangan Objek-objek Wisata Alam dan Permasalahannya di Kota Padang. Padang: HIPS IKIP Padang.

Bakarudin. 2009. Perkembangan Permasalahan Kepariwisataan. Padang: UNP press.

Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Kerinci. Renstra Kab. Kerinci, 2014 Jamaris. 1991. Respon Masyarakat Terhadap

Pengembangan Objek Wisata di Sumatera Barat Dalam Kaitannya Dengan Status Sosial Budaya. Padang:

Skripsi IKIP Padang.

Mill, Cristie Robert. 2000. Tourism The International Business. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2011.Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis.

Bandung: Alfabeta.

Sari. 2009. Fakto-faktor yang Menyebabkan Kurangnya Jumlah Pengunjung Objek Wisata Alam Danau Maninjau Kabupaten Agam. Padang: STKIP PGRI Padang.

Pendit. 1927. Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paritama, 1986.

Patilima. 2011. Metode Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta

Pitana, I Gede dan Diarta I Ketut Surya. 2009.

Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:

Andi Offset.

Yoeti, A.Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata.

Penerbit: Angkasa Bandung.

http://konseppariwisata.blogspot.com/2009/04/s apta-pesona.html, diakses tanggal 4 Agustus 2014

http://www.disbudpar.baritoselatankab.go.id/cat egory/undang-undangperda/ diakses 4 Agustus 2014

(8)

8 http://bag,hukum.malangkab.go.id/downloads/N

o%208%20ttg%20Pengelolaan%20Tama n%20Wisata%20Air%20wendit.pdf diakses 4 Agustus 2014.

Referensi

Dokumen terkait

 Klimczak, Inga, Malecka, Maria, Szlachta, Miroslawa, Gliszczyn´ska-S´wiglo, Anna 2006, „Effect of storage on the content of polyphenols, vitamin C and the antioxidant

The affective aspects observed during learning activities are religious, nationalist, honest (integrity), and conscientious in the components of the Means Ends