• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERBASIS TUGAS DI ERA NEW NORMAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BERBASIS TUGAS DI ERA NEW NORMAL "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

~ i ~

(2)

~ ii ~ BOOK CHAPTER

STRATEGI PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI ERA NEW NORMAL DENGAN PENDEKATAN KEARIFAN LOKAL

PENULIS

I Gede Sudirgayasa, I Ketut Surata, I Made Sudiana, I Made Maduriana Putu Ayu Paramita Dharmayanti

I Nyoman Suaka Ni Rai Vivien Pitriani

I Gst Agung Ayu Nova Dwi Marhaeni , Ni Putu Seniwati, I Wayan Nayun Ni Made Sueni, Desak Nyoman Alit Sudiarthi

I Wayan Numertayasa, I Putu Oka Suardana

Ni Putu Dessy Mayuni Apsari, I Gst Agung Ayu Nova Dwi Marhaeni Vita Meylani, Endang Surahman, Adhitya Amarulloh Pande Agus Adiwijaya, I Nyoman Sudirman, Putu Beny Pradnyana

Anak Agung Purwa Antara, I Wayan Sudiarta Ni Wayan Mekarini

I Gusti Agung Handayani, Ni Wayan Dian Permana Dewi, I Made Yasna Syahrul Ramadan, Nurnazmi, Ida Mawaddah,

Kadek Devi Kalfika Anggria Wardani, A.A.Ngr.Eddy Supriyadinata Gorda Ni Nyoman Karmini, I Made Suparta, I Nyoman Adi Susila

Dewa Nyoman Wija Astawa, Ni Wayan Sadri I Ketut Sukanta, I Made Aryantha

Nurnazmi, Dewi Ratna Muchlisa Mandyara, Irfan

I Putu Oka Suardana, I Wayan Numertayasa, I Kadek Karisma Putra St. Nurbayan, Azhar, Arifuddin, Irfan

EDITOR :

Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si.

Prof. Dr. Drs. Dewa Nyoman Oka, M.Pd.

Prof. Dr. Dra. Ni Nyoman Karmini, M. Hum.

Diterbitkan oleh :

Cakra Media Utama Jalan Diponegoro No. 256

Denpasar, Bali Ponsel: 081239937772

Email: [email protected] Bekerja sama dengan

Saraswati Institut Press LPPM IKIP Saraswati

Jalan Pahlawan Nomor 2 Tabanan – Bali 82113 Telp. (0361) 811267 Email: [email protected] | www.ikipsaraswati.ac.id

Cetakan pertama 2021

ISBN : 978-623-7575-14-6

(3)

~ iii ~

SAMBUTAN REKTOR IKIP SARASWATI

Puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Parama Kawi/ Tuhan Yang Maha Esa, atas asung kertha wara nugraha-Nya, Book Chapter dengan tema “Strategi Pembelajaran Jarak Jauh di Era New Normal dengan Pendekatan Kearifan Lokal”

dapat diterbitkan, sebagai salah satu upaya membudayakan kebiasan menulis artikel ilmiah di kalangan para dosen khususnya dosen-dosen di lingkungan IKIP Saraswati Tabanan - Bali

Saya sangat mengapresiasi dan menyambut baik penerbitan Book Chapter ini, karena buku ini merupakan salah satu upaya efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa pandemi Covid-19. Penulisnya sangat bervariasi mulai dari penulis pemula sampai penulis senior dari berbagai Perguruan Tinggi. Setidaknya ada delapan perguruan tinggi yang berpartisipasi mengirimkan artikel pada penerbitan Book Chapter ini. Perguruan tinggi yang berpartisipasai berasal dari berbagai daerah (NTB, BALI, Jawa Barat) baik PTN maupun PTS.

Lewat kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Panitia Dies Natalis ke-37 IKIP Saraswati yang telah bekerja keras sampai Book Chapter ini bisa diterbitkan. Semoga kehadiran Book Chapter ini dapat memberi inspirasi dan motivasi bagi pembaca dalam melaksanakan tugas di masa pandemi Covid-19 ini.

Tabanan, Februari 2021

Rektor,

Prof. Dr. Drs. Dewa Nyoman Oka,M.Pd NIP. 195812121984031003

(4)

~ iv ~

KATA PENGANTAR

Pandemi Covid-19 mampu mengubah tatanan kehidupan manusia termasuk pula dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, pandemi Covid-19 sempat mengguncang pikiran dan emosi para pendidik dan peserta didik. Pada awal pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan (daring) sempat membuat panik, bingung, cemas bahkan stress bagi para pendidik, peserta didik, bahkan para orang tua murid.

Faktor penyebabnya banyak sekali. Satu di antaranya adalah ketidaksiapan dalam penerapan teknologi. Belum semua pendidik, peserta didik, bahkan orang tua murid melek teknologi. Selain itu, belum semua tempat terjangkau jaringan internet. Seiring berjalannya waktu, di era new normal keadaan tersebut di atas berangsur-angsur dapat diatasi. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik.

Untuk merayakan Dies Natalis IKIP Saraswati ke-37, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan webinar nasional pada tanggal 5 Oktober 2020 dan selanjutnya diisi dengan kegiatan pembuatan Book Chapter. Ternyata, dalam situasi berjuang mengatasi Covid-19 di era new normal ini, semangat menulis para penulis untuk Book Chapter tetap tinggi. Terbukti dari jumlah tulisan yang dimuat dalam Book Chapter berjumlah 21 artikel yang berasal dari Dosen Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang ada di Bali dan di luar Bali. Puji dan syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena Book Chapter dapat diterbitkan pada bulan Pebruari 2021.

Sekaitan dengan Book Chapter ini, perlu disampaikan di sini bahwa temanya adalah “Strategi Pembelajaran Jarak Jauh di Era New Normal dengan Pendekatan Kearifan Lokal”.Sub-sub temanya, adalah “Kreativitas dan Inovasi Pembelajaran Jarak Jauh”; “Peran Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Jarak Jauh”; “Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Jarak Jauh”; “Assesmen Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis HOTS”.

Setiap tulisan dalam Book Chapter ini ditampilkan dalam bentuk bab-bab. Bab 1 berjudul “Membuat Media Pembelajaran Biologi Online Melalui Kanal Youtube” dengan penulisnya I Gede Sudirgayasa, I Ketut Surata, I Made Sudiana, I Made Maduriana, Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Saraswati. Dari Simpulannya dapat dipetik bahwa ada 5 langkah utama dalam membuat kanal youtube sebagai media pembelajaran. Langkah-langkah tersebut,adalah 1) membuat akun google, 2) membuat kanal youtube, 3) membuat video pembelajaran, 4) unggah video pembelajaran ke kanal youtube, dan 5) membagikan link video yang telah diunggah kepada peserta didik.

Bab 2 berjudul pemanfaatan pinterest dalam menulis paragraf deskriptif di masa pembelajaran Jarak Jauh oleh Putu Ayu Paramita Dharmayanti dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fkip Unmas Denpasar. Dari tulisannya dapat dipetik bahwa pinterest adalah salah satu media sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai media ataupun sumber belajar dalam proses pembelajaran jarak jauh. pinterest yang menyediakan banyak gambar dengan berbagai topik menjadikan pinterest sebagai media ataupun sumber belajar yang ideal dalam pembelajaran menulis terutama menulis paragraf deskriptif berbahasa Inggris. Pinterest sangat mudah dan murah untuk digunakan.

Gambar-gambar yang disajikan oleh pinterest sangat menarik dan enak dipandang sehingga mahasiswa tidak merasa bosan. Dengan pinterest dapat memudahkan mengembangkan ide secara terstruktur dalam menulis paragraf deskriptif karena pinterest memberikan banyak gambar dari beragam topik.

Bab 3 berjudul “Pembelajaran Gaya Bahasa Di Era Pandemi Covid-19 Melalui Media Digital Wayang Kulit Cenk Blonk” oleh I Nyoman Suaka, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, IKIP Saraswati. Dari simpulannya dapat dipetik Wayang kulit Cenk Blonk, dapat dijadikan sebagai media pembelajaran karena

(5)

~ v ~

dijumpai berbagai variasi gaya bahasa. Secara umum, gaya bahasa yang digunakan adalah metafora yang mengandung perbandingan, pengandaian, penegasan. Metafora ini termasuk di dalamnya, repetisi, personifikasi, sindiran, kiasan dan simbolis. Dalang Nardayana sangat piawai bermetafora membuat diksi, narasi, dialog yang menarik sehingga dapat dijuluki dalang metaforis. Kemampuan berbahasa dalang Nardayana didukung dengan estetika suara sesuai dengan tokoh-tokoh wayang yang dimainkan.

Kandungan estetika bahasa disampaikan dalam bentuk humor, kritik sosial, dan nasihat. Dilihat dari startegi pembelajaran, maka gaya bahasa ini akan lebih mudah diingat, dipahami dan dihayati oleh penonton, terutama oleh siswa.

Bab 4 berjudul “Penggunaan Zoho Form sebagai Media Presensi Online dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19”, Ni Rai Vivien Pitriani, Dari Program Studi Pendidikan Agama Hindu Jurusan Dharma Acarya STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja. Dari simpulan yang disampaikan dapat dipetik bahwa Zoho Form dapat menjadi salah satu software yang direkomendasikan untuk membuat alat presensi online karena dilengkapi dengan fitur tanda tangan. Tampilannya dan cara menggunakannya cukup sederhana sehingga mudah dimengerti. Respon dosen dan mahasiswa terhadap penggunaan Zoho Form sebagai alternative presensi online untuk mahasiswa pada proses pembelajaran menunjukkan respon yang baik, yaitu memberikan manfaat yang baik bagi mahasiswa dan dosen. Dengan demikian, penggunaan Zoho Form hendaknya dioptimalkan dalam proses pembelajaran untuk memudahkan dosen dalam merekap data absensi mahasiswa, mengelola kehadiran mahasiswa, dan dapat membuat mahasiswa konsisten untuk selalu hadir dalam setiap proses pembelajaran pada mata kuliah apapun. Hasil respon mahasiswa tersebut menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memberikan respon yang positif terhadap penggunaan Zoho Form sebagai alat presensi online untuk mahasiswa dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Bab 5 berjudul “Analisis Penerapan Model Pembelajaran Yang Bervariasi Terhadap Kreativitas Siswa SMP Masa Pandemi”, oleh I Gst Agung Ayu Nova Dwi Marhaeni , Ni Putu Seniwati, I Wayan Nayun, FPMIPA IKIP Saraswati. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa siswa yag belajar mengunakan model pembelajaran yang bervariasi memiliki skor kreativitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran yang konvensional.

Bab 6 berjudul “Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Tinjauan Pustaka”, oleh Ni Made Sueni, Desak Nyoman Alit Sudiarthi, Dosen FPBS IKIP Saraswati. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa pembelajaran secara daring atau online learning merupakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan perangkat komputer atau gadget yang saling berhubungan di mana guru dan siswa berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan media komunikasi dan informasi.

Bab 7 berjudul “Pengembangan Model Literasi Membaca Dengan Konsep Tri Hita Karana Dalam Pembelajaran Online Di Sekolah Dasar” oleh I Wayan Numertayasa, I Putu Oka Suardana, dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Suar Bangli. Pada simpulannya dinyatakan bahwa (1) pelaksanaan GLS di SD Kecamatan Bangli sudah dilaksanakan sesuai dengan tahap GLS yaitu pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Hanya saja kegiatan masih terkendala jenis buku yang tersedia masih jauh dari kategori cukup, peran Dinas Pendidikan terkait masih kurang, dan peran orang tua tidak ada dalam menyukseskan kegiatan GLS. (2) model literasi membaca yang diintegrasikan dengan komponen- komponen yang terdapat pada falsafah Tri Hita Karana.

Bab 8 berjudul “Analisis Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Matematika dan IPA Siswa SMP dalam Pembelajaran Jarak Jauh”, oleh Ni Putu Dessy Mayuni Apsari1, I Gst Agung Ayu Nova Dwi Marhaeni2, Dosen Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP Saraswati1; Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Saraswati2. Dari simpulan

(6)

~ vi ~

dapat dipetik bahwa pembelajaran jarak jauh di masa pandemi seperti sekarang ini motivasi belajar sangatlah peting untuk menunjang proses pembelajaran agar tetap berjalan kondusif dan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang dinginkan. motivasi belajar memiliki hubungan positif yang kuat terhadap prestasi belajar M atematika dan prestasi belajar IPA.

Bab 9 berjudul “Perspektif Mahasiswa Pendidikan Biologi Terhadap Pembelajaran Di Era Pandemik Covid-19 Berbasis Gender”, oleh 1Vita Meylani,

2Endang Surahman, 3Adhitya Amarulloh, 1Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Siliwangi, 2Jurusan Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Siliwangi,

3Candidate Student in Master of Education in Expert Teaching Practice, Monash University. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa responden laki-laki lebih cenderung memilih pembelajaran online sedangkan perempuan cenderung sebanding dalam memilih metode pembelajaran. Pertimbangan responden dalam memilih metode pembelajaran online didasari pada upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19, tetapi kendala yang dihadapi oleh responden berupa keterbatasan infrastruktur.

Adapun petimbangan utama responden dalam memilih pembelajaran offline adalah efektivitas dan kesesuaian gaya belajar mahasiswa yang cenderung lebih terbiasa dengan pembelajaran offline melalui metode belajar tatap muka. Melihat dari preferensi berdasarkan gender terdapat beberapa aspek kesamaan dalam preferensi pemilihan metode pembelajaran, yaitu berdasarkan aspek pencegahan COVID-19, efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Sedangkan perbedaan pada preferensi pemilihan metode pembelajaran yaitu wanita mempertimbangkan aspek efisiensi dan manajemen waktu dalam memilih metode online tetapi terhambat pada kendala tugas harian yang perlu dilakukan jika melaksanakan pembelajaran online.

Bab 10 dengan judul “Hambatan Pelaksanaan Pembelajaran 0nline di Sekolah Dasar Selama Masa Pandemi Covid-19”, oleh Pande Agus Adiwijaya1, I Nyoman Sudirman2, Putu Beny Pradnyana3, Dosen 1Prodi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Suar Bangli; 2Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Suar Bangli;

3Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Suar Bangli. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa Selama pelaksanaan pembelajaran online, semua siswa belajar dari rumah dan tidak ditemukan siswa yang terinfeksi virus Covid-19. Para guru SDN 2 Yangapi dan SDN 3 Gegelang sulit mengajar online karena banyak di antara mereka yang tidak paham cara menggunakan teknologi informasi. Para guru SDN 2 Yangapi dan SDN 3 Gegelang sulit mendapatkan sinyal internet. Banyak siswa yang tidak memiliki handphone Android, sehingga Para guru SDN 2 Yangapi dan SDN 3 Gegelang sulit melaksanakan pembelajaran online. Para guru SDN 2 Yangapi dan SDN 3 Gegelang sulit memenuhi semua KD yang diharapkan.

Bab 11 dengan judul “Blended Learning Di Era New Normal Covid-19” oleh Anak Agung Purwa Antara, I Wayan Sudiarta, Dosen Prodi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP Saraswati. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa blended learning dengan pendekatan pembelajaran berbasis kearifan lokal akan lebih bermakna dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran dan membangun karakter peserta didik pada era new normal ini. Blended learning juga memfasilitasi terjadinya pengalaman belajar yang optimal dengan memanfaatkan secara tepat teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai melalui empat standar proses pembelajaran yaitu 1) mempelajari (learning); 2) mendalami (deepening); 3) menerapkan (applying); dan 4) mengukur keberhasilan belajar (measuring). Dan strategi pembelajaran dapat diupayakan melalui dua kontinum yaitu pembelajaran yang berorientasi pada guru (seperti tutorial, presentasi, demonstrasi, dll.) dan pembelajaran yang berorientasi pada sisiwa (seperti diskusi, permainan, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, dll.). Semua hal tersebut dapat difasilitasi dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dalam empat kuadran seting belajar.

(7)

~ vii ~

“Bab 12 dengan judul “Kreativitas Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Tugas di Era New Normal”, oleh Ni Wayan Mekarini, Dosen Fakultas Pariwisata Universitas Triatma Mulya, Bali. Dari simpulannya dapat dietik bahwa Perubahan sistem belajar dari tatap muka menjadi pertemuan secara daring menuntun perubahan dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk pembelajaran yang disarankan adalah Task based Learning (TBL) yang menuntun mahasiswa belajar berdasarkan rangkaian tugas umum ke khusus. Pembelajaran bahasa Inggris sebaiknya dimulai dengan listening

‘menyimak’ yang kemudian dikembangkan menuju keterampilan berbicara, menulis atau membaca. Penekanan aspek kebahasaan didiskusikan di bagian akhir sehingga dapat dilakukan koreksi manakala ada kalimat yang belum berterima. Susunan demikian membuka ruang kebebasan mahasiswa mengekspresikan kemampuan tanpa dibebani hal-hal yang bersifat terminologi. Akan tetapi, ruang bebas juga dibatasi dengan language focus dimana suatu bentuk harus disesuaikan dengan bagian lain dalam kalimat.

Bab 13 dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran E-Learning Berbasis Moodle”, oleh I Gusti Agung Handayani, Ni Wayan Dian Permana Dewi, I Made Yasna, Dosen Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP Saraswati. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran e-learning yang berbasis moodle.

Bab 14 dengan judul “Peran Orang Tua Tunggal (Single Parents) Dalam Pendidikan Anak Penenun di Masa Pandemi Covid-19”, oleh Syahrul Ramadan1, Nurnazmi2, Ida Mawaddah3, Dosen 1 Pendamping Program Keluarga Harapan (PPKH) Kota Bima, 2 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Bima, 3 Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa Perkembangan dan pertumbuhan anak dalam dunia pendidikan yang pertama dan utama yakni dalam keluarga, dapat melalui proses sosialisasi primer anak dalam keluarga, yang dapat membentuk corak dalam pribadi anak yang menyangkut kebiasaan, nilai dan norma, budaya, kelas sosial dan pandangan hidup, yang disebut sebagai presenting culture. Setiap Anak akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan teladan ataupun idola bagi mereka.

Bab 15 dengan judul “Pengembangan Online Self-Assessment Dan Peer- Assessment Untuk Menilai Esai Argumentatif Di Lembaga Pendidikan Tinggi”, oleh Kadek Devi Kalfika Anggria Wardani, A.A.Ngr.Eddy Supriyadinata Gorda, Dosen Universitas Pendidikan Nasional. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa berdasarkan proses pengembangan rubrik menggunakan model Desain Based Research (DBR) dihasilkan rubrik online self-assessment dan peer-assessment untuk menilai esai argumentatif bagi pelajar perguruan tinggi. Rubrik penilaian yang dikembangkan memiliki komponen penilaian holistik dengan mempertimbangkan penilaian konten dan aspek kebahasaan. validitas dan reliabilitas dalam melakukan assessment juga ditingkatkan dengan menjaga anonimitas dalam rubrik yang dikembangkan.

Penggunaan rubrik yang telah dikembangkan dipastikan mampu membimbing peserta didik dalam melakukan proses self-assessment dan peer-assessment dengan lebih akurat dan objektif.

Bab 16 berjudul “Membentuk Karakter Anak Melalui Pembelajaran Jarak Jauh”, oleh Ni Nyoman Karmini1, I Made Suparta2, I Nyoman Adi Susila3, Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, IKIP Saraswati1, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, IKIP Saraswati2, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, FPIPS, IKIP Saraswati3. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa pada siswa telah tertanam pemahaman bahwa sekolah itu sangat penting untuk memperoleh ilmu pengetahuan, harus hormat kepada guru, jangan mengaku-ngaku (pintar), jangan sombong, selama masih hidup kita terus belajar. Pemahaman siswa tersebut dapat membentuk karakter dirinya yang pada nantinya dapat menunjukkan jati dirinya.

(8)

~ viii ~

Bab 17 dengan judul “Pelaksanaan Praktek Mengajar Menggunakan Model Daring Berbasis Karakter”, oleh Dewa Nyoman Wija Astawa, Ni Wayan Sadri, Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FPIPS IKIP Saraswati. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.

Proses yang mengingatkan bahwa selama manusia hidup kita akan terus mengasah diri, belajar membenahi diri, memiliki pengetahuan tentang moral dan etika bermasyarakat (kognitif, moral knowing), memiliki kepekaan rasa yang sesuai dengan sikap moral (afektif, moral feeling), dan perbuatan yang sesuai dengan nilai moral (psikomotorik, moral acting). Untuk mencapai ketiga karakter ini diperlukan tiga tempat pendidikan yang bekerja secara bersamaan, yaitu rumah, sekolah, dan masyarakat.

Bab 18 berjudul “Implementasi Prinsip Pembelajaran dalam Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Di Era New Normal”, oleh I Ketut Sukanta1, I Made Aryantha2, Dosen

1FPIPS IKIP Saraswati, 2 FPMIPA IKIP Saraswatii. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa penerapan prinsip pembelajaran baik secara teoretis dan empiris, determinan terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Implementasi prinsip pembelajaran meliputi: prinsip motivasi, prinsip keaktifan, prinsip keterlibatan langsung/pengalaman, prinsip pengulangan, prinsip tantangan, prinsip penguatan terhadap proses dan hasil belajar siswa, prinsip perbedaan individu.

Bab 19 dengan judul “Media Audiovisual dalam Pembelajaran Motif Nggusu Waru pada Kain Tenun Songket Suku Mbojo di Era New Normal”, oleh Nurnazmi1, Dewi Ratna Muchlisa Mandyara2, Irfan3, Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Bima, Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima, 3Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa penggunaan media audiovisual sangat efektif dan efisien dalam pembelajaran daring, dengan menggunakan materi motif nggusu waru pada kain tenun songket suku mbojo.

nggusu waru merupakan salah satu corak yang ada di dalam sebuah kain tenun, selain arsitektur bangunan, nggusu waru dalam motif kain tenun bermakna sama disetiap corak nggusu waru, yang membedakan adalah media yang digunakan dalam mendesain motif nggusu waru seperti pada kain tenun. nggusu waru artinya delapan syarat atau sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yang terdiri dari dou ma dei ro paja ilmu; dou di madahu di ruma; dou ma taho ruku ra rawi; londo ra mai: dou madodo tando tambari kontu: dou mambeca wombo: dou masabua nggahi labo rawi:

dan dou madisakai mapoda.

Bab 20 dengan judul “Pengembangan lembar kerja peserta didik berbasis kearifan lokal pada kelas iv pengguna kurikulum 2013 di era new normal”, oleh I Putu Oka Suardana1, I Wayan Numertayasa2, I Kadek Karisma Putra3, Dosen 1Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Suar Bangli; 2Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Suar Bangli; 3Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Suar Bangli. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa Pengembangan lembar kegiatan peserta didik yang berbasiskan kearifan lokal pada kelas IV pengguna kurikulum 2013 dilakukan melalui prosedur penelitian pengembangan (Research and Develovment). Bahan ajar lembar kegiatan peserta didik yang dikembangkan oleh peneliti telah melalui tahap-tahap pengembangan salah satunya tahap validasi.

Bab 21 tulisan paling akhir berjudul “Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Wabah Pandemi Covid-19 dan Sikap Anak dengan Adaptasi New Normal” (Studi Dampak Negatif pada Anak di Kelurahan Sambinae Kota Bima), oleh St. Nurbayan1, Azhar2, Arifuddin3 Irfan4, Dosen 1Jurusan Pendidikan Sosiologi IPS STKIP Bima, 2STKIP Bima,

3STKIP Bima, 4STKIP Bima. Dari simpulannya dapat dipetik bahwa Sejak memiliki samrtphone sendiri anak-anak belajar online, setelah belajar, mereka mengisi kejenuhannya dengan bermain games dan tidak lagi bermain dan bersosialisasi dengan saudara atau teman-temannya. Sekarang ditengah adaptasi new normal, anak-anak dibiarkan belajar tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan, namun dari 10 informan penelitian rata-rata masih menginginkan pembelajaran jarak jauh,

(9)

~ ix ~

karena ternyata mereka khawatir bahwa smarphone dalam pegangannya diambil kembali oleh orang tua mereka.Untuk sikap adaptasi new normal rata-rata belum menyesuaikan diri dan butuh waktu dan dampingan orang tua dan guru secara ketat untuk menyesuaikan diri.

Dengan online-nya Book Chapter ini, Panitia mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja sama yang baik dari semua pihak yang berkenan meramaikan perayaan Dies Natalis ke-37 IKIP Saraswati melalui karya ilmiah ini. Semoga kehadiran Book Chapter ini bermanfaat menambah wawasan pembacanya.

Tabanan, Februari 2021 Ketua Panitia

Prof. Dr. Dra. Ni Nyoman Karmini, M. Hum.

(10)

~ x ~ DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ii

SAMBUTAN REKTOR IKIP SARASWATI iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI x

BAB 1

MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI ONLINE MELALUI KANAL YOUTUBE

I Gede Sudirgayasa, I Ketut Surata, I Made Sudiana, I Made Maduriana

1

BAB 2

PEMANFAATAN PINTEREST DALAM MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF DI MASA PEMBELAJARAN JARAK JAUH Putu Ayu Paramita Dharmayanti

7

BAB 3

PEMBELAJARAN GAYA BAHASA DI ERA PANDEMI COVID-19 MELALUI MEDIA DIGITAL WAYANG KULIT CENK BLONK I Nyoman Suaka

12

BAB 4

PENGGUNAAN ZOHO FORM SEBAGAI MEDIA PRESENSI ONLINE DALAM PROSES PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MASA PANDEMI COVID-19

Ni Rai Vivien Pitriani

22

BAB 5

ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN YANG BERVARIASI TERHADAP KREATIVITAS SISWA SMP MASA PANDEMI

I Gst Agung Ayu Nova Dwi Marhaeni , Ni Putu Seniwati, I Wayan Nayun

29

BAB 6

MODEL – MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DAN EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ)

TINJAUAN PUSTAKA

Ni Made Sueni, Desak Nyoman Alit Sudiarthi

34

BAB 7

PENGEMBANGAN MODEL LITERASI MEMBACA DENGAN KONSEP TRI HITA KARANA DALAM PEMBELAJARAN ONLINE DI SEKOLAH DASAR

I Wayan Numertayasa, I Putu Oka Suardana

42

BAB 8

ANALISIS MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DAN IPA SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH

Ni Putu Dessy Mayuni Apsari, I Gst Agung Ayu Nova Dwi Marhaeni2

50

BAB 9

PERSPEKTIF MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI TERHADAP

55

(11)

~ xi ~

PEMBELAJARAN DI ERA PANDEMIK COVID 19 BERBASIS GENDER

1Vita Meylani, 2Endang Surahman, 3Adhitya Amarulloh

BAB 10

HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ONLINE DI SEKOLAH DASAR SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

Pande Agus Adiwijaya1, I Nyoman Sudirman2, Putu Beny Pradnyana3

69

BAB 11

BLENDED LEARNING DI ERA NEW NORMAL COVID-19 Anak Agung Purwa Antara, I Wayan Sudiarta

76

BAB 12

KREATIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS TUGAS DI ERA NEW NORMAL

Ni Wayan Mekarini

88

BAB 13

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE

I Gusti Agung Handayani, Ni Wayan Dian Permana Dewi, I Made Yasna

93

BAB 14

PERAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENTS) DALAM PENDIDIKAN ANAK PENENUN DI MASA PANDEMI COVID 19 Syahrul Ramadan1, Nurnazmi2, Ida Mawaddah3,

99

BAB 15

PENGEMBANGAN ONLINE SELF-ASSESSMENT DAN PEER-

ASSESSMENT UNTUK MENILAI ESAI ARGUMENTATIF DI LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI

Kadek Devi Kalfika Anggria Wardani, A.A.Ngr.Eddy Supriyadinata Gorda

112

BAB 16

MEMBENTUK KARAKTER ANAK MELALUI PEMBELAJARAN JARAK JAUH

Ni Nyoman Karmini1, I Made Suparta2, I Nyoman Adi Susila3

121

BAB 17

Pelaksanaan Praktek Mengajar Menggunakan Model Daring Berbasis Karakter

Dewa Nyoman Wija Astawa, Ni Wayan Sadri

127

BAB 18

IMPLEMENTASI PRINSIP PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR DI ERA NEW NORMAL

I Ketut Sukanta1, I Made Aryantha2

133

BAB 19

MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN MOTIF NGGUSU WARU PADA KAIN TENUN SONGKET SUKU MBOJO DI ERA NEW NORMAL

140

(12)

~ xii ~ Nurnazmi1, Dewi Ratna Muchlisa Mandyara2, Irfan3

BAB 20

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA KELAS IV PENGGUNA KURIKULUM 2013 DI ERA NEW NORMAL

I Putu Oka Suardana1, I Wayan Numertayasa2, I Kadek Karisma Putra3

156

BAB 21

PEMBELAJARAN JARAK JAUH DITENGAH WABAH PANDEMI COVID-19 DAN SIKAP ANAK DENGAN ADAPTASI NEW NORMAL

(Studi Dampak Negatif Pada Anak di Kelurahan Sambinae Kota Bima) St. Nurbayan1, Azhar2, Arifuddin3 Irfan4

163

INDEKS 170

(13)

~ 88 ~

12 KREATIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

BERBASIS TUGAS DI ERA NEW NORMAL

Ni Wayan Mekarini Fakultas Pariwisata Universitas Triatma Mulya, Bali

Email: [email protected]

Pendahuluan

Pemerintah mewajibkan pengajaran bahasa Inggris sejak memasuki pendidikan dasar.

Pada kenyataannya, banyak kelompok bermain dan taman kanak-kanak telah memperkenalkan bahasa Inggris kepada anak didik lebih dini. Hal itu menunjukkan betapa pemerintah dan orang tua berupaya menanamkan kemampuan berbahasa Inggris sebagai salah satu bahasa internasional yang diakui PBB atau United Nations Organisation. Ada harapan besar agar generasi muda mampu menyerap ilmu pengetahuan dan Ipteks yang umumnya dituangkan dalam bahasa Inggris. Bagi pembelajar di Indonesia, bahasa Inggris umumnya merupakan bahasa kedua atau bahkan bahasa ketiga yang dipelajari setelah bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Banyak nilai universal diantara bahasa-bahasa tersebut sehingga memudahkan pembelajar seperti kesamaam struktur kanonik (S-P-O-K). Sebaliknya, terdapat sekumpulan keunikan bahasa yang menjadi kendala bagi pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (learning English as second language). Bauer (1999) menyebutkan beberapa keunikan bahasa Inggris dapat dengan mudah terlihat pada aspek morfologi (pembentukan kata) seperti formasi kata dan formasi kelas kata. Dari sudut pandang sintaksis (tata bahasa), tampak keunikan pada struktur klausa dan case marking.

Kondisi pandemi dan pemberlakuan era new normal akibat covid-19 yang merajalela di seluruh penjuru dunia sepanjang tahun 2020 memaksa perubahan pada setiap aspek kehidupan manusia. Hal itu dilakukan agar manusia tetap dapat survive mempertahankan hidup di tengah situasi sullit yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Sebagai virus yang telah menelan ratusan ribu korban, covid 19 adalah virus yang mematikan dan tidak memberi toleransi pada suatu bangsa manapun. Setiap orang wajib berupaya menyelamatkan diri dari kemungkinan tertular dengan mengindahkan protokol kesehatan. Akan tetapi pembelajaran harus terus dilaksanakan dengan berbagai penyesuaian meliputi study from home bagi mahasiswa dan work from home bagi dosen. Cara itu diambil sebagai dukungan untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Perubahan tersebut tentu berdampak pada sistem pembelajaran sehingga dosen perlu mengupayakan inovasi agar tujuan pembelajaran tercapai.

Demikianlah pembelajaran jarak jauh atau daring (dalam jaringan) menjadi teknik belajar terpilih menggantikan perkuliahan konvensional. Aplikasi Google classroom, google meet, zoom dan aplikasi lainnya serentak dijalankan agar pembelajaran tidak terhenti sekalipun dunia dihantam masalah.

Bahasa adalah alat interaksi sosial. Salah satu batasan bahasa menyatakan bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol yang dapat digunakan untuk menyatakan atau menerangkan hal-hal seperti objek material eksternal, hal mental internal dan kualitas (Djojosuroto, 2007: 62).

Berpedoman pada definisi di atas dapat diketahui bahwa bahasa memiliki simbol yang dapat menggambarkan dunia secara menyeluruh mulai dari objek material, objek non material hingga kualitas. Artinya, bahasa merupakan media vital bagi manusia dalam menjalani interaksi dalam kehidupan. Tanpa berbahasa berarti tidak ada komunikasi dan kemungkinan besar hal itu mengantarkan manusia pada dunia yang sempit dan membosankan. Sebaliknya, kelancaran berbahasa memungkinkan seseorang bersosialisasi dengan mudah termasuk bertutur sapa, menyatakan kekaguman dan bertukar pengalaman. Dengan demikian, salah satu fungsi bahasa yang mendasar adalah media untuk berbagi pengetahuan mengingat manusia adalah makhluk homo sapien ‘makhluk berpikir’. Hasil pemikiran berupa gagasan dan ide baru tentu tidak cukup diketahui sendiri melainkan perlu dibagi kepada pihak lain. Disinilah bahasa memainkan peran sebagai media agar pesan dapat tersampaikan sesuai maksud pembicara.

Bagaimanapun juga, bahasa adalah media dalam menggambarkan dunia.

Meskipun bahasa tergolong alat vital namun bahasa juga memiliki beberapa kelemahan.

Djojosuroto (2007:118) menyatakan kelemahan bahasa diantaranya memiliki sifat samar dan

(14)

~ 89 ~

tidak eksplisit sehingga tidak mampu menjelaskan sesuatu secara lengkap dan tepat. Dalam konteks ini, beberapa kalimat pendukung harus ditambahkan untuk melengkapinya bahkan perlu ditopang dengan pengamatan langsung. Kelemahan lain bahasa adalah ciri ambiguity (ketaksaan) dan terkadang menyesatkan sehingga dapat menimbulkan salah tafsir atau salah paham. Kelemahan lainnya adalah adanya perubahan makna atas sebuah bentuk atau simbol jika memasuki konteks gramatik, sosial, situasi yang berbeda. Pemakaian suatu bentuk tidak bersifat bebas melainkan terikat pada konteks yang dimasukinya (context dependent). Oleh sebab itu, Rahardi (2005) menegaskan bahwa pengajaran bahasa harus berpedoman pada aspek pragmatik yakni perwujudan konkret fungsi bahasa. Secara singkat, pembelajaran bahasa wajib mengarah pada pencapaian tujuan sesuai konteks. Pendapat tersebut merupakan pengembangan dari teori tindak tutur yang dicetuskan Austin (1962) yang meyakini bahwa berbahasa identik dengan melakukan sesuatu. Pendapat tersebut didukung oleh Yule (1996) yang menyatakan bahwa tindak tutur (speech acts) adalah tindakan yang dilakukan melalui ujaran. Lebih jauh, Thomas (1995) menegaskan bahwa komunikasi mengandung makna koperatif termasuk dalam proses pembelajaran. Kerjasama tersebut berupa empat macam maxim tuturan yang meliputi (1) maxim kualitas (the maxim of quality) yakni materi pembelajaran jangan mengandung sesuatu yang diyakini salah. Dosen tidak boleh mengatakan sesuatu yang tidak didukung oleh bukti-bukti yang kuat; (2) maxim kuantitas (the maxim of quantity) yakni keluasan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiwa; (3) maxim hubungan (maxim of relevance) yaitu kesesuaian antara materi pembelajaran dengan topik pembicaraan; dan (4) maxim tata cara (maxim of manner) yakni materi pembahasan harus diungkapkan dengan penjelasan singkat dan sistematis sekaligus menghindari ketidakjelasan dan munculnya makna mendua (ambiguitas). Selanjutnya, Anggreni (2018) menegaskan bahwa ujaran dosen ketika mengajar adalah serangkaian ujaran yang ditujukan pada keberhasilan mahasiswa memahami ide yang disampaikan. Tujuan dicapai melalui kegiatan menerima informasi, menyampaikan informasi, mengerjakan instruksi, mengekspresikan perasaan, melakukan klarifikasi, menunjukkan rasa solidaritas dan berterima kasih. Hasil penelitian Antara (2018) menunjukkan kesalahan utama dalam penulisan menu adalah addition yakni munculnya kata berlebih, seperti adanya double subject it disamping misinformation yang berupa informasi maksud penulis tidak tertuang dengan tepat dalam bentuk tulisan.

Penelitian bertujuan menjelaskan inovasi pembelajaran bahasa Inggris jarak jauh (daring) dengan penekanan aspek listening ‘menyimak’ diteruskan dengan keterampilan lain secara bertahap. Masalah yang dijawab mencakup (a) teknik pembelajaran bahasa Inggris jarak jauh di masa pandemi, (b) pembelajaran menyimak sebagi ujung tombak bagi penguasaan aspek lain (Speaking, Writing, Reading dan language focus), dan (c) Kendala pembelajaran jarak jauh.

Metode

Penelitian dikerjakan dengan analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan menjelaskan dampak pembelajaran daring terhadap inovasi pembelajaran Bahasa Inggris. Pembelajaran yang umumnya dimulai dengan pengenalan materi pada kelas tatap muka menjadi berkendala akibat jaringan yang kurang mendukung. Hambatan tersebut kerap dihadapi mahasiswa maupun dosen. Oleh karena itu, inovasi dilakukan dengan mengubah teknik pembelajaran khususnya pada pembelajaran dengan penekanan aspek keterampilan menyimak (listening).

Metode pengajaran yang dipilih adalah task based learning (TBL) yang dikemukakan oleh Willis (1996) dengan tiga tahapan yakni (a) Pre-task yang bertujuan memperkenalkan topik berikut tugas yang harus dikerjakan, (b) inti pembelajaran dilanjutkan dengan Task cycle dimana mahasiswa menyampaikan hasil atau tugas, dan (c) Language focus sebagai sesi analisa dan latihan. Sebelumnya, TBL sudah diungkapkan oleh Prabhu (1987) dengan pemahaman yang berbeda yakni adanya penugasan setelah kelas berakhir sebagi bentuk latihan dengan penekanan pada penyelesaian tugas, bukan pada struktur. Penekanan TBL versi Prabhu bukan pada aspek stuktur kalimat tetapi penyelesaian tugas. Misalnya pengajaran Simple Present tense diperkuat dengan latihan menjelaskan jadwal keberangkatan kereta api sebagai latihan kontekstual. Richards (2015) dalam bukunya ‘Interchange’ tampak mendukung metode TBL dengan memulai pembelajaran dengan menerima informasi melalui pemutaran audio dengan penekanan aspek listening ‘menyimak’, dan diteruskan dengan speaking

‘berbicara’, grammar focus dan latihan lisan dan latihan tertulis.

(15)

~ 90 ~

Hasil dan Pembahasan

Pendekatan Task Based Learning (TBL) tidak sepopuler metode SRR (Stimulus Response and Reinforcement), PPP (Presentation Practice and Production), TPR (Total Physical Response). Meskipun demikian. metode ini menjadi pilihan dalam kondisi pandemi.

Sesungguhnya, metode ini mirip dengan pembelajaran melalui penyelesaian kasus (Case Based) namun pada versi lebih lebih mudah karena mahasiswa yang dihadapi berada pada semsester awal. Pembelajaran Bahasa Inggris General (GEN) diberikan kepada mahasiswa Diploma 4 Konsentrasi Manajemen Bisnis Hospitality di semester 1 melalui aplikasi Google Classroom dan Goole Meet dimana setiap mahasiswa dan dosen terlebih dahulu dipersiapkan dengan email korporasi agar dapat mengakses aplikasi yang dimaksud. Sebagai inovasi, pemberian materi listening ‘menyimak’ yang sebelumnya diberikan on the real time sesuai waktu kuliah dimajukan beberapa jam bahkan sehari sebelum jadwal perkuliahan. Hal itu dipilih dengan mempertimbangkan keadaan sinyal dan kuota yang dimiliki mahasiswa. Jika mengikuti jadwal muncul kendala terutama bagi pemakai telepon genggam dimana membuka tugas sekaligus mendengarkan audio menjadi kesulitan tersendiri. Tidak semua perangkat support dua aktivitas secara bersamaan. Oleh sebab itu, waktu pengenalan materi dimajukan menghindari kesulitan teknis. Dengan inovasi tersebut mahasiswa dapat membuka audio dengan tenang tanpa diburu waktu sehingga kemungkinan memahami isi percakapan terbuka lebar. Artinya, pengenalan materi dan tugas dengan Task Based Learning (TBL) ini dilakukan sebelum waktu yang dijadwalkan. Untuk mengingatkan mahasiswa bahwa audio sudah dibagikan maka komunikasi melalui wag dilakukan. Hal itu penting karena telepon genggang kiranya selalu tergapai setiap saat (handy) dibandingkan laptop. Selanjutnya, mahasiswa dapat melakukan pemutaran audio berulang kali sesuai kemampuan menyimaknya untuk mengetahui topik bahasan.

Hasil kerja di tahap pre-task didiskusikan dan diseleksi sehingga mahasiswa yang berhasil menjawab dengan benar berhak mendapat penghargaan. Penghargaan yang diberikan tidak berupa nilai atau point, melainkan applaus dari kelas. Selain tugas, pada pertemuan kelas melalui Google Classroom, kehadiran mahasiswa juga dicatat sebagai bukti mengikuti

perkuliahan. Tampaknya, pre-task learning dapat dilihat sebagai pretest. Selain itu, pre-test hanya mengandung pertanyaan umum. Pada tahap berikutnya diisi dengan tahap mengerjakan tugas yang lebih rinci setelah informasi dari dosen ditambahkan. Dalam tahap ini, mahasiswa menerima informasi yang sifatnya mengarahkan mahasiswa kepada pemahaman yang lebih dalam. Selanjutnya pengalaman belajar yang dilakukan mahasiswa adalah Mahasiswa dapat menyampaikan informasi terkait pemahamannya secara sukarela. Hal-hal penting dicatat dan dijadikan petunjuk manakala mengerjakan tugas lanjutan.

Pembelajaran dengan TBL khususnya pada penekanan aspek menyimak dapat dijadikan ujung tombak bagi keterampilan lainnya. Informasi yang berasal dari audio dijadikan dasar mengerjakan tugas umum, misalnya berapa orang terlibat dalam percakapan, apa hubungan antar pembicara, apa topik yang dibicarakan, dimana percakapan terjadi. Hasil menyimak kemudian tertuang dalam jawaban tugas umum yang menggiring ke pemahaman lebih baik.

Selanjutnya, informasi yang dibagi oleh dosen mampu mengarahkan pada pemahaman terstruktur atau kronologis. Secara perlahan keseluruhan informasi pada audio dapat disampaikan oleh mahasiswa yang mengindikasikan keberhasilan penyimakan. Demikianlah, aspek yang diawali dengan penekanan keterampilan menyimak secara perlahan bergeser pada keterampilan berbicara, menulis, atau membaca. Informasi yang dikumpulkan pada tahap pre- task juga menjadi sumber bagi penyelesaian tugas terperinci dan berangsur-angsur informasi dijalin menjadi isi percakapan yang utuh. Bahkan mahasiswa mampu menyampaikan isi percakapan dengan menggunakan kalimat sendiri dalam arti kesesuaian alur cerita dan kelengkapan informasi. Penekanan pada struktur dilakukan pada tahap language focus yakni pengenalan aspek kebahasaan. Aspek yang dimaksud berkaitan dengan penggunaan kata, tata bahasa dan penyusunan kalimat. Aspek kebahasaan yang dikaji tidak terlepas dari pembicaraan sebelumnya pada tahap pre-task dan task. Misalnya pemutaran audio tentang orang hilang tampak cocok dikaitkan dengan pembahasan kalimat lampau (simple past tense).

Pembicaraan tentang aktivitas sehari-hari dipandang cocok dikaitkan dengan pembahasan aspek habit dalam Simple present tense. Percakapan tentang musik yang digemari sangat berkaitan dengan penggunaan kata: like, dislike, dan preference. Jadi, pre-task merupakan tonggak bagi keberhasilan tahap berikutnya apabila pemilihannya disesuaikan dengan aspek kebahasaan yang didiskusikan. Latihan pada tahap task menekankan pada aspek kontekstual,

(16)

~ 91 ~

sedangkan aspek keberterimaan secara stuktur dilatihkan pada tahap akhir yakni language focus. Dengan kombinasi itu, mahasiswa percaya diri mengekpresikan perasaan tanpa diharuskan benar secara struktur. Koreksi struktur ditempatkan paling akhir dengan harapan tidak menganggu kebebasan bereskpresi. Artinya, latihan tidak hanya mengandung kebermaknaan secara kontekstual tetapi juga keberterimaan struktur. Secara singkat, setiap aspek telah disentuh melalui TBL sepanjang dosen kreatif dan selalu siap berinovasi. Dengan TBL tampak upaya penggunaan waktu online menjadi lebih efektif bahkan seluruh kegiatan tahap pre-task dapat diselesaikan secara individual tanpa menyita waktu pertemuan kelas.

Pengalaman belajar mahasiswa terdiri atas berbagai aktivitas yang sifatnya variatif sesuai kelas, topik, kreativitas dosen dan lain-lain. Pengalaman belajar mahasiswa diantaranya ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1: Pengalaman belajar dengan metode TBL

Pembelajaran jarak jauh bukanlah tanpa kendala. Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh dukungan teknis perangkat dan jaringan. Menyadari masalah teknis tersebut maka dibutuhkan kesiapan dosen menyediakan materi yang terstruktur dan integrated antar bagian. Kelonggaran waktu penyampaian informasi sebagai proteksi atas ketidakstabilan sinyal dan hambatan teknis lainnya. Yang terpenting, tersedia cukup waktu bagi mahasiswa untuk memahami materi dan mengerjakan tugas secara mandiri. Diharapkan sebelum kelas dimulai, mahasiswa dapat memutar audio dan menerima informasi tentang materi guna dapat menyelesaikan tugas secara individual. Jadi, pemahaman pertama dibentuk secara mandiri yang kemudian dibahas lebih lanjut pada saat pembelajaran dan diperkaya dengan latihan kontekstual

Peran dosen disamping menyiapkan materi siap unggah jauh sebelum jadwal, juga menyediakan waktu yang tepat untuk mengunggah materi. Unggahan materi dilengkapi tugas umum tersebut harus diikuti dengan pemberitahuan di grup sosial media yang khusus dibuat untuk pembelajaran. Jika tidak, akan timbul keluhan mahasiswa bahwa tidak tahu jika ada tugas dibagikan sebelum jadwal. Singkatnya, komunikasi dan kerjasama dosen-mahasiswa sangat mendukung keberhasilan pembelajaran jarak jauh sekaligus menghindari masalah teknis yang tidak terduga. Pembelajaran daring menurut mahasiswa menghapuskan sentuhan dosen bagi dirinya. Dosen tidak memberi pengawasan yang nyata karena alasan jarak.

Kebutuhan motivasi yang hangat dari dosen juga dipandang hilang sehingga semangat belajar mahasiswa cenderung gamang. Jika boleh memilih, pembelajaran konvensional dipandang jauh lebih menyenangkan dan membantu mahasiswa menyerap materi ajar lebih baik.

Simpulan

Masa pandemi covid-19 memaksa penyesuaian semua pilar kehidupan, salah satunya proses pembelajaran. Dibutuhkan inovasi dosen agar pembelajaran dapat tetap berjalan dan capaian pembelajaran mata kuliah terwujud. Perubahan sistem belajar dari tatap muka menjadi pertemuan secara daring menuntun perubahan dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk

No Tahap TBL Aktivitas Dosen Pengalaman Belajar Mahasiswa

1. Pre-task Mengunggah materi

Mengunggah tugas Menerima informasi Melakukan instruksi Menyampaikan informasi

2. Task Pembahasan

Mendiskusikan tugas Melakukan instruksi Meminta informasi Meminta klarifikasi Menyampaikan informasi Menunjukkan solidaritas 3. Language Focus Latihan Meyampaikan informasi

Mengekspresikan perasaan Meminta perhatian

Berterima kasih

(17)

~ 92 ~

pembelajaran yang disarankan adalah Task based Learning (TBL) yang menuntun mahasiswa belajar berdasarkan rangkaian tugas umum ke khusus. Pembelajaran bahasa Inggris sebaiknya dimulai dengan listening ‘menyimak’ yang kemudian dikembangkan menuju keterampilan berbicara, menulis atau membaca. Penekanan aspek kebahasaan didiskusikan di bagian akhir sehingga dapat dilakukan koreksi manakala ada kalimat yang belum berterima. Susunan demikian membuka ruang kebebasan mahasiswa mengekspresikan kemampuan tanpa dibebani hal-hal yang bersifat terminologi. Akan tetapi, ruang bebas juga dibatasi dengan language focus dimana suatu bentuk harus disesuaikan dengan bagian lain dalam kalimat.

Mengantisipasi ketidakstabilan jaringan atau ketidakmampuan perangkat membuka dua tugas bersamaan atau link Google Meet yang muncul berubah-ubah maka unggahan materi dianjurkan sebelum waktu kuliah. Hal itu bertujuan memberi waktu yang cukup bagi mahasiswa belajar mandiri dan melaporkan tugasnya dalam pertemuan melalui Goole Meet. Cara itu dipandang efektif menghemat waktu karena sebagian tugas sudah diselesaikan secara mendiri sebelum perkuliahan dimulai, sementara sesi perkuliahan diteruskan dengan pendalaman dan latihan yang bersifat kontekstual maupun struktur. Pada akhirnya, mahasiswa memperoleh berbagai pengalaman belajar baik mandiri maupun klasikal.

Daftar Rujukan

Antara, Rai. 2018. Error Analysis dalam Penulisan Menu Ditinjau dari Surface Strategy Taxonomy pada Mahasiswa STIPAR Triatma Jaya. Badung: Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia. Vol 2 No. 1 Edisi Juli 2018. Hal. 10-19.

Anggreni, Y. 2018. Tindak Tutur dan Prinsip Kerjasama Dalam Komunikasi pada Proses Pembelajaran Bahsa Inggris Profesi pada Mahasiswa Manajemen Akomodasi Perhotelan STIPAR Triatma Jaya, Badung Bali. Badung: Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia. Vol 2 No. 1 Edisi Juli 2018. Hal.

20-27.

Austin, L.1962. How to Do Things with Words. Edisi Kedua. Oxford: Oxford University Press.

Harmer, J. 2001. The Practise of English Language Teaching. Third Edition. Pearson Education Limited.

Djojosuroto, K. 2006. Filsafat Bahasa. Cetakan II. Jogjakarta: Pustaka Book Pusblisher.

Bauer, L. 1997. English Word Formation. Cambridge: Cambridge University Press.

Rahardi, K. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Richards, J. Hull dan Proctor. 2015. Interchange 1. Fourth Edition. BILCEN.

Searle, John R. 1976. Expression and Meaning: Studies in the Theory of Speech Acts.

Cambridge: Cambridge University Press.

Thomas, J. 1995. Meaning in Interaction: An Introduction to Pragmatics. London: Longman.

Yule, G. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.

(18)

~ 170 ~

INDEKS

ANAK PENENUN, 99 ANALISIS, 29, 50 AUDIOVISUAL, 140 BAHASA INGGRIS, 88 BLENDED LEARNING, 76

Covid-19, 1, 12, 23, 25, 26, 50, 54, 57, 58, 60, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 114, 121, 122, 123, 127, 128, 132

COVID-19, 12, 22, 29, 32, 55, 56, 57, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 74, 76, 121, 132

DARING, 34 E-LEARNING, 93 ERA PANDEMI, 12

ESAI ARGUMENTATIF, 112 GAYA BAHASA, 12

GENDER, 55, 65 HAMBATAN, 69

HASIL BELAJAR, 93, 133 KARAKTER, 121

KEARIFAN LOKAL, 156

KREATIVITAS PEMBELAJARAN, 88 KURIKULUM 2013, 156

LEMBAR KERJA, 156 MEDIA DIGITAL, 12

MEDIA PEMBELAJARAN, 1 MEDIA PRESENSI ONLINE, 22 MODEL LITERASI MEMBACA, 42

MODEL PEMBELAJARAN, 29, 34 MOODLE, 93

MOTIF NGGUSU WARU, 140

NEW NORMAL, 76, 88, 133, 140, 156 ONLINE, 1, 22, 42, 65, 69, 112

ONLINE SELF-ASSESSMENT, 112 PARAGRAF DESKRIPTIF, 7

PEER-ASSESSMENT, 112

PEMBELAJARAN JARAK JAUH, 7, 22, 34, 50, 121

PENDIDIKAN BIOLOGI, 55 PENDIDIKAN TINGGI, 112 PERAN ORANG TUA, 99 PERSPEKTIF MAHASISWA, 55 PINTEREST, 7

Praktek Mengajar, 127, 130

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA, 50

PRINSIP PEMBELAJARAN, 133 SIKAP ANAK, 163

SINGLE PARENTS, 99 SUKU MBOJO, 140 TENUN SONGKET, 140 TRI HITA KARANA, 42

WAYANG KULIT CENK BLONK, 12 YOUTUBE, 1

Zoho, 23, 25, 26, 27, 28 ZOHO FORM, 22

(19)

~ 171 ~

Referensi

Dokumen terkait

A study to evaluate and improve the existing awareness levels of reproductive health among adolescent girls in the South of India is the need of the hour.. Objectives: This study aimed