• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS KOTO BARU KABUPATE KUANTAN SINGINGI

N/A
N/A
Dewi Iskandar

Academic year: 2024

Membagikan " FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN PUSKESMAS KOTO BARU KABUPATE KUANTAN SINGINGI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN

PUSKESMAS KOTO BARU KABUPATE KUANTAN SINGINGI

Oleh:

 

MESI WAHYUNI

(2)

Analisis Univariat

Distribusi frekuensi umuribu di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Berdasarkan tabel diatas diketahui mayoritas responden memiliki umur tidak beresiko (20-35 tahun) yaitu sebanyak 39 orang (65%).

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 Beresiko 21 35

2 Tidak Beresiko 39 65

Total 60 100

(3)

Distribusi frekuensi pendidikan ibu di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Berdasarkan tabel diatas diketahui mayoritas responden berpendidikan rendah (SD-SMP) yaitu sebanyak 34 orang (56,7%).

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 34 56,7

2 Tinggi 26 43,3

Total 60 100

(4)

Distribusi frekuensi pekerjaan ibu di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Berdasarkan tabel diatas diketahui mayoritas responden tidak bekerja atau IRT yaitu sebanyak 45 orang (75%).

No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 Bekerja 15 25

2 Tidak Bekerja 45 75

Total 60 100

(5)

Distribusi frekuensi jenis persalinan ibu di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Berdasarkan tabel diatas diketahui mayoritas jenis persalinan responden adalah normal sebanyak 43 orang (71,7%).

No Jenis Persalinan Frekuensi Persentase (%)

1 Sectio Cesaria 17 28,3

2 Normal 43 71,7

Total 60 100

(6)

Distribusi frekuensi dukungan keluarga terhadap ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Berdasarkan tabel diatas diketahui mayoritas dukungan keluarga terhadap ASI eksklusif adalah rendah sebanyak 35 orang (58,3%).

No Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 35 58,3

2 Tinggi 25 41,7

Total 60 100

(7)

Distribusi frekuensi kegagalan pemberian ASI ekslusif bayi 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Berdasarkan tabel diatas diketahui mayoritas responden tidak memberikan ASI sejak lahir sebanyak 37 orang (61,7%).

No kegagalan Pemberian ASI

Ekslusif Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak ASI sejak Lahir 37 61,7

2 ASI Drop Out 23 38,3

Total 60 100

(8)

Analisis Bivariat

Hubungan umur ibu dengan kegagalan pemberian ASI ekslusif bayi 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ> α 0,05 (ρ = 0,388) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi.

Umur

Kegagalan Pemberian ASI

Ekslusif Total Ρ OR

(95% CI) Tidak ASI sejak

lahir ASI Drop Out

N % N % N %

0,388 1,932

(0,619-6,033)

Berisiko 15 71,4 6 28,6 21 100

Tidak Berisiko 22 56,4 17 43,6 39 100

Total 37 61,7 23 38,3 60 100

(9)

Hubungan pendidikan ibu dengan kegagalan pemberian ASI ekslusif bayi 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ< α 0,05 (ρ = 0,003) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi dengan nilai OR = 6,171, artinya ibu yang berpendidikan rendah berpeluang 6,171 kali tidak memberikan ASI eksklusif sejak lahir dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi.

Pendidikan

Kegagalan Pemberian ASI

Ekslusif Total Ρ OR

(95% CI) Tidak ASI sejak

lahir ASI Drop Out

n % n % n %

0,003 6,171

(1,960-19,430)

Rendah 27 79,4 7 20,6 34 100

Tinggi 10 38,5 16 61,5 26 100

Total 37 61,7 23 38,3 60 100

(10)

Hubungan pekerjaan ibu dengan kegagalan pemberian ASI ekslusif bayi 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ> α 0,05 (ρ = 0,443) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi.

Pekerjaan

Kegagalan Pemberian ASI

Ekslusif Total Ρ OR

(95% CI) Tidak ASI sejak

lahir ASI Drop Out

N % N % N %

0,443 2,010

(0,554-7,288)

Bekerja 11 73,3 4 26,7 15 100

Tidak Bekerja 26 57,8 19 42,2 45 100

Total 37 61,7 23 38,3 60 100

(11)

Hubungan jenis persalinan ibu dengan kegagalan pemberian ASI ekslusif bayi 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ< α 0,05 (ρ = 0,018) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jenis persalinan dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi dengan nilai OR = 7,159, artinya ibu dengan persalinan sectio caesaria berpeluang 7,159 kali tidak memberikan ASI eksklusif sejak lahir dibandingkan ibu dengan persalinan normal.

Jenis Persalinan

Kegagalan Pemberian ASI

Ekslusif Total ρ OR

(95% CI) Tidak ASI sejak

lahir ASI Drop Out

n % n % n %

0,018 7,159

(1,457-35,176)

Sectio Caesaria 10 88,2 2 11,8 17 100

Normal 22 51,2 21 48,8 43 100

Total 37 61,7 23 38,3 60 100

(12)

Hubungan dukungan keluarga ibu dengan kegagalan pemberian ASI ekslusif bayi 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ< α 0,05 (ρ = 0,008) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi dengan nilai OR = 5,063, artinya ibu dengan dukungan keluarga rendah berpeluang 5,063 kali tidak memberikan ASI eksklusif sejak lahir dibandingkan ibu dengan dukungan keluarga tinggi

Dukungan Keluarga

Kegagalan Pemberian ASI

Ekslusif Total ρ OR

(95% CI) Tidak ASI sejak

lahir ASI Drop Out

n % n % n %

0,008 5,063

(1,646-15,573s)

Rendah 27 77,1 8 22,9 35 100

Tinggi 10 40 15 60 25 100

Total 37 61,7 23 38,3 60 100

(13)

Pembahasan

Hubungan Umur Ibu Dengan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Menurut Prawirohardjo (2016) dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-35 tahun. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada rentang umur ≥ 29 tahun termasuk kedalam rentang usia produktif, tetapi memiliki pengalaman yang masih sedikit.

(14)

Menurut asumsi peneliti, baik ibu dengan umur

berisiko ataupun tidak berisiko sama-sama

berpeluang memberikan ASI eksklusif kepada bayi

karena selain faktor umur, ada fakor internal seperti

pengetahuan ibu, meskipun ibu masih muda tetapi

jika memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI

eksklusif maka ibu akan memberikan ASI eksklusif,

begitu juga sebaliknya ibu yang tidak memiliki

pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif

cendrung tidak akan memberi.

(15)

Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Menurut Notoatmodjo (2012) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat pengetahuan dan menimbulkan sikap yang positifserta memberikan atau meningkatkan kemampuan seseorang tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu individu atau masyarakat yang berkembang.Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan seorang wanita terutama yang sekolah di sektor formal, maka wanita tersebut akansulit mendapatkan akses terhadap segala informasi. Khususnya informasi kesehatan tentang pemeliharaan dan pelayanan kesehatan bagi dirinya dan kesehatan keluarganya. Akibat dari rendahnya pendidikan dan minimnya pengetahuan maka ibu kurang motivasi untuk memberikan ASI eksklusif.

(16)

Menurut asumsi peneliti, pendidikan akan mempengaruhi perilaku ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi.

Akibat dari rendahnya pendidikan dan minimnya pengetahuan maka ibu tidak termotivasi memberikan ASI eksklusif, faktor lain yang dapat mempengaruhi gaglnya pembberian ASI eksklusif tersebut adalah promosi susu formula yang semakin banyak dan menggiurkan bagi ibu-ibu hamil atau ibu yang baru melahirkan, sehingga ibu lebih percaya susu formula lebih baik daripada ASI eksklusif, hal ini tentunya juga didukung oleh pendidikan ibu yang rendah yang dengan mudah menerima informasi namun tidak dapat memilih mana informasi yang benar atau tidak, sehingga mengakibatkan ibu gagal dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

(17)

Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Pekerjaan bukanlah suatu faktor yang mempengarui pemberian ASI eksklusif, karena ibu yang bekerja maupun ibu yang tidak bekerja sama -sama bisa memberikan ASI eksklusif.Menurut Roesli (2010), faktor pengetahuan merupakan kunci utama bagi ibu untuk memberikan ASI, jadi meskipun ibu bekerja dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, adanya perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja juga dapat memberikan ASI ekslusif. Begitu juga dengan ibu yang tidak bekerja, meskipun memiliki banyak waktu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi, ibu cendrung tidak melakukannya karena kekhawatiran akan gizi ASI yang tidak mencukupi buat bayi, ini semua dikarenakan faktor pengetahuan ibu yang kurang rentang ASI eksklusif.

(18)

Asumsi peneliti, tidak ada hubungan antara

pekerjaan terhadap pemberian ASI eksklusif karena

ibu yang bekerja ataupun tidak bekerja sama-sama

lebih banyak tidak memberikan ASI ekslusif, hal ini

menunjukkan bahwa pekerjaan bukanlah faktor

utama yang mempengaruhi perilaku ibu dalam

pemberian ASI eksklusif.Terdapat beberapa faktor

lain yang mempengaruhi perilaku ibu dalam

pemberian ASI eksklusif seperti adanya pemasaran

susu formula atau informasi yang diterima yang

tidak diteliti pada penelitian ini.

(19)

Hubungan Jenis Persalinan Ibu Dengan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

Kualitas dan kuantitas ASI dapat dipengaruhi oleh proses persalinan.

Proses persalinan yang normal sangat mendukung dalam pemberian ASI setelah persalinan. Persalinan yang normal akan memudahkan ibu langsung berinterakasi segera dengan bayinya atau dikenal dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Waktu pengeluaran ASI pada ibu post sectio caesarea lebih lambat dibanding dengan ibu post partum normal. Terlambatnya pengeluaran ASI pada ibu post sectio caesarea tersebut disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah posisi menyusui,nyeri setelah section caesarea, mobilisasi, rawat gabung ibu-anak dan intervensi rolling massage (Desmawati, 2010).

(20)

Menurut asumsi peneliti, proses persalinan dengan sectio caesaria menjadi kendala untuk menyusui, terutama dihari- hari awal setelah melahirkan.ibu dengan proses persalinan sectio caesaria memutuskan untuk memberikan makanan prenatal pada bayi yaitu makan atau minuman buatan yang diberikan bayi sebelum ASI keluar, hal inilah yang menyebabkan terjadinya kegagalan ASI eksklusif. Pada penelitian ini juga terdapat ibu yang melahirkan secara norma, tetapi tidak memberikan ASI sejak lahir, hal ini dapat juga terjadi karena ASI belum keluar dan ibu khawatir bayinya akan rewel karena lapar, sehingga ibu memutuskan untuk menggunakan susu formula, atau karena pada saat lahir bayi mengalami kesulitan untuk menghisap putting susu ibunya.

(21)

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi

 Dukungan keluarga menjadi suatu langkah yang diberikan oleh keluarga baik dalam bentuk moril maupun materil yang sifatnya untuk memberikan motivasi kepada ibu untuk selalu semangat dalam memberikan ASI kepada bayi. Dukungan atau support dari keluarga sangat berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Besarnya dukungan yang diberikan untuk semangat menyusui maka akan semakin besar pula semangat yang muncul untuk terus bertahan dalam kondisi menyusui. Dukungan suami maupun keluarga sangat besar pengaruhnya dalam keberhasilan menyusui (Yuliawati, 2018).

(22)

Menurut asumsi peneliti, keluarga merupakan orang terdekat dengan ibu, sehingga perhatian, kasih sayang dan dukungan keluarga akan memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Pada penelitian ini banyak ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga terutama dukungan moril, sehingga ibu tidak termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif, Dukungan keluarga kepada ibu mencakup 4 aspek yaitu dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan informasi, tanpa keempat aspek dukungan ini, maka sulit merubah perilaku ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi.

(23)

KESIMPULAN

1. Responden pada umur tidak beresiko 65%, berpendidikan rendah sebanyak 56,7%, tidak bekerja 75%, jenis persalinan normal 71,7%, dukungan keluarga terhadap ASI eksklusif adalah rendah 58,3% dan tidak memberikan ASI sejak lahir 61,7%.

2. Tidak ada hubungan umur ibu dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi dengan nilai ρ = 0,388.

3. Ada hubungan antara pendidikanibu dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi dengan nilai ρ = 0,003.

4. Tidak ada hubungan pekerjaanibu dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi nilai ρ = 0,443.

(24)

5. Ada hubungan jenis persalinan dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingi dengan nilai ρ =0,018.

6. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kegagalan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas Koto Baru Kabupaten Kuantan Singingidengan nilai ρ =0,008.

(25)

Saran

1.Bagi STIKes Al Insyirah

2.Bagi Puskesmas Koto Baru

3.Bagi Peneliti Selanjutnya

(26)

T E R I M A K A S I H

Referensi

Dokumen terkait

Ada perbedaan berat badan pada bayi 0-6 bulan yang diberi ASI Ekslusif. dengan Non ASI Ekslusif di Puskesmas Pagerbarang, Kabupaten Tegal

Penelitian ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asi eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja puskesmas Lubuk

Melihat rendahnya pemberian ASI Ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Plumpang dan tingginya jumlah bayi yang mengalami kenaikan berat badan maka peneliti tertarik untuk

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: faktor utama yang mempengaruhi pemberian ASI adalah profesi ibu, 86% memberi ASI hingga usia bayi 6 bulan, namun hanya

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia enam bulan yang memberikan ASI Eksklusif dan MP-ASI dini di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Ibu mendapatkan susu formula dari tempat persalinan pada kelompok tidak ASI eksklusif sebanyak 14,0% dan 32,6% pada kelompok ASI eksklusif.. Ibu pernah menyusui sebelumnya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran kegagalan dan pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Manggis I, sedangkan tujuan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA MASA NIFASDIWILAYAH KERJA PUSKESMAS S.PARMANBANJARMASIN TAHUN 2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu