Bersiap menyambut Tuhan” (Lukas 3:1-14)
Kisah tentang Yohanes Pembaptis menyampaikan pesan untuk bertobat ini dapat dibaca dalam keempat Injil, namun dalam Lukas yang paling mendetail tentang waktu, tempat dan apa yang terjadi. Walaupun Yohanes Pembaptis bukan Mesias, namun dapat kita baca juga dalam Lukas 1, sebelum lahirpun ia sudah dipersiapkan menjadi pembuka jalan, mendahului Tuhan Yesus (bnd. Luk. 1:14-17).
Setelah cerita kelahirannya, ia bertambah besar dan kuat dan tinggal di padang gurun (Luk.
1:80).
Sebagaimana nabi-nabi zaman Perjanjian Lama, yang disampaikan oleh Yohanes adalah apa yang diperintahkan oleh Tuhan (ayat 2 bnd. Yer. 1:2). Selayaknya Yohanes juga disebut sebagai seorang nabi. Dan sebagaimana nabi-nabi pada masa Perjanjian Lama, Yohanes juga diutus untuk menyampaikan pesannya kepada suatu bangsa/masyarakat untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Sebagai tanda dan materai bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada Tuhan, setiap orang yang bertobat dibaptis dengan air di sungai Yordan.
Dalam ayat 4-6, Yohanes menegaskan kembali dan menggenapi nubuat yang disampaikan oleh nabi Yesaya tentang perlunya persiapan untuk menyambut kedatangan Tuhan (bnd Yes. 40:3-5).
Yohanes menjelaskan maksud nubuat yang telah disampaikan itu (ayat 11-14) bahwa yang dimaksudkan adalah bagaimana mempersiapkan hati/diri untuk menyambut kedatangan Tuhan.
Persiapan diri/hati dalam pengajaran Yohanes ini adalah pertobatan. Bertobat adalah perubahan sikap dan kebiasaan yang lama, yang tidak berkenan kepada Allah, dengan sikap yang baru yang berkenan kepada Allah. Hanya dengan cara itu pula ada pengampunan dosa dari Allah.
Pertobatan harus ditindaklanjuti dengan suatu keinginan untuk menjauhkan diri dari dosa, sebagaimana Yohanes menyerukan semua orang yang bertobat kemudian memberikan diri untuk dibaptis sebagai tanda dan materai.
Karena itu, setiap orang yang telah bertobat seharusnya tidak lagi kembali kepada jalan yang salah.
Dengan keinginan yang kuat serta keteguhan hati untuk tetap hidup berkenan kepada Tuhan saja yang membuat seseorang layak menyambut kedatangan Tuhan.