• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIMBINGAN DAN KONSELING - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BIMBINGAN DAN KONSELING - IAIN Repository"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

Pemahaman pendidik terhadap hakikat peserta didik dan pemanfaatannya melalui penggunaan wibawa (high-touch) dalam setiap proses pembelajaran, tanpa mempraktekkan high-touch. Pendidik adalah komponen situasi pendidikan yang berperan aktif dalam mengembangkan proses pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan.

Diagram 1: Komponen Situasi Pendidikan Diagram 1: Komponen situasi pendidikan
Diagram 1: Komponen Situasi Pendidikan Diagram 1: Komponen situasi pendidikan

Pandangan tentang Hakekat Manusia

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menurut pandangan materialisme, manusia adalah makhluk reaksi, yang pola reaksinya terangkum sebagai reaksi stimulus. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran spiritualisme pada dasarnya berpandangan bahwa manusia bukan sekedar benda pada hakekatnya, melainkan ada prinsip yang bukan hasil proses kimiawi murni.

Pandangan tentang Hakekat Manusia Abad XX

Dari perbedaan pandangan para filosof sebelum abad ke-20 dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya mereka sepakat bahwa manusia dilahirkan dengan berbagai potensi sehingga pendidikan harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. lingkungan) dengan teknik yang bersifat interpersonal dan direktif. Berdasarkan pandangan positif manusia, tujuan utama kurikulum adalah untuk mendorong pertumbuhan peserta didik sesuai dengan sifat baiknya.

  • Manusia adalah Makhluk yang Paling Sempurna
  • Manusia sebagai Makhluk yang Tertinggi Derajatnya - 30
  • Makhluk yang Menjadi Khalifah di Bumi
  • Makhluk yang Memiliki Hak Asasi Manusia (HAM)

Dilihat dari perspektif Islam, menurut Abul A'la Al-Maududi, hak asasi manusia tercantum antara lain dalam teks ayat Al-Qur'an: 41. Dilihat dari perspektif Islam, menurut Abul A'la Al- Maududi, HAM yang tercantum antara lain tercantum dalam nas-nas ayat Alquran: 41.

  • Dimensi Kefitrahan
  • Dimensi Keindividualan
  • Dimensi Kesosialan
  • Dimensi Kesusilaan
  • Dimensi Keberagamaan

Konsep fitrah Al-Qur'an juga bertentangan dengan teori lain yang menganggap sifat manusia netral. Berdasarkan ayat tersebut, nafs diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan sempurna untuk menampung dan mendorong manusia untuk berbuat kebaikan dan keburukan, dan sisi manusia inilah yang dianjurkan Al-Qur'an untuk lebih diperhatikan. Berkaitan dengan manusia sebagai makhluk sosial, menurut Yasien Muhammad Al-Qur’an menyebut manusia dalam konteks ini sebagai an-Nas dan Bani Adam, untuk menggambarkan nilai-nilai universal yang ada pada setiap manusia tanpa memandang perbedaan latar belakang jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kepercayaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dimensi sosial dalam diri manusia yang mengacu pada kebutuhan untuk mengembangkan aspek sosial dalam pendidikan melalui proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dimensi kesusilaan pada manusia, yang mengacu pada kebutuhan untuk mengembangkan aspek moral dan etika dalam pendidikan melalui proses pembelajaran.

  • Daya Taqwa
  • Daya Cipta
  • Daya Rasa
  • Daya Karsa
  • Daya Karya
  • Pengertian Bimbingn dan Konseling
  • Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik hendaknya mengembangkan potensi atau rasa diri dalam diri peserta didik. Perlunya mengembangkan potensi atau daya rasa dalam diri siswa karena perasaan yang sangat dipengaruhi oleh emosi merupakan pintu gerbang pembelajaran. Jika aspek-aspek ini diabaikan, gerbangnya tertutup.95 Perasaan yang dimiliki siswa sangat kuat.

Proses pembelajaran diharapkan mampu membangkitkan dan menumbuh kembangkan daya niat siswa pada hal-hal yang positif. Pengembangan kreativitas pada anak didik harus dikembangkan secara optimal oleh pendidik dalam proses pembelajaran.

Tujuan Pendidikan

Berdasarkan kemanusiaan manusia, maka tujuan pendidikan mengacu pada tujuan hidup manusia, yang tidak lain adalah kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah terwujudnya sosok manusia melalui jalinan iman, akhlak dan akal. Inilah ciri-ciri manusia Indonesia sempurna yang harus dicapai melalui pendidikan.110 Berbeda dengan Emil, terkait tujuan pendidikan, Jerome S menyatakan bahwa tujuan utama pendidikan adalah menghasilkan manusia yang mampu melakukan hal-hal baru, bukan hanya mengulangi apa yang sudah dilakukan generasi sebelumnya agar bisa menjadi manusia kreatif, penemu dan penjelajah.

Pembahasan tujuan pendidikan tidak lepas dari pembahasan tujuan hidup manusia sesuai dengan hakikat kemanusiaannya. Dari pembahasan mengenai tujuan pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan normatif harus selaras dengan fitrah manusia dan tujuan hidup manusia yaitu terwujudnya keseimbangan hidup dunia dan akhirat sehingga manusia mencapai kesempurnaan. sesuai dengan martabatnya.

Hakekat Peserta Didik dan Pendidik

Tujuannya adalah kesempurnaan manusia sesuai dengan harkat dan martabat yang dimilikinya sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi ini. Dari gambaran siswa tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa siswa pada dasarnya adalah seseorang yang berusaha mengembangkan potensi dirinya dalam mencapai kedewasaan dan tujuan pendidikan melalui interaksi proses pembelajaran.

Pendidik

Hubungan antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran diharapkan menjadi hubungan antar manusia yang di dalamnya terkandung unsur simpati dan bimbingan serta keteladanan. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam proses pembelajaran perlu adanya pengarahan guru kepada siswa dengan cara yang baik dan bijaksana. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa membutuhkan penguatan dalam mencapai tujuan dan hasil belajar.

Pentingnya keteladanan pendidik bagi peserta didik antara lain disebabkan karena pendidik masih dianggap sebagai tokoh sentral dalam proses pembelajaran. Hubungan yang timbul antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran hendaknya menghindari gaya/.

Proses Pembelajaran

Dimensi Kemanusiaan dan Pancadaya

Perkembangan aspek fisik tersebut mempunyai peranan penting dalam membantu pertumbuhan siswa dari segi fisik, baik aspek perkembangan maupun aspek fungsi. Materi, metode, dan proses pembelajaran harus bersifat individual, kelompok, dan kompetitif, sehingga siswa dalam prosesnya dapat mengembangkan keterampilan antar pribadi (interpersonal); belajar bekerja untuk kebaikan bersama. Siswa harus diajarkan rasa kesopanan (kesopanan) dalam berperilaku sebagai pagar pengaman dan agar tidak mudah diganggu dan diganggu oleh orang lain.

Richard Eyre menyatakan bahwa pendidik harus menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa karena merekalah yang paling nyata dan paling beramal. Berdasarkan perbedaan pandangan tentang proses pembelajaran di atas, maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran adalah situasi pengajaran yang merupakan interaksi antara siswa dan guru, di mana kewibawaan (high-touch) dapat diterapkan oleh guru dalam mengembangkan dimensi manusia sebagai serta pancadaya dalam mencapai tujuan pendidikan.

Pemahaman Pendidik tentang Peserta Didik

Kewibawaan pendidik tersebut di atas harus didasarkan pada proses perolehan mata pelajaran dalam diri anak didik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan ucapan terima kasih yang tulus dari para pendidik atas keadaan anak didik dan sebaliknya ucapan terima kasih dari anak didik kepada para pendidik. Pendidik diharapkan mampu mengilhami proses pembelajaran dengan rasa cinta dan kelembutan yang merupakan suasana yang menyejukkan dalam hubungan antara pendidik dan peserta didik.

Dengan kasih sayang dan kelembutan, hubungan erat antara pendidik dan peserta didik akan terjaga dan produktif. Kelembutan dapat diwujudkan melalui keikhlasan, penghayatan dan pemahaman empati siswa sebagai individu.

Pendidik dan Aplikasi Kewiyataan

Oleh karena itu, pendidik harus selalu memberikan contoh yang baik kepada peserta didik karena pendidik menjadi ukuran norma perilaku. Secara umum kedudukan pendidik tetap terutama sentral dalam proses pendidikan sekolah, meskipun peserta didik belajar lebih mandiri dalam proses pendidikan modern. Pendidik harus fokus pada penentuan materi/isi pembelajaran yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik dan untuk mencapai rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi, metode dan proses pembelajaran harus bersifat individual, kelompok dan kompetitif, agar siswa mengembangkan keterampilan interpersonal. Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan tempat siswa belajar (siswa), yang berfungsi untuk membantu siswa dalam pengembangan dirinya.

Oleh karena itu aspek fisik tidak boleh diabaikan oleh guru terutama dalam proses pembelajaran di kelas. Pendidik leluasa “mentify” peserta didik dalam proses pembelajaran tanpa landasan pedagogik yang kuat atau bahkan tanpa landasan itu sama sekali. Harus ada perbaikan mendasar proses pembelajaran di kelas (classroom change) sesuai konsep pembelajaran yang baik.

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pengembangan aplikasi high-touch dan high-tech dalam proses pembelajaran di sekolah: PPS UNP 22 Oktober 2005. Laporan penelitian kajian pengembangan aplikasi high-touch dan high-tech dalam proses pembelajaran di Sekolah.

Definisi Belajar

Menurut Crow and Crow “belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”,139 jadi belajar juga dapat dikatakan sebagai suatu proses di mana suatu tingkah laku muncul atau berubah karena tanggapan terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan baru sebagai akibat dari proses tersebut. dan usaha yang dilakukan oleh siswa. Definisi belajar lain yang dikemukakan oleh Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar pada dua jenis formulasi. Bower dan Hilgard (1981:57) menawarkan definisi yang sama yaitu pendidikan berkaitan dengan perubahan tingkah laku peserta didik untuk dapat mentransfer tingkah laku itu pada situasi tertentu sebagai hasil dari pengalaman belajar yang berulang-ulang pada situasi tertentu.

Belajar adalah kegiatan mental/psikologis yang berlangsung dalam interaksi aktif peserta didik dengan lingkungan belajarnya, sehingga menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai serta sikap. Untuk melibatkan siswa secara fisik, mental-emosional, dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, guru harus berperan sebagai pembimbing pembelajaran yang mengajar dan memberikan umpan balik pembelajaran kepada siswa dalam proses pembelajaran sehingga melalui proses tersebut, siswa dapat mencapai tujuan belajar dan kemandirian. pada tingkat tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor di atas seringkali saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam banyak hal, yang akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa sehingga siswa akan menemukan siswa yang mencapai prestasi belajar tinggi, rendah atau gagal. Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan sekelompok siswa menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang menghambat proses belajarnya.

Kegiatan Belajar dan Masalahnya

Peran tersebut antara lain dapat diwujudkan melalui optimalisasi seluruh kompetensi pribadi dalam melakukan perubahan untuk menyelenggarakan proses pembelajaran yang lebih baik (Fulan, G Michael) 146 Kepribadian guru yang baik tercermin dari gayanya mewujudkan pembelajaran yang efektif proses. Hal ini karena kewibawaan (high touch) yang meliputi unsur pengenalan, kasih dan kelembutan, pengarahan, penguatan dan tindakan tegas yang mendidik dan memberi teladan, tidak diterapkan dalam proses pembelajaran. Pentip” dapat menyebabkan berbagai masalah belajar dan masalah umum lainnya. 150 Fakta ini diperkuat dengan hasil penelitian Prayitno., dkk yang mengungkapkan banyaknya permasalahan yang dialami siswa terkait proses pembelajaran yang tidak efektif akibat pembelajaran yang tidak memperhatikan. sentuhan tinggi (terkait manusia) tetapi hanya berfokus pada aspek teknologi tinggi (terkait tugas).

Sebaliknya, pembelajaran yang cenderung kurang high touch menyebabkan siswa kurang antusias mengikuti kelas berupa sikap acuh tak acuh terhadap guru, menolak memperhatikan pelajaran yang diajarkan guru, mengantuk, melamun, atau bahkan dengan sengaja menciptakan suasana yang tidak menyenangkan. suasana yang kurang mendukung proses pembelajaran, seperti sengaja mengganggu teman, mengolok-olok guru, keluar saat pendidik sedang mengajar, dll. Proses pembelajaran yang berhasil memerlukan media pembelajaran berupa buku teks, bahan bacaan, alat dan fasilitas laboratorium, serta berbagai media pembelajaran.

Gambar

Diagram 1: Komponen Situasi Pendidikan Diagram 1: Komponen situasi pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Narcotics Law and Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 4 of 2021 concerning changes to the classification of narcotics which is

The result of the study revealed two findings, namely: (1) the process and activities during the teaching and learning process during the pandemic in Aura Sukma Insani