• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biografi KH. Mahmud Fasieh Jejak Sang Perintis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Biografi KH. Mahmud Fasieh Jejak Sang Perintis"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

Sebagaimana diketahui oleh generasi awal warga DDI, Gurutta Mahmud Fasih merupakan salah satu santri dan sahabat Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle yang memiliki komitmen kuat dalam membangun masyarakat melalui gerakan pendidikan dan dakwah berdasarkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah. Gurutta Mahmud Fasih konsisten dan ikhlas serta mempunyai pendirian teguh terhadap pengembangan pendidikan dan dakwah melalui DDI, seperti yang dicontohkan oleh Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle. H merupakan salah satu menantu Gurutta Mahmud Fasih (menikah dengan anak dari saudara laki-laki ayah Gurutta Mahmud Fasih), ia tidak pernah bertemu langsung dengan Gurutta Mahmud.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita 'inayah dan taufik sehingga buku otobiografi Gurutta Mahmud Fasih ini dapat terselesaikan. Mahmud sangat berpengalaman dalam dunia pendidikan dan dakwah, sehingga sangat tepat jika ada penyelidikan untuk mengungkap kiprahnya sebagai ulama teladan. Mahmud Fasih adalah seorang tokoh intelektual Islam yang hidup bersamaan dengan ulama kharismatik berjuluk Guru Besar Negeri Bugis, Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle di Indonesia.

Di desanya, Mahmud Fasih kecil dikenal sebagai anak yang penurut dan taat kepada orang tuanya. Seorang anak kecil bernama Mahmud Fasih lahir di rumah itu sekitar tahun 1917 Masehi.

إ مكئابآ ءامسأو مكئامسأب ةمايقلا موي نوعدُت مكن

كءامسأ اونسحأف م

Berkat ajakan Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle saat orang tuanya berkunjung ke Sengkang, Mahmud Fasih tertarik untuk bersekolah di Sengkang, khususnya di Madresah Arabah Islamiah (MAI) Sengkang. 8http://kemenagpolman.id/berita/detail/biografi-ag-kh-abdul-rahman-ambo-dalle-sang-ulama-pembaharu-dari-tanah-bugis (diakses 01 Juni 2021). 10http://kemenagpolman.id/berita/detail/biografi-ag-kh-abdul-rahman-ambo-dalle-sang-ulama-pembaharu-dari-tanah-bugis (diakses 01 Juni 2021).

17http://kemenagpolman.id/berita/detail/biografi-ag-kh-abdul-rahman-ambo-dalle-sang-ulama-pembaharu-dari-tanah-bugis (diakses 1 Juni 2021). Muhammad Ali Yafie, ketika Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle pindah ke Mangkoso pada tahun 1938 M, Mahmud Fasih masih melanjutkan pendidikan/mengaji di Gurutta H. 19http://kemenagpolman.id/berita/detail/biografi-ag-kh-abdul - rahman -ambo-dalle-sang-ulama-pembaharu-dari-tanah-Bugis (diakses 1 Juni 2021).

22 http://kemenagpolman.id/berita/detail/biografi-ag-kh-abdul-rahman-ambo-dalle-sang-ulama-pembaharu-dari-tanah-bugis. 24 http://kemenagpolman.id/berita/detail/biografi-ag-kh-abdul-rahman-ambo-dalle-sang-ulama-pembaharu-dari-tanah-bugis.

لاَقَو ِهْيَلَع

Dalil dalil Naqli tentang perintah berkahwin adalah jelas sebagaimana sabda Rasulullah saw.

سْيَلَف ْ ِرنِم

Setelah Mahmud Fasih berusia 25 tahun, setelah kurang lebih 4 (empat) tahun mengajar dan berdakwah di Soppeng Riaja Mangkoso dan beberapa daerah di Sulawesi Selatan, ia merasa sudah saatnya mencari pasangan hidup untuk menjaga pandangan dan syahwatnya. Mahmud Fasih dalam tugas dakwahnya, saat berkhutbah di Rappang, ibu kota Kabupaten Sidenreng Rappang, dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT. Sepulang dari Rappang, Mahmud Fasih langsung menyampaikan keinginannya kepada Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle untuk menikahi gadis yang dicintainya pada pandangan pertama di Rappang.

Orang tua Sitti Hapsah merupakan tokoh masyarakat yang agamis dan mempunyai pemahaman yang mendalam terhadap agama serta mencintai pendidikan Islam. Ia berhasil memperistri Sitti Hapsah pada tahun 1942 M dan proses ijab dan qabul berlangsung di rumah orang tua Hj. Mahmud Fasih sangat setia dan menyayangi keluarga serta anak-anaknya, sehingga sangat kuat keharmonisan rumah tangganya di antara mereka.

Di awal-awal pernikahannya, Mahmud Fasih dan Sitti Hafsah, seperti kebanyakan pengantin baru di masyarakat Bugis, sempat tinggal bersama selama beberapa waktu. Di rumah mertuanya di Rappang, Mahmud Fasih tinggal serumah dengan Muhammad Ali Yafie yang kemudian menjadi tokoh nasional dan ulama besar di Indonesia, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama. Sitti Hapsah yang disunting Mahmud Fasih tergolong guru perempuan yang cerdas, menguasai beberapa cabang ilmu agama, seperti aqidah, akhlak, fiqh, syaraf nahwu, kavaid dan lain-lain.

Mahmud Fasih-lah yang membawa Muhammad Ali Yafie' ke Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle dan mengusulkan untuk belajar ilmu agama di Mangkoso.36 Kemudian ia menjadi salah satu tokoh penting di kalangan Darud Dakwah wal Irsyad. Sejak bergabung di MAI/DDI Mangkoso, Sitti Hapsah aktif mengajar dan berdakwah sejak pindah ke DDI Ujung Lare Parepare. Selama beberapa waktu tinggal di Rappang, Gurutta Mahmud Fasih tetap menjalankan tugasnya di Mangkoso dan membantu Anregurutta Ambo Dalle dalam mengajar dan memberikan pengajian.

Perkembangan lembaga pendidikan DDI yang semakin pesat dipimpin oleh Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle dari Mangkoso, dimana Gurutta Mahmud Fasih menjadi salah satu pengawas yang mereka andalkan dan karena hati nuraninya sebagai seorang pendidik, membuat beliau berpikir untuk segera kembali ke Mangkoso. membantu pengembangan DDI bersama Anregurutta dan pengawas lainnya. Selama berada di Mangkoso bersama istri dan anak-anaknya, Gurutta Mahmud Fasih terus mendapat perintah dari Anregurutta Ambo Dalla untuk pergi berdakwah dan berceramah di masyarakat atas nama MAI/DDI, serta mengajak umat Islam untuk mengirimkan utusannya. anak-anak untuk belajar di sana. Ketika proses menunaikan ibadah haji selesai, Gurutta Mahmud Fasih meminta dengan penuh semangat untuk tinggal dan menuntut ilmu di Makkah.

Sesampainya di Pelabuhan Jeddah, Gurutta Hapsah dan anak-anaknya langsung dijemput suaminya di Pelabuhan Jeddah. Belum ada satupun dari kelompok lain yang mengetahui bahwa Gurutta Mahmud Fasih (suami Gurutta Hapsah) sedang berada di Mekkah untuk menuntut ilmu. Sanad atau jaringan intelektual keilmuan Gurutta Mahmud Fasih terhubung langsung antara lain dengan Haramain, gurunya di Mekkah.

MAI/DDI

Gurutta Mahmud Fasih sebagai salah satu staf pembantu terus melaksanakan safari dakwah dan pengajian di masyarakat serta merintis kemungkinan dibukanya sekolah madrasah MAI/DDI cabang Mangkoso. Sejarah perjuangan Gurutta Mahmud Fasih mengembangkan MAI Mangkoso ke berbagai daerah untuk mengajak dan meyakinkan umat Islam agar berangkat ke Anregurutta untuk menuntut ilmu. Selang beberapa waktu Gurutta Mahmud Fasih memberikan ceramah/pengajaran di Siwa, bersama masyarakat ia membangun MAI/DDI Siwa.

Selama bolak-balik ke Kalimantan Timur untuk berdakwah dan memberi ceramah, Gurutta Mahmud Fasih juga mendirikan sekolah Madrasah Arabah Islamiah MAI/DDI di daerah Paser, tepatnya di Rantau Panjang. Selain dakwah dan pendidikan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Gurutta Mahmud Fasih juga menyebarkan dakwah di wilayah Samarinda dan sekitarnya. Pada tahun 1942, Gurutta Mahmud Fasih mengunjungi daerah-daerah di Sulawesi Tengah yang dihuni masyarakat Bugis di sana untuk berdakwah dan mengajar di masjid-masjid.

Jika Gurutta Mahmud Fasih berdakwah di masjid, maka semangat keimanan dan ketaqwaan jamaah semakin kuat. Andi Syamsul Bahri Galigo mengatakan Gurutta Mahmud Fasih merupakan satu-satunya pendeta dan murid tercinta Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle pada tahun 1930-an yang menyebarkan dan memperkenalkan MAI Mangkoso pimpinan Gurutta ke seluruh Indonesia. Di Donggala, Sulawesi Tengah, Gurutta Mahmud Fasih biasa berdakwah atau berceramah subuh di masjid dengan kemampuan dakwahnya.

Di tempat Gurutta Mahmud Fasih berdakwah, disitu pula beliau membuka sekolah Arab MAI/DDI. Kepada masyarakat Bugis yang ditemuinya, Gurutta Mahmud Fasih bercerita tentang sekolah yang dibangun dan dikembangkan Anregurutta Ambo Dalle di Mangkoso dan Parepare. Gurutta Mahmud Fasih saat berada di Sumatera dan Johor Malaysia atau Daratan Malaysia memperkenalkan Darud Dakwah wal Irsyad (DDI).

Selama kurang lebih 18 tahun tinggal di Sumatera, Gurutta Mahmud Fasih mengajar dan berdakwah serta berhasil mendirikan sekolah DDI di sana. Arif Fasih, putra pertama Gurutta Mahmud Fasih – Gurutta Sitti Hapsah, wawancara, di kediamannya di Parepare, tanggal. Sebelum Gurutta Mahmud Fasih dan Gurutta Sitti Hapsah resmi pindah ke Parepare, mereka terlebih dahulu menyekolahkan anaknya ke Parepare untuk belajar di Darud Dakwah wal Irsyad yang masih dipimpin oleh Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle.

Saat Gurutta Mahmud Fasih sedang aktif berdakwah dan mengajar di Sumatera, tiba-tiba beliau jatuh sakit dan sakit parah. Lalu ada keinginan Gurutta Mahmud Fasih untuk kembali ke Parepare menemui Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle.

Referensi

Dokumen terkait