Boyondi
Ti Po’u taaditi didik ta mea-mea a Kambvung Mong- gonit. Teetu oonu, ta tiino nokoyutu Boyondi. Tio sambe moanga agu kogina dungan namitio. Taboy kunggaanon kundo sambe koguna yaut ato tutumuy
nilo Bvuolyo tembo muno agi. Ti Po’u sambe pe- nasaran agu kogina mototau siritanio. Kodooyo sir- itano kunggaanon Boyondi kundia? Duunon mogutu
Boyondi potinggai ni Po’u!
Po’u seorang anak kecil yang tinggal di Desa Mon- ggonit. Suatu hari, ibunya memasak Boyondi. Ia sangat tertarik dan suka dengan rasanya. Ternya-
ta makanan tersebut berperan penting bagi ke- langsungan hidup masyarakat Buol di masa lalu.
Po’u penasaran dan ingin tahu kisahnya.
Bagaimanakah kisah di balik kuliner Boyondi? Mari membuat Boyondi bersama Po’u!
Terjemahan Bahasa Daerah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
2023
Boyondi
Cerita Anak Dwibahasa Sulawesi Tengah
Penulis: Kasmir Syamsudin Male
Dalam Bahasa Buol dan Bahasa Indonesia
B3
i
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Dilindungi Undang-Undang.
Penafian: Buku ini disiapkan oleh Pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku pendidikan yang bermutu, murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU No. 3 Tahun 2017. Buku ini diterjemahkan dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan setelah mendapatkan izin dari pemegang lisensi. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau melalui alamat surel penerjemahan@kemdikbud.
go.id diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
Boyondi
Penanggung Jawab : Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah Penulis : Kasmir Syamsudin Male
Penerjemah : Kasmir Syamsudin Male dan Elvira RB. Mai Penyunting : Mohd. Erfan
Ilustrator : Dea Wulandari Dewantara Editor Naskah : St. Rahmah
Editor Visual : Ali Muakhir dan Kasmir Syamsudin Male
Desainer : A. Budiman
Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Dikeluarkan oleh
Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah
Jalan Untad 1, Bumi Roviga, Tondo, Kota Palu https://balaibahasasulteng.kemdikbud.go.id/
Kata Pengantar
Pada tahun 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah menyusun tiga puluh dua buku bacaan anak jenjang SD (Sekolah Dasar). Ketiga puluh dua buku bacaan anak ini berlatar kearifan lokal dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah. Buku ini merupakan produk penerjemahan yang menggunakan dua bahasa, yakni bahasa daerah sebagai bahasa sumber dan bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran.
Buku ini berjudul “Boyondi”. Buku berbahasa daerah Buol ini disusun dan diterjemahkan oleh Kasmir Syamsudin Male dan Elvira RB. Mai. Isi buku mengenai kuliner khas masyarakat Buol yakni Boyondi. Dengan membaca buku ini, pembaca dapat mengambil pesan moral yang ada dalam buku ini.
Penerbitan buku ini bertujuan menghadirkan bahan bacaan anak yang berkualitas dengan latar cerita dari Sulawesi Tengah. Selain berlatar cerita lokal, buku ini juga disusun oleh penulis lokal. Untuk itu, selaku Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah, saya menyampaikan terima kasih kepada Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Penerjemah, penyusun buku, penerjemah, penyunting, ilustrator, editor naskah, dan pihak terkait lainnya yang turut menyukseskan program penyusunan hingga penerbitan buku ini. Terima kasih tak terhingga kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang telah menyetujui program penyusunan bahan bacaan anak ini.
Kehadiran buku semakin memperkaya khazanah bahan bacaan anak. Semoga bahan bacaan anak berlatar Sulawesi Tengah ini bermanfaat bagi pembaca dan penguatan gerakan literasi di Indonesia.
Palu, 11 September 2023
Dr. Asrif, M.Hum.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah
iii
Daftar Isi
Halaman Pembuka ...i
Susunan Redaksi ...ii
Kata Pengantar ...iii
Daftar Isi ... iv
Boyondi ... 1
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
2023
v
A Kambvung Monggonit, gimeaano tilo tong pokuanakon.
Di Desa Monggonit, tinggallah sebuah keluarga kecil.
Ti Po’u dumo mean tanggedi bukau.
Po’u sedang bermain Tanggedi Bukau.
Taa Tiamoni Po’u dumo gotor aayam.
Ayah Po’u sedang mengatur bibit kelapa.
2
“Po’u, Papa, duunon morojikipo uma oo!” aatadani ina.
“Po’u, Papa, ayo sarapan dulu!”
panggil ibu.
“Oumaoo, kunggaanon kundia kodogaayan mopore namitio, oyo tia tangulrio, Ma?” ponginduni Po’u.
“Wah, makanan ini terlihat lezat, apa namanya, Bu?” tanya Po’u.
4
“Tia-tianon tangurio boyondi uma oo, Kunggaanon noto tilo Bvuolyo.” pojawabi ina.
“Ini namanya boyondi, kuliner khas orang Buol,” jawab ibu.
“Boyondi tia nipogutuan dagi bugot
kunijambuyan dungan kibvu doka agu koyon bongo,” nilanjuti ina.
“Boyondi ini terbuat dari adonan beras yang dicampur labu dan santan,” lanjut ibu.
“Tembo muno agi kito tilo Bvuolyo molrepan bugot,” ti ina mosirita.
“Zaman dulu orang Buol sangat kekurangan beras,” ibu mulai berkisah.
“Naalri kayi mogootako bugot, nipogutuan boyondi kundia,” pogumani ina.
“Agar menghemat beras, dibuatlah boyondi
ini,” kata ibu.
6
"Mmm! boyondi kundia sambe pore namitio, Ma,”
pogumani ina.
“Mmm! boyondi lezat sekali, Bu,” ungkap Po’u.
“Ma, katoo tilo Bvuolyo kumunoagi molrepan bugot?” ponginduni Po’u kogina mototau.
“Bu, kenapa dulu orang Buol kekurangan beras?”
tanya Po’u penuh rasa ingin tahu.
"Kumunoagu tilo Bvuolyo kobvu motugoy palre tudu, kobvu kaati hasilo palrenio kobvu too didik, apalagi agu
tembono yongat," pojawabi ina.
“Dahulu orang Buol hanya menanam padi ladang, namun hasil padinya sedikit, apalagi saat musim
kemarau,” jawab ibu.
“Naalri nitugoyan koyo pinomulyo gii-gii kodogaayan utan kibvu doka,” nilanjuti ina.
“Jadi ditanamlah sayur-sayuran, seperti labu ini,” lanjut ibu.
8
“Oh, dondo kodooyo carani mogutu boyondi?”
ponginduni Po’u teema.
“Oh, lalu bagaimana cara membuat boyondi?”
tanya Po’u lagi.
“Muno-muno, poposiapo duilyan belek bugot, teetu hungon kibvu doka, agu bongo kayug,”
pojawabi ibu.
"Pertama, siapkan dua kaleng beras, satu buah labu, dan kelapa parut,” jawab ibu.
10
“Bugot taupambo dondo unoan inggalyo mobirisi, dondo koyutuan a dualyim dandang agu diila
binga,” nipojelasi ina.
“Beras diayak dan dicuci bersih, lalu dimasak di
dalam dandang atau belanga,” jelas ibu.
“Dondo kibvu doka koyo-koyongon kodo model dadu,” nilanjuti ina.
“Labu kemudian dipotong-potong berbentuk dadu,” lanjut ibu.
12
“Agu dondo, bongo kayug jambuyan dungan unggag agu poogan kayi mokotapulyo unggakan
koyon bongo agu kumotayug,” pogumani ina.
“Selanjutnya, kelapa parut lalu dicampur air dan diperas untuk mendapatkan santan kental dan
santan cairnya,” kata ibu.
“Unggakan koyon bongo niayaan agu nipopogiiian teteetunio,” nilanjuti ina.
“Santan kental diambil dan dipisahkan tersendiri,”
lanjut ibu.
“Yaudako palre duyo moyutu, kibvu doka agu koyon bongo motayug popotuyod dako dualyom
palre kunikoyutuan dondo kaugan kayi moyutu mopore,” pogumani ina.
“Setelah nasi hampir matang, labu dan santan
cair dimasukkan ke dalam nasi yang dimasak lalu diaduk
rata,” ucap ibu.
14
“Agu boyondi duyo moyutu, popotuyod unggakan koyon bongo dondo kaugan teema inggalyo moyutu
mopore,” pogumani ina.
“Jika boyondi sudah hampir matang, masukkan santan kental lalu aduk lagi hingga matang,” kata
ibu.
“Agu noyutuyon, papade boyondi donggoyo moinitopo, dondo maalri taguan malrita agu diila kecap kayi podugong namit,” pogumani ina
mopopoyaud sirita.
“Setelah matang, sajikan boyondi dalam keadaan panas, boleh disajikan dengan sambal atau kecap untuk menambah cita rasa,” kata ibu mengakhiri
ceritanya.
16
“Oinaoo, taboy mogambang cara mogutunio, aku koyo kogiina monondan mogutu,” kuani Po’u
koingagan.
“Wah, ternyata mudah cara membuatnya, Po’u juga ingin mencoba membuatnya," kata Po’u
dengan gembira.
“Oo’o umaoo, do kito mogutu potinggai, umaku,”
pobalyasi ina.
“Iya, berikutnya kita buat sama-sama ya, Nak,”
sahut ibu.
18
“Ti Mama mosanang, agu kopiyaanum boyondi kundia uma,” kuani ina dondo
mongokop kuni Po’u.
“Ibu senang, kamu suka boyondi ini,”
kata ibu sambil memeluk Po’u.
“Iyo Ma, do ti Po’u ta mopoboalyo budayanoto dungan kungaanon kundia,” kuani Po’u sambe ingag.
“Iya Bu, saya akan lestarikan budaya kita dengan makanan ini,” kata Po’u penuh semangat.
20
Profil Ilustrator
Dea Wulandari ibu dua anak yang hobi menggeluti
Profil Penyunting
Penyunting bernama lengkap Mohd. Erfan. Alumnus UIN Alauddin Makassar Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris.
Sekarang berkarier di Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah.
Profil Penulis
Kasmir Sy. Male
(Guru Sains, Pegiat Budaya dan Historia, Influencer)
Guru IPA di SMPN 5 Bukal. Alumni Pendidikan Kimia FKIP UNTAD.
Senang tentang budaya, bahasa, Historia dan pariwisata Buol. Aktif dalam kegiatan menulis tentang daerah Buol. Salah satu tulisannya termuat dalam Buku "Menyembuhkan Luka di Tanah Pogogul".
Gemar mengikuti lomba untuk memperkenalkan kebudayaan Buol.
Pernah Juara 1 lomba pembuatan video kuliner khas Buol yaitu Pupuyun. Aktif menjelajahi dan mempromosikan pariwisata Buol dan menjadi anggota dalam komunitas Historia Buol
Profil Naskah Editor
Naskah Editor bernama St. Rahmah. Lahir di Maros pada tanggal 14 Agustus 1974. Riwayat pendidikan S-1 Sastra Inggris Universitas Hasanuddin dan S-2 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tadulako.
Beberapa tahun ini terlibat sebagai penyunting dalam beberapa majalah dan buku. Ia juga merupakan penulis cerita anak. Meraih penghargaan sebagai penulis GLN Tahun 2016, 2018, dan 2019 dari .Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa