• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Ajar - Perbandingan Sistem Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Ajar - Perbandingan Sistem Hukum"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pengertian sistem dan Sistem Hukum

Sistem hukum merupakan seperangkat peraturan yang disusun seperti piramida dan saling berkaitan (yang tentunya bertujuan untuk mencapai masyarakat yang tertib, adil, dan damai). Namun karena suatu sistem hukum muncul dengan membentuk suatu kesatuan yang utuh, maka aspek rasionalnya lebih menonjol.

Keluarga Hukum dan Dasar Klasifikasinya

Ada sejumlah sistem hukum yang sulit untuk diklasifikasikan dalam divisi dasar yang digunakan dalam literatur hukum. Hal ini tentu tidak berarti bahwa trikotomi ini mencakup semua sistem hukum yang ada di dunia modern.

Sistem Hukum Major

Sistem hukum di banyak negara berkembang merupakan campuran antara hukum lokal tradisional dan hukum yang dibawa dari negara-negara bekas jajahan pada masa kolonial. Kebanyakan sistem hukum di dunia saat ini mempunyai sejumlah karakteristik yang secara spesifik diidentifikasikan pada satu atau dua dari tiga tradisi hukum utama atau keluarga hukum induk, yaitu hukum perdata, hukum adat, dan hukum sosialis.

Tinjauan tentang Contempt Of Court dan Perbandingannya Antar Sistem Hukum . 9

Menurut Loebby Loqman, kepentingan hukum yang harus dilindungi dari pengabaian aturan pengadilan adalah terselenggaranya peradilan yang baik. Terbukti, terdapat beberapa negara yang memasukkan rumusan tindak pidana penghinaan terhadap pengadilan pada bab tersendiri dalam KUHP-nya.

Sejarah Perkembangan

Istilah dan Pengertian Sistem Hukum

Pengertian lain Sistem Hukum dalam konteks Indonesia dikemukakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) bahwa Sistem Hukum terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: . 1). Untuk membentuk bahan hukum harus memperhatikan kebijakan hukum yang telah ditetapkan, yang sewaktu-waktu dapat berubah karena kepentingan dan kebutuhan.

Manfaat Perbandingan Sistem Hukum

Sedangkan menurut Ade Maman Suherman, perbandingan sistem hukum bertujuan untuk mencapai pemahaman menyeluruh terhadap seluruh sistem hukum yang ada secara global dan setidak-tidaknya memperoleh manfaat. Manfaat internal: Dengan mempelajari sistem hukum, Anda dapat memahami potret budaya hukum negara Anda sendiri dan mengadopsi hal-hal positif dari sistem luar negeri bagi perkembangan hukum nasional.

BERBAGAI SISTEM HUKUM DI DUNIA

  • Pengertian Sistem Hukum
  • Sistem Hukum Romawi – Jerman
  • Common Law Sistem
  • Sistem Lain

Selain itu kita juga mengenal Hukum Islam yang berpedoman pada kitab suci Al-Quran. Muncul gerakan baru di kalangan ahli hukum Islam yang mengusulkan kembalinya Al-Qur'an dan Sunnah.

AGAMA ISLAM SEBAGAI SISTEM HUKUM

Pengertian Hukum

Meskipun belum ada kesepakatan mengenai definisinya, namun sebagai pedoman bagi orang yang mempelajari hukum, diberikan beberapa definisi hukum. Lebih lanjut dinyatakan bahwa: Hukum hanya ada ketika masyarakat ada, jika tidak ada masyarakat manusia, maka tentu tidak ada hukum. Berdasarkan pendapat tersebut, yang dikatakan tentang hukum hanyalah sesuatu yang mengatur masyarakat manusia, sedangkan di luar masyarakat manusia seolah-olah tidak ada lagi hukum.

Agama Islam Sebagai Sistem Hukum

Menurut pemahaman ketuhanan, hukum bukan hanya sekedar aspek perwujudan kehidupan bermasyarakat, yang secara eksklusif tunduk pada unsur-unsur yang ada dalam interaksi manusia dengan orang-orang dalam masyarakat tersebut. Selain hubungan antara manusia dengan manusia yang karenanya merupakan suatu persekutuan sesama umat manusia, setiap orang yang tergabung dalam masyarakat itu juga tentu mempunyai hubungan antara ruh dan ruh yang agung, yaitu hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, yang menjadi tempat hidup. dan kematian, serta keselamatan, bergantung pada kehidupan sosial (Hazairin, l974 hal. 67). Sementara itu, unsur lain seperti hubungannya dengan alam sekitar atau bahkan dengan Tuhan yang menciptakan manusia itu sendiri tidak mendapat perhatian.

Pengertian Syari’ah, dan Fiqih

Kemudian, setelah agama Islam semakin tersebar luas dan jumlah pemeluknya dari berbagai bangsa bertambah serta timbul permasalahan-permasalahan yang memerlukan fatwa hukum, maka istilah fiqh digunakan khusus untuk salah satu cabang ilmu ilmu V\DUL¶DW, yaitu keilmuan yang membahas tentang Syari’at. hukum, hanya yang berkaitan dengan amalia saja yang diambil dari dalil-dalil syar'i yang rinci (Masjfuk, 1987, hal. 2). Menurut At Tanthauwi, kata 6\DUL¶DK, din dan millah merupakan Muradif atau mempunyai arti yang sama. Segala hukum dan peraturan diambil langsung dari Al-Quran dan Sunnah tanpa melalui ijtihad, sehingga sumber/dasar hukum ada pada anda.

Sumber Sumber Hukum Islam

  • Qias
  • Ijma’
  • Istihsan
  • Maslahah Mursalah
  • Urf atau Adat
  • Istishhab

Sebagai sumber hukum, ayat-ayat Al-Qur’an tidak mendefinisikan syariat sampai pada bagian terkecil yang mengatur ruang lingkup ikhtiar manusia. Segala hukum yang diperoleh melalui qias harus selalu didasarkan pada hukum yang dinyatakan secara jelas dalam Al-Qur'an dan Hadits. Hal pertama yang perlu Anda ketahui adalah ketentuan Alquran dan Hadits.

Methodologi Penelitian Islam

Hubungan antara hukum adat dan hukum Islam dalam artian persinggungan antara kedua sistem hukum tersebut telah lama mempunyai hubungan yang erat dalam masyarakat Indonesia. Dengan demikian, dalam teori receptio a contrario, hukum adat hanya berlaku jika tidak bertentangan dengan hukum Islam. Hukum Islam merupakan hukum universal, karena hukum Islam merupakan bagian dari agama Islam.

PERKEMBANGAN DAN ALIRAN MODERN HUKUM ISLAM . 60

Hukum Islam masa Sahabat dan Khulafaurrosyidin

Khalifah Umar bin Khattab terkenal dengan keberanian dan kebijaksanaan yang luar biasa dalam menerapkan hukum-hukum al-Quran untuk mengatasi masalah yang timbul, menjadikan kemaslahatan umat sebagai asas setiap pertimbangan. Peristiwa terpenting pada masa ini ialah penyempurnaan pengumpulan dan penyusunan ayat-ayat al-Quran. Pada zaman Khalifah Ali bin Abi Talib, cara untuk mencapai keputusan adalah dengan melihat dahulu al-Quran, kemudian melihat kepada Sunnah Rasulullah, kemudian berijtihad baik secara individu mahupun kolektif melalui perbincangan yang menghasilkan Ijma’.

Masa Sahabat dan Thabi’in

Masa Madzhab dan Pengkodivikasian

Sepanjang tidak ada dalil sunnah atau ijma yang mengharuskan digunakan selain makna dhohir. Berbeda dengan Imam Hanafi, Maliki lebih mengutamakan Hadits dan Ijma' Para Sahabat, tabi'in Ahler Madinah ketimbang Ro'yu. Ijma' atau fatwa; mereka menolak semua fatwa ijma' sahabat Abu Bakar, Umar dan Usman kecuali Ali (Matdawam, 1983, p. 87).

Masa kelesuan pemikiran

Langhah dimaksudkan agar kesimpangsiuran pemikiran hukum terhenti, namun sebenarnya juga menyampaikan pendapat bahwa pintu ijtihad atau bab al ihtihad sudah tertutup. Munculnya kelesuan berpikir dimana-mana, akibatnya para ahli hukum Islam tidak mampu lagi menghadapi perkembangan keadaan dengan pikiran yang mandiri dan bertanggung jawab. Sehingga perkembangan Hukum Islam pada periode ini menjadi lamban, tidak mampu lagi menghadapi dan menjawab tantangan zaman (Hanafi, 1970 hal. 174-175).

Hukum Islam Masa Kebangkitan Kembali dan Pembangunan

Hukum Islam baru dikenal di Indonesia setelah agama Islam menyebar di tanah air kita. Dalam perkembangan kajian hukum Islam di Indonesia, kita melihat beberapa teori tentang penerapan hukum adat dan hukum Islam di Indonesia. Hukum Islam menerapkan hukum Islam apabila telah mengadopsi (mengadopsi) dan telah menjadi hukum adat mereka.

P ANDANGAN BARAT TERHADAP ISLAM

Sistem Hukum Modern

Semua negara Muslim memiliki sistem hukum dengan pengadilan, hukum dan hakim seperti di negara lain di dunia. Sebagai sebuah negara, Mesir secara sederhana menerapkan dua sistem hukum, baik hukum perdata maupun syariah (Ade, 2008, p. 137). Ironisnya umat Islam dikaruniai sistem hukum yang sempurna, agama yang sempurna bahkan rasul yang berakhlak mulia, namun tunduk pada hukum positif yang datangnya dari luar sistem hukum Islam itu sendiri (Ade, 2008, p. 176).

Pandangan Barat terhadap Nabi Muhammad

  • R.C.V. Bodley
  • John Wiliam Draper
  • Mahatma K. Ghandi

Pandangan Barat Terhadap Islam

  • Jean L. Heureux
  • Arnold Toyenbee
  • Lancelot Lawton

Komentar para orientalis tersebut memang cukup obyektif, namun yang menjadi permasalahan mendasar adalah mengapa umat Islam yang dianugerahi sistem hukum yang sempurna oleh Tuhan melalui Kitab Allah dan Sunatur Rasul mengalami kendala yang serius dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam penegakan hukum. Pandangan orientalis masih bersifat parsial karena tidak melihat sistem hukum secara keseluruhan, termasuk struktur hukum dan budaya hukum yang ada di kalangan umat Islam secara keseluruhan. Hukum dalam kitab dan hukum dalam tindakan masih terdapat jarak antara masrik dan aksham (Timur dan Barat) khususnya untuk menunjang sistem hukum Islam, setidaknya bagi pemeluknya sendiri.

Pandangan Barat Terhadap Sistem Hukum Islam

Hubungan Hukum Adat Dengan Sistem Hukum Islam

Artinya hukum Islam dan hukum adat tidak dapat dipisahkan karena mempunyai keterkaitan yang erat, misalnya hubungan antara substansi dan ciri-ciri suatu benda atau benda. Setelah Indonesia merdeka, khususnya di Minangkabau, berkembanglah ajaran bahwa hukum Islam merupakan penyempurnaan dari hukum adat (Nasrun, 1957, hlm. 23-29 dalam Daud, 2007, hlm. 227). Bahkan telah berkembang pula garis hukum dalam masyarakat bidang ini yang menyatakan bahwa hukum adat atau hukum adat hanya dapat diterapkan dan diterapkan dalam masyarakat apabila tidak bertentangan dengan hukum Islam.

Perbandingan Sistem Hukum Adat, Islam dan Barat

Hukum adat dan hukum Islam adalah hukum bagi penduduk asli Indonesia dan disamakan dengan Bumi Putera. Sumber pengidentifikasian hukum Islam dari segi hukum syariah adalah Al-Qur'an dan kitab-kitab Hadits yang memuat kalam Allah dan Sunnah. Dalam sistem hukum Islam, kewajiban lebih diutamakan daripada hak, dan dalam hukum Barat, hak lebih diutamakan daripada kewajiban.

PEMBENTUKAN SISTEM HUKUM NASIONAL

Positivisme Hukum

  • Aliran Hukum Positif Analistis
  • Aliran Hukum Murni

Menurut Hans Kelsen, hukum harus dibersihkan dari unsur-unsur ilegal seperti sosiologis, politik, sejarah. Karya-karya penting Hans Kelsen antara lain berjudul: (1) Teori Hukum Murni dan (2) Teori Umum Hukum dan Negara. Sistem hukum Indonesia pada dasarnya mengikuti teori yang dikembangkan oleh Hans Kelsen dan Hans Nawiasky.

Utilitarianisme

XX/MPRS/1966 tentang Nota DPR-GR tentang Sumber Tata Hukum Negara Republik Indonesia dan Urutan Peraturan Perundang-undangan Negara Republik Indonesia. V/MPR/1973 tentang revisi produk berupa ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia dan Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978 tentang perlunya perbaikan tertuang dalam pasal 3 keputusan Majelis Rakyat Republik Indonesia No.

Beberapa Teori Tentang Berlakunya Hukum Islam, Adat dan Barat Di Indonesia

  • Teori Kredo atau Syahadat
  • Receptio In Complexu
  • Teori Receptie
  • Teori Receptie Exit
  • Teori Receptie A Contrario
  • Teori Eksistensi
  • Teori Filsafat Kenegaraan

Teori reseptif ini sangat berpengaruh dalam perkembangan hukum Islam di Indonesia dan berkaitan erat dengan pembagian wilayah Indonesia menjadi sembilan belas wilayah hukum adat. Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 1960 menetapkan hukum agama sebagai penyaring hukum adat menjadi hukum nasional dan peraturan hukum lainnya yang secara jelas menggambarkan adanya kecenderungan bahwa hukum Islam sangat dekat dengan hukum nasional dan hukum Islam dimasukkan ke dalam hukum nasional Indonesia (Ichtianto, dalam Edda, 1991, hal.148). Dari uraian tersebut terlihat jelas bahwa hukum Islam dimasukkan ke dalam hukum nasional dan mempunyai kekuatan hukum sebagai hukum nasional.

Pembangunan Sistem Hukum Nasional

Eksistensi Hukum Islam dalam Hukum Nasional dibuktikan dengan adanya undang-undang undangan di atas sebagai hukum tertulis dan hukum tidak tertulis serta praktik ketatanegaraan dan sosial keagamaan bangsa Indonesia. Dalam pembentukan Sistem Hukum Nasional masa depan, berbagai asas hukum Islam harus digunakan, dan kemudian semaksimal mungkin dimasukkan ke dalam hukum nasional. Dengan kata lain, Hukum Rakyat ke depan haruslah hukum modern yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan saat ini, namun tetap berdasarkan pada kepribadian masyarakat.

Pembentukan Kodivikasi maupun univikasi Hukum Nasional

Oleh karena itu, kecenderungan keilmuan dalam tradisi hukum Islam hendaknya diarahkan secara simultan dengan upaya peningkatan tugas intelektual hakim di lingkungan peradilan, khususnya peradilan agama. Daud Ali, Muhammad, 2007, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tatanan Hukum Islam di Indonesia, Rajawali Pres, Jakarta. Namun tidak sedikit negara yang menganut hukum Islam dan menjadikannya sebagai acuan tatanan hukum di negaranya.

Referensi

Dokumen terkait