• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

N/A
N/A
david oktavianus tambunan

Academic year: 2023

Membagikan "Buku Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal"

Copied!
247
0
0

Teks penuh

Bab pertama ini mencakup konsep dasar kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir, deteksi kegawatdaruratan ibu, dan deteksi kegawatdaruratan neonatal. Setelah mempelajari Bab I, diharapkan mampu: 1) menjelaskan konsep dasar kegawatdaruratan ibu neonatal 2) mendeteksi kegawatdaruratan ibu.

Konsep Dasar Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

Apakah ibu sedang hamil, usia kehamilan, riwayat persalinan sebelumnya dan saat ini, bagaimana plasenta dikeluarkan, menilai kondisi vulva (jumlah darah yang keluar, sisa plasenta), rahim (adakah atonia uteri) dan kondisi ibu. kandung kemih (apakah penuh). Tanyakan kepada keluarga apakah ibu hamil, usia kehamilan, periksa: tekanan darah (tinggi, diastolik > 90 mmHg), suhu (lebih dari 38oC).

Ringkasan

Situasi yang memerlukan evaluasi dan pengobatan yang tepat pada neonatus yang sakit kritis (≤28 hari).

Deteksi Kegawatdaruratan Maternal

Riwayat HPP: Riwayat perdarahan postpartum pada kelahiran sebelumnya mempunyai risiko 2,2 kali lipat terjadinya perdarahan postpartum. Korioamnionitis memiliki risiko 1,3 kali lipat terjadinya perdarahan postpartum pada persalinan pervaginam dan risiko 2,69 kali lipat pada persalinan subkutan.

Gambar Pemeriksaan USG untuk  Skrining Preeklampsia :  a.  Peningkatan  PI  bersama  temuan  notch  adalah  prediktor  terbaik  preeklampsia  melalui  metode USG doppler
Gambar Pemeriksaan USG untuk Skrining Preeklampsia : a. Peningkatan PI bersama temuan notch adalah prediktor terbaik preeklampsia melalui metode USG doppler

Deteksi Kegawatdaruratan Neonatal

  • Hipotermia
  • Hipertermia
  • Hiperglikemia
  • Tetanus neonatorum
  • Sindrom Gawat Nafas Neonatus
  • KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI
    • Kejang
    • Bayi tidak bisa minum dan memuntahkannya
    • Gangguan Napas
    • Hipotermia
    • Infeksi Bakteri Lokal
  • IKTERUS
  • KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI
  • MEMERIKSA STATUS IMUNISASI
  • MEMERIKSA MASALAH IBU

Infeksi lokal yang sering terjadi pada bayi muda adalah infeksi pada tali pusat, kulit, mata, dan telinga. Bayi muda dengan berat badan rendah yang mempunyai BB pada usia < -3 SD (di bawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada pita kuning), > -2 SD (tidak ada masalah BB rendah) .

Tabel 1. Cara Mengklasifikasi Kemungkinan Panyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Tabel 1. Cara Mengklasifikasi Kemungkinan Panyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri

Kunci Jawaban Tes

Daftar Pustaka

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL MASA KEHAMILAN

Dalam merencanakan asuhan obstetri darurat pada kehamilan (prinsip dasar, pengkajian awal, pengkajian klinis lengkap dan penatalaksanaan setiap kasus), urutan materi yang dibahas adalah sebagai berikut. Mengerjakan latihan/tugas yang berkaitan dengan materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan fasilitator pada saat kegiatan tatap muka.

Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda

Abortus

Jika perdarahan ringan atau sedang dan usia kehamilan <16 mg, gunakan jari atau tang untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang menonjol dari leher rahim. Jika perlu, berikan misoprostol 200 mcg melalui vagina setiap 4 jam sampai hasil konsepsi hilang (maksimum 800 mcg).

Gambar Beberapa Kemungkinan Kehamilan Tuba
Gambar Beberapa Kemungkinan Kehamilan Tuba

Penangan Awal

Ibu disarankan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal jika tetap ingin memiliki anak, atau tubektomi jika ingin menghentikan kesuburan. Pantau setiap 8 minggu selama minimal 1 tahun setelah evakuasi menggunakan tes kehamilan urin karena risiko penyakit trofoblas persisten. Jika tes kehamilan urin tidak menunjukkan hasil negatif setelah 8 minggu atau kembali positif pada tahun pertama, rujuk ke rumah sakit rujukan tersier untuk pemantauan dan pengobatan lebih lanjut.

Latihan

Dari perkembangan gejala yang dialami ibu hamil pada kehamilan baru, dapat dibedakan keguguran (keguguran spontan, keguguran awal, keguguran tidak lengkap, dan keguguran total), kemudian kehamilan ektopik terputus (KET) atau mola hidatidosa. Masih ada sebagian jaringan di rahim D. S 26 tahun sudah memasuki kehamilan ketiga BPM hamil 3 bulan dengan pendarahan ringan mengeluh mual dan muntah 4-5 kali sehari. Tina datang ke BPM dengan mengatakan terlambat haid 1 bulan, dengan keluhan mual dan muntah terutama pada pagi hari, hasil PPT.

Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut

Kehamilan Ganda

Ukuran rahim, tinggi fundus uteri (TFU) dan lingkar perut melebihi ukuran yang sesuai dengan usia kehamilan karena pertumbuhan rahim yang pesat pada trimester kedua. Sebelum memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan ganda, guna memudahkan identifikasi kondisi ibu, perlu dilakukan kajian terhadap data-data baik secara subyektif maupun obyektif seperti di bawah ini. Ukuran rahim, tinggi fundus uteri (UTF) dan lingkar perut melebihi ukuran yang sesuai untuk usia kehamilan cepat pada trimester kedua 2.

Kelainan Air Ketuban

Tawaran induksi persalinan (rekomendasi persalinan) sejak usia kehamilan 41 minggu, dengan syarat serviks sudah matang. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum melahirkan, tidak ada infeksi, tes busa negatif: Berikan deksametason, amati tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Bila usia kehamilan 32-37 minggu, sudah bersalin, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan diinduksi setelah 24 jam.

PER B. PEB

Asuhan Kegawatdaruratan Syok Obstetri

Cairan infus (garam fisiologis atau Ringer laktat) awalnya dengan dosis 1 liter pada jam pertama. 5) Tanda-tanda keadaan pasien sudah stabil atau ada perbaikan dapat dilihat sebagai berikut: Untuk memastikan diagnosis syok, bila terdapat tanda dan gejala: Jawaban: Denyut nadi cepat dan lemah (120 kali per menit atau lebih) ( A) . Tanda-tanda kondisi pasien sudah stabil atau ada perbaikan dapat dilihat sebagai berikut:

ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL MASA PERSALINAN

Melakukan latihan/tugas yang berkaitan dengan materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan fasilitator/tutor pada saat kegiatan tatap muka. Selesaikan penilaian pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan kaitkan jawaban Anda dengan kunci yang diberikan di akhir unit. Memotivasi pembaca untuk mengevaluasi pembelajaran setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman.

Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan Kala II

  • Identifikasi kasus kegawatdaruratan maternal masa persalinan Kala I dan Kala II Yang dapat menyebabkan keadaan gawatdarurat dalam hal ini adalah penyulit
  • Persalinan letak sungsang a. Pengertian
  • Partus lama a. Pengertian
  • Preeklamsia a. Pengertian
  • Soal No. 1 dan 2)

Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva (Mochtar, 1998). Adanya kehamilan melebihi 5000 gram atau dugaan berat janin lebih dari 4500 gram pada janin yang dikandung penderita diabetes dianggap sebagai faktor predisposisi terjadinya distosia bahu. Persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigradiva, dan lebih dari 18 jam pada multigradiva.

Gambar 1. Bolus cairan ketuban masuk    dalam sirkulasi darah ibu
Gambar 1. Bolus cairan ketuban masuk dalam sirkulasi darah ibu

Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Persalinan Kala I dan II

  • Penatalaksanaan Distosia Bahu
  • Penatalaksanaan Persalinan letak sungsang
  • Penatalaksanaan Partus lama
  • Penatalaksanaan Pre-eklamsia

Dorong kepala janin ke bawah dengan kuat untuk melahirkan bahu posterior Penatalaksanaan distosia bahu menurut Varney (2007). Disebut fase lambat karena tahapan ini tidak perlu ditangani secara tergesa-gesa karena tidak mungkin menimbulkan bahaya bagi ibu dan anak. Fase ini disebut fase lambat karena fase ini tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghindari dekompresi kepala yang terlalu cepat yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.

Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Masa Persalinan Kala III dan IV

Retensio Plasenta

Manipulasi rahim yang tidak perlu sebelum solusio plasenta dapat menyebabkan kontraksi aritmia. Pemberian uterotonika yang tidak tepat pada waktu yang tepat juga dapat menyebabkan leher rahim berkontraksi dan menahan plasenta. Jika HIS tidak efektif yaitu jika tidak ada relaksasi maka segmen bawah rahim akan tetap tegang sehingga plasenta tidak bisa keluar karena tersangkut di segmen bawah rahim. Pada lebih dari separuh persalinan pervaginam, serviks terletak lateral, sebagian besar berukuran kurang dari 0,5 cm.

Soal No. 1 dan 2)

Dari uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa atonia uteri adalah tidak adanya kontraksi segera setelah plasenta lahir. Robekan jalan lahir adalah suatu kondisi di mana leher rahim berada pada posisi lateral pada lebih dari separuh persalinan pervaginam, yang sebagian besar panjangnya kurang dari 0,5 cm. Syok obstetri adalah ketidakmampuan sistem peredaran darah dalam mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ vital atau suatu kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan tindakan segera dan intensif pada kasus obstetri.

Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala III dan IV

  • Penatalaksanaan Atonia uteri Manajemen Aktif kala III
  • Penatalaksanaan Perdarahan Kala IV Primer
  • Penatalaksanaan Syok Obstetrik
  • Soal No.1 dan 2)

Robekan perineum tingkat I: Dengan sayatan usus atau jahitan angka delapan. Bidan memberikan suntikan oxy 10 IU/IM pada pukul 03.32 WIB, kemudian mencoba melakukan PTT, namun plasenta tidak lepas. Nyonya. T, 28 tahun G2 P1 A0 Hamil 36 minggu, datang ke BPS didampingi keluarganya tanpa sadar di rumah Ny.

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL PADA MASA NIFAS

Berikut langkah-langkah yang akan memudahkan Anda dalam mempelajari materi ibu darurat di masa nifas. Pertama, pahami minat dan aplikasi Anda dalam memberikan layanan terkait perawatan darurat ibu dalam kegiatan. Lakukan penilaian pembelajaran pada setiap materi yang dibahas dan kaitkan jawaban Anda dengan kunci yang diberikan pada akhir setiap unit.

Asuhan Kegawatdaruratan Ibu Nifas dengan Perdarahan PostPartum Sekunder

Resusitasi cairan

Perdarahan postpartum > 1.500 mL pada wanita dengan kehamilan normal, infus kristaloid cukup jika penyebab perdarahan dapat diobati. Kehilangan darah dapat menyebabkan kematian akibat syok hipovolemik 2) Carilah persamaan dan perbedaan (yang berbeda) mengenai perdarahan sekunder pada masa nifas. Perdarahan masa nifas/perdarahan post partum sekunder (late post partum pendarahan) adalah perdarahan yang terjadi lebih dari 24 jam dengan kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah melahirkan pervaginam atau lebih dari 1.000 ml setelah melahirkan secara abdominal dan harus diperingatkan melalui tanda-tandanya. dan gejala.

Deteksi Kegawatdaruratan Maternal Masa Nifas

Magnesium sulfat (mgso4) merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengobati kejang pada preeklamsia berat dan eklamsia. Untuk memperdalam pemahaman mengenai pelayanan gawat darurat pada ibu nifas dengan preeklampsia berat/eklampsia, lakukan latihan berikut. Keluhan ini mungkin berhubungan dengan keadaan darurat pada ibu nifas, perlu dicurigai adanya preeklampsia berat atau preeklamsia pascapersalinan.

Kegawatdaruratan Ibu Nifas dengan Puerperium

Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang kegawatdaruratan ibu nifas terkait sepsis nifas, lakukan latihan berikut. Terjadinya sepsis nifas dapat dideteksi dari dua atau lebih tanda yang terjadi pada ibu pada masa nifas, antara lain keluhan nyeri panggul, suhu ibu >38,5° dan diukur secara oral setiap saat, selama vagina. pemeriksaan, bentuknya tidak normal, disertai bau tidak sedap, dan adanya keterlambatan pengecilan ukuran rahim (undervolusi rahim). 2) Penatalaksanaan kedaruratan ibu pada masa nifas. Kegawatdaruratan ibu pada masa nifas berhubungan dengan sepsis nifas, yaitu infeksi saluran genital yang dapat terjadi kapan saja antara permulaan ketuban pecah atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau aborsi.

Tabel 3.1. Data Subyektif dan Obyektif
Tabel 3.1. Data Subyektif dan Obyektif

Kegawatdaruratan Ibu Nifas dengan Mastitis

Diawali dengan meningkatkan teknik menyusui ibu agar ASI lancar dengan cara menyusui lebih sering dimulai dari payudara yang bermasalah. Diawali dengan meningkatkan teknik menyusui ibu agar ASI lancar dengan cara menyusui lebih sering dimulai dari payudara yang bermasalah. Pijat payudara yang dilakukan dengan jari yang diolesi minyak atau krim selama proses menyusui, mulai dari area tersumbat hingga puting, juga dapat membantu memperlancar aliran ASI.

Tabel 4.1. Macam Mastitis
Tabel 4.1. Macam Mastitis

ASUHAN KEGAWATDARURATAN NEONATAL

Sebelum mempelajari materi terkait kegawatdaruratan neonatal, Anda harus lulus mata kuliah prasyarat. Dalam mempelajari materi pelayanan gawat darurat neonatal (prinsip dasar, pengkajian awal, pengkajian klinis lengkap dan manajemen kasus), berikut urutan materi yang dibahas. Keberhasilan proses belajar Anda dalam mempelajari materi pada modul ini tergantung pada keseriusan Anda dalam mengerjakan latihan.

Asuhan Kegawatdaruratan Neonatal dengan Asfiksia

Setelah melakukan penilaian kondisi bayi, hal penting selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memeriksa penilaian asfiksia dengan skor APGAR seperti tergambar pada Grafik 1.2 di bawah ini. Jika terjadi keadaan darurat pada janin, terutama sebelum aterm, yang terlintas dalam pikiran adalah penyakit membran hialin (ketidakmatangan paru-paru) pada bayi. Masa awal kehidupan neonatus merupakan masa kritis karena merupakan masa peralihan dari intrauterin ke ekstrauterin.

Neonatus dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Jika riwayat ibu menunjukkan kemungkinan infeksi bakteri, berikan dosis pertama antibiotik gentamisin 4 mg/kg IM (atau kanamisin) ditambah ampisilin 100 mg/kg IM. Lakukan kultur darah dan berikan dosis pertama antibiotik gentamisin 4 mg/kg IM (atau kanamisin) ditambah ampisilin 100 mg/kg IM. Saat menghirup udara luar/ektopik, seluruh organ bayi baru lahir harus berfungsi. Dalam kehidupan di luar, bukan hanya kondisi fisik saja yang harus beradaptasi dengan fungsinya.

Neonatus dengan kejang

Selanjutnya, Anda akan mempelajari bayi baru lahir dengan kejang yang berhubungan dengan kondisi lain, seperti panas, yang dapat menyebabkan kejang. Akibat lingkungan yang tidak menguntungkan, bayi baru lahir dapat terpapar, misalnya. invasi oleh Clostridium tetani, yang menyebabkan tetanus neonatal. Oleh karena itu, bayi baru lahir yang mengalami kejang memerlukan keterampilan tenaga kesehatan khususnya bidan untuk melakukan pengobatan yang tepat dan cepat guna menyelamatkan bayi.

Asuhan Neonatus dengan Permasalahan Lain

Kaji bayi setiap jam untuk mengetahui tanda-tanda keadaan darurat (misalnya kesulitan bernapas, kejang, atau tidak sadarkan diri) dan kaji juga kemampuan minum setiap 4 jam hingga suhu tubuh kembali ke batas normal. Periksa suhu ketiak setiap jam hingga berada dalam batas normal - Bila suhu sangat tinggi (>39 oC), peras atau mandikan bayi 10-. Periksa suhu bayi setiap jam hingga dalam batas normal - Periksa suhu inkubator atau pemanas setiap jam dan sesuaikan.

Ruang melahirkan yang hangat

Pengeringan segera

Kontak kulit dengan kulit

Pemberian ASI

Tidak segera memandikan/menimbang bayi

Pakaian dan selimut bayi yang adekuat

Rawat gabung

Transportasi hangat

Resusitasi Hangat

Pelatihan dan sosialisasi rantai hangat

Penanganan neonatus dengan hypoglikemia

Referensi

Dokumen terkait