• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU BIMBINGAN KELOMPOK Dr. JAHJU HARTANTI, M. Psi.

N/A
N/A
Ratu Nurul Afini

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU BIMBINGAN KELOMPOK Dr. JAHJU HARTANTI, M. Psi."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Buku ini berisi kajian teori tentang konseling kelompok yang bertujuan untuk menjadi pedoman dan pedoman bagi pembaca serta menambah wawasan lebih lanjut.

Early Stages In To Development

Pada level 5, level konsolidasi, penekanannya adalah menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kelompok dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Cara grup diumumkan akan mempengaruhi cara grup tersebut diterima oleh calon anggota dan tipe orang yang akan ditarik. Pemimpin dapat membantu anggota menilai kesiapan mereka untuk kelompok dan mendiskusikan perubahan hidup apa pun yang mungkin terjadi.

Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Secara umum layanan orientasi kelompok bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial khususnya keterampilan komunikasi peserta layanan. Lebih khusus lagi layanan orientasi kelompok bertujuan untuk mendorong perkembangan perasaan, pikiran, persepsi, pengetahuan dan sikap yang mendukung terwujudnya perilaku yang lebih efektif yaitu peningkatan kemampuan komunikasi verbal dan non verbal siswa. Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan agar peserta didik memperoleh berbagai materi dari narasumber (khususnya dosen pembimbing) yang berguna bagi kehidupan sehari-harinya sebagai individu maupun sebagai peserta didik, anggota keluarga, dan masyarakat.

Isi Layanan Bimbingan Kelompok

Tahap-tahap Bimbingan Kelompok

Pada tahap ini, umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengutarakan tujuan atau harapan yang ingin dicapai oleh masing-masing, sebagian, atau seluruh anggota. Ada pula saat jembatan tersebut sulit dicapai, artinya anggota kelompok enggan memasuki fase kegiatan kelompok sebenarnya, fase ketiga. Kegiatan kelompok sudah memasuki tahap akhir, kegiatan kelompok sebaiknya fokus pada diskusi dan eksplorasi apakah anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang dipelajarinya (dalam suasana kelompok) dalam kehidupan nyata.

Teknik Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan konseling kelompok memerlukan aktivitas pendukung seperti aplikasi instrumentasi, pengumpulan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan transfer kasus. Data yang dikumpulkan atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembentukan kelompok, pertimbangan dalam menugaskan satu orang atau lebih pada suatu kelompok layanan, materi atau pokok bahasan dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. Kemudian, data tersebut dapat digunakan untuk merencanakan dan menyelesaikan kegiatan layanan bimbingan belajar kelompok berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang relevan.

Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok

Selain itu hasil tes atau ujian, hasil AUM, hasil tes, sosiometri dan lain sebagainya merupakan bahan yang sangat berguna dalam perencanaan dan penyelesaian kegiatan layanan konseling kelompok maupun layanan lanjutan. Anggota kelompok diberikan kesempatan untuk menyampaikan ide, pandangan, atau pendapat mengenai permasalahan yang dibicarakan sehingga anggota kelompok dapat belajar dan memperlancar komunikasi sehingga menjadi efektif. Dengan berdiskusi mengenai permasalahan hingga ditemukan solusinya, anggota kelompok dapat memperoleh pengalaman dalam bertindak, terutama yang berkaitan dengan bidang permasalahan yang sedang dibicarakan.

Segala bentuk tindakan dalam suatu kelompok akan mengarah pada pemecahan suatu masalah dengan menggunakan dinamika kelompok.

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Kegiatan orientasi kelompok menjalankan fungsi konseling seperti fungsi pemahaman, pencegahan, mitigasi, pengembangan, pemeliharaan, dan advokasi, serta penerapan prinsip dan prinsip konseling. Kedua, kegiatan orientasi kelompok bukan berarti menjalankan suatu kelompok, melainkan suatu pelayanan kepada sejumlah klien (siswa) sebagai anggota kelompok, sehingga setiap klien (siswa) memperoleh manfaat tertentu. Dinamika kelompok yang kaya dan hidup memerlukan kondisi kelompok yang relatif heterogen agar terjadi proses saling rangsangan dan umpan balik dengan materi yang berbeda.

Keterampilan Dasar Dalam Bimbingan Kelompok

  • Permasalahan Dan Setting Bimbingan Kelompok
  • Contoh Skenario Bimbingan Kelompok

Untuk membantu anggota kelompok yang sedang berbicara menjadi lebih sadar dan memahami dengan jelas apa yang dibicarakan dalam kelompok. Membantu anggota kelompok menyadari dan memahami secara jelas perasaan seseorang atau sejumlah anggota kelompok agar mampu melatih empati. Pemimpin kelompok harus mengetahui bagaimana menggunakan matanya untuk mengumpulkan informasi sebanyak dan berguna dan untuk mendorong atau mencegah anggota kelompok berbicara (Harvill, Masson, & Yacobs, 1983). a) Perhatikan sekilas isyarat informal dari masing-masing anggota kelompok.

Cobalah untuk memperhatikan wajah anggota kelompok agar Anda dapat langsung memahami reaksi masing-masing anggota kelompok. Mengarahkan komentar anggota kelompok kepada anggota kelompok yang lain terjadi ketika seorang anggota kelompok mengarahkan pandangannya hanya kepada ketua kelompok ketika sedang berbicara. Pemimpin kelompok hendaknya mendorong anggota kelompok untuk melihat ke seluruh anggota kelompok ketika berbicara.

Situasi seperti ini sangat penting untuk menciptakan minat, keterlibatan dan kekompakan serta suasana saling memiliki di antara anggota kelompok. Kontak mata yang ramah dan dorongan dari Anda dapat mendorong anggota kelompok untuk selalu mengarahkan pandangannya kepada Ketua Kelompok ketika berbicara. Kontak mata berhenti berbicara Seringkali terjadi anggota kelompok selalu ingin berbicara terlebih dahulu dalam kegiatan kelompok, bertanya atau memberikan pendapat.

Hal ini biasanya terjadi pada anggota kelompok yang suka banyak bicara dan sombong (aktif bicara). Ketika ketua kelompok mengetahui bahwa anggota kelompok tersebut menunjukkan tanda-tanda ingin berbicara dengan anggota kelompoknya, maka ketua kelompok dapat menghentikannya dengan menggunakan matanya. Caranya, ketua kelompok melihat ke arah anggota kelompok yang “aktif berbicara”, lalu mengembalikan pandangan ke anggota lainnya.

Pendekatan Bimbingan Kelompok

Untuk menjadi orang yang sehat, seseorang harus merasakan dan menerima pengalamannya secara keseluruhan tanpa berusaha menghilangkan bagian-bagian tertentu. Namun pada individu yang tidak sehat dan mengalami ketidakseimbangan maka akan timbul ketakutan dan ketegangan sehingga menimbulkan respon penghindaran dan kesadaran yang nyata akan hal tersebut (Gunarsa, 1996). Aspek penting dari pendekatan ini adalah bahwa perilaku dapat didefinisikan, diamati, dan diukur secara operasional.

Pendekatan behavioris menjadi pilihan utama yang digunakan oleh konselor yang menghadapi masalah spesifik seperti gangguan makan, penyalahgunaan zat, dan disfungsi psikoseksual. Pendekatan krisis, disebut juga pendekatan kuratif, merupakan upaya bimbingan yang ditujukan kepada individu yang mengalami krisis atau bimbingan yang ditujukan kepada individu yang mengalami krisis atau permasalahan. Pendekatan preventif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mengantisipasi permasalahan-permasalahan umum yang terjadi pada individu, untuk mencegah terjadinya permasalahan-permasalahan tersebut pada individu.

Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, tidak hanya individu yang menghadapi masalah. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan kunci yang memandu perilaku anak. Pendekatan ini dapat dikatakan sebagai pendekatan konstruktivis yang menjelaskan bahwa anak secara aktif mencipta atau mencipta pengetahuan.

Mereka cenderung menjadi korban keyakinan irasional, namun berorientasi pada tindakan kognitif-perilaku dan menekankan pemikiran, penilaian, analisis, tindakan, pengambilan keputusan ulang.

Penelitian Yang Relevan

Pola Perkembangan Bimbingan dan Konseling (Studi Kasus Hubungan Pola Dengan Permasalahan Siswa di SMAN 2 Palopo), dimana temuan penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan menggunakan metode atau pola memberikan berbagai kemudahan dalam menghadapi permasalahan yang dialami siswa. hubungan keduanya sangat erat dalam menjawab setiap permasalahan yang muncul dikalangan siswa Mardina, siswi UIN Sunan Kalijaga dengan judul penelitian “Program bimbingan dan nasehat dalam membimbing siswa yang kesulitan belajar PAI di SMU Negeri 8 Yogyakarta” dengan temuan penelitian bahwa sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendewasaan anak agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna, sehingga bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan dan benar-benar menunjang perkembangan peserta didik dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal.

  • Bimbingan Belajar
  • Bimbingan Kelompok Di Kelas
  • Bimbingan Kelompok Ekstrakurikuler
  • Konseling Karir Kelompok

Saper mendefinisikan konseling karir sebagai suatu proses yang membantu individu mengembangkan penerimaan dan citra diri serta perannya dalam dunia kerja. Tujuan konseling karir di sekolah menurut Peters dan Shetzer adalah membantu siswa secara sistematis dan terlibat dalam pengembangan karir. Surya (1988:14) menyatakan bahwa tujuan konseling karir kelompok adalah untuk melatih individu memperoleh pengalaman yang dimiliki orang lain sehingga mampu merencanakan apa yang akan terjadi di masa depan.

Dengan konseling karir kelompok, setiap individu juga mencoba memahami berbagai karakter yang akan ditemuinya di dunia kerja. Dan dengan konseling karir kelompok, setiap individu akan mampu berkompeten dan mengembangkan karirnya ke arah yang dipilihnya secara optimal. Pada dasarnya pelaksanaan konseling karir di sekolah tidak lepas dari pengembangan karir individu, oleh karena itu kegiatan konseling karir di sekolah harus memperhatikan pengembangan karir siswa.

Penyelenggaraan bimbingan karir di sekolah hendaknya didasarkan pada hasil penyelidikan yang cermat terhadap kemampuan dan minat siswa serta pola dan jenis karir di masyarakat. Penyelenggaraan bimbingan kejuruan hendaknya merupakan suatu proses yang berkesinambungan setelah dilaksanakannya program pendidikan di sekolah. Penyelenggaraan bimbingan karir hendaknya merupakan perpaduan antara memaksimalkan potensi peserta didik dan potensi lingkungannya. e.

Penerapan Program Konseling Karir Kelompok Program konseling karir di sekolah dikembangkan berdasarkan kebutuhan aktual siswa dan mempunyai tujuan yang ideal namun realistis dalam pelaksanaannya, mencerminkan komunikasi yang berkelanjutan antara seluruh anggota staf pelaksana.

Dinamika kelompok merupakan interaksi dinamis antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok dalam kegiatan bimbingan kelompok. Pada tahap ini, melalui ketua kelompok, para anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan mengungkapkan tujuan serta harapan yang ingin dicapai oleh masing-masing anggota kelompok. Pada tahap ini, setelah suasana dan dinamika kelompok terbentuk, sebelum kegiatan kelompok mengarah pada kegiatan kelompok yang sebenarnya, ketua kelompok menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan anggota kelompok dalam kegiatan inti (fase kegiatan).

Pemimpin kelompok pada fase transisi menjelaskan peran anggota kelompok dalam tugas yang ditetapkan sesuai topik yang akan dibahas. Ketua kelompok menganggap topik tugas ini (a) relevan dengan kebutuhan atau dialami secara umum oleh anggota kelompok, (b) cukup terkini, baru, sedang terjadi, (c) menimbulkan dampak yang cukup besar, (d) sesuai untuk tingkat perkembangan, kemampuan sebagian besar anggota, (e) menarik untuk dibahas, (f) diungkapkan dengan jelas, dan (f) bermanfaat bagi pengembangan pribadi anggota kelompok. 2) Tanya jawab tentang topik yang diajukan Tanya jawab tentang topik yang diusulkan bertujuan untuk lebih meningkatkan pemahaman anggota kelompok terhadap materi yang akan dibahas. Dalam hal ini, ketua kelompok menawarkan kesempatan sebanyak mungkin kepada anggota kelompok untuk mengajukan pertanyaan tentang adaptasi mereka terhadap program keterampilan.

Kemudian pada tahap kegiatan ini anggota kelompok akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru ketika mendiskusikan suatu topik tertentu. Kemudian anggota kelompok menelusuri hasil diskusi secara menyeluruh dan mendalam, kemudian menarik kesimpulan dari hasil diskusi dan selanjutnya ketua kelompok merangkum kesimpulan umum. Kemudian ketua kelompok menanyakan kembali apakah anggota kelompok mampu menerapkan semua yang mereka diskusikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini ketua kelompok berperan dalam memberikan semangat kepada anggota kelompok dan memantapkan hasil yang telah dicapai anggota kelompok.

Referensi

Dokumen terkait