Rani Pitta Omas, dr Nina Ratnaningsih, dr., SpM(K), M.Sc Aldiana Halim, dr.,SpM(K),M.Sc
Buku Manual Vision Center
Pelayanan Kesehatan di
Kabupaten Bandung
Rani Pitta Omas, dr Nina Ratnaningsih, dr., SpM(K), M.Sc Aldiana Halim, SpM(K), M.Sc
Unit Oftalmologi Komunitas
Pusat Mata Nasional Cicendo Bandung, April 2020
Buku Manual Vision Center
Pelayanan Kesehatan di
Kabupaten Bandung
Vision Center 5 Profil Kebutaan Jawa Barat 2 Profil Kabupaten Bandung 4
Definisi 6
Fungsi 7
Kebutuhan Masyarakat 8
Denah 11
Obat-obatan 13
Peralatan 12
Staf 14
Dukungan 15
Jadwal Kegiatan 17
Latar Belakang 1
Daftar Pustaka 20
Parameter 16
Dokumentasi 18
Pemantauan 19
Manajemen Keuangan 20
Jaminan Kualitas 21
Panduan Vision Center 10
Keuntungan 9
Gangguan penglihatan dan kebutaan memiliki implikasi multidimensional. Penurunan kualitas hidup akibat menurunnya produktifitas seseorang dalam melakukan pekerjaan adalah dampak fisik yang diakibatkan oleh gangguan penglihatan dan kebutaan.
Dampak sosial yang timbul adalah munculnya depresi, resiko jatuh serta ketergantungan terhadap individu lain.
Tujuan dari Global Action Plan (GAP) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2014-2019 adalah untuk mengurangi prevalensi gangguan penglihatan sebesar 25% pada tahun 2020. Salah satu solusi yaitu menyediakan perawatan kesehatan mata secara komprehensif menggunakan pendekatan sistem kesehatan. GAP menekankan penguatan layanan primer sebagai pendekatan untuk mencapai Universal Eye Health Coverage (UEHC). Penguatan layanan primer dapat dicapai dengan pembentukan Vision Centre (VC).
VC adalah bagian dari jaringan perawatan mata yang menyediakan pelayanan kesehatan mata di layanan kesehatan primer. Program ini dikelola oleh tenaga lokal yang direkrut, terlatih dengan baik dan menawarkan layanan kacamata, diagnosis kondisi mata umum, dan rujukan kasus yang memerlukan intervensi lebih lanjut ke rumah sakit. Dalam konteks inilah, manual tentang VC ini menjadi sangat relevan.
Latar Belakang
Latar Belakang
Profil Kebutaan di Jawa Barat
Keterangan :
Jumlah penduduk Angka kebutaan katarak
Dokter spesialis Mata
Sumber : Lita M, Rini M, Syumarti. Maping Jawa Barat. Oftalmologi Komunitas RS.Mata Cicendo.2020
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
Kelaianan refraksi
Katarak Pterigium Glaukoma Kelaianan segmen posterior 2,2%
71,7%
0,0% 2,2% 10,9%
Prevalensi Kebutaan di Jawa Barat berdasarkan RAAB
Pada tahun 2014, telah dilakukan survey dengan metode RAAB (Rapid Assessment of Avoidable Blindness) di Jawa Barat untuk penduduk berusia 50 tahun atau lebih. Hasil RAAB didapatkan angka kebutaan sebesar 2.8%, dengan penyebab utama kebutaan adalah katarak sebesar 71.7%, Data penduduk berusia 50 tahun dan lebih di Jawa Barat sebesar 15.1% dari total penduduk Jawa Barat 47.379.389 orang.
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
Kelaianan refraksi
Katarak Pterigium Glaukoma Kelaianan segmen posterior 36,8%
51,2%
1,2% 1,2% 3,7%
Prevalensi Gangguan Penglihatan di Jawa Barat berdasarkan RAAB
Profil Kebutaan Jawa Barat
Latar Belakang
Secara demografi, persebaran penduduk di Kabupaten Bandung cenderung terkonsentrasi di bagian utara dengan kepadatan penduduk tinggi dan menegah.
Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Margahayu dan Kecamatan Dayeuhkolot dengan kepadatan penduduk lebih dari 10.000 jiwa/km
2. Luas wilayah kabupaten Bandung mencapai 1.762,38 km
2dan jumlah penduduk mencapai 3.351.048 jiwa (2012) dan pada tahun 2015 sebanyak 3.534.111 jiwa .
Profil Kabupaten Bandung
Latar Belakang
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/aspek-demografi
Vision Center 1:5.000 penduduk Puskesmas
1 : 30.000 penduduk RS Daerah dan Swasta
1 : 100.000 penduduk PMN RS Mata Cicendo
Vision Center
Definisi
Fasilitas perawatan mata di lingkungan masyarakat yang memberikan pelayanan khusus mata sesuai kebutuhan masyarakat secara komprehensif dan disediakan oleh petugas kesehatan yang terampil.
Vision Center menyediakan pelayanan kesehatan secara komprehensif di komunitas sesuai dengan level pelayanan kesehatan mata. Hal ini termasuk identifikasi pasien yang mengalami gangguan penglihatan, terapi, proses merujuk, koreksi gangguan refraksi dan meningkatkan kepedulian masyarakat akan masalah gangguan penglihatan. Pelayanan kesehatan ini diharapkan dapat meningkatkan pencegahan, deteksi dini kelainan mata, mengontrol hasil setelah proses merujuk, mengontrol hasil operasi dan meningkatkan pengetahuan relawan (kader) daerah.
FUNGSI
PELAYANAN KESEHATAN VISION CENTER
UTAMA
• Deteksi awal masalah kesehatan mata
• Pemeriksaan tajam penglihatan
• Koreksi kelainan refraksi
• Merujuk masyarakat yang membutuhkan tindakan operasi
• Menindaklanjuti pasien yang telah dirujuk atau dioperasi
• Memberikan pelatihan kepada guru- guru TK dan sekolah dasar untuk mendeteksi gangguan penglihatan pada peserta didik
• Skrining penglihatan di sekolah
• Memberikan dukungan kepada pasien yang kondisi kebutaannya menetap dan low vision
• Memberikan pelatihan kepada kader daerah
• Edukasi kesehatan mata kepada masyarakat
• Meningkatkan kerjasama dengan ketua masyarakat
• Memberikan terapi awal untuk kegawatdaruratan mata
TAMBAHAN
• Pemberian terapi awal pada masalah kesehatan mata
• Fasilitas tele-konsultasi
• Mengembangkan sistem rujukan dan tindak lanjut
• Memberi pelatihan standar kepada guru-guru untuk dapat melakukan pemeriksaan tajam penglihatan
• Mengikutsertakan guru dan orang tua untuk meningkatkan
kepatuhan
• Menindaklanjuti, memotivasi dan memberikan konseling sebagai rehabilitasi mata berbasis komunitas
• Meningkatkan kerjasama antara kader-kader dan tenaga relawan lainnya dalam menyebarluaskan kacamata presbiopia
• Deteksi awal terhadap mata merah ataupun pasien dengan defisiensi vitamin A
• Rehabilitasi visual untuk pasien dengan kebutaan permanen
Vision Center
Rujuk Terapi Awal
Deteksi Awal &
Diagnosis Pencegahan
Kondisi Mata
Kelainan refraksi Ya >90% <10%
Katarak Ya Konseling Semua yang dapat
dioperasi Defisiensi vitamin
A
Edukasi gizi &
suplementasi Ya Ya Kekeruhan kornea
Trakoma/mata merah lainnya
Kebersihan air
& lingkungan, higienitas
personal
Ya Ya Keterlibatan kornea
Glaukoma usia > 40 tahun Menegakkan
diagnosa & terapi Retinopati
diabetika
Olahraga, pola
makan Skrinning diabetes Menegakkan
diagnosa & terapi
Trauma Edukasi
kesehatan Ya
Perawatan Kegawat daruratan
Menegakkan diagnosa & terapi
Low vision Ya Ya
Kelainan
kongenital Ya Ya
• Pelayanan kesehatan mata saat ini kurang dalam pendekatan secara komprehensif kepada masyarakat dan tidak merata di suatu daerah.
• Hanya <10% orang yang membutuhkan perawatan mata yang dapat mengakses layanan perawatan mata (tidak memiliki akses pelayanan kesehatan yang terjangkau).
• 80% kebutaan dan gangguan penglihatan dapat dihindari (dapat dicegah atau disembuhkan)
• 80% masalah mata dapat terdiagnosa, diberikan terapi atau dirujuk oleh staf yang terlatih secara memadai di tingkat dasar.
• Pusat perawatan mata primer yang keberadaannya dapat melayani masyarakat dengan biaya yang efektif.
• Membantu dalam menyediakan sistem rujukan
• Masyarakat tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan layanan perawatan mata dasar.
KEBUTUHAN MASYARAKAT
Vision Center
KEUNTUNGAN
o Hambatan jarak dan ketiadaan petugas yang melakukan pemeriksaan dapat teratasi karena lokasi dekat dengan wilayah tempat tinggal masyarakat.
o Masalah mata lain seperti glaukoma dan retinopati diabetika dapat terdeteksi sejak dini sehingga pasien dapat dirujuk pada tahap awal.
o Meningkatkan kesadaran komunitas masyarakat tentang kesehatan mata.
o Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan mata yang terjangkau oleh masyarakat.
o Membantu meningkatkan jumlah tindakan operasi katarak lewat proses rujukan.
o Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan mata.
Pemeriksaan kelainan refraksi
merupakan salah satu pelayanan utama dariVision
Center
Vision Center
Panduan Vision Center
Vision Center diharapkan memiliki bangungan permanen yang dengan luas ruangan yang memadai. Hal ini agar kenyamanan masyarakat tercapai dalam pelayanan kesehatan. Pelayanannya dapat berdiri sendiri tetapi menjadi bagian kesehatan primer (puskemas).
Denah
Panduan Vision Center
UTAMA
• Senter
• Kartu visus jarak jauh
• Kartu visus jarak dekat
•Trial set (dewasa dan anak)
•Trial lens
• Lampu celah
• Retinoskopi
• Oftalmoskopi direk
• Cairan alkohol untuk cuci tangan
• Lensometer
• Okluder
• Lampu meja
• Cermin
• Penggaris
• Obat-obatan
• Dokumen medis
TAMBAHAN
• Komputer + jaringan wifi
• Autorefraktometer
• Telepon
• Kartu pemeriksaan buta warna
• Tensimeter
• Termometer
• Glukometer
•Low vision kit
• Kartu simbol lea
• Tonometer
• Software rekam medis elektronik
Peralatan
Panduan Vision Center
UTAMA
• Tetrakain tetes mata 0,5%
• atau 2%
• Kapsul vitamin A
• Fluorescein strip
• Kapas, kasa dan plester
• Cairan saline normal
• Alkohol cuci tangan
• Betadine 5% antiseptik mata
TAMBAHAN
• Tablet asetazolamid 500mg
• Antibiotik tetes atau salep mata
• Strip gula darah
Obat - obatan
vision center sebaiknya berasal dari komunitas lingkungan yang sama dengan masyarakat untuk menjaga dedikasi.
Utama : asisten dokter mata / optometris / refraksionis / perawat mata.
Ideal : telah melakukan pelatihan selama 1 tahun dan magang selama 6-12 bulan.
Tambahan : cleaning service.
Staf vision center telah mendapatkan pelatihan pemeriksaan mata secara komprehensif baik penggunaan tonometer aplansi/Schiotz, pengetahuan kelainan refraksi dan kelainan mata secara umum.
Elemen penting lainnya untuk menjaga keberlangsungan dari vision center adalah : 1. Kunjungan secara
periodik dari dokter mata dari pelayanan tingkat dua.
2. Melakukan pelatihan secara periodik untuk meningkatkan
kemampuan pemeriksaan dan pelayanan mata.
Panduan Vision Center
Staf
Pusat rujukan akan dihubungkan dengan sejumlah vision center di suatu wilayah. Pusat rujukan harus menerima semua kasus yang dirujuk dari vision center. Pusat rujukan akan bertindak sebagai mentor dari semua staf di vision center.
Guna menjaga standar kualitas layanan dan manajemen kegiatan, tim koordinator dapat ditugaskan. Tim terdiri dari dokter spesialis mata atau dokter umum yang mendapat pelatihan mata. Tim koordinator dapat melakukan pelatihan, koordinasi, pemanfaatan optimal sumber daya yang tersedia di setiap pusat layanan.
• Di dalam Vision Center diadakan klinik spesialis minimal sekali dalam satu bulan
• Dokter spesialis mata dapat mengisi klinik tersebut dan berkoordinasi dengan staf Vision Center terkait waktu kunjungan.
• Dokter spesialis mata ditargetkan untuk menangani kasus yang sulit, pasien yang mengalami komplikasi.
• Staf dapat melakukan konsultasi lewat video call kepada dokter spesialis mata (teleophtalmology)
• Setiap Vision Center berkoordinasi dengan puskesmas dan tim dari puskesmas mengunjungi setiap minggu.
• Tim koodinator membantu dalam managemen dan peningkatan keilmuan.
Panduan Vision Center
Dukungan terhadap Vision Center
Panduan Vision Center
Parameter kegiatan Vision Center
Parameter Hasil Keterangan
Populasi yang terjangkau 5000 penduduk Hari kerja 280 hari/tahun
Jam kerja 4 jam/hari di klinik Waktu pagi digunakan untuk skrining ke sekolah Jumlah pasien/hari 15-20 pasien/hari
Jumlah koreksi refraksi 3-4 pasien >20% dari jumlah kedatangan pasien Jumlah kacamata yang
diresepkan 500 kacamata/tahun
Jumlah rujukan 500-1000 pasien 10-20% dari total pasien Jumlah sekolah yang
diskrining/tahun 20 sekolah/tahun Pelatihan kepada guru
dan kader 30 orang/tahun
Vision center berfungsi selama 6 hari kerja setiap minggunya. Staf bersedia memberikan pelayanan kesehatan mata dan menyediakan perawatan kegawatdaruratan mata di luar jam kerja.
Jadwal kegiatan vision center disesuaikan dengan kondisi masyarakat sehingga masyarakat dapat berkonsultasi tanpa mengganggu waktu bekerja. Kegiatan di pagi hari difokuskan untuk memberikan pelatihan/edukasi dan di siang- sore hari dapat digunakan untuk pasien berkonsultasi.
Panduan Vision Center
Jadwal Kegiatan Vision Center
Pagi Hari Pelatihan guru sekolah dasar Pelatihan kader Advokasi dengan kepala daerah
Pembagian kacamata Kunjungan ke
masyarakat
Siang Hari Pemeriksaan pasien Koreksi refraksi Klinik spesialis Konseling Analisis data Fittingkacamata
Pencatatan rekam medis
Sore Hari
• Staf akan menghabiskan waktu 1-2 jam/hari untuk melengkapi catatan rekam medis pasien.
• Setiap akhir bulan pelaporan dilakukan
• Pelaporan diberikan kepada puskesmas daerah setempat
• Kritik dan saran berdasarkan hasil pelaporan setiap bulan dapat diberikan oleh dokter spesialis mata yang datang pada saat visit klinik spesialis
• Apabila tersedia komputer dan koneksi internet dipertimbangkan pencatatan dengan rekam medis elektronik untuk mempermudah transmisi data secara online.
Panduan Vision Center
Format berdasarkan Kegiatan
Konsultasi pasien
Pencatatan koreksi refraksi Peresepan kacamata Pencatatan obat keluar Stok peralatan dan inventaris Rujukan
Pencatatan pasien gangguan penglihatan berat
Kasus kegawatdaruratan Pelatihan guru sekolah Pelatihan kader
Format berdasarkan Keuangan
Biaya pendaftaran pasien Koreksi kacamata
Pendapatan dari sumbangan luar
Kebutuhan harian dan bulanan
Dokumentasi Vision Center
Panduan Vision Center
Format Konsultasi Pasien
No. Tanggal No. Rekam Medis Nama Alamat Umur L/P Diagnosa Hasil
Format Koreksi Refraksi
No. Tanggal No.
Rekam Medis
Nama Umur L
/ P
Diagnosa Koreksi Jauh Dekat
OD OS
Sph Cyl Ax Sph Cyl Ax
Format Regristrasi Pasien Ganguan Penglihatan Berat
No Tanggal No.
Rekam Medis
Nama Alamat Umur L/
P
Visus OD
Visus OS
Diagnosa Ket.
Contoh Laporan
Pemantauan aktivitas kegiatan Vision Center secara regular dipastikan oleh pihak puskesmas dan dokter mata di tingkat dua level pelayanan.
Tim koordinator Vision Center bertanggung jawab memastikan performa staf dan evaluasi kegiatan secara periodik.
Panduan Vision Center
Jumlah pasien yang melakukan konseling (mingguan/bulanan) daerah terbanyak /umur/jenis kelamin
Jumlah pasien yang dilakukan koreksi refraksi
(mingguan/bulanan) daerah terbanyak/jumlah/jenis kelamin
Jumlah kacamata yang diresepkan (mingguan/bulanan)
Jumlah pasien yang dirujuk (mingguan/bulanan)
Jumlah anak sekolah yang diskrining
Jumlah guru yang dilakukan pelatihan
Survey kepuasan pasien & Cost Recovery ratio (Income / Pengeluaran)
Indikator Pemantauan
Pemantauan Aktivitas
Sebuah Vision Center harus mencapai kemandirian dalam keuangan untuk menjaga keberlangsungan.
Keuangan dapat berasal dari subsidi pemerintah, asuransi kesehatan, donasi dari pihak luar maupun pendapatan pelayanan (konsultasi).
Biaya pendaftaran dibebankan kepada masyarakat tetapi tidak boleh memberatkan. Keuntungan dari penjualan kacamata dianggap sebagai sumber utama pendapatan keuangan dan dapat mendukung sebagaian besar biaya operasional.
Meningkatkan kualitas pelayanan merupakan kunci daya tarik untuk mendatangkan jumlah pasien.
Panduan Vision Center
Manajemen Keuangan
Panduan Vision Center
Beberapa protokol untuk menjaga kualitas yang dapat diadopsi meliputi:
•
Ketersediaan refraksi manual
•
Ketersediaan daftar pemeriksaan refraksi
•
Ketersediaan algoritma diagnostik
•
Pemeriksaan proses koreksi refraksi dengan sampel dari pasien oleh dokter spesialis mata yang berkunjung.
•
Verifikasi keterampilan diagnostik oleh dokter spesialis mata yang berkunjung
•
Pengecekan 10% sampel kacamata oleh tim koordinator dan dokter spesialis mata yang datang berkunjung
•
Adanya standar proses tindak lanjut pada kasus yang dirujuk
•
Survei kepuasan pasien
•
Tingkat kepatuhan penggunaan kacamata di antara anak-anak sekolah
•
Umpan balik berkala tentang indikator kinerja dan pemantauan keuangan
•
Supervisi yang mendukung
•
Pemantauan dan evaluasi kegiatan yang diusulkan
•
Program edukasi dan pelatihan tahunan untuk personel
vision centerJaminan Kualitas
1. World Health Organization. Universal Eye Health: A Global Action Plan 2014- 2019. World Health Organization. 2013
2. Rachmawati M, Rini M, Halim. A Blindness and Visual Impairment Profile of Rapid Assessment of Avoidable Blindness In Indonesia [Observational Study].
Bandung. Universitas Padjadjaran. 2019
3. Sovani I, Syumarti, Ratnaningsih N, Rini M, Halim A. Rapid Assessment Of Avoidable Blindness (RAAB). Survey Kebutaan Dan Gangguan Penglihatan Di Jawa Barat Tahun 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan in Indonesia. 2014
4. Kemenkes RI. Roadmap of Visual Impairment Control Program in Indonesia 2017-2030.
5. International Agency for the Prevention of Blindness. Vision Centers - Affordable
& accessible community level eye care. 2010.
6. World Health Organization. World Report on Vision. World Health Organization.
2019
7. Murthy, Das T. Vision Centre Manual A VISION 2020: The Right to Sight India Publication. New Delhi. 2011.
8. Ahmed S. Eye care in rural communities: reaching the unreached in Sunderbans.
Community Eye Health Journal. India. 2016.
9. Khanna RC, Sabherwal S, Sil A, Gowth M, Dole K, Kuyyadiyil S, et al. Primary eye care in India – The vision center model. Indian J Ophthalmol 2020. hlm 333-9 10. Dyer G. Planning for VISION 2020 at the District Level A Manual. International
Centre for Eye Health, London School of Hygiene and Tropical Medicine.
London. 2006.
11. Misra V, Vashist P, Malhotra S. Models for Primary Eye Care Services in India.
Indian J Community Med. 2015. hlm 79–84.
12. Khanna RC, Sabherwal S, Sil A. Primary eye care in India - The vision center model. Indian J Ophthalmol. 2020. hlm 333–39.
13. Das AV, Mididoddi S, Kammari P. App-Based Tele Ophthalmology: A Novel Method of Rural Eye Care Delivery Connecting Tertiary Eye Care Center and Vision Centers in India. Int J Telemed Appl. 2019.
14. Mason I. Mathenge W. Equipment for eye care. Comm Eye Health. 2010. hlm 21-22.
15. Singh K. How an eye hospital can be financially sustainable – lessons from India. The International Agency for the Prevention of Blindness. 2019.
16. Lita M, Rini M, Syumarti. Maping Jawa Barat. Oftalmologi Komunitas PMN RS.Mata Cicendo.2020