• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PANDUAN Sub Kelompok 4

N/A
N/A
Dicky Pramudia

Academic year: 2025

Membagikan "BUKU PANDUAN Sub Kelompok 4"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

BAB 1...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan Buku Panduan... 2

BAB II...3

SPESIFIKASI ALAT... 3

2.1 Komponen Utama... 3

2.2 Dimensi dan Kapasitas...4

BAB III...6

CARA KERJA MESIN PELET...6

BAB IV... 7

PETUNJUK PENGGUNAAN... 7

4.1 Langkah Persiapan...7

4.2 Prosedur Operasional... 8

4.3 Tips Penggunaan Aman...10

BAB V... 12

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN... 12

5.1 Cara Membersihkan Komponen...12

5.2 Penanganan Masalah Umum...13

BAB VI... 17

PENUTUP... 17

DAFTAR PUSTAKA...18

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sektor pertanian dan industri, kebutuhan akan efisiensi dan keberlanjutan semakin mendesak. Salah satu solusi untuk memenuhi tantangan ini adalah dengan menggunakan mesin pelet. Mesin pelet berfungsi untuk mengolah bahan-bahan seperti limbah pertanian, biomassa, dan pakan ternak menjadi pelet yang lebih mudah diolah dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Proses pembuatan pelet melibatkan beberapa tahapan, seperti penggilingan, pencampuran, dan pemadatan. Mesin pelet mengubah bahan mentah yang sulit diolah menjadi produk yang seragam dalam ukuran dan kepadatan. Hal ini memudahkan dalam penyimpanan, transportasi, dan juga meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku. Pelet yang dihasilkan memiliki nilai kalor tinggi, menjadikannya alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan.

Indonesia memiliki potensi bahan baku pelet yang melimpah, seperti jerami, sekam padi, dan sisa tanaman lainnya. Namun, meskipun potensi ini besar, penggunaan mesin pelet di kalangan petani dan pelaku industri masih rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang teknologi, terbatasnya akses mesin yang memadai, dan biaya awal yang tinggi.

Seiring meningkatnya kesadaran tentang keberlanjutan dan efisiensi sumber daya, penggunaan mesin pelet menjadi semakin penting. Mesin ini tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas pertanian dan peternakan, tetapi juga mengurangi limbah dan memanfaatkan sumber daya secara optimal. Selain itu, pelet sebagai sumber energi alternatif dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mendukung mitigasi perubahan iklim, dan memperkuat ketahanan energi nasional.

Buku panduan ini disusun untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang mesin pelet, mulai dari prinsip kerja, jenis mesin, hingga cara operasional dan pemeliharaannya. Panduan ini diharapkan bisa menjadi referensi yang berguna bagi petani, pelaku industri, dan pihak-pihak yang tertarik menggunakan teknologi pelet untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan usaha mereka. Dengan demikian, mesin pelet dapat memberikan kontribusi signifikan pada ekonomi dan pelestarian lingkungan.

(4)

Dengan kesadaran yang semakin tinggi akan pentingnya keberlanjutan dan efisiensi sumber daya, pengembangan dan penggunaan mesin pelet menjadi semakin relevan. Melalui inovasi dan peningkatan teknologi, diharapkan mesin pelet dapat dijangkau oleh lebih banyak petani dan pelaku industri, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi limbah.

Selain itu, pelet sebagai sumber energi alternatif akan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Dengan demikian, mesin pelet tidak hanya mendukung peningkatan ekonomi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan.

1.2 Tujuan Buku Panduan

1. Memberikan Pemahaman dasar: Buku ini bertujuan untuk memberikan informasi lengkap tentang alat mesin pelet, cara kerjanya, komponen-komponenya, dan proses pembuatan pelet, agar pembaca lebih memahami teknologi ini.

2. Panduan Pengoperasian: Buku ini ingin mengedukasi petani, pelaku industri, dan masyarakat tentang manfaat serta potensi mesin pelet dalam pengolahan bahan baku, seperti untuk pakan ternak.

3. Menjadi Referensi Praktis: Buku ini disusun untuk menjadi sumber informasi yang mudah diakses dan dipahami, sehingga dapat dijadikan panduan praktis bagi siapa saja yang ingin menggunakan mesin pelet dalam kegiatan sehari-hari.

(5)

BAB II

SPESIFIKASI ALAT

2.1 Komponen Utama

Mesin pelet dirancang untuk mengolah bahan baku menjadi pelet dengan ukuran dan kualitas yang seragam. Untuk menjalankan fungsinya, mesin ini terdiri dari berbagai komponen utama yang saling bekerja sama, seperti alat penggiling, gearbox, pulley, V-belt, saringan pelet, bearing block, dan motor penggerak. Setiap komponen memiliki peran penting mulai dari menggiling bahan baku menjadi partikel kecil, hingga memastikan hasil akhir memiliki ukuran yang konsisten. Pemahaman tentang fungsi dan cara kerja masing-masing bagian akan membantu pengguna mengoperasikan mesin dengan lebih efisien dan menjaga kinerja mesin tetap optimal.

Berikut adalah penjelasan mengenai komponen utama:

Penjelasan Sederhana tentang Komponen Mesin Pembuat Pelet

1. Alat Penggiling (Crusher/Grinder)

o Fungsi: Menghancurkan bahan baku menjadi ukuran kecil dan seragam sebelum dicampur dan dipadatkan.

o Penjelasan: Alat ini menggunakan pisau atau palu berputar untuk memperbesar luas permukaan bahan, sehingga proses pemadatan lebih mudah dan efisien. Hasil gilingan yang halus juga membantu pencampuran bahan jadi lebih merata.

2. Gearbox

o Fungsi: Menyesuaikan kecepatan dan torsi motor agar sesuai kebutuhan mesin.

o Penjelasan: Gearbox mengatur kecepatan komponen mesin, seperti penggiling atau roller. Dengan ini, proses pemadatan jadi lebih optimal.

3. Pulley

o Fungsi: Menghubungkan motor dengan komponen lain, seperti gearbox atau penggiling.

(6)

o Penjelasan: Pulley mentransfer tenaga dari motor ke komponen lain, sambil mengatur arah dan kecepatan rotasi. Pulley juga membantu mengurangi beban motor.

4. V-Belt

o Fungsi: Menyambungkan pulley motor ke pulley gearbox atau komponen lainnya.

o Penjelasan: V-belt memindahkan tenaga motor secara efisien tanpa selip. Selain itu, desainnya membantu menyerap getaran, menjaga mesin tetap stabil.

5. Saringan Pelet (Pellet Screen)

o Fungsi: Memilah pelet berdasarkan ukuran.

o Penjelasan: Pelet yang terlalu besar atau kecil dipisahkan dan diolah ulang, sehingga hasil akhirnya seragam dan berkualitas.

6. Bearing Block

o Fungsi: Menopang poros dan mengurangi gesekan.

o Penjelasan: Bearing block mendukung poros berputar, mengurangi keausan, dan menjaga stabilitas mesin. Ini juga membantu memperpanjang usia komponen.

7. Mesin Motor (Drive Motor)

o Fungsi: Menggerakkan semua komponen mesin.

o Penjelasan: Motor listrik ini memberikan tenaga untuk seluruh proses, mulai dari penggilingan hingga pemadatan. Memilih motor yang sesuai penting untuk menjaga efisiensi kerja mesin.

2.2 Dimensi dan Kapasitas

Mesin pelet sederhana biasanya memiliki desain yang compact dan mudah dioperasikan, sehingga cocok untuk skala rumah tangga atau usaha kecil. Berikut adalah gambaran umum dimensi dan kapasitas mesin pelet:

1. Dimensi Mesin

Mesin pelet sederhana umumnya memiliki ukuran panjang 60 cm; lebar 42 cm; tinggi 74

(7)

cm. Dimensi ini memungkinkan mesin mudah dipindahkan dan tidak memerlukan ruang yang terlalu besar untuk pengoperasiannya.

2. Kapasitas Produksi

Kapasitas mesin pelet bervariasi tergantung pada ukuran motor dan desainnya. Mesin sederhana ini mampu menghasilkan 70–100 kg pelet per jam. Kapasitas ini cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi kecil hingga menengah, seperti untuk pakan ternak atau bahan bakar biomassa.

3. Daya Motor

Motor yang digunakan pada mesin sederhana memiliki daya 5.5 PK, cukup untuk mendukung proses penggilingan, pencampuran, dan pemadatan bahan baku.

Dengan spesifikasi ini, mesin pelet sederhana dirancang untuk efisien, mudah digunakan, dan ekonomis bagi pengguna yang baru memulai produksi pelet.

(8)

BAB III

CARA KERJA MESIN PELET

Mesin pelet bekerja dengan beberapa tahapan utama untuk mengolah bahan baku menjadi pelet yang siap digunakan. Berikut adalah penjelasan alur prosesnya:

1. Penggilingan Bahan Baku

Proses dimulai dengan memasukkan bahan baku, seperti serbuk kayu, erami, atau limbah pertanian lainnya, ke dalam alat penggiling (crusher atau grinder). Alat ini akan

menghancurkan bahan menjadi partikel kecil dan seragam, sehingga mempermudah langkah berikutnya.

2. Pencampuran Bahan

Setelah digiling, bahan baku biasanya dicampur dengan perekat alami atau aditif lainnya untuk meningkatkan kekuatan dan kualitas pelet. Proses pencampuran ini dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mixer tambahan.

3. Pemadatan (Pressing)

Bahan yang telah tercampur dimasukkan ke dalam komponen utama mesin untuk proses pemadatan. Pada tahap ini, bahan ditekan melalui cetakan (die) dengan bantuan roller yang berputar, sehingga terbentuk pelet dengan ukuran dan bentuk tertentu.

4. Pendinginan dan Penyaringan

Pelet yang keluar dari mesin masih dalam kondisi panas dan lembap. Pelet ini kemudian didinginkan secara alami atau menggunakan alat pendingin tambahan. Setelah itu, saringan pelet digunakan untuk memisahkan pelet yang terlalu besar atau kecil agar hasilnya seragam.

5. Pengemasan atau Penyimpanan

Pelet yang telah disaring dan didinginkan siap untuk dikemas atau disimpan sesuai kebutuhan. Pelet berkualitas baik biasanya memiliki tekstur padat, ukuran seragam, dan tidak mudah hancur.

Alur proses ini dirancang agar mudah dipahami dan diikuti, sehingga pengguna dapat memaksimalkan kinerja mesin serta menghasilkan pelet yang berkualitas secara efisien.

(9)

BAB IV

PETUNJUK PENGGUNAAN

4.1 Langkah Persiapan

Agar mesin pelet dapat bekerja optimal dan menghasilkan produk berkualitas, berikut adalah langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan:

1. Periksa Kondisi Mesin

o Pastikan semua komponen mesin, seperti penggiling, pulley, V-belt, dan roller, dalam kondisi baik.

o Periksa sambungan listrik, pastikan tidak ada kabel yang longgar atau rusak.

2. Bersihkan Mesin

o Bersihkan mesin dari debu atau sisa bahan produksi sebelumnya untuk mencegah kontaminasi.

o Pastikan bagian dalam penggiling dan cetakan bebas dari kotoran yang dapat menghambat proses kerja.

3. Siapkan Bahan Baku

o Potong atau hancurkan bahan baku menjadi ukuran yang sesuai agar mudah masuk ke penggiling.

o Keringkan bahan baku jika masih terlalu basah, karena kelembapan berlebih dapat mengganggu proses pemadatan.

4. Periksa Pelumas

o Pastikan semua bagian yang bergerak, seperti bearing block dan gearbox, sudah diberi pelumas sesuai kebutuhan.

o Gunakan pelumas yang direkomendasikan untuk menjaga kinerja mesin.

5. Pasang dan Periksa V-Belt

(10)

o Pastikan V-belt terpasang dengan baik pada pulley dan memiliki ketegangan yang sesuai.

o Hindari V-belt yang terlalu kencang atau longgar karena dapat menyebabkan kerusakan.

6. Nyalakan Mesin Secara Uji Coba

o Hidupkan mesin tanpa bahan baku untuk memastikan semua komponen bekerja dengan baik.

o Perhatikan apakah ada suara tidak normal atau getaran berlebih yang perlu diperbaiki sebelum digunakan.

7. Siapkan Alat Pendukung

o Siapkan wadah untuk menampung pelet yang dihasilkan.

o Jika diperlukan, siapkan alat pendingin atau saringan untuk proses lanjutan.

4.2 Prosedur Operasional

Agar mesin pelet dapat bekerja dengan eifisien dan aman, berikut langkah-langkah operasional yang perlu diikuti:

Panduan Penggunaan Mesin Pelet

Untuk memastikan mesin pelet berfungsi dengan baik, aman, dan menghasilkan produk berkualitas, berikut langkah-langkah yang dapat diikuti:

1. Persiapan Sebelum Menggunakan Mesin

Baca Manual Pengguna

Pelajari panduan penggunaan mesin untuk memahami spesifikasi dan cara kerja yang benar.

Periksa Keamanan

Pastikan semua pelindung mesin terpasang dengan baik dan kabel listrik dalam kondisi aman tanpa kerusakan.

(11)

2. Pengaturan Bahan Baku

Siapkan Bahan Baku

Gunakan bahan yang bersih, kering, dan sesuai ukuran. Jika perlu, lakukan penggilingan dan penyaringan.

Tambahkan Aditif

Jika bahan baku membutuhkan aditif, campurkan secara merata sebelum dimasukkan ke mesin.

3. Pengoperasian Mesin

Nyalakan Mesin

Sambungkan mesin ke listrik dan pastikan indikatornya berfungsi.

Atur Parameter Mesin

Sesuaikan suhu, tekanan, dan kecepatan mesin sesuai jenis bahan baku.

4. Proses Pembuatan Pelet

Masukkan Bahan Baku

Masukkan bahan baku perlahan ke dalam hopper untuk mencegah sumbatan.

Amati Proses

Perhatikan pelet yang keluar, pastikan ukuran dan bentuknya sesuai.

Periksa Kualitas Pelet

Ambil sampel secara berkala untuk memastikan pelet memiliki kekerasan dan kepadatan yang baik.

5. Pendinginan dan Pengemasan

Dinginkan Pelet

Biarkan pelet yang baru keluar dari mesin mendingin agar tidak menempel.

Kemas Pelet

Simpan pelet dalam wadah atau kantong yang rapat untuk menjaga kualitas.

6. Pembersihan Setelah Penggunaan

Matikan Mesin

(12)

Bersihkan Mesin

Hilangkan sisa bahan baku menggunakan sikat atau alat pembersih yang sesuai.

Periksa Kerusakan

Cek kondisi mesin untuk mendeteksi kerusakan atau bagian yang perlu diganti.

7. Penyimpanan Mesin

Simpan mesin di tempat kering dan jauh dari benda-benda yang dapat merusaknya.

8. Catatan Produksi

Buat catatan jumlah pelet yang dihasilkan, kualitasnya, dan kendala selama proses untuk evaluasi di masa depan.

4.3 Tips Penggunaan Aman

Untuk menjaga keselamatan operator dan memastikan mesin pelet beroperasi dengan baik, berikut adalah tips penggunaan aman yang perlu diperhatikan:

1. Periksa Kondisi Mesin

Sebelum menyalakan mesin, periksa semua bagiannya dengan teliti. Pastikan tidak ada yang rusak, longgar, atau aus. Jangan lupa memeriksa kabel listrik dan sambungan agar tidak ada kerusakan.

2. Kenakan Alat Pelindung Diri (APD)

Untuk melindungi diri selama proses kerja, gunakan:

Kacamata pelindung untuk melindungi mata dari debu atau partikel.

Sarung tangan agar tangan aman dari bahan baku dan bagian mesin yang tajam.

3. Jaga Kebersihan Area Kerja

Pastikan tempat kerja selalu bersih dan rapi. Hindari penumpukan bahan baku atau alat- alat yang tidak digunakan di sekitar mesin untuk mencegah risiko kecelakaan.

4. Matikan Mesin Saat Tidak Digunakan

Ketika mesin tidak digunakan atau sedang dalam perawatan, selalu matikan mesin dan cabut dari sumber listrik.

(13)

5. Jangan Ganggu Proses Peletisasi

Biarkan mesin bekerja tanpa gangguan. Jika ada masalah, matikan mesin terlebih dahulu sebelum memeriksa atau mengutak-atiknya.

6. Laporkan Kerusakan

Jika menemukan masalah atau kerusakan pada mesin, segera laporkan kepada pihak yang bertanggung jawab. Jangan mencoba memperbaiki sendiri jika tidak memiliki keahlian yang diperlukan.

7. Simpan Bahan Baku dengan Aman

Letakkan bahan baku di tempat yang aman, jauh dari api atau panas. Pastikan bahan tetap bersih dan tidak terkontaminasi sebelum digunakan.

BAB V

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN

(14)

5.1 Cara Membersihkan Komponen

Membersihkan mesin pelet secara rutin sangat penting untuk menjaga performa dan memperpanjang umur mesin. Kotoran atau sisa bahan baku yang menumpuk pada komponen mesin dapat mengganggu proses produksi dan menurunkan kualitas pelet yang dihasilkan. Oleh karena itu, setelah setiap penggunaan, pastikan semua bagian mesin, terutama yang bersentuhan langsung dengan bahan baku, dibersihkan dengan hati-hati. Pembersihan yang tepat tidak hanya memastikan dan memperkecil risiko kontaminasi pada produk akhir. Berikut ini adalah langkah- langkah sederhana untuk membersihkan mesin pelet dengan aman dan efisien:

1. Persiapan Pembersihan

o Matikan Mesin: Pastikan mesin dalam keadaan mati dan cabut dari sumber listrik untuk mencegah kecelakaan.

o Siapkan Alat dan Bahan: Kumpulkan sikat, kain bersih, air sabun, dan pelumas (jika diperlukan). Kenakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan kacamata pelindung.

2. Membersihkan Bagian Eksterior

o Gunakan kain lembab untuk mengelap permukaan luar mesin agar debu dan kotoran hilang.

o Untuk celah atau sudut yang sulit dijangkau, gunakan sikat kecil untuk membersihkannya.

3. Membersihkan Hopper

o Keluarkan sisa bahan baku dari hopper dengan hati-hati.

o Jika hopper bisa dilepas, cuci dengan air sabun, bilas hingga bersih, dan keringkan sebelum memasangnya kembali.

4. Membersihkan Die dan Roller

o Lepaskan die dan roller untuk mempermudah pembersihan.

o Gunakan sikat untuk membersihkan sisa pelet, lalu cuci dengan air sabun jika diperlukan. Pastikan komponen kering sebelum dipasang kembali.

(15)

5. Membersihkan Sistem Pendingin (Jika Ada)

o Periksa saluran dan kipas pendingin, lalu bersihkan dari debu dan kotoran yang menghambat aliran udara.

6. Membersihkan Komponen Listrik

o Periksa kabel dan sambungan, lalu bersihkan menggunakan kain kering. Hindari penggunaan air pada komponen listrik untuk mencegah kerusakan.

7. Pelumasan

o Setelah komponen bersih dan kering, aplikasikan pelumas pada bagian yang bergerak untuk menjaga kelancaran kinerja mesin.

8. Pemeriksaan dan Pemasangan Kembali

o Periksa semua komponen untuk memastikan tidak ada kerusakan.

o Pasang kembali semua bagian dengan teliti dan pastikan semuanya terpasang dengan benar.

9. Pembersihan Rutin

o Jadwalkan pembersihan secara teratur untuk menjaga mesin tetap dalam kondisi optimal dan memperpanjang masa pakainya.

5.2 Penanganan Masalah Umum

Masalah teknis pada mesin pelet dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama jika mesin digunakan secara intensif. Memahami cara mengidentifikasi dan menangani masalah umum adalah langkah penting untuk memastikan kelancaran operasional. Panduan ini dirancang untuk membantu pengguna mengenali penyebab utama masalah, mengambil langkah pemecahan masalah yang sederhana dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada mesin. Dengan penanganan yang tepat, efisiensi mesin dapat tetap terjaga, dan risiko gangguan operasional dapat

diminimalkan. Berikut tentang penanganan masalah umum yang mungkin terjadi pada alat mesin pelet:

(16)

1. Mesin Tidak Menyala

Penyebab: Mesin mungkin tidak terhubung ke sumber listrik, saklar dalam posisi mati, atau ada kerusakan pada kabel.

Solusi:

o Periksa sambungan listrik dan pastikan mesin terhubung dengan baik.

o Pastikan saklar dalam posisi "ON".

o Periksa kabel dan konektor. Jika ada yang rusak, segera ganti.

2. Bahan Baku Tersumbat di Hopper

Penyebab: Ukuran bahan baku terlalu besar atau bahan terlalu lembap.

Solusi:

o Matikan mesin dan keluarkan bahan baku yang menyumbat.

o Giling bahan menjadi ukuran lebih kecil sebelum dimasukkan.

o Pastikan kadar air bahan baku sesuai standar, sekitar 10-15%.

3. Pelet Tidak Terbentuk dengan Baik

Penyebab: Kadar air tidak tepat, pengaturan mesin kurang sesuai, atau bahan baku berkualitas buruk.

Solusi:

o Periksa kadar air dan sesuaikan jika perlu.

o Atur suhu dan tekanan mesin sesuai jenis bahan baku.

o Gunakan bahan baku yang berkualitas.

4. Pelet Menghasilkan Debu

Penyebab: Bahan baku terlalu kering atau proses peletisasi kurang optimal.

Solusi:

o Tambahkan sedikit air atau aditif untuk meningkatkan kelembapan.

o Pastikan pengaturan mesin berfungsi dengan baik.

(17)

5. Mesin Mengeluarkan Suara Tidak Normal

Penyebab: Bagian mesin aus, kotoran menempel, atau ada bagian longgar.

Solusi:

o Matikan mesin dan periksa semua komponen.

o Bersihkan bagian kotor dan pastikan semua terpasang dengan baik.

o Ganti bagian yang aus.

6. Pelet Pecah atau Rusak

Penyebab: Bahan baku buruk, pengaturan mesin tidak tepat, atau pendinginan kurang baik.

Solusi:

o Gunakan bahan baku berkualitas dan sesuai.

o Atur mesin sesuai spesifikasi.

o Biarkan pelet mendingin sebelum dikemas.

7. Kebocoran Minyak atau Pelumas

Penyebab: Seal atau gasket aus, atau pengisian pelumas berlebihan.

Solusi:

o Periksa seal dan gasket, ganti jika rusak.

o Isi pelumas sesuai petunjuk manual.

8. Mesin Panas Berlebih

Penyebab: Suhu terlalu tinggi, ventilasi buruk, atau pelumasan kurang.

Solusi:

o Sesuaikan pengaturan suhu.

o Pastikan ventilasi mesin memadai.

o Pelumasi bagian yang bergerak secara rutin.

(18)

9. Kualitas Pelet Tidak Konsisten

Penyebab: Bahan baku tidak seragam, pengaturan mesin tidak stabil, atau pencampuran kurang merata.

Solusi:

o Gunakan bahan baku seragam dan berkualitas.

o Pastikan pengaturan mesin stabil.

o Campur bahan baku secara merata sebelum dimasukkan.

(19)

BAB VI PENUTUP

Dalam buku panduan ini, penulis telah membahas berbagai hal penting tentang cara menggunakan, merawat, dan mengatasi masalah pada mesin pelet. Dengan mengikuti petunjuk yang penulis sediakan, penulis berharap pembaca dapat memaksimalkan kinerja mesin pelet pembaca dan menghasilkan pelet berkualitas tinggi.

Menggunakan mesin pelet tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga membantu dalam pengelolaan limbah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih berkelanjutan.

Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan keselamatan, kebersihan, dan pemeliharaan mesin.

Penulis mendorong pembaca untuk terus belajar dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi di industri pelet. Jangan ragu untuk bereksperimen dan berinovasi dalam proses produksi, serta berbagi pengalaman dengan pengguna lainnya.

Semoga buku panduan ini bermanfaat dan dapat menjadi referensi yang berguna dalam pengoperasian mesin pelet pembaca.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Akhmad, Nuraini Lusia, and Naris Wari. "Upaya Peningkatan Produktifitas Pengusaha Lele Melalui Mesin Pelet Lele." Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 7.1 (2017): 1-5.

Anshory, Izza, and Lukman Hudi. "Mesin Cetak Pelet Pakan Ikan untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa Kedungpandan Sidoarjo." Adimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 6.2 (2022): 113-120.

Siregar, C. A., and Affandi Affandi. "Perancangan Mesin Pembuat Pelet Untuk Kelompok Pemuda Berkarya Kecamatan Pahae Jae Guna Meningkatkan Produktifitas Ikan." JURNAL PRODIKMAS Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat 5.1 (2020): 45-49.

Uslianti, Silvia, and Muhammad Saleh. "Rancang Bangun Mesin Pelet Ikan Untuk Kelompok Usaha Tambak Ikan." ELKHA: Jurnal Teknik Elektro 6.2 (2014).

Uslianti, Silvia, and Muhammad Saleh. "Rancang Bangun Mesin Pelet Ikan Untuk Kelompok Usaha Tambak Ikan." ELKHA: Jurnal Teknik Elektro 6.2 (2014).

Referensi

Dokumen terkait